|
Minggu, 10 Maret 2019 (Lukas 4:1-13)Minggu, 10 Maret 2019 - Pencobaan di padang gurun - Lukas 4:1-13 - BcO Ul. 6:4-25 - warna liturgi UnguHARI MINGGU PRAPASKAH I Ul. 26:4-10; Mzm. 91:1-2,10-11,12-13,14-15; Rm. 10:8-13; Lukas 4:1-13. BcO Ul. 6:4-25. warna liturgi Ungu Lukas 4:1-13 Pencobaan di padang gurun 4:1 Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. 4:2 Di situ Ia tinggal empat puluh hari lamanya dan dicobai Iblis. Selama di situ Ia tidak makan apa-apa dan sesudah waktu itu Ia lapar. 4:3 Lalu berkatalah Iblis kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti." 4:4 Jawab Yesus kepadanya: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja." 4:5 Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia. 4:6 Kata Iblis kepada-Nya: "Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. 4:7 Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu." 4:8 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" 4:9 Kemudian ia membawa Yesus ke Yerusalem dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke bawah, 4:10 sebab ada tertulis: Mengenai Engkau, Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau, 4:11 dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." 4:12 Yesus menjawabnya, kata-Nya: "Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" 4:13 Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik. Penjelasan: * Luk 4:1-13 - Pencobaan di Padang Gurun Kita tinggalkan kisah tentang Kristus yang baru dibaptis, diakui oleh suara dari langit, dan turunnya Roh Kudus ke atas-Nya. Sekarang, dalam pasal ini kita membaca perihal: I. Persiapan selanjutnya bagi pelayanan-Nya di hadapan umum melalui pencobaan di padang gurun (ay. 1-13). Catatan yang sama seperti yang sekarang kita peroleh di sini telah kita dapatkan sebelumnya dalam Injil Matius. II. Permulaan pelayanan-Nya di Galilea (ay. 14-15), terutama di: . Nazaret, kota tempat Ia dibesarkan (ay. 16-30), yang sebelumnya tidak tercatat di dalam Injil Matius. . Kapernaum, di mana Ia, setelah membuat orang banyak merasa takjub dengan pengajaran-Nya (ay. 31-32), mengusir setan keluar dari seorang yang kerasukan (ay. 33-37), menyembuhkan ibu mertua Petrus dari sakit demam (ay. 38-39), dan menyembuhkan banyak orang lain yang sakit dan kerasukan (ay. 40-41). Kemudian Ia pergi dan melakukan hal-hal yang sama ke kota-kota lain di wilayah Galilea (TB: Yudea, ay. 42-44). Pencobaan di Padang Gurun (4:1-13) Kata-kata terakhir dari pasal sebelumnya bahwa Yesus adalah Anak Adam berbicara mengenai Dia sebagai keturunan perempuan itu. Oleh karenanya, sesuai dengan janji itu kita menemukan di sini bagaimana Ia meremukkan kepala ular, menggagalkan dan mengalahkan Iblis dan semua tipu daya pencobaannya, yang pernah menyesatkan serta menjerumuskan nenek moyang kita hanya dengan satu pencobaan saja. Dengan demikian, pada awal peperangan ini Yesus melancarkan serangan balasan dan berhasil menaklukkan si penakluk. Dalam kisah pencobaan Kristus ini, perhatikanlah: I. Bagaimana Yesus dipersiapkan dan diperlengkapi untuk menghadapi pencobaan itu. Allah yang merancang pencobaan ini bagi Dia juga menyediakan perlengkapan yang cukup untuk menghadapinya. Kita tidak tahu ujian apa yang ada di hadapan kita, dan kita juga tidak tahu kejadian apa yang tiba-tiba akan datang menimpa kita, tetapi Kristus tahu, dan Ia diperlengkapi untuk menghadapi semua pencobaan itu. Allah juga melakukan hal yang sama bagi kita, dan kita boleh berharap akan diperlengkapi oleh-Nya. . Ia penuh dengan Roh Kudus, yang turun ke atas-Nya dalam rupa burung merpati. Sekarang Ia memiliki karunia, anugerah, dan penghiburan yang lebih besar dari Roh Kudus dibanding sebelumnya. Perhatikanlah, orang-orang yang bersenjata lengkap untuk menghadapi pencobaan terkuat adalah mereka yang penuh dengan Roh Kudus. . Ia baru kembali dari Sungai Yordan, tempat Ia dibaptis dan diakui oleh suara dari langit sebagai Anak yang dikasihi Allah. Dengan demikian Ia dipersiapkan untuk menghadapi pertempuran ini. Perhatikanlah, ketika kita telah menjalin persekutuan yang sangat menyenangkan dengan Allah dan memperoleh pernyataan kasih-Nya sedalam-dalamnya, maka kita