misa.lagu-gereja.com        
 
View : 8080 kali
Khotbah Katolik 2017
Sabtu, 23 September 2017
(Lukas 8:4-15)

Khotbah Katolik Sabtu, 23 September 2017 - Lukas 8:4-15 - BcO 2 Raja-raja 15:1-5,32-35,16:1-8 - Peringatan Wajib St. Pius dari Pietrelcina (Padre Pio)

Sabtu, 23 September 2017
Peringatan Wajib St. Pius dari Pietrelcina (Padre Pio)
1Tim. 6:2c-12; Mzm. 144:1a,2abc,3-4;
Lukas 8:4-15
BcO 2 Raja-raja 15:1-5,32-35,16:1-8
warna liturgi Putih

Lukas 8:4-15
Perumpamaan tentang seorang penabur
8:4 Ketika orang banyak berbondong-bondong datang, yaitu orang-orang yang dari kota ke kota menggabungkan diri pada Yesus, berkatalah Ia dalam suatu perumpamaan: 8:5 "Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis. 8:6 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air. 8:7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai mati. 8:8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat." Setelah berkata demikian Yesus berseru: "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" 8:9 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, apa maksud perumpamaan itu. 8:10 Lalu Ia menjawab: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti. 8:11 Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah. 8:12 Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan. 8:13 Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad. 8:14 Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang. 8:15 Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan."

Penjelasan:


    Kalau perikop pertama yang telah kita bahas di atas tadi diawali dengan uraian tentang kegigihan Kristus dalam memberitakan Injil (ay. 1), maka perikop ini diawali dengan uraian tentang kegigihan orang banyak dalam mendengarkan khotbah-Nya (ay. 4). Ia berjalan keliling dari kota ke kota untuk berkhotbah, sehingga bisa saja kita berpikir bahwa orang-orang di setiap kota itu sudah puas mendengarkan Dia saat Ia mengunjungi kota-kota mereka (kita tahu ada orang-orang yang bersikap seperti ini). Namun, ternyata di sini terdapat juga orang-orang yang datang dari kota ke kota menggabungkan diri pada Yesus, dan tidak sabar menunggu sampai Ia datang kepada mereka, atau merasa telah mendengar cukup banyak saat Ia meninggalkan mereka. Mereka menggabungkan diri pada-Nya saat Ia berjalan menghampiri mereka, tetapi juga mengikuti-Nya saat Ia meninggalkan mereka. Dan Kristus sendiri pun tidak mencari-cari alasan dengan memanfaatkan hal ini untuk tidak pergi dari kota ke kota, bahwa orang-orang dari kota-kota itu sudah datang kepada-Nya, jadi Ia tidak perlu mengunjungi mereka. Sebab, meskipun ada yang mendatangi-Nya, namun, kebanyakan orang tidak punya keinginan menyala-nyala untuk datang kepada-Nya. Itulah sebabnya mengapa Ia begitu merendahkan diri sehingga mau datang kepada mereka, karena Ia berkenan ditemukan oleh orang yang tidak mencari-Nya (Yes. 65:1).
    Di sini sepertinya terdapat kumpulan orang yang sangat banyak, orang banyak berbondong-bondong datang. Ada ikan berlimpah-limpah yang siap untuk dijaring. Dan Ia siap dan bersedia untuk mengajar, sama seperti orang banyak itu juga siap untuk diajar.
    Dalam ayat-ayat ini kita temukan:

    I. Aturan-aturan dan peringatan-peringatan yang penting dan sangat baik dalam mendengar firman-Nya. Aturan-aturan ini disampaikan-Nya melalui perumpamaan penabur, disertai penjelasan dan penerapannya, dan hal ini telah dua kali kita baca sebelumnya dengan lebih terperinci.

    Ketika Kristus menyampaikan perumpamaan ini:

        . Para murid ingin mengetahui artinya (ay. 9). Mereka bertanya kepada-Nya, apa maksud perumpamaan itu. Perhatikanlah, kita harus memiliki keinginan sungguh untuk mengetahui maksud yang sebenarnya dan seluas-seluasnya dari firman yang kita dengar, supaya kita tidak salah mengerti.
        . Kristus menyadarkan mereka betapa beruntungnya mereka karena beroleh kesempatan mengetahui rahasia dan makna firman-Nya, yang tidak didapatkan orang lain: Kepadamu diberi karunia (ay. 10). Perhatikanlah, orang-orang yang ingin menerima pengajaran dari Kristus harus mengetahui dan memikirkan betapa istimewanya hak yang mereka peroleh karena mendapatkan pengajaran dari-Nya, betapa istimewanya hak itu karena boleh dibimbing menuju terang, sementara orang lain tetap berada dalam kegelapan yang sangat pekat. Berbahagialah kita dan berutang budi selamanya karena anugerah yang cuma-cuma, jika hal yang sama merupakan perumpamaan bagi orang lain dan sekadar menjadi penghibur hati bagi mereka, hal tersebut justru menjadi kebenaran yang terbuka jelas bagi kita, yang olehnya kita dicerahi, dikendalikan dan dibentuk.

