misa.lagu-gereja.com        
 
View : 10712 kali
Khotbah Katolik 2017
Minggu, 10 September 2017

Khotbah Katolik 2017 Minggu, 10 September 2017 - Matius 18:15-20 - BcO Amos 7:1-17 - Hari Minggu Biasa XXIII

Minggu, 10 September 2017
Hari Minggu Biasa XXIII
Yeh. 33:7-9; Mzm. 95:1-2,6-7,8-9; Rm. 13:8-10;
Matius 18:15-20
BcO Amos 7:1-17
warna liturgi Hijau

Matius 18:15-20
Tentang menasihati sesama saudara
18:15 "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. 18:16 Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. 18:17 Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai. 18:18 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga. 18:19 Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. 18:20 Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka."

Penjelasan:

* Menghindarkan Penyesatan Dosa (18:15-20)
Setelah Kristus memperingatkan para murid-Nya untuk tidak melakukan penyesatan, Ia selanjutnya mengajar mereka mengenai tindakan-tindakan yang harus diambil jika mereka menghadapi tindakan penyesatan. Tindakan penyesatan di sini dapat diartikan sebagai kesalahan-kesalahan pribadi, sehingga ajaran ini dimaksudkan untuk menjaga kedamaian dalam jemaat. Tindakan tersebut dapat juga diartikan sebagai perbuatan-perbuatan tercela orang banyak, sehingga ajaran ini dimaksudkan untuk menjaga kesucian dan keindahan jemaat. Mari kita bahas keduanya satu per satu.

I. Mari kita coba terapkan ajaran ini dalam perselisihan yang terjadi di antara sesama orang Kristen karena sebab-sebab apa saja. Jika saudaramu seiman berbuat dosa terhadapmu dan melukai hatimu (1Kor. 8:12), dengan terang-terangan menghina atau melecehkanmu, mencemarkan nama baikmu dengan bersumpah dusta atau menyebarkan kabar angin, menginjak hak-hakmu atau melakukan kejahatan mengenai harta bendamu; jika ia berdosa kepadamu dengan melakukan hal-hal yang sudah ditetapkan bersama (Im. 6:2-3), atau jika ia melanggar hukum keadilan dan cinta kasih atau memungkiri kewajiban-kewajibannya, maka ia telah melakukan dosa terhadap diri kita. Tindakan-tindakan seperti ini sering terjadi di antara pengikut-pengikut Kristus sendiri dan kadang-kadang, karena kurang hati-hati, menimbulkan akibat yang sangat buruk.

    Sekarang amatilah peraturan apa yang diperintahkan oleh Kristus mengenai hal tersebut:

        . Tegurlah dia di bawah empat mata. Bandingkan dengan penjelasan yang diberikan dalam Imamat 19:17, Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hatimu. Hal ini berarti bahwa "jika engkau merasa tidak senang karena disakiti oleh saudara seimanmu, hendaknya engkau tidak menumpuk kebencian dan membiarkannya berkembang menjadi niat jahat untuk balas dendam (karena sama seperti luka, paling berbahaya jika sampai berdarah di bagian dalam). Sebaliknya, lepaskanlah kebencianmu itu dan tegurlah saudaramu itu dalam kasih dan selesaikanlah perkaramu dengannya, supaya kebencian itu bisa lebih cepat lenyap. Jangan membicarakan dosa saudaramu di belakangnya, namun tegurlah dia. Jika ia telah melakukan kesalahan yang berat terhadapmu, berusahalah untuk menyadarkan dia, tetapi tegurlah dia diam-diam, di bawah empat mata, dan jangan mengadukannya terlebih dahulu kepada jemaat, karena hal itu hanya akan mempermalukannya, dan kelihatan seperti engkau seolah-olah mau berniat membalas dendam terhadapnya." Hal ini sesuai dengan Amsal 25:8-9 yang berbunyi, "Jangan terburu-buru kaubuat perkara pengadilan. Belalah perkaramu terhadap sesamamu itu. Bicarakanlah perkaramu dengannya dengan tenang dan ramah; jika dia mendengarkan nasihatmu, bersyukurlah karena engkau telah mendapatkannya kembali, dan perkaramu dengannya telah selesai dan berakhir dengan damai, dan hendaknya hal itu jangan diungkit-ungkit lagi. Biarkanlah perselisihan tersebut menjadi awal persahabatan yang baru."
        . "Jika ia tidak mendengarkan engkau atau tidak bersedia mengakui kesalahannya terhadapmu dan menolak penyelesaian, janganlah engkau berputus asa, namun bawalah seorang atau dua orang lagi sebagai saksi untuk menguatkan perkaramu dan dengarkan pendapatnya. Orang itu akan lebih mau mendengarkan mereka sebagai pihak yang tidak memihak dan dapat lebih menerima penjelasan dari dua atau tiga saksi" (Plus vident oculi quam oculus -- banyak mata melihat lebih banyak daripada satu mata). "Ia akan lebih dapat menerima kesaksian dari dua atau tiga orang, dan hal ini mungkin bisa membuatnya mengakui kesalahannya dan berkata, 'Saya bertobat."
        . "Jika ia tidak mau mendengarkan mereka dan menolak menyelesaikan secara damai, maka sampaikanlah soalnya kepada jemaat, gembala, penatua, pengasuh jemaat atau pribadi-pribadi yang paling dihormati dalam jemaat di mana kita menjadi bagian di dalamnya. Biarlah mereka menjadi penengah dalam menyelesaikan perkara tersebut. Namun janganlah terburu-buru membawa perkara tersebut ke pengadilan manusia." Hal ini dengan jelas disampaikan oleh Rasul Paulus (1Kor. 6), di mana ia menegur mereka yang menyelesaikan perkara jemaat melalui hukum negara di hadapan orang-orang yang tidak adil, dan bukannya di hadapan orang-orang kudus (ay. 1). Menurut Paulus, orang-orang kuduslah yang harus mengadili perkara-perkara kecil (ay. 2), yang menyangkut kehidupan ini (ay. 3). Jika kita bertanya, "Siapa itu jemaat yang harus ditanyai mengenai perkara itu?", maka Paulus mengarahkan kita demikian (ay. 5), "Tidak adakah seorang di antara kamu yang berhikmat?" Tidak adakah pribadi-pribadi yang dianggap paling mampu dalam jemaat untuk memutuskan perkara tersebut? Kemudian dengan prihatin ia berkata (ay. 4), "Serahkanlah urusan itu kepada mereka yang tidak berarti dalam jemaat!" Serahkanlah kepada mereka, jika tidak ada yang lebih layak di antara kamu semua, daripada timbul keretakan berkepanjangan di antara dua saudara seiman di dalam jemaat. Peraturan ini secara khusus harus dilakukan pada masa itu, ketika pemerintah sipil dikuasai oleh tangan-tangan asing yang sekaligus juga adalah musuh.
        . Jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat dan tidak bersedia menerima teguran mereka, tetapi tetap bersikeras dalam kesalahan yang telah dilakukannya terhadap engkau, dan terus saja berbuat salah terhadapmu, maka pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai. Gunakanlah hukum manusia untuk menyelesaikan perkara dengannya, tetapi biarkanlah hal tersebut menjadi jalan terakhir. Jangan perkarakan saudaramu ke hadapan pengadilan negara jika engkau belum mencoba segala cara untuk menyelesaikannya secara damai. Engkau boleh, jika engkau mau, memutuskan persahabatan dan hubungan dengannya, namun janganlah engkau berniat membalas dendam. Engkau juga dapat memilih apakah masih ingin tetap berurusan lagi dengannya, yang dapat memberinya kesempatan lain untuk berbuat dosa terhadapmu. Jika segala cara untuk memulihkannya dan memelihara persahabatan dengannya telah ditempuh dan ia tetap tidak mau bertobat, maka ia telah kehilangan kesempatannya." Jika seseorang menipu dan melecehkanku sekali, itu adalah dosanya, namun untuk kedua kalinya, itu adalah kesalahanku sendiri.
    II. Mari kita terapkan ajaran ini terhadap dosa-dosa yang membawa kecemaran, yaitu dosa-dosa yang menyesatkan anak-anak Allah yang kecil, yang dapat menjauhkan mereka yang imannya masih kecil dan lemah, serta menimbulkan penyesalan yang mendalam bagi mereka. Walaupun Yesus mengajar kita untuk bermurah hati terhadap kelemahan saudara-saudara seiman kita, Ia di sini mengajar kita untuk tidak membiarkan kejahatan yang dilakukan dengan menggunakan alasan kelemahan tersebut. Kristus, yang merancang pendirian jemaat-Nya di dunia, juga bertanggung jawab untuk memelihara:
        . Kemurnian jemaat-Nya, agar jemaat memiliki kesanggupan untuk mengusir orang-orang yang fasik, kuasa untuk membersihkan dan memurnikan dirinya, ibarat mata air yang terus menyemburkan air hidup selama jaring Injil menjaring ikan, baik yang baik maupun yang jelek.
        . Kedamaian dan ketertiban jemaat, agar setiap anggota jemaat tahu tempat dan kewajibannya sehingga kemurnian jemaat dapat dipelihara dengan tertib dan tidak kacau.