harus sadar bahwa Iblis akan terdorong untuk menyerang kita (kapal yang paling kaya selalu menjadi sasaran utama para perompak), dan Allah akan membiarkan dia melakukannya, supaya kuasa anugerah-Nya dapat dinyatakan dan diagungkan. . Ia dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun, yaitu oleh Roh yang baik, yang membawa Dia ke medan perang sebagai seorang juara, untuk menghantam musuh yang Ia yakin akan ditaklukkan-Nya. Dengan dibawa ke padang gurun: (1) Kristus memberikan keuntungan kepada si pencoba, karena di sana Dia akan sendirian saja, tanpa ada yang mendampingi-Nya untuk membantu dengan dukungan doa dan nasihat dalam waktu pencobaan. Wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya! Yesus memberi kesempatan yang menguntungkan kepada Iblis karena Dia mengenal kekuatannya sendiri. Tetapi kita tidak boleh melakukan hal ini, karena kita tidak tahu kelemahan kita sendiri. (2) Kristus memperoleh keuntungan bagi diri-Nya selama berpuasa empat puluh hari di padang gurun. Kita bisa menduga bahwa selama itu Ia telah melakukan perenungan yang sangat mendalam, dan memikirkan secara cermat semua tugas dan pekerjaan yang ada di hadapan-Nya. Ia menghabiskan segenap waktu-Nya untuk bercakap-cakap secara langsung dan akrab dengan Bapa-Nya, sama seperti Musa di puncak gunung bersama Tuhan tanpa perhatian yang teralihkan, kekacauan pikiran, atau gangguan. Sepanjang masa kehidupan Kristus sebagai manusia di dunia ini, kegiatan rohani-Nya sangat mendekati kesempurnaan malaikat dan kehidupan sorgawi, dan hal ini membuat Dia siap untuk menghadapi serangan Iblis. Dia diperkuat untuk menghadapi serangan-serangan tersebut. . Ia terus berpuasa (ay. 2), selama di situ Ia tidak makan apa-apa. Puasa seperti ini adalah puasa yang ajaib dan menakjubkan, sama seperti puasa yang dilakukan oleh Musa dan Elia. Hal ini menunjukkan bahwa sama seperti mereka, Ia sungguh seorang Nabi yang diutus Allah. Kemungkinan, pada saat itu Ia sedang berada di padang gurun Horeb, tempat sama yang juga digunakan oleh Musa dan Elia untuk berpuasa. Dengan menyingkir ke padang gurun, Ia menunjukkan bahwa Ia sama sekali tidak tertarik pada dunia ini. Dengan berpuasa Ia menunjukkan bahwa Ia sama sekali tidak tertarik pada tubuh jasmaniah ini, dan Iblis tidak dapat dengan mudah menguasai orang-orang yang telah melepaskan diri dari dan mati terhadap perkara-perkara dunia dan kedagingan. Semakin kita melatih tubuh kita dan menguasainya seluruhnya, semakin kurang kesempatan yang dapat dipakai Iblis untuk melawan kita. II. Bagaimana Ia diserang dengan pencobaan demi pencobaan, dan bagaimana Ia mengalahkan rancangan si pencoba dan menjadi lebih daripada seorang yang menang. Selama empat puluh hari itu Ia dicobai Iblis (ay. 2). Ia tidak dicobai dengan hasutan-hasutan yang berasal dari dalam hati, karena di dalam diri Kristus penguasa dunia ini tidak melihat adanya hal-hal semacam itu yang dapat dipakainya untuk mencobai Kristus. Sebaliknya, Ia dicobai dengan bujukan-bujukan yang berasal dari luar diri-Nya, mungkin dalam rupa seekor ular, seperti ketika ia mencobai nenek moyang kita yang pertama. Kemudian, pada akhir empat puluh hari itu Iblis mendekat kepada-Nya, datang sedekat mungkin, ketika ia melihat bahwa Ia merasa lapar (ay. 2). Mungkin saja, ketika merasa lapar, Yesus Tuhan kita lalu mulai melihat-lihat pepohonan yang ada, mencari-cari apakah ada sesuatu yang dapat dimakan. Dari situlah Iblis mengambil kesempatan untuk mengajukan berbagai usul berikut ini kepada-Nya: . Iblis mencobai Dia untuk tidak mempercayai pemeliharaan Bapa-Nya kepada-Nya dan mengusahakannya sendiri saja dengan cara-Nya sendiri yang tidak ditentukan Bapa bagi-Nya (ay. 3), Jika Engkau Anak Allah, seperti yang dinyatakan suara dari langit itu, suruhlah batu ini menjadi roti. (1) "Aku menasihati Engkau melakukan hal ini, karena Allah, kalau benar Dia Bapa-Mu, telah melupakan Engkau, dan juga akan butuh waktu cukup lama sebelum Ia mengutus burung-burung gagak atau malaikat-malaikat untuk memberi-Mu makan." Ketika kita mulai berpikir bahwa kita sendiri adalah pemelihara atas kehidupan kita sendiri dan hidup dengan pikiran kita