|
Minggu, 17 Maret 2024 Renungan Katolik Minggu, 17 Maret 2024 - Yohanes 12:20-33 - BcO Bilangan 12:1-15 - HARI MINGGU PRAPASKAH V#tag: Keinginan Beberapa Orang Yunani untuk Melihat Kristus; Imbalan bagi Para Hamba Kristus, Kesaksian Sorgawi tentang Kristus; Percakapan Kristus dengan Orang Banyak Minggu, 17 Maret 2024 HARI MINGGU PRAPASKAH V Yer. 31:31-34; Mzm. 51:3,4,12-13,14-15; Ibr. 5:7-9; Yohanes 12:20-33. BcO Bilangan 12:1-15 Warna Liturgi Ungu MT/BPI Edisi Baru: 115, 965 Lama: 830, 965 Saran Nyanyian: PS 486, 487, 598, 599, 601, 606 Baca Juga: Yohanes 12:20-33 Yesus memberitakan kematian-Nya 12:20 Di antara mereka yang berangkat untuk beribadah pada hari raya itu, terdapat beberapa orang Yunani. 12:21 Orang-orang itu pergi kepada Filipus, yang berasal dari Betsaida di Galilea, lalu berkata kepadanya: "Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus." 12:22 Filipus pergi memberitahukannya kepada Andreas; Andreas dan Filipus menyampaikannya pula kepada Yesus. 12:23 Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan. 12:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. 12:25 Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. 12:26 Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa. 12:27 Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. 12:28 Bapa, muliakanlah nama-Mu!" Maka terdengarlah suara dari sorga: "Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya lagi!" 12:29 Orang banyak yang berdiri di situ dan mendengarkannya berkata, bahwa itu bunyi guntur. Ada pula yang berkata: "Seorang malaikat telah berbicara dengan Dia." 12:30 Jawab Yesus: "Suara itu telah terdengar bukan oleh karena Aku, melainkan oleh karena kamu. 12:31 Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar; 12:32 dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku." 12:33 Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati. Penjelasan: * Keinginan Beberapa Orang Yunani untuk Melihat Kristus; Imbalan bagi Para Hamba Kristus (12:20-26) Di sini, Kristus dihormati oleh beberapa orang Yunani yang ingin bertemu dengan-Nya. Kita tidak diberi tahu kapan tepatnya peristiwa itu terjadi pada minggu terakhir Kristus itu, mungkin bukan di hari yang sama saat Ia memasuki Yerusalem (sebab hari itu dihabiskan untuk melayani orang banyak), melainkan sehari atau dua hari sesudahnya. I. Kita diberi tahu mengenai siapa yang memberikan penghormatan kepada Tuhan kita Yesus: Beberapa orang Yunani di antara mereka yang berangkat untuk beribadah pada hari raya itu (ay. 20). Beberapa pihak berpendapat bahwa mereka itu adalah orang-orang Yahudi yang telah tersebar, sebagian dari kedua belas suku Israel yang telah tercerai-berai di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, dan kemudian disebut sebagai orang-orang Yunani, orang-orang Yahudi Helenis, yaitu berbudaya Yunani tetapi bukan keturunan asli Yunani. Akan tetapi, ada pihak lain juga yang berpendapat bahwa mereka itu orang-orang bukan Yahudi, yaitu yang mereka sebut sebagai penganut-penganut agama Yahudi di pintu gerbang, seperti si sida-sida dan Kornelius. Agama alamiah yang tulus kini menemui sokongan terbaik dari antara orang Yahudi, sehingga mereka yang saleh dari antara bangsa bukan Yahudi pun dapat menggabungkan diri dalam ibadah mereka, sejauh yang diperkenankan. Ada penyembah-penyembah Allah yang saleh, bahkan di antara mereka yang dianggap orang asing oleh rakyat negeri Israel. Datangnya banyak orang bukan-Yahudi ke Bait Allah di Yerusalem terjadi di masa-masa terakhir gereja Yahudi. Ini merupakan sebuah pertanda yang membahagiakan mengenai runtuhnya tembok pemisah antara orang Yahudi dan bukan Yahudi. Pelarangan imam untuk menerima persembahan atau korban dari seorang yang bukan Yahudi (yang dilakukan oleh Eleazar, anak dari Ananias, sang Imam Besar) dikatakan oleh sejarawan Yosefus sebagai salah satu penyebab mengapa orang-orang Romawi menyerang mereka (dalam bukunya Perang Yahudi 2, hlm. 409-410). Meskipun orang-orang Yunani ini, jika tidak disunat, tidak diperkenankan makan dalam perjamuan Paskah, mereka tetap datang untuk beribadah pada hari raya itu. Kita harus memakai hak-hak istimewa yang kita miliki dengan penuh rasa syukur, meskipun ada hak-hak istimewa lain yang tidak diperkenankan bagi kita. II. Penghormatan seperti apa yang diberikan oleh mereka kepada Kristus: Mereka ingin berkenalan dengan-Nya (ay. 21). Setelah datang untuk beribadah di hari raya itu, mereka ingin mempergunakan kesempatan itu sebaik mungkin, dan karena itulah mereka memohon kepada Filipus supaya ia menolong mereka mencari jalan untuk dapat bercakap-cakap secara pribadi dengan Tuhan Yesus. . Terdorong oleh keinginan yang begitu besar untuk bertemu dengan Kristus, mereka pun sangat giat berusaha dengan cara-cara yang sesuai. Mereka tidak menganggap hal itu mustahil untuk dilakukan, meski ada begitu banyak orang lain berkerumun untuk mendapat kesempatan berbicara dengan-Nya. Akan tetapi, mereka juga tidak berpangku tangan saja sambil memimpikan kesempatan itu menghampiri mereka dengan sendirinya, melainkan bertekad untuk mengupayakannya sedapat mungkin. Perhatikanlah, orang-orang yang ingin mengenal Kristus lebih dalam lagi, harus terus berusaha untuk itu. . Mereka meminta pertolongan Filipus, salah satu dari murid Kristus. Sebagian orang berpendapat bahwa mereka telah mengenal Filipus sebelumnya, dan mereka tinggal dekat dengan Betsaida di Galilea, tempat kediaman orang-orang bukan Yahudi. Hal ini mengajarkan kita untuk selalu memelihara hubungan baik dengan orang-orang saleh, supaya kita dapat mengenal Kristus lebih dalam lagi melalui mereka. Bergaul dengan orang-orang yang mengenal Tuhan adalah hal yang