        Sekarang mari kita perhatikan:

            (1) Hal apakah yang dibicarakan di sini. Apabila saudaramu berbuat dosa terhadap engkau?
                [1] "Pendosa itu adalah saudaramu seiman, saudara yang mengambil bagian dalam jemaat Kristus, yang telah dibaptis dan mendengar firman Allah serta bersama-sama engkau berdoa dan ikut beribadah kepada-Nya, baik secara teratur maupun dalam beberapa kesempatan." Perhatikanlah, hukum dalam jemaat berlaku bagi semua anggota yang menjadi bagian di dalamnya. Mereka yang berada di luar jemaat akan dihakimi Allah (1Kor. 5:12-13). Jika ada yang melakukan dosa terhadap kita, baiklah untuk selalu mengingat bahwa orang tersebut adalah saudara kita seiman, sehingga kita dapat mengambil keputusan yang bijak.
                [2] "Dosa yang dilakukan saudaramu terhadapmu adalah suatu penyesatan, karena ia telah menyesatkan dirimu sebagai seorang pengikut Yesus." Perhatikanlah, dosa yang berat terhadap Allah adalah dosa yang dilakukan terhadap umat-Nya yang sangat memuliakannya-Nya. Kristus dan pengikut-pengikut-Nya adalah satu hati, sehingga apa yang dilakukan terhadap pengikut-pengikut-Nya akan dianggap juga sebagai perbuatan melawan-Nya dan juga sebaliknya. Kata-kata yang mencela engkau telah menimpa aku (Mzm. 69:10).
            (2) Apa yang harus kita lakukan dalam hal ini adalah:
                [1] Aturan-aturan yang telah ditetapkan (ay. 15-17). Lakukanlah hal ini:
                    Pertama, "Tegurlah dia di bawah empat mata. Jangan menunggu sampai dia datang kepadamu, tetapi hampirilah dia seperti seorang dokter yang mengunjungi pasiennya atau seorang gembala yang mencari dombanya yang hilang." Perhatikanlah, kita tidak perlu berpikir yang susah-susah dalam menyadarkan seorang pelaku dosa ke dalam pertobatan. "Tegurlah dia, peringatkan dia mengenai apa yang dilakukannya dan betapa jahatnya perbuatannya itu. Tunjukkan kekejiannya." Perhatikanlah, orang biasanya segan untuk melihat kesalahan-kesalahan mereka, dan karena itu mereka perlu ditegur. Walaupun bukti-bukti dan kesalahannya sudah jelas, namun mereka perlu disadarkan dengan tindakan. Dosa yang berat sering kali membingungkan, menipu, dan membungkam hati nurani, sehingga kita perlu membantu membangunkan hati nurani yang demikian. Hati nurani Daud sendiri menegurnya ketika ia memotong punca jubah Saul, dan ketika dia mendaftarkan orang-orangnya. Tetapi, anehnya, hati nuraninya tidak menegurnya ketika ia berdosa terhadap Uria sampai ketika Nabi Natan menghardiknya, "Engkaulah orangnya."