sendiri tanpa bergantung pada pemeliharaan ilahi, dan mendapatkan kekayaan dengan kekuasaan dan kekuatan kita sendiri, maka kita harus memandang pikiran semacam itu sebagai pencobaan Iblis dan segera menolaknya. Nasihat Iblislah yang membuat kita berpikir untuk melepaskan diri dan tidak bergantung pada Allah. (2) "Aku menantang Engkau untuk melakukan hal itu, kalau Engkau mampu. Jika Engkau tidak mampu, Engkau bukanlah Anak Allah; karena belum lama ini Yohanes Pembaptis berkata bahwa Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini, dan ini suatu pekerjaan yang besar. Oleh karena itu, Engkau tidak memiliki kuasa Anak Allah, jika Engkau tidak mampu menyuruh batu-batu ini menjadi roti bagi diri-Mu sendiri ketika Engkau membutuhkannya, dan ini akan lebih mudah daripada menjadikannya sebagai anak-anak. Dengan cara yang sama Allah sendiri juga pernah dicobai di padang gurun, Sanggupkah Allah menyajikan hidangan di padang gurun? Sanggupkah Ia memberikan roti juga?" (Mzm. 78:19-20). Sekarang: [1] Kristus tidak tunduk pada pencobaan itu. Ia tidak akan mengubah batu itu menjadi roti. Sama sekali tidak, sekalipun Ia lapar. Pertama, karena Ia tidak mau melakukan apa yang diminta Iblis untuk dilakukan-Nya. Karena bila Ia melakukannya, maka orang akan memandang bahwa memang ada perjanjian antara Dia dan penguasa setan-setan. Perhatikanlah, kita tidak boleh melakukan apa pun yang tampak seperti memberikan kesempatan kepada Iblis. Mujizat hanya dilakukan untuk meneguhkan iman, dan Iblis tidak memiliki iman yang perlu diteguhkan. Itulah sebabnya Ia tidak mau membuat mujizat bagi Iblis. Ia hanya membuat tanda-tanda di depan mata murid-murid-Nya (Yoh. 20:30), dan secara khusus mujizat-Nya yang pertama, yaitu mengubah air menjadi anggur, dikerjakan supaya murid-murid-Nya percaya kepada-Nya (Yoh. 2:11). Tetapi di sini, di padang gurun ini, tidak seorang murid pun yang ada bersama-Nya. Kedua, Ia membuat mujizat untuk mengesahkan pengajaran-Nya, dan karena itu Ia tidak akan membuat mujizat sebelum Ia mulai mengajar. Ketiga, Ia tidak mau membuat mujizat bagi diri-Nya sendiri dan untuk memenuhi kebutuhan-Nya sendiri, karena kalau tidak, Ia tampak seperti kehilangan kesabaran karena lapar. Padahal Ia datang bukan untuk menyenangkan Diri sendiri, tetapi untuk menderita sengsara dan menanggung kesengsaraan yang ada di antara orang-orang lain. Untuk menunjukkan bahwa Ia tidak mau menyenangkan Diri sendiri, Ia lebih suka mengubah air menjadi anggur demi nama baik dan kebaikan sahabat-sahabat-Nya, daripada mengubah batu menjadi roti untuk memenuhi kebutuhan-Nya sendiri. Keempat, Ia ingin menyimpan bukti bahwa Ia adalah Anak Allah untuk kesempatan lain dan memutuskan lebih baik dilecehkan Iblis sebagai Pribadi yang lemah dan tidak mampu membuat mujizat daripada terbujuk oleh Iblis untuk melakukan apa yang sebenarnya dengan mudah dapat Ia lakukan. Dengan cara yang sama Ia juga dilecehkan oleh musuh-musuh-Nya seolah-olah Ia tidak dapat menyelamatkan diri-Nya sendiri dan turun dari salib. Ia dapat saja melakukannya, tetapi tidak mau, karena itu memang bukan hal yang pantas Ia lakukan. Kelima, Ia tidak mau melakukan apa saja yang tampak seperti tidak memercayai Bapa-Nya, atau bertindak di luar Dia, atau melakukan tindakan apa pun yang tidak sesuai dengan kedudukan-Nya pada saat itu. Karena dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, maka seperti anak-anak Allah lainnya, Ia harus menjalani kehidupan dalam ketergantungan pada pemeliharaan dan janji ilahi. Ia harus tetap mempercayai Allah yang sanggup mengirim makanan ke padang gurun atau membawa-Nya ke kota tempat kediaman orang, di mana ada persediaan makanan, seperti yang biasa Ia peroleh sebelum ini (Mzm. 107:5-7). Ia percaya bahwa Allah akan tetap menyokong-Nya, sekalipun Ia lapar, seperti yang telah Ia lakukan selama empat puluh hari berselang ini. [2] Ia membalas dengan jawaban yang diambil dari Kitab Suci (ay. 4), Ada tertulis. Ini adalah kata pertama yang dicatat sebagai kata yang diucapkan Kristus setelah pelantikan-Nya dalam jabatan Nabi. Ayat-ayat yang diucapkan-Nya adalah kutipan dari Perjanjian Lama, untuk menunjukkan