baik untuk dilakukan. Akan tetapi, jika orang-orang Yunani ini tinggal di dekat Galilea, besar kemungkinan mereka pernah mengikuti Kristus di sana, tempat di mana Kristus menghabiskan sebagian besar waktu-Nya. Karena itulah saya cenderung beranggapan bahwa mereka meminta bantuan Filipus hanya karena mereka melihatnya sebagai seorang pengikut dekat Kristus, dan dialah yang pertama kali dapat mereka hampiri untuk berbicara. Hal itu merupakan contoh betapa dalamnya pemujaan mereka terhadap Kristus, sampai-sampai mereka berusaha untuk berkenalan dengan salah satu murid-Nya supaya bisa mendapatkan kesempatan untuk bercakap-cakap dengan Kristus. Ini menunjukkan bahwa mereka menganggap-Nya sebagai seorang besar, meskipun penampilan luar-Nya begitu sederhana. Orang-orang yang kini mau melihat Kristus dalam iman karena Dia telah ada di sorga, harus meminta pertolongan para hamba-Nya yang telah Ia utus untuk tujuan ini, yaitu untuk membimbing jiwa-jiwa yang malang sewaktu mereka mencari Kristus. Paulus harus pergi menemui Ananias, dan Kornelius harus menemui Petrus. Dibawanya orang-orang Yunani tersebut ke dalam pengenalan akan Kristus melalui Filipus menunjukkan tugas para rasul dan kegunaan pelayanan mereka dalam pertobatan orang-orang bukan Yahudi ke dalam iman, serta pemuridan bangsa-bangsa. . Kalimat yang mereka ucapkan kepada Filipus pendeknya demikian: Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus. Mereka memanggil Filipus dengan sebutan hormat, sebagai seorang yang terpandang karena hubungannya yang erat dengan Kristus. Tujuan mereka adalah untuk bertemu dengan Yesus. Bukan hanya untuk melihat wajah-Nya saja supaya saat mereka pulang nanti mereka bisa bercerita bahwa mereka telah melihat orang yang telah menjadi buah bibir masyarakat selama ini (mungkin mereka telah melihat Dia sebelumnya di antara kerumunan orang banyak), melainkan juga untuk berbincang-bincang dengan-Nya secara bebas dan diajar oleh-Nya, sebab Ia jarang sekali memiliki waktu luang karena tangan-Nya selalu sibuk bekerja untuk orang banyak. Kini, saat mereka telah datang untuk beribadah di hari raya itu, mereka pun ingin bertemu dengan Yesus. Perhatikan, saat kita menghadiri ibadah-ibadah yang kudus, terutama perayaan Paskah Injil, keinginan terbesar dari jiwa kita haruslah untuk bertemu dengan Yesus. Juga, kita harus rindu untuk mengenal-Nya lebih dalam lagi, semakin bergantung kepada-Nya, menjadi semakin selaras dengan-Nya, melihat-Nya sebagai milik kita dan terus bersekutu dengan-Nya serta mendapatkan anugerah-Nya. Kita tidak mencapai maksud kita, jika tidak bertemu dengan Yesus saat kita datang beribadah. . Inilah pemberitahuan yang diberikan Filipus kepada Gurunya (ay. 22). Dia memberi tahu Andreas, yang juga berasal dari Betsaida dan merupakan rekan yang paling tua dari antara para rasul, sebaya dengan Petrus, untuk meminta nasihatnya mengenai apa yang harus dilakukan, apakah boleh atau tidak, sebab Kristus kadang kala berkata bahwa Ia hanya diutus kepada umat Israel. Kemudian mereka setuju untuk membantu orang-orang itu, tetapi Filipus ingin supaya Andreas menemaninya juga, sebab mereka ingat janji Kristus untuk memberi bantuan, jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga (Mat. 18:19). Perhatikan, para hamba Kristus harus saling menolong dan sepakat untuk menolong jiwa-jiwa supaya dapat menghampiri Kristus: berdua lebih baik dari pada seorang diri. Kelihatannya, Andreas dan Filipus menyampaikan pesan itu kepada Kristus sewaktu Dia sedang mengajar orang banyak, sebab kita mendapati (ay. 29) tentang orang banyak yang berdiri di situ. Akan tetapi, Kristus memang jarang didapati sendirian saja. III. Penerimaan Kristus atas penghormatan yang diberikan kepada-Nya itu, yang ditunjukkan dengan perkataan-Nya kepada orang-orang mengenai hal itu (ay. 23 dst.). Ia menubuatkan penghormatan yang harus diterima-Nya karena orang-orang mengikuti Dia (ay. 23-24), dan penghormatan yang akan dimiliki oleh orang-orang yang mengikuti Dia (ay. 25-26). Hal ini dimaksudkan untuk mengajar dan membesarkan hati orang-orang Yunani tersebut, dan juga orang-orang lain yang ingin mengenal-Nya. . Saat itu Ia telah dapat melihat tuaian yang melimpah di dalam pertobatan orang-orang bukan Yahudi, yang bisa dianggap sebagai buah-buah pertama yang dihasilkan (ay. 23). Kepada kedua orang murid yang tadi ragu-ragu untuk menyampaikan pesan baik atas nama orang-orang Yunani itu, Kristus berkata bahwa telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan, yakni melalui masuknya orang-orang bukan Yahudi ke dalam Gereja-Nya, dan supaya hal ini terjadi, Ia harus terlebih dahulu ditolak oleh orang-orang Yahudi. Perhatikanlah: (1) Tujuan akhir yang telah dirancangkan, yaitu dimuliakannya Sang Penebus: "Dan bukankah demikian? Bukankah orang-orang bukan-Yahudi mulai mencari Aku? Tidakkah Sang Bintang Timur menampakkan diri di hadapan mereka? Dan Fajar yang terberkati itu, yang mengetahui tempat dan waktu-Nya, tidakkah Dia mulai memegang ujung-ujung bumi? Jadi kalau begitu, saatnya telah tiba bagi Anak Manusia untuk dipermuliakan." Hal ini bukanlah sesuatu yang mengejutkan bagi Kristus, tetapi menjadi sebuah pernyataan yang penuh pertentangan bagi mereka yang ada di sekeliling Dia. (2) Cara aneh yang melaluinya tujuan tersebut tercapai, yaitu melalui kematian Kristus, yang diungkapkan dalam bentuk kiasan (ay. 24): "Aku berkata kepadamu, kalian yang telah aku beritahukan tentang kematian dan penderitaan-Ku: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh, bukan hanya di atas, melainkan sampai masuk ke dalam tanah dan mati, lalu terkubur dan lenyap, ia tetap satu biji saja, dan kamu tidak akan melihatnya