                    "Beri tahukan dia mengenai kesalahannya, elenxon auton -- debatlah perkaranya dengan dia" (begitulah maksud kata-kata tersebut); "dan lakukanlah hal tersebut dengan mengemukakan alasan dan buktinya, bukan dengan emosi." Jika dosanya sangat jelas dan berat, maka kita berkewajiban untuk menyadarkannya. Gunakanlah kesempatan untuk melakukannya. Tidak ada ruginya melakukan banyak kebaikan, walaupun kadang-kadang hal tersebut menyakitkan. Kita harus menegur dosa-dosa saudara kita dengan kelembutan hati dan iman. Teguran yang benar dalam mempertobatkan seorang pendosa adalah yang sesuai dengan ajaran-ajaran yang berasal dari Kristus, yang hendaknya dipandang sebagai perintah Allah. "Tegurlah saudaramu dengan diam-diam, di bawah empat mata, di antara engkau dan dia saja sehingga tidak ada kesan bahwa engkau sengaja mencari-cari kesalahannya, dan bukan pertobatannya." Perhatikanlah, baiklah adanya bila pengikut-pengikut Kristus tidak menyampaikan kesalahan-kesalahan saudaranya kepada orang lain sampai ia telah terlebih dahulu menegurnya di bawah empat mata. Cara ini akan menghindarkan banyak celaan terhadap orang itu dan lebih banyak memberi kesempatan untuk memulihkannya. Hal ini mencegah bertambahnya dosa, dan sebaliknya, kewajiban untuk menyadarkan lebih banyak. Saudaramu yang berdosa kepadamu akan lebih mau bertobat jika ia melihat orang yang menegurnya tidak hanya peduli akan keselamatannya (dengan menegur dosa-dosanya), namun juga peduli akan nama baiknya (dengan menegurnya di bawah empat mata). "Jika ia mendengarkan nasihatmu," yaitu, "memperhatikan nasihatmu, dan menyadari dosanya, bersyukurlah karena engkau telah mendapatkannya kembali, engkau telah menyelamatkan jiwanya dari dosa dan kebinasaan, dan hal itu akan diperhitungkan kepadamu oleh Allah" (Yak. 5:19-20). Perhatikanlah, mempertobatkan jiwa berarti memenangkan jiwa itu (Ams. 11:30). Kita harus bersukacita dalam melakukan pertobatan atas saudara kita yang berdosa dengan selalu berusaha keras untuk mendapatkan mereka kembali. Jika hilangnya satu jiwa membawa kerugian yang sangat besar, maka kembalinya satu jiwa tentu saja bukanlah suatu pendapatan yang kecil.

                    Kedua, jika usaha tersebut tidak berhasil, maka bawalah seorang atau dua orang lagi (ay. 16). Perhatikanlah, kita hendaknya tidak lelah untuk melakukan apa yang benar, walaupun hasilnya belum kelihatan sekarang. "Jika saudaramu tidak mau berubah, janganlah menyerah seperti tidak ada jalan lain lagi. Jangan berkata, 'Tiada gunanya berurusan dengan dia lagi.' Sebaliknya, teruskan dengan cara lain lagi. Dengan lembut kita harus terus menyadarkan mereka yang sangat keras kepala atau mengajari yang suka menentang." Dalam melakukan kewajiban ini, kita harus berjuang dan menderita sakit bersalin lagi (Gal. 4:19), karena hanya dengan melalui banyak kesakitan dan perjuanganlah seorang bayi akan dilahirkan.

                    "Bawalah seorang atau dua orang lagi:

                        . Untuk membantumu. Mereka mungkin bisa lebih meyakinkan dia dan mungkin lebih bisa menangani perkara itu dengan lebih bijak daripada engkau." Perhatikanlah, orang-orang Kristen perlu saling membantu dalam melakukan apa yang benar dan saling menguatkan satu sama lain dalam doa. Hal yang sama juga berlaku dalam memberikan teguran, supaya hal itu dapat dilakukan dengan baik dan benar.
                        . "Menggugah perasaannya. Saudaramu mungkin akan lebih rendah hati dalam mengakui kesalahannya jika ia menyadari bahwa dosanya disaksikan oleh dua atau tiga orang" (Ul. 19:15). Perhatikanlah, mereka yang dosanya telah mencemari jemaat dan menjadi urusan jemaat harus segera bertobat dan berubah. Walaupun di dunia ini sulit menemukan pribadi yang dianggap terpuji oleh semua orang, lebih sulit lagi menemukan seorang adil-benar yang dijelek-jelekkan oleh semua orang.
                        . "Memberikan kesaksian atas tingkah lakunya, jika pada akhirnya perkara tersebut terpaksa dibawa ke hadapan jemaat." Tidak ada orang yang perlu dibawa ke hadapan jemaat jika tidak dibuktikan bahwa mereka adalah orang yang berdosa dan keras kepala.
                    Ketiga, jika ia tidak mau mendengarkan mereka, dan tidak mau merendahkan hati untuk mengakui dosanya, maka sampaikanlah soalnya kepada jemaat (ay. 17). Ada orang-orang yang sangat keras kepala, di mana cara-cara teguran yang biasa tidak akan berhasil. Namun janganlah engkau cepat menyerah dan menganggap bahwa ia sudah tidak tertolong. Bawalah perkaramu dengannya ke hadapan orang banyak dan mintalah bantuan mereka.