bahwa Ia datang untuk menegaskan dan memelihara wewenang (otoritas) Kitab Suci yang tidak dapat diperbantahkan, bahkan oleh Iblis sendiri. Meskipun Ia memiliki Roh Kudus tanpa batas serta memiliki pengajaran sendiri untuk disampaikan, dan sebuah dasar keyakinan atau agama untuk didirikan, namun semua perkataan-Nya sesuai dengan perkataan Musa dan para nabi. Oleh sebab itu semua tulisan mereka telah Ia tetapkan sebagai peraturan bagi diri-Nya sendiri dan Ia juga menganjurkannya kepada kita untuk digunakan sebagai jawaban kepada Iblis dan semua pencobaannya. Firman Allah adalah pedang kita, sedangkan iman akan firman itu adalah perisai kita. Oleh karena itu, hendaknya kita menjadi mahir dalam soal-soal Kitab Suci, dan masuklah dalam kuasa itu. Majulah terus, lanjutkanlah peperangan rohani kita, dan ketahuilah apa yang telah ditulis dahulu, karena semua telah ditulis untuk pelajaran bagi kita, untuk kita gunakan. Ayat Kitab Suci yang Ia gunakan diambil dari Ulangan 8:3, "Manusia hidup bukan dari roti saja. Aku tidak perlu mengubah batu ini menjadi roti, karena Allah sanggup mengirim manna untuk makanan-Ku, seperti yang pernah Ia lakukan bagi bangsa Israel. Manusia hidup dari segala yang diucapkan Tuhan dan dari apa pun yang akan ditetapkan Allah supaya ia tetap hidup." Bagaimana Kristus dapat tetap hidup, bahkan hidup dengan nyaman selama empat puluh hari berselang itu? Ia hidup bukan dari roti, tetapi dari firman Allah, dengan merenungkan firman itu secara mendalam, bersekutu dengan firman itu dan dengan Allah di dalam dan oleh firman itu. Dengan cara seperti itu Ia masih tetap hidup, sekalipun sekarang Ia mulai merasa lapar. Allah mempunyai banyak cara untuk mencukupi umat-Nya, bahkan tanpa menggunakan cara-cara yang lazim dalam menyokong penghidupan. Oleh karena itu, sampai kapan pun Allah tidak boleh tidak dipercaya, sebaliknya kita harus tetap bergantung kepada-Nya di sepanjang zaman. Jika yang dibutuhkan adalah makanan, Allah sanggup mengangkat nafsu makan itu atau bahkan memberikan tingkat kesabaran tertentu yang memungkinkan seseorang mampu menertawakan kemusnahan dan kelaparan (Ayb. 5:22), membuat sayur dan air menjadi lebih bergizi daripada semua santapan raja (Dan. 1:12-13), serta memampukan umat-Nya tetap beria-ria di dalam Allah ketika pohon ara tidak berbunga (Hab. 3:17-18). Habakuk adalah seorang percaya sejati, ia mengatakan bahwa ia mengolah banyak makanan dari janji-janji Allah ketika ia membutuhkan roti. . Iblis mencobai Yesus untuk menerima kerajaan dari tangannya, kerajaan yang seharusnya akan Ia terima dari Bapa-Nya sendiri karena Ia adalah Anak Allah, dan supaya Ia mau menyembah Iblis (ay. 5-7). Penulis Injil ini menempatkan pencobaan ini dalam urutan kedua, sedangkan Matius menempatkannya dalam urutan terakhir. Pencobaan ini seharusnya memang ada di urutan terakhir. Namun, Lukas tidak dapat menahan diri untuk memikirkan dan membicarakan pencobaan itu sebagai yang paling jahat dan kejam, karena itu ia ingin segera mengemukakannya. Ketika Iblis mencobai nenek moyang kita yang pertama, ia menunjukkan kepada mereka buah yang terlarang untuk dimakan. Pertama sebagai buah yang baik untuk dimakan, dan selanjutnya sebagai buah yang sedap kelihatannya, dan mereka segera dikuasai oleh kedua daya tarik ini. Di sini, mula-mula Iblis mencobai Kristus untuk mengubah batu-batu menjadi roti, yang akan menjadi makanan yang baik untuk dimakan, kemudian ia menunjukkan kepada-Nya semua kerajaan dunia serta segala kemuliaannya, yang sedap dipandang mata. Namun, dalam kedua hal ini Ia berhasil mengalahkan Iblis. Mungkin dengan memperhatikan hal ini, Lukas mengubah urutannya. Sekarang perhatikanlah: (1) Bagaimana Iblis mengatur pencobaan ini untuk membujuk Kristus menjadi penguasa bawahannya dengan menerima kerajaan menurut penetapannya. [1] Iblis memberikan sebuah penglihatan kepada-Nya tentang semua kerajaan dunia dalam sekejap mata, sebuah pemandangan indah yang bersifat khayal, yang disangkanya merupakan cara paling berhasil untuk membangkitkan khayalan dan supaya tampak nyata. Agar lebih berhasil, ia membawa Kristus ke suatu tempat tinggi. Karena setelah