        Sekarang, dari perumpamaan itu sendiri dan juga penjelasannya, perhatikanlah bahwa:

            (1) Hati manusia seperti tanah bagi benih atau firman Allah.

            Hati itu mampu menerimanya dan menghasilkan buah darinya. Namun, kecuali benih itu ditabur di dalamnya, tanah itu tidak akan menghasilkan apa pun yang berharga. Karena itu penting sekali untuk mempersatukan benih dengan tanah itu. Untuk apa benih yang kita baca dalam Kitab Suci itu, jika tidak ditaburkan? Dan untuk apa tanah dalam hati kita, jika tidak ditaburi dengan benih itu?

            (2) Keberhasilan menanam benih sangat bergantung pada sifat dan keadaan tanahnya, apakah siap atau tidak siap menerima benih itu. Firman Allah adalah bagi kita, bau kehidupan yang menghidupkan, atau bau kematian yang mematikan.
            (3) Iblis adalah musuh yang tidak kentara dan pendendam, yang suka mencegah kita memperoleh manfaat dari firman Allah. Ia merampas firman itu dari dalam hati pendengar yang acuh tak acuh, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan (ay. 12).

            Hal ini ditambahkan di sini untuk mengajar kita bahwa:

                [1] Kita tidak dapat diselamatkan kecuali kita percaya.

                Perkataan Injil tidak akan menyelamatkan kita kecuali disertai iman.

                [2] Oleh sebab itu Iblis akan berbuat apa saja untuk mencegah kita percaya, untuk membuat kita tidak mempercayai firman itu saat kita membaca atau mendengarnya. Atau, jika kita mendengarkannya pada saat ini, ia membuat kita melupakannya kembali dan hanyut (Ibr. 2:1). Atau, kalaupun kita mengingatnya, dia menciptakan prasangka buruk dalam pikiran kita terhadap firman itu atau mengalihkan pikiran kita ke hal lain. Semua ini dilakukannya supaya kita jangan percaya dan diselamatkan, supaya jangan kita percaya dan bersukacita, sementara dia percaya dan gemetar.
            (4) Ketika firman Allah didengarkan dengan acuh tak acuh, biasanya juga terdapat rasa benci terhadapnya. Di sini ditambahkan dalam perumpamaan itu bahwa benih yang jatuh di pinggir jalan diinjak orang (ay. 5). Mereka yang dengan sengaja menutup telinga terhadap firman itu, sebenarnya telah menginjak-injaknya di bawah kaki. Mereka menghina perintah TUHAN.
            (5) Orang-orang yang terkesan oleh firman tetapi tidak berakar dan sebentar saja, akan menampakkan kemunafikan mereka saat pencobaan datang, bagaikan benih yang jatuh di tanah berbatu-batu sehingga tidak berakar (ay. 13). Orang-orang seperti ini percaya sebentar saja. Pengakuan mereka tampak menjanjikan, tetapi dalam masa pencobaan mereka murtad dari maksud awal yang baik itu. Tidak peduli pencobaan itu berasal dari senyuman atau kemuraman dunia ini, tetap saja mereka mudah dikalahkan olehnya.
            (6) Sama seperti hal-hal lainnya, kenikmatan hidup adalah duri-duri berbahaya dan jahat yang menghimpit benih firman yang baik. Hal ini ditambahkan di sini (ay. 14) dan tidak dicatat dalam kitab-kitab Injil yang lain. Orang-orang yang tidak terjerat dalam kekhawatiran hidup ini, yang tidak terpedaya dengan tipu daya kekayaan, janganlah membangga-banggakan diri bahwa mereka sudah mati terhadap hal-hal tersebut, karena mereka bisa saja dijauhkan dari sorga bila terperosok dalam kemalasan dan terbuai dalam kenyamanan dan kesenangan indrawi, walaupun bebas dari tipu daya kekayaan. Hal-hal yang menyukakan indra, sekalipun diperbolehkan, bisa merusak jiwa, bila dinikmati secara berlebihan.
            (7) Tidaklah cukup bila menghasilkan buah saja, buah itu juga harus sempurna, harus matang betul. Jika tidak, ini sama saja dengan tidak menghasilkan buah sama sekali. Istilah tidak berbuah yang digunakan dalam Injil Matius dan Markus sama artinya dengan istilah tidak menghasilkan buah yang matang yang digunakan di sini. Karena factum non dicitur quod non perseverat -- ketekunan diperlukan untuk menghasilkan kesempurnaan suatu pekerjaan.
            (8) Tanah yang baik, yang menghasilkan buah yang matang, adalah hati yang jujur dan baik, yang siap menerima pengajaran dan perintah (ay. 15). Hati yang bebas dari pencemaran dosa, terpancang dengan teguh pada Allah dan kewajiban terhadap-Nya, hati yang tulus dan lembut, yang tergetar mendengar firman itu, itulah hati yang tulus dan baik, yang setelah mendengar firman itu, mengertinya (seperti yang dikatakan dalam Matius), menyambutnya (seperti yang tertulis dalam Markus), dan menyimpannya (seperti yang tertulis di sini), karena tanah bukan sekadar menyambut, tetapi juga menyimpan benih itu. Perut bukan sekadar menerima, tetapi juga menyimpan makanan.