                    Perhatikanlah:

                        . Teguran di bawah empat mata harus didahulukan sebelum suatu perkara dibawa ke hadapan orang banyak. Jika cara-cara yang lebih lunak bisa berhasil, janganlah gunakan cara-cara yang kasar dan keras (Tit. 3:10). Saudaramu yang menyadari dan mengakui dosa-dosanya tidak perlu dipermalukan di hadapan umum. Biarlah pekerjaan Allah dilakukan dengan benar, namun biarlah hal tersebut dilakukan dengan tanpa mengundang perhatian karena kerajaan-Nya datang dengan kuasa, bukan dengan kehebohan. Namun,
                        . Jika teguran di bawah empat mata tidak berhasil, maka sidang jemaat harus dilakukan. Jemaat harus terlebih dahulu menerima laporan pelanggaran dari anggota jemaat yang disakiti tersebut, baru kemudian menegur pribadi yang telah melakukan dosa tersebut dan memberikan penghakiman yang adil kepadanya setelah mendengar kesaksian-kesaksian yang tidak memihak mengenai sebab-sebab perkara tersebut.

                    Sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Sungguh amat disayangkan jika jemaat yang ditunjuk Kristus untuk menyelesaikan pertikaian dan meniadakan penyesatan justru menjadi sumber dari penyesatan dan pertikaian itu sendiri oleh karena kecemaran hati manusia. Pertanyaan besarnya adalah kepada jemaat yang mana perkara tersebut harus disampaikan. Sebagian orang mengatakan, bawalah ke pengadilan sipil, yang lainnya mengatakan, bawalah ke Mahkamah Agama (Sanhedrin). Namun yang Kristus maksudkan di sini (ay. 18) adalah suatu jemaat Kristen, yang walaupun saat itu belum sepenuhnya terbentuk, namun bibit-bibitnya sudah ada. "Sampaikanlah soalnya kepada jemaat di mana saudaramu yang berdosa tersebut menjadi bagian di dalamnya. Sampaikanlah ke hadapan anggota jemaat yang telah ditunjuk menangani perkara seperti itu. Sampaikanlah kepada para pembina dan pengurus, penggembala, penatua atau diaken, atau (jika ada) kepada wakil-wakil atau para pemimpin jemaat, atau kepada seluruh anggota jemaat. Biarlah mereka menyelidiki perkara tersebut. Jika mereka menemukan bahwa tuduhan tersebut tidak benar dan tidak berdasar, biarlah mereka menegur si pelapor. Jika mereka menemukan hal tersebut benar adanya, maka biarlah mereka menegur orang yang bersalah itu dan menyuruhnya bertobat, sehingga hal ini akan mengakhiri masalah dengan cepat dan benar, karena:

                        . "Diputuskan dengan pertimbangan yang mendalam," dan,
                        . "Diputuskan dengan kewenangan yang lebih besar." Orang tersebut hendaknya merasa sangat malu karena telah ditegur oleh jemaat, gembala jemaat, atau penengah yang ditunjuk untuk menyelesaikan perkara tersebut. Oleh karena itu, jika seseorang ditegur oleh jemaat, dia akan lebih patuh terhadap keputusan jemaat yang dibentuk oleh Kristus dan duta-duta-Nya di dunia ini.
                    Keempat, "Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, jika ia mengabaikan teguran tersebut dan tidak merasa malu atas dosanya dan tidak mau bertobat, anggaplah dia sebagai orang yang tidak mengenal Allah dan pemungut cukai. Baiklah dia diusir dari persekutuan jemaat, tidak diperkenankan untuk mengambil bagian dalam ketentuan-ketentuan khusus, diturunkan martabatnya sebagai anggota jemaat, dipermalukan, dan anggota-anggota jemaat menjauhinya, supaya ia merasa malu atas dosanya dan supaya jemaat tidak tercemar oleh dosanya itu atau dicela karenanya." Mereka yang memandang rendah hukum dan aturan dalam suatu kumpulan dan membuatnya tercela, telah kehilangan kehormatan dan hak-hak istimewa dalam kumpulan itu, sehingga layak dikucilkan sampai mereka bersedia bertobat, tunduk dan mendamaikan diri mereka kembali dengan kumpulan itu. Kristus telah menetapkan aturan ini untuk menjaga harga diri jemaat dan kemurniannya, dan untuk memberikan hukuman, supaya mereka yang melakukan dosa yang membawa kecemaran dalam jemaat-Nya dapat bertobat. Namun perhatikanlah, Kristus tidak mengajarkan kita untuk "anggaplah saudara yang berdosa itu sebagai setan atau jiwa yang terkutuk yang tidak terselamatkan lagi," tetapi "sebagai seorang yang tidak mengenal Allah dan seorang pemungut cukai, yaitu sebagai orang yang dapat dipertobatkan dan diterima kembali. Janganlah menganggapnya sebagai musuh, namun bimbinglah dia sebagai seorang saudara." Arahan yang dianjurkan kepada jemaat Korintus berkaitan dengan orang yang melakukan hubungan badan dengan sesama anggota keluarga didasarkan pada hukum ini, yaitu bahwa mereka harus dijauhkan dari tengah-tengah mereka (1Kor. 5:2), harus diserahkan kepada Iblis (karena sesungguhnya orang yang telah dikeluarkan dari Kerajaan Kristus akan dianggap sebagai bagian dari kerajaan Iblis), dan dijauhi (ay. 11, 13). Akan tetapi, jika kemudian dia bersedia merendahkan diri dan kembali ke jalan yang benar lagi, maka dia harus diterima dalam persekutuan jemaat kembali, dan semua masalah selesai.
                [2] Dalam ayat 18 kita temukan suatu jaminan dari Kristus yang mengesahkan tindakan-tindakan gereja atau jemaat yang dilakukan berdasarkan aturan-aturan tersebut di atas. Apa yang sebelumnya disampaikan kepada Petrus juga disampaikan-Nya di sini kepada semua murid lainnya, dan melalui mereka kepada semua pemuka jemaat yang setia, sampai ke ujung dunia. Bila para hamba Tuhan menyampaikan firman Kristus dengan setia dan menaati hukum-hukum-Nya dengan tegas dalam menjalankan tugas-tugas penggembalaan mereka sesuai dengan hukum-hukum-Nya (clave non errante -- kunci tidak memutar ke arah yang salah), maka mereka boleh yakin bahwa Ia akan mengakui mereka, mendukung mereka, dan mengesahkan apa yang mereka katakan dan lakukan seakan-akan hal itu dikatakan dan dilakukan oleh diri-Nya sendiri. Ia akan mengakui mereka:
                    Pertama, dalam menjatuhkan hukuman pengucilan anggota jemaat yang berdosa. Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga. Jika teguran yang dilakukan dalam jemaat benar-benar sesuai dengan aturan yang ditetapkan Kristus, maka keputusan Kristus akan sama dengan apa yang telah diputuskan oleh jemaat. Penghakiman Kristus secara rohani merupakan hukuman yang paling berat, seperti hukuman yang diterima oleh orang Yahudi yang ditolak, waktu Allah membuat mereka tidur nyenyak (Rm. 11:8). Kristus tidak akan membiarkan peraturan-Nya sendiri diinjak-injak, sehingga Ia akan mendukung setiap hukuman yang dijatuhkan secara benar oleh jemaat dalam menghukum para pendosa yang keras kepala. Sekecil apa pun penghinaan yang diberikan oleh para pendosa yang sombong terhadap teguran jemaat, hukuman bagi mereka telah ditetapkan dalam pengadilan sorgawi. Sia-sia saja bagi mereka untuk membela diri dalam pengadilan itu nantinya, karena pengadilan bagi mereka sudah dilakukan. Mereka yang disingkirkan dari jemaat yang benar, tidak akan tahan dalam penghakiman (Mzm. 1:5). Kalau seseorang sudah diserahkan jemaat kepada Iblis, maka Kristus juga tidak akan mengakuinya sebagai miliknya atau menerimanya. Sebaliknya, jika keputusan jemaat terbukti cacat karena kelalaian atau ketidakadilan, maka Kristus dengan anugerah-Nya yang dalam akan mencari kembali mereka yang telah diusir itu (Yoh. 9:34-35).
                    Kedua, dalam keputusan pengampunan. Apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.