pencobaan ini Kristus berada di seberang Sungai Yordan, beberapa orang menduga bahwa tempat tinggi yang dimaksud adalah puncak gunung Pisga, tempat Musa melayangkan pandangannya ke tanah Kanaan. Bahwa yang ditunjukkan Iblis, sang penguasa kerajaan angkasa itu, kepada Juruselamat kita itu hanyalah khayalan belaka ditegaskan kebenarannya oleh keadaan yang digambarkan Lukas di sini, yaitu bahwa penglihatan itu berlangsung dalam sekejap mata. Padahal, jika seseorang ingin melihat keadaan suatu negeri dengan sungguh-sungguh, maka orang itu harus menjelajahi negeri itu; mula-mula ia harus melihat salah satu bagian dari negeri itu, kemudian berpindah ke bagian lain, dan seterusnya. Jadi, dengan cara itu Iblis ingin memperdayai Juruselamat kita dengan sebuah tipuan mata, pemandangan yang dapat menyesatkan pikiran -- sebuah deceptio visus. Dengan meyakinkan Kristus bahwa ia sanggup memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia, ia berharap akan menarik Kristus untuk berpikir bahwa ia juga sanggup memberikan kepada-Nya semua kerajaan itu. [2] Dengan berani Iblis berkata bahwa semua kerajaan itu telah diserahkan kepadanya, dan ia berkuasa untuk memberikan semua kekuasaan dan kemuliaan kerajaan-kerajaan itu kepada siapa saja yang dikehendakinya (ay. 6). Beberapa orang berpendapat bahwa di sini Iblis menyamar sebagai malaikat terang, dan sebagai salah satu malaikat yang diberi kuasa atas kerajaan-kerajaan itu, ia telah menguasai kerajaan-kerajaan selebihnya dengan cara berunding atau berperang dan kemudian menguasainya. Dengan demikian ia dipercaya untuk menyerahkan semua kerajaan itu, dan dalam nama Allah semua akan diberikan kepada Yesus, karena ia tahu bahwa semuanya telah direncanakan untuk diberikan kepada Kristus, tetapi dengan tersandung persyaratan, bahwa Kristus harus sujud dan menyembah dia, sesuatu yang tidak akan dituntut sejauh itu oleh malaikat yang baik, bahkan dengan memperlihatkan yang lebih baik daripada ini sekalipun, sebagaimana yang tersurat dalam Wahyu 19:10; 22:9. Tetapi secara pribadi, saya lebih suka menafsirkan bahwa ia menyatakan haknya ini sebagai Iblis, dan kerajaan-kerajaan itu diserahkan kepadanya bukan oleh Tuhan, tetapi oleh raja-raja dan rakyat dari kerajaan-kerajaan itu sendiri yang memberikan kuasa dan penghormatan mereka kepada Iblis (Ef. 2:2). Karena itulah ia disebut penghulu dunia ini dan penguasa dunia ini. Telah dijanjikan kepada Anak Allah bahwa bangsa-bangsa akan diberikan kepada-Nya menjadi milik pusaka-Nya (Mzm. 2:8). "Yah," kata Iblis, "bangsa-bangsa itu adalah kepunyaanku. Mereka adalah rakyat yang berada di wilayah kekuasaanku dan sangat suka kepadaku. Tetapi bagaimanapun juga mereka akan menjadi milik-Mu. Aku akan memberikannya kepada-Mu, dengan syarat, Engkau menyembah aku untuk itu, dan mengatakan bahwa semua ini adalah hadiah yang kuberikan kepada-Mu, seperti yang dilakukan oleh orang-orang lain di hadapan-Mu (Hos. 2:11), dan Engkau harus setuju untuk memiliki dan menguasainya oleh, dari, dan di bawah perintahku." [3] Iblis menuntut penyembahan dan pemujaan dari Kristus. Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu (ay.7). Pertama, Iblis meminta Kristus menyembah dia (Iblis) sendiri. Mungkin ia tidak bermaksud untuk melarang Yesus menyembah Allah, tetapi ia meminta-Nya menyembah dia dalam hubungannya dengan Allah. Karena Iblis tahu bahwa kalau pada suatu waktu ia dapat bermitra dengan Yesus, maka ia akan segera menjadi pemilik tunggal dunia ini. Kedua, Iblis ingin membuat persetujuan dengan Kristus bahwa jika Kristus menjadi pemilik semua kerajaan dunia ini sesuai dengan janjinya kepada Kristus, maka Kristus tidak boleh mengubah agama-agama yang ada di dalamnya, tetapi tetap membiarkan dan menyetujui bangsa-bangsa untuk memberikan persembahan kepada roh-roh jahat (1Kor. 10:20) seperti yang telah dilakukan sampai sekarang ini. Yesus harus tetap mempertahankan penyembahan kepada setan-setan di dunia ini, dan kemudian membiarkan Iblis mengambil semua kekuasaan dan kemuliaan kerajaan itu jika ia menginginkannya. Biarlah orang yang menginginkan kekayaan dan kebesaran dunia ini mengetahui bahwa Iblis bisa