BcO 2 Raja-raja 15:1-5,32-35,16:1-8

Azarya, raja Yehuda
15:1 Dalam tahun kedua puluh tujuh zaman Yerobeam, raja Israel, Azarya, anak Amazia raja Yehuda menjadi raja. 15:2 Ia berumur enam belas tahun pada waktu ia menjadi raja dan lima puluh dua tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Yekholya, dari Yerusalem. 15:3 Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN, tepat seperti yang dilakukan Amazia, ayahnya. 15:4 Namun demikian, bukit-bukit pengorbanan tidaklah dijauhkan. Bangsa itu masih mempersembahkan dan membakar korban di bukit-bukit itu. 15:5 Maka TUHAN menimpakan tulah kepada raja, sehingga ia sakit kusta sampai hari kematiannya, dan tinggal dalam sebuah rumah pengasingan. Dan Yotam, anak raja, mengepalai istana dan menjalankan pemerintahan atas rakyat negeri itu.

Yotam, raja Yehuda
15:32 Dalam tahun kedua zaman Pekah bin Remalya, raja Israel, Yotam, anak Uzia raja Yehuda menjadi raja. 15:33 Ia berumur dua puluh lima tahun pada waktu ia menjadi raja dan enam belas tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Yerusa, anak Zadok. 15:34 Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN, tepat seperti yang dilakukan Uzia, ayahnya. 15:35 Namun demikian, bukit-bukit pengorbanan tidaklah dijauhkan. Bangsa itu masih mempersembahkan dan membakar korban di bukit-bukit itu. Ia mendirikan Pintu Gerbang Tinggi di rumah TUHAN.

Ahas, raja Yehuda
16:1 Dalam tahun ketujuh belas zaman Pekah bin Remalya, Ahas anak Yotam raja Yehuda menjadi raja. 16:2 Ahas berumur dua puluh tahun pada waktu ia menjadi raja dan enam belas tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Ia tidak melakukan apa yang benar di mata TUHAN, Allahnya, seperti Daud, bapa leluhurnya, 16:3 tetapi ia hidup menurut kelakuan raja-raja Israel, bahkan dia mempersembahkan anaknya sebagai korban dalam api, sesuai dengan perbuatan keji bangsa-bangsa yang telah dihalau TUHAN dari depan orang Israel. 16:4 Ia mempersembahkan dan membakar korban di bukit-bukit pengorbanan dan di atas tempat-tempat yang tinggi dan di bawah setiap pohon yang rimbun. 16:5 Pada waktu itu majulah Rezin, raja Aram, dan Pekah bin Remalya, raja Israel, untuk memerangi Yerusalem. Dan mereka mengepung Ahas, tetapi mereka tidak dapat mengalahkan dia. 16:6 Pada masa itu Rezin, raja Aram, mengembalikan Elat kepada Edom, lalu ia mengusir orang-orang Yehuda dari Elat. Datanglah orang-orang Edom ke Elat dan diam di sana sampai hari ini. 16:7 Ahas menyuruh utusan-utusan kepada Tiglat-Pileser, raja Asyur, mengatakan: "Aku ini hambamu dan anakmu. Majulah dan selamatkanlah aku dari tangan raja Aram dan dari tangan raja Israel, yang telah bangkit menyerang aku." 16:8 Ahas mengambil perak dan emas yang terdapat dalam rumah TUHAN dan dalam perbendaharaan istana raja, dan mengirimnya kepada raja Asyur sebagai persembahan

Penjelasan:

* 2Raj 15:1 - Dalam tahun kedua puluh tujuh zaman Yerobeam
Dalam tahun kedua puluh tujuh zaman Yerobeam. Lihat tafsiran 14:17.

* 2Raj 15:3 - Ia melakukan apa yang benar
Ia melakukan apa yang benar. Dia mengikuti kehidupan awal dari ayahnya Amazia.

