misa.lagu-gereja.com        
 
View : 5914 kali
Khotbah Katolik 2018
Sabtu, 15 September 2018
(Yohanes 19:25-27)

Khotbah Katolik Sabtu, 15 September 2018 - Yohanes 19:25-27 atau Luk. 2:33-35. BcO Est. 3:1-11 warna liturgi Putih - Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Berdukacita

Sabtu, 15 September 2018
Peringatan Wajib
Santa Perawan Maria Berdukacita
1Kor. 15:1-11; atau Ibr. 5:7-9; Mzm 31:2-3a,3b-4,5-6,15-16, 20;
Yohanes 19:25-27 atau Luk. 2:33-35.
BcO Est. 3:1-11
warna liturgi Putih

Yohanes 19:25-27
19:25 Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. 19:26 Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!" 19:27 Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.

Penjelasan:

* Yoh 19:27
Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya, "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.1329
Kedua ucapan ini singkat namun sangat jelas, dan Yohanes menaatinya.
Beberapa penafsir mencari arti simbolis dalam peristiwa ini.1330 Ada yang berkata bahwa Yohanes melambangkan gereja yang setia, dan Maria menjadi ibunya serta pelindung gereja. Namun harus diamati bahwa sejak saat itu murid itu menerima Maria di dalam rumah Yohanes, dan bukan sebaliknya. Penafsir yang lain berkata bahwa Maria melambangkan bangsa Yahudi yang percaya kepada Tuhan Yesus, dan Yohanes melambangkan murid Kristus yang ideal, maka Israel menjadi ibunya jemaat Kristus. Namun Yohanes juga adalah orang Yahudi, jadi dapat ditanyai, mengapakah ibunya dan bukan dia yang melambangkan bangsa Yahudi? Tafsiran-tafsiran simbolis ini kurang meyakinkan, dan tidak didukung oleh nas ini.

* Yoh 19:25-27 - Rumahnya
Tiga wanita yang semua bernama Maria itu berdiri di dekat salib, dengan sedih memandang Dia yang demikian mereka kasihi. Sekalipun demikian, naskah Yunaninya cenderung menyebut adanya empat orang wanita, saudara sang ibu (Salome, ibu Yohanes) dicatat namun tidak diberi nama. Apabila memang demikian, keempat wanita ini mungkin dicantumkan untuk menghadirkan semacam kontras terhadap para prajurit Romawi. Cemas akan ibu-Nya, Yesus menyerahkan sang ibu kepada 'murid yang dikasihi.' Saudara-saudara-Nya sendiri belum menjadi orang percaya pada saat itu. Kesatuan Gereja yang mulai dibangun oleh Tuhan harus bersifat rohani dan bukan lahiriah (bdg. Mat. 12:50). Rumahnya. Apabila Yohanes mempunyai rumah di Yerusalem, maka wajar jika dia mengenal keluarga Imam Besar (18:16).