memiliki semua yang ia inginkan itu, ketika ia memperoleh hati, perhatian, dan pujaan manusia. Ia hanya bisa bekerja di antara orang-orang durhaka. Dan ketika semua ini terjadi, saat itulah sesungguhnya Iblis telah menelan mereka. (2) Bagaimana Yesus Tuhan kita mengalahkan pencobaan ini. Ia melancarkan serangan menentukan yang berhasil memukul mundur Iblis, yaitu menolaknya dengan kebencian yang mendalam (ay. 8), "Enyahlah Iblis, Aku tidak mau mendengarnya. Apa? Menyembah musuh Allah yang Aku layani dengan kedatangan-Ku? Melayani musuh manusia yang akan Kuselamatkan dengan kedatangan-Ku? Tidak! Aku tidak akan pernah melakukannya." Pencobaan seperti ini tidak perlu ditimbang-timbang lagi, tetapi harus segera ditolak. Langsung saja Iblis diketok kepalanya dengan satu perkataan, Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu; dan bukan itu saja, hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti, Dia, bukan yang lain. Karena itulah Kristus tidak mau menyembah Iblis. Demikian pula, saat Ia telah menerima kerajaan-kerajaan dunia ini dari Bapa-Nya, seperti yang dinantikan-Nya dalam waktu yang tidak lama lagi, Ia tidak akan membiarkan penyembahan Iblis terjadi di dalamnya. Tidak, penyembahan seperti itu harus dicabut sampai ke akar-akarnya dan dihapuskan di mana pun Injil-Nya diberitakan. Ia tidak akan pernah bersekutu dengan Iblis. Penyembahan kepada banyak ilah (politheisme) dan pemujaan berhala harus lenyap ketika kerajaan Kristus bangkit. Manusia harus berbalik dari kuasa Iblis kepada kuasa Allah, dari penyembahan setan-setan kepada penyembahan satu-satunya Allah yang hidup dan benar. Inilah hukum agung ilahi yang ingin ditegakkan kembali oleh Kristus di antara manusia, dan melalui agama-Nya yang kudus membawa manusia pada ketaatan, bahwa hanya Allah sajalah yang harus dilayani dan disembah. Oleh karena itu siapa pun juga yang menetapkan suatu makhluk untuk disembah, sekalipun itu orang kudus, malaikat, atau bahkan Perawan Maria sendiri, berarti secara langsung telah menentang rencana Kristus dan jatuh kembali pada kekafiran. . Iblis mencobai Kristus untuk menjadi pembunuh diri-Nya sendiri, dengan menyuruh Dia mencobai perlindungan Bapa-Nya yang tidak pernah menjamin perlindungan dengan cara seperti itu. Perhatikanlah: (1) Apa yang dirancang Iblis dalam pencobaan ini, Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke bawah (ay. 9): [1] Iblis berusaha agar Yesus mencari bukti baru atas keberadaan-Nya sebagai Anak Allah, seolah-olah tidak cukup pengesahan yang diberikan Bapa-Nya melalui suara dari langit dan turunnya Roh Kudus ke atas-Nya. Perbuatan ini sangat merendahkan Allah, seolah-olah Ia tidak memilih cara yang paling tepat dalam memberikan jaminan atas pengesahan itu. Hal ini juga akan menimbulkan keragu-raguan tentang berdiamnya Roh Kudus di dalam diri-Nya, padahal ini merupakan bukti utama dan paling meyakinkan bagi diri-Nya sendiri bahwa Ia adalah Anak Allah (Ibr. 1:8-9). [2] Iblis hendak memaksa Yesus mencari cara baru dalam menyatakan dan memberitakan keberadaan-Nya sebagai Anak Allah kepada dunia. Sebenarnya Iblis ingin menunjukkan bahwa bukti Yesus sebagai Anak Allah sangat kabur dan tidak jelas, Menurut Iblis, Ia hanya dipermuliakan di antara rakyat jelata yang mengikuti baptisan Yohanes, dan bukti ini kurang kuat. Tetapi, jika Ia sekarang menyatakan diri dari atas bubungan Bait Allah, di antara para pembesar yang sedang menghadiri ibadah di Bait Allah, dan kemudian untuk membuktikan bahwa Ia adalah benar-benar Anak Allah, menjatuhkan diri-Nya sendiri dari atas bubungan ke bawah tanpa terluka, maka langsung saja Ia akan diterima oleh semua orang sebagai utusan yang diutus dari Sorga. Dengan cara itu Iblis memaksa Kristus mencari kehormatan melalui rancangan sendiri (dengan melecehkan kehormatan yang telah diberikan Allah kepada-Nya), dan menyatakan diri sendiri di Bait Allah di Yerusalem. Padahal Allah telah merancang bahwa Kristus harus lebih banyak menyatakan diri-Nya di antara murid-murid Yohanes Pembaptis yang baru bertobat, karena pengajaran-Nya akan lebih disambut oleh orang-orang tersebut daripada imam-imam. [3] Mungkin Iblis