* 2Raj 15:5 - Maka Tuhan menimpakan tulah kepada raja
Maka Tuhan menimpakan tulah kepada raja. Uzia ikut campur tangan di dalam urusan imam (II Taw. 26:17 dst.) dan karena tindakan itu dia terkena kusta (bdg. Bil. 12:10; Ul. 24:8, 9; II Sam. 3:29; II Raj. 5:27). Ketiadaan wawasan rohani di dalam diri Azarya, yang ditunjukkan dengan tindakannya membiarkan penyembahan di bukit-bukit pengorbanan berlanjut terus, ikut memainkan peranan di dalam usahanya mengendalikan para imam (bdg. II Taw. 26:16).

* Raja-raja yang memimpin Yehuda pada periode ini relatif lebih baik daripada raja-raja Israel. Azarya (2Raj. 15:1-7) dan Yotam, keduanya menjauhkan diri baik dari penyembahan berhala maupun dari beribadah kepada dewa-dewi bangsa kafir (ayat 34). Sayangnya, kesungguhan mereka mengikut Tuhan tidak cukup tuntas. Sama seperti Azarya (2Raj. 15:4), Yotam masih membiarkan rakyat memberikan persembahan kurban di bukit-bukit pengurbanan (ayat 35) mengikuti kebiasaan bangsa-bangsa kafir dan perbuatan keliru Israel. Padahal ada Bait Allah yang telah ditetapkan Tuhan untuk digunakan beribadah kepada-Nya.

* Ahas berpaling dari Tuhan
Iman sejati selalu mengakui bahwa Tuhanlah sumber pertolongan satu-satunya dan bahwa Tuhan juga dapat menggunakan orang lain sebagai agen pertolongan-Nya. Orang yang memiliki iman seperti itu seharusnya tidak mengandalkan apa pun selain Tuhan.
Sayang sekali, Raja Ahas, putra Yotam, tidak memiliki iman seperti ayah dan leluhurnya (ayat 2). Raja Ahas hidup seperti para raja Israel yang menyembah berhala bahkan ia juga melakukan ritual jahat mereka (ayat 3-4). Namun, karena Ahas keturunan Daud, Tuhan tetap menyatakan anugerah-Nya. Tuhan melepaskan Ahas dari para musuh yang mengepung-nya (ayat 5). Bukannya mengakui pertolongan Tuhan dan menaikkan syukur kepada-Nya, Ahas justru menambah dosa, yaitu bersekutu dengan Asyur. Daftar dosa yang lain adalah mengambil harta milik Bait Allah untuk dijadikan upeti bagi raja Asyur (ayat 7-9);


Label:   Lukas 8:4-15 



Daftar Label dari Kategori Khotbah Katolik 2017
Lukas 10:13-16(1)
Lukas 10:17-24(1)
Lukas 10:25-37(1)
Lukas 11:27-28(1)
Lukas 14:1,7-11(1)
Lukas 18:1-8(1)
Lukas 1:39-56(1)
Lukas 20:27-40(1)
Lukas 24:13-35(1)
Lukas 2:22-40(1)
Lukas 6:12-19(1)
Lukas 6:43-49(1)
Lukas 7:1-10(1)
Lukas 8:16-18(1)
Lukas 8:4-15(1)
Lukas 9:43b-45(1)
Markus 13:33-37(1)
Matius 10:17-22(1)
Matius 10:26-33(1)
Matius 10:37-42(1)
Matius 13:1-23(1)
Matius 13:24-43(1)
Matius 16:13-20(1)
Matius 17:1-9(2)
Matius 18:1-5,10(1)
Matius 1:1-25(1)
Matius 20:1-16a(1)
Matius 21:28-32(1)
Matius 21:33-43(1)
Matius 25:31-46(1)
Matius 4:1-11(1)
Matius 4:12-23(1)
Matius 5:13-16(1)
Matius 5:17-37(1)
Matius 5:38-48(1)
Matius 6:24-34(1)
Matius. 5:1-12(1)
Yohanes 10:1-10(1)
Yohanes 11:1-45(1)
Yohanes 14:1-12(1)
Yohanes 14:15-21(1)
Yohanes 1:1-18(1)
Yohanes 1:29-34(1)
Yohanes 20:19-23(1)
Yohanes 3:16-18(1)
Yohanes 4:5-42(1)
Yohanes 9:1-41(1)




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Khotbah Katolik 2017 Minggu, 24 September 2017 - Matius 20:1-16a - BcO Yesaya 6:1-13 - Hari Minggu Biasa XXV

PREV:
Khotbah Katolik Senin, 18 September 2017 - Lukas 7:1-10 - BcO Hosea 9:1-14 - Yosef dari Copertino, Yohanes Makias


All Garis Besar





Arsip Khotbah Katolik 2017..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)