*     Pemeliharaan Kristus bagi ibu-Nya yang malang itu.
        . Ibu-Nya menemani-Nya sampai saat kematian-Nya (ay. 25): Dekat salib Yesus, sedekat-dekat yang mereka bisa, berdiri ibu-Nya, dan beberapa kerabat serta kawan ada bersamanya. Pada awalnya, mereka berdiri dekat salib-Nya, seperti yang dikatakan di sini. Akan tetapi, setelah itu, mungkin para serdadu memaksa mereka menjauh, seperti yang ditulis dalam Injil Matius dan Markus. Atau mungkin juga mereka sendiri pindah menjauh dari sana.
            (1) Lihatlah di sini kasih sayang mendalam yang dirasakan para wanita saleh itu terhadap Tuhan kita Yesus ketika Dia sedang menderita. Saat semua murid-Nya, terkecuali Yohanes, mencampakkan Dia, mereka terus saja setia mendampingi-Nya. Begitulah orang-orang yang tersandung menjadi seperti Daud (Za. 12:8): mereka tidak tergoyahkan oleh kegeraman para musuh atau kengerian pemandangan di hadapan mereka itu. Mereka memang tidak bisa menyelamatkan atau melepaskan Dia, tetapi mereka tetap setia mendampingi-Nya, untuk menunjukkan kebaikan hati mereka. Beberapa penulis membuat rekaan yang tidak saleh dan menghujat mengenai perawan Maria berdiri di samping salib itu. Menurut mereka, dengan begitu ia pun ikut andil dalam penebusan dosa yang dilakukan Kristus, sama besarnya dengan yang Kristus lakukan sehingga dengan demikian dia menjadi sarana atau mitra Kristus untuk keselamatan kita.
            (2) Kita pastinya dapat membayangkan betapa menderitanya para wanita malang itu ketika melihat Kristus disiksa, terutama sang perawan yang terberkati itu. Kini, genaplah apa yang pernah dikatakan Simeon, bahwa suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri (Luk. 2:35). Siksaan yang dialami Kristus menjadi derita jiwa Maria. Ia tercabik-cabik saat Kristus terpaku di kayu salib, dan hatinya ikut berdarah karena luka-luka-Nya. Cela dan aib yang ditimpakan mereka kepada-Nya juga ikut menimpa orang-orang yang menyertai Dia.
            (3) Selayaknya kita mengagumi kekuatan anugerah ilahi yang menyokong para wanita itu, terutama sang perawan Maria, saat harus melalui pencobaan yang begitu berat seperti itu. Kita tidak mendapati ibu Kristus memilin-milin tangannya dengan gelisah, atau menjambak-jambak rambutnya sendiri, atau merobek-robek pakaiannya, atau mengeluarkan raungan sedih. Akan tetapi, dengan ketabahan hati yang luar biasa, dia berdiri di dekat salib, dan kawan-kawannya pun ada bersama dengannya. Pastilah dia dan mereka semua dikuatkan oleh kuasa ilahi sehingga mampu tabah seperti itu, dan pasti juga sang perawan Maria memiliki pengharapan yang lebih besar dari yang lainnya mengenai kebangkitan Kristus, yang mampu menguatkannya sedemikian rupa. Kita tidak akan pernah tahu apa yang bisa kita tanggung sampai kita dicobai, dan saat itulah kita akan tahu siapa yang telah berkata, Cukuplah anugerah-Ku bagimu.
        . Dengan penuh kasih sayang, Kristus menyediakan keperluan ibu-Nya ketika Dia hampir mati. Mungkin saja Yusuf, suaminya, sudah lama meninggal, dan anaknya Yesus telah menyokong kehidupannya selama ini, dan hubungannya dengan Kristuslah yang menyambung kehidupannya selama ini. Kini Dia akan mati, lalu apa yang akan menimpanya kelak? Kristus melihatnya berdiri di dekat situ, dan mengenal kesulitan dan kedukaan hatinya. Dia juga melihat Yohanes berdiri tidak jauh dari sana, sehingga Dia lalu mengatur sebuah hubungan antara ibu yang sangat Ia kasihi dengan murid yang sangat Ia kasihi itu. Dia berkata kepada wanita itu, "Ibu, inilah anakmu, kepada siapa engkau harus mencurahkan kasih sayang keibuanmu mulai saat ini"; dan kepada Yohanes, "Inilah ibumu, kepada siapa engkau harus menunaikan tugas sebagai seorang anak." Dan sejak saat itu, saat yang tidak akan pernah terlupakan itu, murid itu menerima dia di dalam rumahnya.

        Lihatlah di sini:

            (1) Perhatian yang Kristus limpahkan kepada ibu tersayang-Nya. Dia tidak tenggelam di dalam kesakitan penderitaan-Nya sampai melupakan kawan-kawan-Nya, yang begitu Dia pedulikan di dalam hati-Nya. Mungkin ibu-Nya justru tenggelam dalam kesedihan karena melihat-Nya menderita, sampai-sampai dia tidak memikirkan apa yang akan menimpa dia di kemudian hari. Tetapi, Kristus memikirkannya. Emas dan perak tidak ada pada-Nya untuk Ia wariskan, juga tidak ada rumah atau harta pribadi. Pakaian-Nya saja sudah disita para prajurit, dan kita tidak lagi pernah mendengar kabar tentang uang kas sejak Yudas yang bertugas mengurusnya, gantung diri. Jadi Dia tidak memiliki cara lain untuk memelihara ibu-Nya selain dengan menitipkannya kepada kawan-Nya, yang kemudian Ia lakukan di sini.
                [1] Dalam teks asli, Dia memanggilnya wanita, bukan ibu, bukan karena Dia tidak menghormatinya, tetapi karena kata ibu akan membuat hatinya yang sedang berduka itu menjadi lebih perih saja, seperti yang terjadi ketika Ishak berkata kepada Abraham, "Bapa." Dia berkata sebagai seorang yang kini tidak lagi ada di dunia ini, tetapi sudah mati terhadap orang-orang yang paling dekat dengan-Nya di dalam dunia ini. Gaya bicara-Nya yang kelihatan seolah-olah merendahkan ibu-Nya sendiri itu, seperti yang Ia pernah juga lakukan sebelumnya, dirancangkan untuk meniadakan dan menegur penghormatan berlebihan yang Ia tahu akan diberikan kepada Maria di kemudian hari oleh sebagian pihak gereja, seakan-akan dia adalah mitra-Nya yang juga harus diberi kehormatan yang sama dengan Sang Penebus sendiri.
                [2] Dia mengarahkan Maria supaya memandang Yohanes sebagai anaknya sendiri: "Tengoklah dia yang berdiri di sana sebagai anakmu sendiri, dan jadilah seorang ibu bagi dia."