lagi. Tetapi jika ia mati sesuai dengan hukum alam (jika tidak demikian, maka hal itu merupakan suatu mujizat), ia akan menghasilkan banyak buah, sebab Allah mengaruniakan sebuah tubuh bagi masing-masing benih." Kristus adalah Biji Gandum itu, benih yang paling berharga dan bermanfaat. Nah, di sini terdapat, - Penegasan tentang keharusan Kristus untuk menanggung banyak penghinaan. Dia tidak akan menjadi akar dan kepala yang menghidupkan dan menggerakkankan gereja-Nya jika Dia tidak menunaikan penebusan kita dengan cara turun dari sorga ke atas bumi yang terkutuk ini, lalu naik dari bumi ini ke atas kayu salib yang terkutuk itu. Dia harus menyerahkan nyawa-Nya kepada maut, sebab kalau tidak begitu, kepada-Nya tidak akan dibagikan orang-orang besar sebagai rampasan (Yes. 53:12). Kepada-Nya akan diberikan sebuah benih, tetapi Ia harus terlebih dahulu mencurahkan darah-Nya untuk membeli dan menyucikan mereka, harus memenangkan mereka dan kemudian membawa mereka. Demikian pula, sebagai prasyarat untuk memperoleh kemuliaan yang akan didapat-Nya, harus ada pertambahan jumlah orang yang bergabung dalam Gereja-Nya. Jika Dia tidak dijadikan penebus dosa melalui penderitaan-Nya, dan dengan demikian membawa serta kebenaran yang kekal, Dia tidak akan layak menjadi penghiburan bagi orang-orang yang akan datang kepada-Nya, dan akan tetap seorang diri saja. - Kebaikan yang diperoleh melalui penghinaan yang diterima oleh Kristus digambarkan di sini. Melalui penjelmaan-Nya menjadi seorang manusia, Ia jatuh ke tanah, kemudian tampak terkubur hidup-hidup di dalam bumi ini sehingga kemuliaan-Nya menjadi begitu terhalang. Bukan hanya itu, Dia juga mati. Benih yang kekal ini harus tunduk terhadap hukum kematian. Dia terbaring dalam kubur seperti sebuah benih yang terkubur di dalam tanah. Namun, sebagaimana benih itu kemudian muncul lagi dalam keadaan hijau, segar, berkembang dan tumbuh pesat, begitu pula seorang Kristus yang mati mengumpulkan kepada-Nya ribuan orang-orang Kristen yang hidup, dan Ia pun menjadi akar mereka. Dengan demikian, keselamatan jiwa-jiwa dari mulai saat itu sampai akhir zaman nanti berutang pada kematian Benih Gandum ini. Dengan demikian, Bapa dan Anak dipermuliakan, gereja bertumbuh, dan kesatuan tubuh rohani terpelihara, dan pada akhirnya nanti akan disempurnakan. Lalu, saat waktu sudah berhenti, setelah berhasil membawa banyak putra ke dalam kemuliaan melalui kematian-Nya dan disempurnakan melalui penderitaan-Nya, Sang Pemimpin keselamatan kita itu pun akan diagung-agungkan untuk selamanya melalui puji-pujian dari para orang kudus dan malaikat yang memuja-Nya (Ibr. 2:10, 13). . Sebelum waktunya, Kristus menyatakan dan menjanjikan imbalan yang melimpah bagi orang-orang yang menerima diri-Nya dan Injil-Nya serta kepentingan Injil dengan senang hati. Orang-orang demikian harus menunjukkan penerimaan mereka itu melalui kesetiaan mereka dalam menderita bagi Dia atau dalam melayani-Nya. (1) Dalam menderita bagi Kristus (ay. 25): Barangsiapa mencintai nyawanya lebih daripada Kristus, ia akan kehilangan nyawanya itu. Tetapi, barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini dan lebih memilih anugerah Allah dan kepentingan Kristus, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. Ajaran inilah yang begitu ditekankan Kristus, sebab ajaran tersebut merupakan rancangan besar dari agama-Nya untuk melepaskan keterikatan kita dengan dunia ini, dengan mempersiapkan kita bagi dunia yang lain. - Lihatlah di sini akibat mematikan yang disebabkan oleh kecintaan berlebihan akan kehidupan. Banyak orang memeluk dirinya sendiri sampai mati, dan kehilangan nyawa mereka karena mencintainya secara berlebihan. Orang yang begitu mencintai hidup jasmaninya ini sampai memuaskan keinginannya dan memanjakan nafsu serta merawat tubuhnya untuk memuaskan keinginannya, justru akan memperpendek umurnya dengan melakukan hal tersebut, kehilangan hidup yang begitu digemarinya itu dan kehidupan yang jauh lebih baik dari itu. Orang yang begitu mendewa-dewakan kehidupan jasmani serta segala perkara dan kesenangan di dalamnya sampai-sampai dia menolak Kristus karena takut kehilangan semua itu, justru akan kehilangan hidupnya itu. Ia akan kehilangan kebahagiaan sejati di dunia yang lain, saat ia sedang mengamankan kebahagiaan semunya di dunia ini. Kulit ganti kulit. Orang bisa memberikan nyawanya dan mendapat ganti rugi yang baik, tetapi orang yang menyerahkan jiwanya, Allah-nya, sorganya, hanya demi nyawanya, akan menderita kerugian yang sangat besar dan dikutuk karena kebodohannya, seperti seorang yang menjual hak kesulungannya demi semangkuk bubur. - Lihat jugalah imbalan besar yang tersedia bagi mereka yang tidak menghiraukan nyawa mereka untuk maksud yang kudus. Orang yang tidak mendewa-dewakan kehidupan jasmani dan berusaha keras untuk mempertahankan kehidupan jiwanya akan mendapatkan keduanya di kehidupan yang kekal nanti, dengan keuntungan yang tak terkatakan. * Kesaksian Sorgawi tentang Kristus; Percakapan Kristus dengan Orang Banyak (12:27-33) Di sini, sebuah penghormatan diberikan kepada Kristus oleh Bapa-Nya, melalui sebuah suara dari sorga, yang terjadi akibat perkataan-Nya dan yang juga membuka percakapan lebih lanjut lagi dengan orang banyak. Dalam ayat-ayat ini diceritakan tentang, I. Perkataan Kristus kepada Bapa-Nya, di saat kegundahan melanda Roh-Nya saat itu: Sekarang jiwa-Ku terharu (ay. 27). Perkataan aneh keluar dari mulut Kristus, dan mengejutkan pada saat itu, sebab terlontar di tengah-tengah situasi yang menyenangkan. Orang mungkin berpikir bahwa Dia seharusnya berkata, Sekarang jiwa-Ku merasa senang. Perhatikanlah, keharuan jiwa terkadang timbul setelah roh