berharap bahwa, meskipun ia tidak dapat menjatuhkan Yesus ke bawah, setidaknya ia dapat melukai Dia, bahkan jika Ia menjatuhkan diri-Nya sendiri, kejatuhan itu akan membawa maut bagi-Nya, sehingga dengan mudah ia dapat menyingkirkan Yesus. (2) Bagaimana Iblis mendukung dan memperkuat pencobaan ini. Ia mengingatkan, Sebab ada tertulis (ay. 10). Kristus melawan dia dengan kutipan ayat Kitab Suci, dan Iblis ingin menunjukkan bahwa ia pun mampu mengutip ayat-ayat Kitab Suci seperti Yesus. Sudah menjadi hal yang lazim bagi para pengikut ajaran sesat dan penipu untuk memutarbalikkan makna ayat-ayat Kitab Suci dan menyalahgunakannya untuk melakukan segala macam kefasikan. Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau, jika Engkau memang Anak Allah, dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya. Lebih-lebih lagi sekarang Yesus berada di bubungan Bait Allah, jadi Ia dapat mengharapkan pelayanan malaikat itu. Jika Ia adalah Anak Allah, maka Bait Allah menjadi tempat yang tepat bagi kehadiran-Nya (2:46). Dan, jika ada tempat di kolong langit ini yang dikawal terus-menerus oleh pasukan malaikat, maka pastilah Bait Allah itu tempatnya (Mzm. 68:18). Memang benar bahwa Allah telah menjanjikan perlindungan malaikat, tetapi itu untuk mendorong kita mempercayai-Nya, dan bukan untuk mencobai Dia. Selama janji kehadiran Allah kita pegang erat-erat, sejauh itu pula janji pelayanan malaikat itu berlaku, tetapi tidak lebih jauh daripada itu: "Mereka akan menjagamu dalam perjalanan di darat, di segala jalan yang engkau tempuh, tetapi bukan ketika engkau mencoba melayang-layang di angkasa." (3) Bagaimana Iblis dihardik dan dikalahkan dalam pencobaan ini (ay. 12). Kristus mengutip Ulangan 6:16 yang berbunyi, Janganlah kamu mencobai TUHAN, Allahmu, dengan menginginkan suatu tanda untuk membuktikan penyataan ilahi-Nya, ketika apa yang yang telah Ia berikan telah mencukupi. Demikianlah yang diperbuat oleh bangsa Israel ketika mereka mencobai Allah di padang gurun dengan berkata, Memang Ia memukul gunung batu, sehingga terpancar air dan membanjir sungai-sungai; tetapi sanggupkah Ia menyediakan daging bagi umat-Nya? Dalam hal ini, Kristus akan sangat bersalah andaikata Ia berkata, "Allah memang telah membuktikan bahwa Aku ini Anak-Nya dengan mengirimkan Roh Kudus ke atas-Ku, yang merupakan tanda yang agung; tetapi dapatkah juga Ia memberikan tugas kepada malaikat-malaikat-Nya untuk melayani Aku, yang merupakan tanda yang kurang berarti?" III. Bagaimana kesudahan dan hasil akhir pertempuran ini (ay. 13). Penebus kita yang berjaya dalam pertarungan ini berhasil mempertahankan kedudukan-Nya dan tampil sebagai pemenang, bukan hanya bagi diri-Nya sendiri, tetapi juga bagi kita juga. . Iblis sudah kehabisan senjata, ia mengakhiri semua pencobaan itu. Kristus telah memberikan kesempatan kepadanya untuk mengatakan apa saja dan melakukan apa saja yang dapat ia lakukan terhadap-Nya. Yesus membiarkan dia mencoba semua kekuatannya, namun sekalipun begitu, Yesus tetap berhasil mengalahkan dia. Apakah Kristus menderita akibat pencobaan itu, sampai semua pencobaan ini berakhir? Bukankah kita juga harus berharap dapat mengatasi semua pencobaan kita, untuk melalui semua masa pencobaan yang telah ditetapkan bagi kita? . Iblis kemudian meninggalkan medan pertempuran, Ia mundur daripada-Nya. Ia menganggap sudah tidak ada gunanya lagi menyerang Yesus. Ia tidak melihat apa pun di dalam diri Yesus yang dapat dijadikan sasaran untuk panah apinya. Yesus tidak memiliki sisi gelap. Tidak ada pada-Nya bagian yang lemah atau yang tak terlindung, dan karena itulah Iblis menyerah kalah. Perhatikanlah, jika kita melawan Iblis, ia akan lari dari kita. . Namun, Iblis tetap melanjutkan kedengkiannya terhadap Kristus, dan mengundurkan diri dengan niat menyerang-Nya lagi. Iblis mengundurkan diri untuk sementara saja, achri kairou -- sampai suatu masa, atau sampai suatu waktu ketika ia memiliki kesempatan lagi atas-Nya. Ia akan menyerang-Nya lagi, tetapi bukan sebagai seorang penggoda untuk menarik-Nya berbuat dosa supaya bisa menggebrak kepala-Nya, seperti yang dilakukannya saat ini dan akhirnya kalah telak. Sebaliknya, ia akan berperan sebagai seorang penganiaya, untuk membuat-Nya menderita, melalui Yudas dan alat-alat kejahatan lain yang dapat ia gunakan, supaya dengan demikian ia dapat meremukkan tumitnya seperti yang telah dikatakan kepadanya untuk dilakukan (Kej. 3:15), dan ia akan tetap melakukan serangan itu meskipun hal itu akan mengakibatkan kepalanya sendiri diremukkan. Sekarang ia mengundurkan diri sampai tiba waktunya yang disebut Kristus sebagai saat kuasa kegelapan (22:53), dan saat ketika penguasa dunia ini datang kembali (Yoh. 14:30). Label: Lukas 4:1-13