                Lihatlah di sini:

                    Pertama, sebuah contoh kebaikan ilahi untuk kita perhatikan supaya menjadi kekuatan hati bagi kita. Kadang kala, saat Allah mengambil satu penghiburan dari kita, Dia juga akan memberikan penghiburan yang lain lagi bagi kita, mungkin dari tempat di mana kita bahkan tidak mencari. Kita membaca tentang anak-anak yang akan dipunyai oleh gereja setelah gereja kehilangan anak-anaknya yang lain (Yes. 49:21). Jadi, saat sebuah cadangan air mengering, janganlah mengira bahwa semuanya sudah lenyap, sebab dari sumber air yang sama akan mengalir air yang memenuhi kolam lain.
                    Kedua, sebuah contoh kewajiban persaudaraan, supaya kita meneladaninya juga. Di sini Kristus mengajarkan anak-anak untuk sebisa mungkin memelihara kenyamanan hidup orangtua mereka yang telah lanjut usia. Saat Daud sedang berada dalam kesusahan, dia memelihara kedua orangtuanya dan mencarikan tempat bernaung bagi mereka (1Sam. 22:3). Begitu pula yang dilakukan Anak Daud di sini. Anak-anak yang akan menghadapi maut, semampu-mampunya, haruslah memelihara orangtua mereka yang mungkin hidup lebih lama dari mereka dan membutuhkan pemeliharaan mereka.
            (2) Kepercayaan yang Dia miliki terhadap murid yang dikasihi-Nya. Kepada dialah Ia berkata, Inilah ibumu. Maksudnya, Aku menitipkan dia ke dalam pemeliharaanmu, jadilah anak baginya, untuk membimbing dia (Yes. 51:18), dan janganlah meninggalkan ibumu kalau ia sudah tua (Ams. 23:22). Nah,
                [1] Semua itu adalah kehormatan yang diberikan kepada Yohanes dan menjadi kesaksian mengenai kesalehan dan kesetiaannya. Jika Dia yang mengetahui segala sesuatu tidak tahu bahwa Yohanes mengasihi-Nya, maka Dia tidak akan menjadikannya sebagai penjaga ibu-Nya. Dipekerjakan oleh Kristus dan dipercayai untuk memelihara kepentingannya di dunia ini merupakan sebuah kehormatan besar. Akan tetapi,
                [2] Hal itu juga akan menjadi beban yang harus dipikul Yohanes. Namun, dia tetap menerimanya dengan riang hati dan menerima dia di dalam rumahnya tanpa memikirkan beban atau biaya tambahan yang harus ia keluarkan, atau kewajibannya yang lain kepada keluarganya sendiri, ataupun kesukaran lain yang akan timbul karena tindakannya itu. Perhatikanlah, orang-orang yang benar-benar mengasihi Kristus dan dikasihi oleh-Nya akan bersukacita bila mendapat kesempatan untuk melayani Dia atau pekerjaan-Nya. Dalam sejarah Nicephoras dikatakan bahwa perawan Maria tinggal bersama Yohanes di Yerusalem selama sebelas tahun, lalu ia pun meninggal. Menurut yang lain lagi, ia ikut Yohanes pindah ke Efesus.


Label:   Yohanes 19:25-27 



Daftar Label dari Kategori Khotbah Katolik 2018
Lukas 12:8-12(1)
Lukas 13:1-9(1)
Lukas 18:1-8(1)
Lukas 1:57-66(1)
Lukas 21:25-28(1)
Lukas 21:34-36(1)
Lukas 2:41-51(1)
Lukas 8:4-15(1)
Markus 10:13-16(1)
Markus 10:35-45(1)
Markus 10:46-52(1)
Markus 11:27-33(1)
Markus 12:28-34(1)
Markus 14:12-16(1)
Markus 3:20-35(1)
Markus 4:26-34(1)
Markus 5:21-43(1)
Markus 6:1-6(1)
Markus 6:30-34(1)
Markus 7:1-8,14-15, 21-23(1)
Markus 7:31-37(1)
Markus 8:27-35(1)
Markus 9:30-37(1)
Matius 12:14-21(1)
Matius 23:1-12(1)
Matius 28:16-20(1)
Matius 9:14-17(1)
Yohanes 17:11b-19(1)
Yohanes 19:25-27(1)
Yohanes 1:47-51(1)
Yohanes 6:60-69(1)




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 12 Desember - Santa Yohanna Fransiska Fremio de Chantal (Janda), Santo Hoa (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Khotbah Katolik Minggu, 16 September 2018 - Markus 8:27-35. BcO Est. 1:1-3,9-16,19; 2:5-10,16-17 warna liturgi Hijau - Hari Minggu Biasa XXIV

PREV:
Khotbah Katolik Minggu, 9 September 2018 - Markus 7:31-37. BcO 2Ptr. 1:1-11 warna liturgi Hijau - Hari Minggu Biasa XXIII


All Garis Besar





Arsip Khotbah Katolik 2018..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)