mendapatkan penghiburan yang besar. Dalam dunia yang campur baur dan sering berubah-ubah ini, kita harus siap menghadapi hal-hal yang dapat menyurutkan sukacita kita. Penghiburan yang besar terkadang disusul oleh kesukaran yang hebat pula. Paulus sudah diangkat sampai tingkat ketiga dari sorga, tetapi ia juga didera oleh duri dalam daging. Perhatikanlah: . Kegentaran Kristus akan penderitaan-Nya yang kian mendekat: Sekarang jiwa-Ku terharu. Saat itulah adegan yang suram dan menyedihkan dimulai, dan kepedihan pun mulai menggerogoti jiwa-Nya. Penderitaan-Nya kini sudah dimulai, sehingga jiwa-Nya pun mulai merasa merana. Perhatikan: (1) Dosa jiwa kita merupakan kepedihan bagi jiwa Kristus, saat Dia sedang menjalankan tugas-Nya dalam menebus dan menyelamatkan kita dengan menyerahkan jiwa-Nya sebagai korban penghapusan bagi dosa kita. (2) Kesukaran yang mendera jiwa-Nya dimaksudkan untuk mengurangi kesukaran dalam jiwa kita. Sebab, setelah mengatakan hal itu, Ia kemudian berkata kepada para murid-Nya (14:1), "Janganlah gelisah hatimu. Mengapa hatimu dan hatiku harus sama-sama gelisah?" Tuhan kita Yesus kemudian meneruskan pekerjaan-Nya dengan senang hati. Dengan melihat sukacita yang telah ditetapkan bagi-Nya kelak, Ia pun rela menanggung kesukaran jiwa-Nya. Kedukaan yang kudus selalu diiringi dengan sukacita rohani, dan menuju ke sukacita yang kekal. Sekarang Kristus memang sedang merasa terharu, sedih, gentar. Tetapi ini hanya sementara saja, tidak akan selalu begitu, tidak akan berlangsung lama. Ini juga menjadi penghiburan bagi orang Kristen yang sedang dilanda kesukaran. Kesukaran mereka hanya berlangsung sesaat saja dan akan diubahkan menjadi sukacita. . Kesesakan yang sepertinya sedang Dia hadapi ditunjukkan dalam perkataan ini, Dan apakah yang akan Kukatakan? Perkataan itu tidak menyiratkan bahwa Dia sedang meminta nasihat orang lain, seolah-olah Dia membutuhkannya, melainkan bertanya-tanya kepada diri-Nya sendiri mengenai apa yang layak untuk dikatakan pada saat itu. Saat jiwa kita mengalami kesukaran, kita harus berhati-hati supaya tidak asal bicara, melainkan harus benar-benar memikirkan apa yang harus kita katakan. Kristus berbicara seperti orang yang sedang bingung, seolah-olah tidak ingin memilih apa yang harus Ia lakukan. Di sana terjadi pergumulan di antara pekerjaan yang sedang Ia emban, yang menghendaki adanya penderitaan, melawan sifat manusiawi yang Ia miliki, yang membuat-Nya merasa gentar menghadapi penderitaan itu. Ketika kedua hal itu sedang Ia gumuli, Ia pun berhenti sejenak sambil berkata, Apakah yang akan Kukatakan? Dia melayangkan pandangan-Nya, tetapi tidak ada yang menolong, dan itu membuat-Nya tertegun. Calvin menganggap hal ini merupakan sebuah contoh nyata mengenai kerelaan Kristus untuk menanggung penghinaan, yaitu bahwa Dia harus berbicara seperti seorang yang sedang kebingungan. Quo se magis exinanivit gloriæ Dominus, eo luculentius habemus erga nos amoris specimen -- Semakin dalam Tuhan dari segala kemuliaan mengosongkan diri-Nya, semakin nyata pula bukti kasih-Nya kepada kita. Demikianlah Ia telah dicobai sama dengan kita, untuk mendorong kita supaya mengarahkan pandangan kepada-Nya, saat kita tidak tahu apa yang harus kita perbuat. . Doa-Nya kepada Allah dalam kesesakan tersebut: Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini, ek tes oras tautes -- dari jam ini, bukan berarti supaya hal itu tidak terjadi, tetapi supaya Dia sanggup melaluinya. Selamatkanlah Aku dari saat ini merupakan kalimat yang wajar terlontar dari seorang manusia, dan segenap perasaan tercurah dalam doa itu. Perhatikanlah, jiwa-jiwa yang sedang merana berkewajiban untuk meminta tolong kepada Allah melalui doa yang tekun dan sungguh-sungguh, dengan memandang Dia sebagai seorang Bapa dalam doa mereka itu. Kristus memang rela mengalami penderitaan, tetapi Ia tetap berdoa supaya diselamatkan dari penderitaan tersebut. Perhatikan, doa yang dipanjatkan untuk melawan kesukaran bisa juga seiring dengan kesabaran untuk menanggung kesukaran tersebut dan dengan sikap berserah kepada kehendak Allah dalam kesukaran itu. Perhatikanlah, Dia menyebut penderitaan-Nya itu sebagai saat ini, yang berarti bahwa penderitaan itu kini sudah di ambang pintu. Dengan begitu, Dia menegaskan bahwa saat penderitaan-Nya adalah, (1) Saat yang telah ditetapkan, bahkan sampai dalam hitungan jamnya, dan Ia pun mengetahui itu. Sebelumnya, telah dikatakan dua kali bahwa saat-Nya belum tiba, tetapi kini saat itu sudah begitu mendekat sampai-sampai bisa dikatakan-Nya sudah tiba. (2) Sebentar saja. Satu jam berlalu dengan cepat, begitu pula penderitaan Kristus. Dia bahkan dapat melihat sukacita yang disediakan bagi Dia di balik penderitaan-Nya itu. . Sikap Kristus yang berserah kepada kehendak Bapa-Nya di dalam semuanya itu. Dengan segera Ia langsung memperbaiki ucapan-Nya, seakan-akan membatalkan apa yang tadi telah dikatakan-Nya: Sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. Sifat manusiawi-Nya yang tidak berdosa mengeluarkan perkataan yang pertama, tetapi hikmat dan kasih ilahi mengeluarkan yang terakhir. Perhatikanlah, orang yang hendak bertindak dengan benar harus selalu berpikir dua kali. Yang mengeluh biasanya yang pertama kali berbicara, tetapi jika kita ingin menimbang-nimbang dengan adil, kita harus mendengarkan pihak lain juga. Dengan pikiran-Nya yang kedua, Kristus memperbaiki diri-Nya sendiri: Sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. Dia tidak membungkam diri dengan berkata bahwa Dia tidak bisa menghindar lagi dari semuanya itu, bahwa tidak ada obatnya lagi. Sebaliknya, Dia meyakinkan diri dengan keputusan bahwa Dia tidak akan menghindar dari