                    Perhatikanlah:

                        . Penghakiman jemaat itu sifatnya tidak boleh mengikat dengan sangat kuat, sehingga jika si pendosa tersebut mau bertobat dan berubah sepenuhnya, ikatan tersebut boleh dan harus dilepaskan kembali. Cukuplah sudah hukumannya yang telah mencapai maksudnya itu, dan si pendosa tersebut harus diampuni dan dihibur (2Kor. 2:6). Tidak ada laut yang tidak dapat diseberangi kecuali jurang yang memisahkan antara sorga dan neraka.
                        . Mereka yang setelah bertobat, diterima kembali ke dalam persekutuan jemaat dapat merasa lega karena mereka telah diampuni di sorga, jika hati mereka benar terhadap Allah. Jika pengucilan membawa rasa takut bagi mereka yang keras kepala, maka pengampunan memberi semangat bagi mereka yang bertobat.

                        Rasul Paulus berbicara dalam nama Yesus ketika mengatakan, "Sebab barangsiapa yang kamu ampuni, aku mengampuninya juga" (2Kor. 2:10).
                        Demikianlah Kristus sungguh menghormati gereja-Nya, sehingga bukan saja Ia mendukung keputusan hukuman mereka, tetapi juga menguatkannya. Pada ayat-ayat berikutnya kita akan melihat dua alasan yang mendasari hal ini.

                            (1) Allah selalu siap menjawab doa-doa dari jemaat-Nya (ay. 19), Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.

                            Firman ini berlaku terhadap:

                                [1] Secara umum, semua doa yang dipanjatkan oleh orang-orang beriman keturunan Yakub. Mereka tidak akan mencari wajah Tuhan dengan sia-sia. Dalam Kitab Suci kita temukan banyak janji mulia Allah untuk menjawab doa-doa yang dinaikkan dengan iman, namun firman ini secara khusus mendorong kita untuk memanjatkan doa yang dilakukan secara bersama-sama, yaitu "permohonan yang disepakati dua orang, dan apalagi kalau lebih." Sesungguhnya tidak ada aturan di sorga yang membatasi jumlah pemohon. Perhatikanlah, Kristus sangat menghormati dan secara khusus mengabulkan doa yang dipanjatkan bersama-sama dalam iman dan permohonan kepada Allah. Jika satu pokok doa dipanjatkan bersama-sama atau ada kesepakatan untuk berkumpul bersama untuk mendekati takhta anugerah, walaupun terpisah dalam jarak, doa mereka tidak akan sia-sia. Walaupun Allah memang peduli dengan doa-doa orang-orang kudus, namun Ia memberikan perkenaan khusus-Nya terhadap jalinan persaudaraan dan persekutuan yang mereka tunjukkan ketika memanjatkan doa secara bersama-sama (2Taw. 5:13; Kis. 4:31).
                                [2] Secara khusus, janji akan pemenuhan doa ini lebih ditekankan terhadap permohonan-permohonan yang mengikat dan melepaskan pengampunan.