Daftar Label dari Kategori Materi Khotbah Katolik 2019 Lukas 10:1-9(1) Lukas 15:1-3.11-32(1) Lukas 18:9-14(1) Lukas 1:1-4;4:14-21(1) Lukas 22:14-23:56(1) Lukas 24:13-35(1) Lukas 2:22-40(1) Lukas 4:1-13(1) Lukas 4:21-30(1) Lukas 5:1-11(1) Lukas 5:27-32(1) Lukas 6:27-38(1) Lukas 6:39-45(1) Lukas 9:11b-17(1) Lukas 9:28b-36(1) Lukas 9:51-62(1) Markus 10:13-16(1) Markus 16:9-15(1) Markus 6:30-34(1) Markus 9:2-13(1) Matius 16:13-19(1) Matius 5:43-48(1) Matius 6:24-34(1) Yohanes 10:27-30(1) Yohanes 11:1-45(1) Yohanes 11:45-56(1) Yohanes 13:31-33a,34-35(1) Yohanes 14:15-26 14:15-16,23b-26(1) Yohanes 14:23-29(1) Yohanes 14:7-14(1) Yohanes 15:18-21(1) Yohanes 16:23b-28(1) Yohanes 17:20-26(1) Yohanes 21:1-19(1) Yohanes 21:20-25(1) Yohanes 2:1-11 (1) Yohanes 4:5-42(1) Yohanes 6:16-21(1) Yohanes 6:60-69(1) Yohanes 7:40-53(1) Yohanes 9:1-41(1) Pembuatan Tata Ibadah: Pembuatan Tata Ibadah Katolik, Lagu Perkawinan Katolik, Kalender Liturgi Katolik 2016, Khotbah Katolik 2016, | Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman) MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL - PASKAH - KENAIKAN - PENTAKOSTA - BIASA NEXT: Sabtu,16 Maret 2019 - Kasihilah sesamamu manusia - Matius 5:43-48 - BcO Ul. 16:1-17 - Hari biasa Pekan I Prapaskah - warna liturgi Ungu PREV: Sabtu,9 Maret 2019 - Lewi pemungut cukai mengikut Yesus - Lukas 5:27-32 - BcO Ul. 5:1-22 - warna liturgi Putih 18 Maret 2024 Yesus membuka pintu Allah - Paus Benediktus XVI 18 Maret 2024 Puasa mengangkat pikiran kepada Allah - St. Fransiskus dari Sales Kamis, 28 Maret 2024 UPACARA PENCUCIAN ALTAR DI BASILIKA SANTO PETRUS PADA KAMIS PUTIH Kamis, 12 Oktober 2023 Panduan Dalam Memakai Rosario |
Links:
lagu-gereja.com,
bible.,
perkantas,
gbi,
GKII,
gkj,
hkbp,
MISA,
gmim,
toraja,
gmit,
gkp,
gkps,
gbkp,
Hillsong,
PlanetShakers,
JPCC Worship,
Symphony Worship,
Bethany Nginden,
Christian Song,
Lagu Rohani,
ORIENTAL WORSHIP,
Lagu Persekutuan
Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia 01 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Pusat 1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta02 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Barat 03 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Timur 04 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Utara 05 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Selatan 06 Jadwal Misa Gereja di Tangerang 07 Jadwal Misa Gereja di Bekasi - Karawang 08 Jadwal Misa Gereja di Bandung 10 Jadwal Misa Gereja di Bogor - Depok 16 Jadwal Misa Gereja di Makassar 18 Jadwal Misa Gereja di Medan 21 Jadwal Misa Gereja di Palembang 2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya 3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar 4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung 5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan 6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3) April - Sakramen Maha Kudus (6) Bulan Katekese Liturgi(5) Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4) Bulan Oktober - Bulan Rosario(1) Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4) Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4) Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5) Ibadah(1) Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5) Juli - Darah Mulia(2) Juni - Hati Kudus Yesus(10) Maret - Pesta St. Yosep(3) Mei - Bulan Maria(8) Penutup Bulan Rosario(1) Peringatan Arwah(2) Rabu Abu(1) SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7) |
popular pages | Register | Login | e-mail: admin@lagu-gereja.com © 2012 . All Rights Reserved. |