semua penderitaan itu, sebab itulah tujuan utama pekerjaan-Nya dan puncak dari tugas yang sedang diemban-Nya. Jika Dia undur diri sekarang, maka segala yang telah Ia lakukan sebelumnya akan menjadi sia-sia. Di sini, Kristus memusatkan perhatian-Nya kepada kebijaksanaan-kebijaksanaan ilahi di dalam penderitaan-Nya, yang menguatkan-Nya untuk berserah dan menderita. Perhatikanlah, inilah yang harus kita ingat untuk dapat melalui saat-saat tersulit dalam hidup kita, yaitu bahwa kita semua ditentukan untuk itu (1Tes. 3:3). . Perhatian-Nya terhadap kehormatan Bapa-Nya. Setelah menarik kembali permintaan pertama-Nya, Kristus mengajukan permintaan yang lain, yang tetap Ia pegang teguh: Bapa, muliakanlah nama-Mu, yang maksudnya sama dengan Bapa, jadilah kehendak-Mu, sebab kehendak Allah dimaksudkan bagi kemuliaan-Nya sendiri. Pernyataan itu lebih dari sekadar penyerahan diri terhadap kehendak Allah. Hal itu menggambarkan bagaimana Kristus mempersembahkan penderitaan-Nya bagi kemuliaan Allah. Kalimat tadi merupakan kalimat pengantaraan yang dilontarkan oleh-Nya, di dalam tugas-Nya sebagai penjamin kita yang telah bersedia campur tangan untuk memuaskan keadilan ilahi bagi dosa-dosa kita. Kesalahan dosa yang kita perbuat terhadap Allah merupakan penghinaan terhadap kemuliaan-Nya, kemuliaan yang mutlak milik-Nya, sebab selain daripada itu, tidak ada hal lain yang kita lakukan yang bisa melukai-Nya. Kita tidak akan sanggup menebus kesalahan yang telah kita lakukan terhadap-Nya, begitu pula hewan korban tidak mampu menebus kesalahan kita. Karena itu, satu-satunya kemungkinan yang ada kini adalah tindakan Allah dalam mendapatkan kembali kehormatan-Nya, yaitu melalui kebinasaan kita. Akan tetapi, Tuhan kita Yesus lalu turun tangan untuk memuaskan kehormatan Allah yang telah tercemar oleh dosa tadi, dan Ia melakukan itu melalui penghinaan yang harus Ia terima. Dia menyangkal dan mengosongkan diri-Nya dari kehormatan yang layak Ia terima sebagai Anak Allah yang menjelma menjadi manusia, dan berserah untuk menerima penghinaan yang paling buruk. Nah, untuk memuaskan kehormatan Allah yang telah dicemari dosa kita itu, Kristus di sini memohon: "Bapa, muliakanlah nama-Mu. Biarlah keadilan-Mu dimuliakan melalui korban persembahan dan bukan melalui para pendosa. Biarlah hutang dosa itu ditanggungkan kepada-Ku, Aku mampu membayarnya, si pelaku kejahatan tidak." Dengan demikian, Dia mengembalikan apa yang tidak diambil-Nya. II. Jawaban Bapa terhadap permintaan-Nya, sebab Dia selalu mendengar-Nya dan sekarang pun demikian. Perhatikanlah: . Bagaimana jawaban tersebut diberikan. Melalui sebuah suara dari sorga. Orang-orang Yahudi sering kali membicarakan tentang Bath-kôl -- anak suara, sebagai salah satu dari beragam cara yang dipakai Allah untuk berbicara dengan para nabi pada zaman dahulu. Akan tetapi, di masa itu kita tidak mendapati satu contoh pun dari perbincangan Allah yang seperti itu dengan siapa pun, kecuali dengan Tuhan Yesus. Cara tersebut merupakan sebuah kehormatan yang khusus diperuntukkan bagi-Nya (Mat. 3:17; 17:5). Di sini, mungkin juga suara yang terdengar itu diawali dengan sebuah penampakan yang bisa terlihat, berupa cahaya atau kegelapan, sebab keduanya dipakai dari dulu sebagai alat untuk menunjukkan kemuliaan ilahi. . Isi jawaban tersebut, yang mengungkapkan balasan yang amat cepat dari permintaan-Nya itu, Bapa, muliakanlah nama-Mu: Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya lagi. Saat kita berdoa dengan cara yang telah diajarkan kepada kita, Bapa kami, dimuliakanlah nama-Mu, maka ingatlah akan peristiwa ini sebagai penghiburan bagi kita, bahwa doa tersebut merupakan doa yang telah dijawab, dijawab bagi Kristus di sini, dan juga di dalam Dia bagi segenap orang percaya sejati. (1) Nama Allah telah dimuliakan dalam kehidupan Kristus, dalam pengajaran dan mujizat-Nya, dan dalam segenap teladan-Nya mengenai kekudusan dan kebaikan. (2) Nama Allah lebih dipermuliakan lagi melalui kematian dan penderitaan Kristus. Hikmat dan kuasa Allah, keadilan dan kekudusan-Nya, kebenaran dan kebaikan-Nya, sangat dipermuliakan. Tuntutan hukum yang telah terlanggar kini telah terbayarkan. Pemberontakan terhadap pemerintahan Allah telah dibalaskan, dan Allah menerima semua itu dan menyatakan bahwa Dia sangat senang. Apa yang telah dilakukan Allah untuk memuliakan nama-Nya sendiri merupakan sebuah dorongan bagi kita untuk terus menanti-nantikan tindakan yang masih akan dilakukan-Nya nanti. Dia yang telah mengamankan kepentingan kemuliaan-Nya akan tetap mempertahankannya. III. Pendapat orang banyak yang berdiri di situ mengenai suara tersebut (ay. 29). Tentu saja kita berharap ada di antara mereka yang pikirannya telah siap menerima pewahyuan ilahi sehingga mereka dapat mengerti apa yang mereka dengar dan mencatatkannya. Akan tetapi, di sini dicatatkan pendapat yang miring dari orang banyak itu. Beberapa dari mereka berkata bahwa itu bunyi guntur. Yang lain, yang dapat mendengar bahwa bunyi tersebut merupakan perkataan yang dapat dimengerti, berkata, Seorang malaikat telah berbicara dengan Dia. Nah, hal ini menunjukkan, . Bahwa suara itu merupakan sesuatu yang nyata, bahkan menurut pendapat orang-orang yang sama sekali tidak mengasihi Dia. . Bahwa orang-orang itu begitu enggan mengakui bukti yang jelas-jelas benar adanya mengenai tugas ilahi yang diemban Kristus. Mereka lebih suka mengartikannya sebagai ini atau itu daripada mengakui bahwa Allah telah berbicara dengan-Nya sebagai jawaban atas doa-Nya. Lagi pula, jika suara itu merupakan bunyi guntur yang berisikan kata-kata yang dapat dimengerti (seperti dalam Wahyu 10:3-4), bukankah bunyi itu suara Allah? Atau, jika para malaikat