                                Perhatikanlah:

                                    Pertama, kewenangan jemaat dalam memberikan keputusan akan suatu hukuman tidak hanya terletak dalam tangan satu orang saja, namun paling sedikit harus melibatkan dua orang. Ketika ada anggota jemaat di Korintus yang melakukan hubungan badan dengan sesama anggota keluarga diusir, semua anggota jemaat berkumpul bersama (1Kor. 5:4), sehingga keputusan tersebut merupakan keputusan bersama banyak anggota jemaat (2Kor. 2:6). Dalam urusan yang begitu penting, keputusan dari dua lebih baik dari pada seorang diri, dan jikalau penasihat banyak, keselamatan ada.
                                    Kedua, adalah sangat penting bagi suatu perkara untuk diputuskan dalam satu suara oleh mereka yang mempunyai kuasa untuk menegakkan hukum dalam jemaat. Jika mereka yang berwenang untuk mengambil keputusan mengenai suatu perkara dalam jemaat menunjukkan amarah dan kebencian, maka keputusan mereka tersebut akan menjadi dosa yang paling keji.
                                    Ketiga, doa harus selalu dipanjatkan oleh jemaat selama mengambil suatu keputusan. Jangan menjatuhkan hukuman bila belum mendapat peneguhan dari Allah melalui doa yang dipanjatkan dengan iman. Tindakan untuk mengikat dan melepaskan pengampunan diberikan Kristus melalui sebuah khotbah (16:19), namun kita harus melakukannya dengan doa. Jadi, seluruh kekuatan Injil dari para hamba Tuhan terpusat dalam doa dan firman, dan mereka harus menyerahkan diri mereka seutuhnya ke dalam doa dan firman itu. Kristus tidak berkata, "Jika kesepakatan telah dicapai dalam suatu keputusan dengan suara bulat, maka hal itu akan dibenarkan," seakan-akan para hamba Tuhan adalah hakim dan Tuhan sendiri. Yang dimaksudkan di sini adalah bahwa, "Jika kalian sepakat untuk memintanya dari Allah, maka dari Dialah kalian akan mendapatkannya." Doa harus selalu dipanjatkan dalam seluruh upaya kita untuk mempertobatkan para pendosa (Yak. 5:16).
                                    Keempat, pokok doa yang disepakati oleh semua anggota jemaat Allah untuk memohon penguatan atas keputusan yang adil, akan didengar di sorga dan mereka akan mendapatkan jawabannya. "Permintaan mereka itu akan dikabulkan, dan hal itu akan terikat atau terlepas di sorga; Allah akan memberikan perhatian-Nya terhadap doa dan permohonan yang dilakukan dalam nama-Nya." Jika sebagai pemegang wewenang, Kristus berkata, "Permintaanmu akan dikabulkan," maka kita boleh yakin bahwa kita telah melakukan hal yang benar, walaupun kita belum melihat bukti-bukti seperti yang kita harapkan. Allah benar-benar mengakui dan menerima kita ketika kita berdoa untuk mereka yang telah bersalah terhadap-Nya dan terhadap kita. Tuhan memulihkan keadaan Ayub bukan karena dia berdoa untuk dirinya sendiri, tetapi ketika ia berdoa untuk sahabat-sahabat yang telah bersalah kepadanya.
                            (2) Kehadiran Kristus di tengah-tengah perhimpunan orang Kristen (ay. 20). Kristus selalu hadir dalam diri setiap orang yang beriman kepada-Nya, namun di sini Ia berjanji bahwa Ia akan hadir di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Nya, bukan hanya untuk memberikan keputusan hukuman, namun juga untuk menyembah-Nya, atau dengan kata lain, untuk kegiatan apa saja ketika mereka berkumpul bersama sebagai orang-orang percaya. Dengan demikian, pengikut-pengikut Kristus ditetapkan, diarahkan, dan didorong untuk selalu berkumpul bersama untuk tujuan-tujuan yang kudus.
                                [1] Dengan ini mereka ditetapkan, karena jemaat Kristus di dunia ini terwakili dengan jelas dalam setiap kumpulan keagamaan/ibadah. Hal ini sudah menjadi kehendak Kristus sendiri, dan karena itu harus dijalankan, dipelihara untuk kemuliaan Allah, untuk menerangi hati umat manusia, dan untuk menjaga nama baik agama Kristen di dunia. Ketika Allah bermaksud memberikan jawaban khusus terhadap doa mereka, maka Ia akan memanggil umat-Nya untuk berkumpul secara khusyuk (Yl. 2:15-16). Jika tidak ada kebebasan dan kesempatan untuk berkumpul bersama-sama dalam jumlah yang besar dan banyak, maka Allah menginginkan dua atau tiga orang berkumpul bersama. Perhatikanlah, walaupun kita tidak dapat melakukan apa yang diperintahkan Allah, kita tetap harus melakukan yang terbaik yang kita mampu dan Ia tetap akan menerima kita.
                                [2] Dengan ini jemaat diarahkan untuk berkumpul bersama-sama dalam nama Kristus. Dalam mengambil keputusan untuk menjatuhkan hukuman pendisiplinan, mereka harus berkumpul bersama dalam nama Kristus (1Kor. 5:4). Nama Kristus sendiri yang memberikan wewenang atas apa yang mereka putuskan di dunia dan menjamin keberterimaan atas keputusan mereka di dalam sorga. Dalam perhimpunan maupun penyembahan, kita harus selalu memusatkan hati kita kepada Kristus. Kita harus berhimpun berdasarkan jaminan dan ketetapan yang diberikan-Nya, sebagai tanda atas hubungan kita dengan-Nya, dengan mengakui iman kita terhadap Dia bersama-sama dengan semua orang yang berkumpul di segala tempat untuk berseru kepada-Nya. Kita berkumpul bersama dalam nama-Nya bila kita berhimpun untuk menyembah Allah dengan bergantung pada Roh Kudus dan anugerah Kristus sebagai Pengantara yang membantu kita, dengan bergantung pada belas kasih dan kebenaran-Nya sebagai Pengantara supaya kita bisa diterima Allah, dengan memandang-Nya sebagai Jalan yang bisa membawa kita kepada Bapa, yang menjadi Pembela kita di hadapan Bapa.
                                [3] Dengan ini jemaat didorong untuk berkumpul dengan janji bahwa Kristus akan hadir. Di situ Aku ada di tengah-tengah mereka. Secara umum, Kristus, seperti Allah, hadir di mana saja. Akan tetapi, yang dimaksudkan di sini adalah janji kehadiran-Nya secara khusus. Di mana ada orang kudus-Nya, di sanalah Ia bertakhta dan bersemayam; di sanalah tempat perhentian-Nya (Mzm. 132:14), dan jalan-Nya (Why. 2:1). Ia hadir di tengah-tengah jemaat untuk menyemangati dan menguatkan mereka, untuk menyegarkan dan menghibur mereka, seperti matahari di tengah alam semesta. Ia hadir di tengah-tengah mereka, yaitu dalam hati mereka. Ia hadir secara rohani, yaitu Roh-Nya hadir bersama roh mereka. Kristus berkata, "Di situlah Aku ada, tidak hanya Aku akan ada di situ, tetapi Aku ada di situ," seakan-akan Ia-lah yang datang lebih dulu, yang sudah siap di situ sebelum jemaat-Nya tiba, dan merekalah yang akan menemukan-Nya di sana. Ia mengulangi janji ini sebelum berpisah dengan murid-murid-Nya (28:20), Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman. Perhatikanlah, kehadiran Kristus dalam persekutuan orang-orang Kristen telah dijanjikan, sehingga hal tersebut harus didoakan dan dipegang teguh dalam iman. Di situlah Aku ada. Hal ini sama dengan Shekinah atau kehadiran Allah yang khusus dalam Kemah Suci dan Bait Suci pada zaman dulu (Kel. 40:34; 2Taw. 5:14).

                                Walaupun hanya ada dua atau tiga orang yang berkumpul bersama, Kristus tetap hadir di tengah mereka. Hal inilah yang hendaknya mendorong kita untuk selalu berhimpun dalam kelompok-kelompok kecil, setiap kali ada kesempatan.

                                    Pertama, karena pilihan. Di samping doa pribadi yang dipanjatkan secara pribadi dan ibadah umum oleh seluruh jemaat, juga ada saat-saat di mana dua atau tiga orang berkumpul bersama untuk saling membantu dalam doa. Ini bukan berarti bahwa doa dalam ibadah bersama kurang penting, tetapi untuk menguatkannya. Di sanalah Kristus akan hadir.
                                    Kedua, dalam keterbatasan. Jika tidak ada lebih dari dua atau tiga orang yang berhimpun bersama atau, walaupun ada, mereka tidak berani berhimpun karena takut terhadap orang Yahudi, Kristus akan tetap hadir di tengah-tengah mereka, karena bukan jumlahnya yang penting, melainkan iman dan ibadah yang tulus dari para penyembahlah yang mengundang kehadiran Kristus. Jika hanya ada dua atau tiga orang saja, jumlah terkecil yang memungkinkan, dan Kristus menjadi salah satu di antara mereka, maka perhimpunan mereka itu akan sama mulia dan sama khidmatnya seperti jika dua atau tiga ribu orang yang hadir, karena kehadiran Kristuslah yang terpenting.



BcO Amos 7:1-17
Penglihatan pertama: Belalang
7:1 Inilah yang diperlihatkan Tuhan ALLAH kepadaku: Tampak Ia membentuk kawanan belalang, pada waktu rumput akhir mulai tumbuh, yaitu rumput akhir sesudah yang dipotong bagi raja. 7:2 Ketika belalang mulai menghabisi tumbuh-tumbuhan di tanah, berkatalah aku: "Tuhan ALLAH, berikanlah kiranya pengampunan! Bagaimanakah Yakub dapat bertahan? Bukankah ia kecil?" 7:3 Maka menyesallah TUHAN karena hal itu. "Itu tidak akan terjadi," firman TUHAN.
Penglihatan kedua: Api
7:4 Inilah yang diperlihatkan Tuhan ALLAH kepadaku: Tampak Tuhan ALLAH memanggil api untuk melakukan hukuman. Api itu memakan habis samudera raya dan akan memakan habis tanah ladang. 7:5 Lalu aku berkata: "Tuhan ALLAH, hentikanlah kiranya! Bagaimanakah Yakub dapat bertahan? Bukankah ia kecil?" 7:6 Maka menyesallah TUHAN karena hal itu. "Inipun tidak akan terjadi," firman Tuhan ALLAH.
Penglihatan ketiga: Tali sipat
7:7 Inilah yang diperlihatkan-Nya kepadaku: Tampak Tuhan berdiri dekat sebuah tembok yang tegak lurus, dan di tangan-Nya ada tali sipat. 7:8 Lalu berfirmanlah TUHAN kepadaku: "Apakah yang kaulihat, Amos?" Jawabku: "Tali sipat!" Berfirmanlah Tuhan: "Sesungguhnya, Aku akan menaruh tali sipat di tengah-tengah umat-Ku Israel; Aku tidak akan memaafkannya lagi. 7:9 Bukit-bukit pengorbanan dari pada Ishak akan dilicintandaskan dan tempat-tempat kudus Israel akan diruntuhkan, dan Aku akan bangkit melawan keluarga Yerobeam dengan pedang."
Amos diusir
7:10 Lalu Amazia, imam di Betel, menyuruh orang menghadap Yerobeam, raja Israel, dengan pesan: "Amos telah mengadakan persepakatan melawan tuanku di tengah-tengah kaum Israel; negeri ini tidak dapat lagi menahan segala perkataannya. 7:11 Sebab beginilah dikatakan Amos: Yerobeam akan mati terbunuh oleh pedang dan Israel pasti pergi dari tanahnya sebagai orang buangan." 7:12 Lalu berkatalah Amazia kepada Amos: "Pelihat, pergilah, enyahlah ke tanah Yehuda! Carilah makananmu di sana dan bernubuatlah di sana! 7:13 Tetapi jangan lagi bernubuat di Betel, sebab inilah tempat kudus raja, inilah bait suci kerajaan." 7:14 Jawab Amos kepada Amazia: "Aku ini bukan nabi dan aku ini tidak termasuk golongan nabi, melainkan aku ini seorang peternak dan pemungut buah ara hutan. 7:15 Tetapi TUHAN mengambil aku dari pekerjaan menggiring kambing domba, dan TUHAN berfirman kepadaku: Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-Ku Israel. 7:16 Maka sekarang, dengarlah firman TUHAN! Engkau berkata: Janganlah bernubuat menentang Israel, dan janganlah ucapkan perkataan menentang keturunan Ishak. 7:17 Sebab itu beginilah firman TUHAN: Isterimu akan bersundal di kota, dan anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan tewas oleh pedang; tanahmu akan dibagi-bagikan dengan memakai tali pengukur, engkau sendiri akan mati di tanah yang najis, dan Israel pasti pergi dari tanahnya sebagai orang buangan."