berbicara kepada-Nya, bukankah mereka itu utusan Allah? Tetapi sekalipun Allah berfirman dengan satu dua cara, orang tidak memperhatikannya. IV. Penjelasan yang diberikan oleh Sang Juruselamat kita mengenai suara tersebut. . Mengapa suara itu dikirim (ay. 30): "Suara itu datang bukan demi Aku, bukan semata untuk menguatkan dan memuaskanku" (sebab jika begitu, pastilah suara itu hanya akan dibisikkan di telinganya secara pribadi), "melainkan demi kebaikanmu." (1) "Supaya kamu semua yang telah mendengarnya menjadi percaya bahwa Bapa telah mengutus Aku." Apa yang telah dikatakan dari sorga mengenai Tuhan kita Yesus, dan bagaimana Bapa dimuliakan di dalam diri-Nya, dikatakan demi kebaikan kita sendiri, supaya kita dapat dibawa untuk tunduk kepada Dia dan berserah kepada-Nya. (2) "Supaya dengan begitu, kalian, para murid-Ku, yang akan mengikuti-Ku di dalam penderitaan-Ku, dapat dihiburkan dengan penghiburan yang sama yang memampukan Aku untuk terus maju." Biarlah hal ini menguatkan mereka untuk bahkan rela menyerahkan nyawa demi Dia, jika perlu, supaya hal itu menambah kemuliaan Allah. Perhatikan, segala janji dan dukungan yang diberikan kepada Tuhan kita Yesus di dalam penderitaan-Nya dimaksudkan demi kebaikan kita. Demi kita, Ia telah menguduskan dan menghiburkan diri-Nya. . Arti dari suara itu. Dia yang ada di pangkuan Bapa pasti mengenal suara-Nya dan apa maksud dari suara-Nya itu. Ada dua hal yang Allah maksudkan sewaktu Ia berkata hendak memuliakan nama-Nya sendiri: (1) Bahwa melalui kematian Kristus, Iblis akan ditaklukkan (ay. 31): Sekarang berlangsung penghakiman. Ia mengatakan hal itu dengan penuh kemuliaan dan kemenangan ilahi. "Kini tahun penebusan telah tiba, dan telah datang saatnya untuk meremukkan kepala si ular dan menghancurleburkan kuasa-kuasa kegelapan. Sekaranglah tibalah saat yang penuh kemuliaan dan kemenangan itu: Sekarang, sekarang, pekerjaan agung itu dilakukan, yang telah begitu lama dirancangkan dalam kebijaksanaan-kebijaksanaan ilahi, begitu lama telah diperbincangkan di dalam firman yang tertulis, yang telah lama menjadi harapan besar para orang kudus dan menjadi kegentaran bagi setan-setan." Inti dari kemenangan ini adalah, [1] Bahwa sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini. Krisis, dalam istilah medis. "Sekaranglah saat yang genting bagi dunia ini." Dunia sakit-sakitan ini sekarang sedang berada pada titik balik. Ini saat kritis karena garis penunjuk denyut jantung akan memperlihatkan kehidupan atau justru kematian, bagi semua umat manusia. Semua orang yang tidak akan dipulihkan oleh kemenangan ini akan ditinggalkan dalam keadaan yang tidak berdaya dan tanpa pengharapan. Atau, lebih tepat lagi bila hal ini diungkapkan dalam istilah hukum, yang bunyinya akan menjadi seperti ini: "Sekarang, penghakiman telah datang untuk menghukum penguasa dunia ini." Perhatikan, kematian Kristus merupakan penghakiman atas dunia ini. Pertama, ini merupakan penghakiman untuk menelanjangi dan memilah-milah manusia -- judicium discretionis, begitulah menurut Augustinus. Sekaranglah masa penghakiman atas dunia ini, sebab semua manusia akan dinilai berdasarkan pendapat mereka tentang salib Kristus. Bagi sebagian orang, salib Kristus merupakan kebodohan dan batu sandungan, tetapi bagi yang lainnya merupakan hikmat dan kuasa Allah, yang masing-masing dilambangkan oleh kedua penyamun yang disalibkan bersama-sama dengan Kristus itu. Dengan cara ini manusia akan dihakimi, yaitu berdasarkan apa yang mereka pikirkan mengenai kematian Kristus. Kedua, ini merupakan penghakiman yang menunjukkan kebaikan dan pengampunan mutlak bagi orang-orang pilihan yang ada di dunia ini. Di atas kayu salib, Kristus menjadi penengah di antara Allah yang kudus dan dunia yang berdosa, sebagai korban pengampunan dosa dan sebagai jaminan bagi para pendosa, sehingga ketika Dia dihakimi dan semua pelanggaran ditimpakan ke atas-Nya, maka Dia pun dilukai oleh karena pelanggaran-pelanggaran kita. Ini terjadi seolah-olah sebagai penghakiman atas dunia ini. Melalui semua itu, kebenaran kekal diperoleh bukan hanya bagi orang-orang Yahudi, tetapi juga bagi seluruh dunia (1Yoh. 2:1-2; Dan. 9:24). Ketiga, ini merupakan penghakiman untuk menghukum kuasa-kuasa kegelapan (16:11). Penghakiman dimaksudkan untuk membersihkan nama baik dan melepaskan, untuk memulihkan hak yang telah dilanggar. Dalam kematian Kristus, ada persaingan sengit antara Kristus dan Iblis, antara si ular dan keturunan yang telah dijanjikan. Persaingan itu terjadi untuk memperebutkan dunia dan kuasa atasnya. Iblis telah mempengaruhi anak-anak manusia sejak dahulu kala, dan kini ia menginginkan kekuasaannya dan mendasarkan tuntutan tersebut pada kemerosotan yang diakibatkan oleh dosa. Kita juga mendapati bahwa Iblis bersedia melakukan tawar-menawar (Luk. 4:6-7). Dia bersedia menyerahkan kerajaannya di dunia ini kepada Kristus, asalkan Kristus mau memegang kerajaan itu melalui, dari dan di bawah dia. Tetapi Kristus hendak membebaskan dunia dari tangan Iblis. Melalui kematian-Nya, Dia membawa hak-hak yang telah disita itu ke pengadilan ilahi, memenangkannya dan memulihkannya di pelataran sorgawi. Kekuasaan Iblis dinyatakan sebagai pemberontakan, dan dunia diberikan kepada Tuhan Yesus sebagai hak-Nya (Mzm. 2:6, 8). Penghakiman atas dunia telah memutuskan bahwa dunia ini milik Kristus dan bukan milik Iblis. Karena itu, marilah kita memandang diri kita sebagai penyewa dari Dia sebagai pemilik. [2] Bahwa sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan keluar. Pertama, yang dimaksud dengan penguasa dunia ini adalah Iblis, sebab dia menguasai manusia di dalam dunia ini dengan hal-hal dari dunia ini. Dia adalah penguasa kegelapan dunia ini, artinya, penguasa atas dunia yang gelap ini, dan juga atas orang-orang yang berjalan dalam kegelapan (2Kor. 4:4; Ef. 4:12). Kedua, dikatakan bahwa ia akan dilemparkan ke luar, dilemparkan keluar sekarang juga, sebab apa pun yang telah dilakukan untuk memperlemah kerajaan Iblis sampai saat itu dapat diperbuat berkat kedatangan Kristus, sehingga boleh dikatakan bahwa hal tersebut telah terjadi sekarang. Dengan mendamaikan dunia dan Allah melalui kematian-Nya, Kristus menghancurkan kuasa maut dan melemparkan Iblis si pembinasa keluar. Dengan menarik dunia kepada Allah melalui ajaran mengenai salib-Nya, Kristus menghancurkan kuasa dosa dan melemparkan Iblis si penipu keluar. Diremukkannya tumit-Nya berarti diremukkannya kepala si ular (Kej. 3:15). Saat antek-anteknya dibungkam, kuil-kuil pemujaannya ditinggalkan, berhala-berhalanya ditelantarkan dan kerajaan dunia ini menjadi kerajaan Kristus. Pada saat itulah penguasa dunia ini dilemparkan keluar, seperti yang tampak melalui penglihatan Yohanes (Why. 12:8-11), yang mengatakan bahwa hal itu dilakukan dengan darah Anak Domba. Pengusiran roh-roh jahat dari tubuh orang-orang oleh Kristus merupakan tanda dari rancangan agung yang terkandung dalam seluruh tugas-Nya. Perhatikanlah, dengan keyakinan sedalam apa Kristus membicarakan kemenangan-Nya atas Iblis itu. Ia menyatakan kemenangan-Nya itu seperti telah terjadi. Bahkan, saat Ia sepertinya telah menyerahkan diri kepada maut, Dia justru sedang menaklukkannya. (2) Bahwa melalui kematian Kristus, jiwa-jiwa akan dipertobatkan, dan ini artinya Iblis dilemparkan ke luar (ay. 32): Apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku. Ada dua hal yang harus diperhatikan di sini: [1] Rancangan utama Tuhan kita Yesus, yaitu untuk menarik semua orang datang kepada-Nya, bukan hanya orang-orang Yahudi saja, yang sudah sejak lama merupakan umat yang dekat dengan Allah, tetapi juga orang-orang bukan-Yahudi, yang selama ini berada jauh dari Allah. Sebab, kepada-Nyalah barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir (Hag. 2:8), dan kepada-Nya akan takluk bangsa-bangsa. Itulah yang ditakutkan para musuh-Nya, yaitu bahwa dunia akan mendatangi-Nya. Dan Ia memang akan menarik semua orang kepada-Nya, meskipun mendapat perlawanan dari orang-orang itu. Perhatikanlah di sini betapa Kristus benar-benar melibatkan diri untuk membawa kembali jiwa manusia. Pertama, Kristus sendirilah yang menarik jiwa itu: Aku akan menarik. Kadang kala pekerjaan ini digambarkan sebagai tugas dari Bapa (6:44), tetapi di sini, juga dari Sang Anak, yang merupakan tangan kekuasaan Tuhan. Dia tidak menghalau mereka dengan kekerasan, melainkan menarik dengan tali kesetiaan (Ho. 11:4; Yer. 31:3), menarik sekuat magnet. Jiwa dibuat menjadi rela, tetapi hal itu hanya terjadi di hari yang penuh dengan kekuatan. Kedua, kepada Kristus-lah kita semua ditarik: "Aku akan menarik mereka kepada-Ku sebagai pusat dari kesatuan mereka." Jiwa yang jauh dari Kristus dibawa mendekat untuk mengenal-Nya. Orang yang pemalu dan tidak mudah percaya dibawa supaya mengasihi dan mempercayai-Nya. Semuanya ditarik kepada-Nya, ke dalam pelukan tangan-Nya. Kini Kristus hendak pergi ke sorga, dan Dia akan menarik hati manusia ke sana bersama-Nya. [2] Cara tidak lazim yang Ia pakai untuk mencapai rencana-Nya, yaitu dengan diangkat dari bumi. Supaya kita tidak keliru, maka terdapat penjelasan mengenai maksud-Nya itu (ay. 33): Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati, yaitu mati di kayu salib, meskipun mereka sudah berencana dan berusaha untuk merajam-Nya. Dia yang tersalib itu pertama-tama dipakukan ke salib, lalu diangkat ke atas. Dia ditinggikan sebagai tontonan bagi dunia, diangkat di antara sorga dan bumi sebagai seorang yang sepertinya tidak layak berada di kedua tempat itu. Akan tetapi, perkataan itu dimaksudkan di sini untuk menyatakan suatu pencapaian yang mulia, ean hypsōthō -- Apabila Aku ditinggikan. Kristus menganggap penderitaan-Nya sebagai kehormatan-Nya. Dengan cara apa pun kita mati, apabila kita mati di dalam Kristus, maka kita akan ditinggikan dari penjara ini, dari gua singa ini, ke tempat yang terang dan penuh kasih. Kita harus belajar dari Guru kita, untuk berbicara mengenai kematian dengan kesenangan yang kudus, dan berkata, "Saat itu, kita pasti akan ditinggikan." Nah, penarikan seluruh umat manusia kepada Kristus terjadi setelah Dia ditinggikan dari bumi. Pertama, hal itu terjadi pada waktu yang tepat. Gereja berkembang pesat setelah kematian Kristus. Sewaktu Kristus masih hidup, kita bisa membaca mengenai ribuan orang yang diberi makan ketika Dia berkhotbah, tetapi setelah kematian-Nya, kita bisa membaca tentang ribuan orang yang bergabung ke dalam gereja-Nya ketika ada khotbah. Bangsa Israel mulai bertambah banyak di Mesir setelah kematian Yusuf. Kedua, ditariknya seluruh umat manusia kepada Kristus merupakan akibat mulia dari kematian-Nya. Perhatikan, kematian Kristus mengandung kuasa yang dahsyat dan ampuh dalam menarik jiwa-jiwa kepada-Nya. Meskipun bagi sebagian orang salib Kristus itu merupakan batu sandungan, tetapi bagi sebagian lainnya, salib itu bagaikan batu yang mengandung magnet. Beberapa orang menghubung-hubungkan hal tersebut dengan penangkapan banyak ikan melalui sebuah pukat. Terangkatnya Kristus bagaikan ditebarkannya pukat itu (Mat. 13:47-48). Atau, kematian-Nya itu juga seperti pemasangan tiang bendera yang menarik para serdadu untuk berkumpul bersama. Atau bahkan, hal itu bisa diibaratkan dengan pengangkatan tiang ular tembaga di padang gurun, yang menarik semua orang yang telah dipagut ular tedung, segera setelah mereka mengetahui bahwa