Penjelasan:

* Indikator kesungguhan kenabian.
Nabi Amos memperoleh inspirasi ilahi lewat berbagai penglihatan (ayat 1:2,4,7,8). Berulang kali Amos beroleh penglihatan akan datangnya hukuman Allah yang dahsyat. Berulangkali pula Amos menempatkan diri di tempat umat-Nya. Ia mengajukan permohonan agar Allah mengasihani dan tidak menjatuhkan hukuman sedahsyat itu. Inilah indikator pertama kesungguhan kenabian. Seorang nabi sejati tidak mencari keuntungan bagi dirinya sendiri. Nabi sejati peka terhadap suara dan kehendak Tuhan tetapi juga prihatin akan keadaan umat.

Sesudah dua kali berturut-turut Amos bersyafaat di hadapan Allah, pada penglihatan ketiga dan selanjutnya (ps. 8), Allah tidak lagi memberi kesempatan kepada umat-Nya untuk luput dari hukuman. Kesabaran Allah ada batasnya. Masa penghukuman itu pasti akan datang. Tidak ada waktu berbalik. Amos pun tidak lagi memohon kepada Allah untuk mengubah rencana-Nya. Amos adalah hamba Allah, maka ia tidak boleh membela umat yang berdosa lebih dari ia "membela" kebenaran Allah. Penghukuman akan terjadi, tragedi peperangan akan menghancurkan: [1] ibadah Israel yang penuh dengan kemunafikan (ayat 9; bdk. 4:4,5); [2] para penguasa dan keluarga mereka yang berlaku lalim terhadap rakyat (ayat 9,11).

Lain halnya dari Amos adalah Amazia, imam palsu yang melayani Yerobeam. Yang imam ini lakukan adalah ciri nabi palsu. Untuknya kenabian atau keimaman adalah soal "cari makan" (ayat 12). Urusannya bukanlah membela umat dan menaati Tuhan tetapi memberi keyakinan-keyakinan palsu kepada raja (ayat 12). Kepalsuan membuatnya siap mengusir Amos sebab pemberitaan Amos tentang kematian Raja Yerobeam dan pembuangan Israel membahayakan (ayat 11). Semua nabi profesional hanya menubuatkan hal-hal yang menyenangkan.

* Am 7:12 - Carilah makananmu di sana
Carilah makananmu di sana. Amazia menyuruh Amos untuk mencari nafkah dengan cara bernubuat di Yehuda.

* Am 7:14 - Melainkan aku ini seorang peternak // pemungut buah ara hutan
Melainkan aku ini seorang peternak. Amos menyangkal bahwa ia adalah seorang nabi profesional dan mengatakan bahwa ia adalah seorang gembala dan pemungut buah ara hutan. Buah ini tak bernilai tinggi, dan harus dibuka dengan alat khusus untuk mengeluarkan airnya yang berlebihan sebelum masak.

* Am 7:15 - Tetapi Tuhan mengambil aku ... Tuhan berfirman kepadaku
Tetapi Tuhan mengambil aku ... Tuhan berfirman kepadaku. Pengulangan nama Allah membuat jelas fakta bahwa Amos tidak bernubuat oleh kehendak manusia, tetapi karena panggilan langsung Allah, yang menjadikan dia nabi.

* Am 7:17 - Bersundal
Bersundal. Diperkosa oleh para tentara yang menyerbu.



Daftar Label dari Kategori Khotbah Katolik 2017
Lukas 10:13-16(1)
Lukas 10:17-24(1)
Lukas 10:25-37(1)
Lukas 11:27-28(1)
Lukas 14:1,7-11(1)
Lukas 18:1-8(1)
Lukas 1:39-56(1)
Lukas 20:27-40(1)
Lukas 24:13-35(1)
Lukas 2:22-40(1)
Lukas 6:12-19(1)
Lukas 6:43-49(1)
Lukas 7:1-10(1)
Lukas 8:16-18(1)
Lukas 8:4-15(1)
Lukas 9:43b-45(1)
Markus 13:33-37(1)
Matius 10:17-22(1)
Matius 10:26-33(1)
Matius 10:37-42(1)
Matius 13:1-23(1)
Matius 13:24-43(1)
Matius 16:13-20(1)
Matius 17:1-9(2)
Matius 18:1-5,10(1)
Matius 1:1-25(1)
Matius 20:1-16a(1)
Matius 21:28-32(1)
Matius 21:33-43(1)
Matius 25:31-46(1)
Matius 4:1-11(1)
Matius 4:12-23(1)
Matius 5:13-16(1)
Matius 5:17-37(1)
Matius 5:38-48(1)
Matius 6:24-34(1)
Matius. 5:1-12(1)
Yohanes 10:1-10(1)
Yohanes 11:1-45(1)
Yohanes 14:1-12(1)
Yohanes 14:15-21(1)
Yohanes 1:1-18(1)
Yohanes 1:29-34(1)
Yohanes 20:19-23(1)
Yohanes 3:16-18(1)
Yohanes 4:5-42(1)
Yohanes 9:1-41(1)




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 12 Desember - Santa Yohanna Fransiska Fremio de Chantal (Janda), Santo Hoa (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Khotbah Katolik Sabtu, 16 September 2017 - Lukas 6:43-49 BcO Hosea 5:15b-7:2

PREV:
Khotbah Katolik Sabtu, 9 September 2017 - Lukas 6:1-5 - BcO Amsal 5:18-6:14


All Garis Besar





Arsip Khotbah Katolik 2017..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)