ular tembaga itu telah diangkat dan ada kuasa penyembuhan di dalamnya. Oh, betapa banyaknya orang-orang yang ditarik ke sana! Begitu pulalah banyak orang ditarik mendekat kepada Kristus saat keselamatan di dalam Dia diberitakan kepada seluruh bangsa (lihat 3:14-15). Mungkin, posisi Kristus saat disalibkan juga menunjukkan hal tersebut, sebab tangan-Nya terbentang, seakan-akan mengundang semua orang kepada-Nya, dan tangan itu akan memeluk mereka yang datang menghampiri-Nya. Orang-orang yang menyebabkan Kristus mati dengan cara hina seperti itu mengira bahwa dengan begitu mereka telah menjauhkan seluruh umat manusia dari-Nya, tetapi Iblis rupanya telah tertembak oleh anak panahnya sendiri. Dari yang makan keluar makanan. BcO Bilangan 12:1-15 Pemberontakan Miryam dan Harun 12:1 Miryam serta Harun mengatai Musa berkenaan dengan perempuan Kush yang diambilnya, sebab memang ia telah mengambil seorang perempuan Kush. 12:2 Kata mereka: "Sungguhkah TUHAN berfirman dengan perantaraan Musa saja? Bukankah dengan perantaraan kita juga Ia berfirman?" Dan kedengaranlah hal itu kepada TUHAN. 12:3 Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi. 12:4 Lalu berfirmanlah TUHAN dengan tiba-tiba kepada Musa, Harun dan Miryam: "Keluarlah kamu bertiga ke Kemah Pertemuan." Maka keluarlah mereka bertiga. 12:5 Lalu turunlah TUHAN dalam tiang awan, dan berdiri di pintu kemah itu, lalu memanggil Harun dan Miryam; maka tampillah mereka keduanya. 12:6 Lalu berfirmanlah Ia: "Dengarlah firman-Ku ini. Jika di antara kamu ada seorang nabi, maka Aku, TUHAN menyatakan diri-Ku kepadanya dalam penglihatan, Aku berbicara dengan dia dalam mimpi. 12:7 Bukan demikian hamba-Ku Musa, seorang yang setia dalam segenap rumah-Ku. 12:8 Berhadap-hadapan Aku berbicara dengan dia, terus terang, bukan dengan teka-teki, dan ia memandang rupa TUHAN. Mengapakah kamu tidak takut mengatai hamba-Ku Musa?" 12:9 Sebab itu bangkitlah murka TUHAN terhadap mereka, lalu pergilah Ia. 12:10 Dan ketika awan telah naik dari atas kemah, maka tampaklah Miryam kena kusta, putih seperti salju; ketika Harun berpaling kepada Miryam, maka dilihatnya, bahwa dia kena kusta! 12:11 Lalu kata Harun kepada Musa: "Ah tuanku, janganlah kiranya timpakan kepada kami dosa ini, yang kami perbuat dalam kebodohan kami. 12:12 Janganlah kiranya dibiarkan dia sebagai anak gugur, yang pada waktu keluar dari kandungan ibunya sudah setengah busuk dagingnya." 12:13 Lalu berserulah Musa kepada TUHAN: "Ya Allah, sembuhkanlah kiranya dia." 12:14 Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Sekiranya ayahnya meludahi mukanya, tidakkah ia mendapat malu selama tujuh hari? Biarlah dia selama tujuh hari dikucilkan ke luar tempat perkemahan, kemudian bolehlah ia diterima kembali." 12:15 Jadi dikucilkanlah Miryam ke luar tempat perkemahan tujuh hari lamanya, dan bangsa itu tidak berangkat sebelum Miryam diterima kembali. ___
Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2024 Lagu Anak(1) Pembuatan Tata Ibadah: Pembuatan Tata Ibadah Katolik, Lagu Perkawinan Katolik, Kalender Liturgi Katolik 2016, Khotbah Katolik 2016, | Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman) MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL - PASKAH - KENAIKAN - PENTAKOSTA - BIASA NEXT: Renungan Katolik Senin, 18 Maret 2024 - Yohanes 8:1-11 - BcO Bilangan 12:16-13:3.17-33 - Sirillus dr Yerusalem PREV: Renungan Katolik Sabtu, 16 Maret 2024 - Yohanes 7:40-53 - BcO Bilangan 11:4-6.10-33 - Hari Biasa Pekan IV Prapaskah 18 Maret 2024 Yesus membuka pintu Allah - Paus Benediktus XVI 18 Maret 2024 Puasa mengangkat pikiran kepada Allah - St. Fransiskus dari Sales Kamis, 28 Maret 2024 UPACARA PENCUCIAN ALTAR DI BASILIKA SANTO PETRUS PADA KAMIS PUTIH Kamis, 12 Oktober 2023 Panduan Dalam Memakai Rosario |
Links:
lagu-gereja.com,
bible.,
perkantas,
gbi,
GKII,
gkj,
hkbp,
MISA,
gmim,
toraja,
gmit,
gkp,
gkps,
gbkp,
Hillsong,
PlanetShakers,
JPCC Worship,
Symphony Worship,
Bethany Nginden,
Christian Song,
Lagu Rohani,
ORIENTAL WORSHIP,
Lagu Persekutuan
Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia 01 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Pusat 1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta02 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Barat 03 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Timur 04 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Utara 05 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Selatan 06 Jadwal Misa Gereja di Tangerang 07 Jadwal Misa Gereja di Bekasi - Karawang 08 Jadwal Misa Gereja di Bandung 10 Jadwal Misa Gereja di Bogor - Depok 16 Jadwal Misa Gereja di Makassar 18 Jadwal Misa Gereja di Medan 21 Jadwal Misa Gereja di Palembang 2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya 3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar 4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung 5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan 6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3) April - Sakramen Maha Kudus (6) Bulan Katekese Liturgi(5) Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4) Bulan Oktober - Bulan Rosario(1) Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4) Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4) Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5) Ibadah(1) Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5) Juli - Darah Mulia(2) Juni - Hati Kudus Yesus(10) Maret - Pesta St. Yosep(3) Mei - Bulan Maria(8) Penutup Bulan Rosario(1) Peringatan Arwah(2) Rabu Abu(1) SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7) |
popular pages | Register | Login | e-mail: admin@lagu-gereja.com © 2012 . All Rights Reserved. |