misa.lagu-gereja.com        
 
View : 9096 kali
Materi Khotbah Katolik 2019
Minggu, 2 Juni 2019
(Yohanes 17:20-26)

Minggu, 2 Juni 2019 - Yohanes 17:20-26 - BcO 1Yoh. 3:18-24 - HARI MINGGU PASKAH VII, Hari Minggu Komunikasi Sedunia - warna liturgi Putih

Yohanes 17:20-26
17:20 Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; 17:21 supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. 17:22 Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: 17:23 Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku. 17:24 Ya Bapa, Aku mau supaya, di manapun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan. 17:25 Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku; 17:26 dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka."

Penjelasan:

* Doa Syafaat Kristus (17:20-23)
    Setelah berdoa bagi kekudusan mereka, Kristus pun mendoakan kesatuan mereka. Sebab hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai. Persahabatan itu memang manis jika hal itu seperti minyak urapan di kepala Harun yang kudus, atau seperti embun di bukit Sion yang kudus.
    Perhatikanlah:

    I. Siapa yang termasuk dalam doa ini (ay. 20): "Bukan untuk mereka ini saja, bukan hanya mereka yang kini adalah murid-murid-Ku" (yaitu kesebelas murid, ketujuh puluh pengikut bersama-sama dengan yang lainnya, semua kaum lelaki dan wanita yang mengikuti-Nya sewaktu Dia ada di dunia ini), "tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka, baik yang mereka beritakan langsung selagi mereka masih hidup atau yang mereka tuliskan sebagai warisan bagi generasi mendatang. Aku berdoa untuk mereka semua, supaya mereka semuanya menjadi satu dalam kehendak mereka melalui doa ini, dan sama-sama menerima berkatnya."

    Perhatikanlah di sini:
        . Hanya orang-orang yang tertarik kepada pengantaraan yang dilakukan oleh Kristus saja yang percaya atau akan percaya kepada-Nya. Hal inilah yang dipakai untuk menggambarkan mereka, dan ini sudah mencakup semua perangai dan tugas dari seorang Kristen. Orang-orang yang hidup di zaman itu melihat dan percaya, tetapi orang-orang yang hidup di zaman berikutnya tidak melihat, namun percaya.
        . Melalui pemberitaan firmanlah jiwa-jiwa dibawa untuk percaya kepada Kristus, dan untuk tujuan itulah Kristus memerintahkan supaya firman itu dituliskan. Ia juga memerintahkan supaya pelayanan terus berdiri tegak dan berlanjut di dalam gereja selama gereja ada, artinya selama dunia ini ada, untuk menumbuhkan benih.
        . Kristus benar-benar tahu dengan pasti siapa yang akan percaya kepada-Nya. Di sini Dia tidak berdoa sembarangan saja, tidak hanya bergantung kepada kehendak manusia yang sering kali berkhianat, yang berpura-pura telah bebas, padahal masih hidup dalam perhambaan dengan anak-anak dosa. Tidak begitu, Kristus justru tahu benar-benar siapa yang Ia doakan. Perkara ini diketahui dengan kepastian yang berasal dari tujuan dan pengetahuan ilahi. Kristus tahu siapa yang diberikan kepada-Nya, yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, yang tercatat dalam kitab kehidupan Anak Domba, yang akan menjadi percaya (Kis. 13:48).
        . Yesus Kristus tidak hanya menjadi Pengantara bagi para orang percaya yang hebat dan terpandang, melainkan juga bagi yang terlemah dan termiskin. Bukan hanya bagi orang-orang yang akan dipekerjakan di tempat yang paling tepercaya dan terhormat di dalam kerajaan-Nya, melainkan bagi semuanya, bahkan bagi orang-orang yang tidak dipandang sebelah mata oleh dunia ini. Sebagaimana pemeliharaan ilahi menjangkau sampai ke makhluk yang terendah, begitu pula anugerah ilahi menjangkau orang Kristen yang termiskin. Sang Gembala yang baik memperhatikan juga mereka yang teraniaya di antara kawanan domba.
        . Dalam pengantaraan-Nya, Yesus Kristus benar-benar memperhatikan sisa-sisa terpilih yang bahkan belum terlahir ke dunia ini, yaitu angkatan yang akan datang (Mzm. 22:32), domba-domba lain yang harus Dia tuntun. Sebelum mereka terbentuk dalam kandungan Ia sudah mengenal mereka (Yer. 1:5), dan doa-doa bagi mereka sudah dipanjatkan ke sorga sebelumnya, oleh Dia yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian, dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.
    II. Apa yang dimaksudkan dalam doa ini (ay. 21): supaya mereka semua menjadi satu. Hal yang sama telah dikatakan sebelumnya (ay.11), supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita, dan hal ini diucapkan sekali lagi (ay. 22). Hati Kristus begitu terbeban dengan perkara tersebut. Beberapa orang berpendapat bahwa kesatuan yang didoakan pada ayat 11 terutama ditujukan kepada para murid sebagai hamba dan rasul, supaya mereka menjadi satu dalam kesaksian mereka mengenai Kristus. Menurut mereka yang berpendapat demikian, keserasian di antara para pemberita Injil dan keselarasan dari para pengkhotbah Injil yang mula-mula adalah berkat doa ini. Biarlah mereka tidak hanya menjadi satu hati, tetapi juga satu mulut, untuk membicarakan pokok yang sama. Kesatuan para pelayan Injil menjadi keindahan dan kekuatan perkara Injil itu sendiri. Tetapi jelaslah bahwa kesatuan yang didoakan di ayat 21 ini berlaku bagi semua orang percaya. Itulah doa Kristus bagi semua orang milik-Nya, dan kita boleh merasa yakin bahwa doa itu adalah doa yang terjawab -- supaya mereka semua menjadi satu, satu di dalam Kita (ay. 21), sama seperti Kita adalah satu (ay. 22), dijadikan sempurna menjadi satu (ay. 23). Hal ini mencakup tiga hal:

        . Supaya mereka dipersatukan dalam satu tubuh. "Ya Bapa, pandanglah mereka sebagai satu kesatuan, dan sahkanlah persepakatan agung itu, yang olehnya mereka terpadu menjadi satu jemaat. Meskipun mereka tinggal di tempat-tempat yang berjauhan, dari satu ujung langit ke ujung lainnya, dan di zaman yang berbeda-beda, dari permulaan waktu sampai pada kesudahannya, sehingga mereka tidak saling mengenal atau berhubungan secara pribadi, tetapi biarlah mereka menjadi satu di dalam Aku sebagai pemimpin utama mereka." Saat Kristus mati, Dia juga berdoa seperti itu, untuk mengumpulkan dan mempersatukan mereka (11:52; Ef. 1:10).
        . Supaya mereka semua digerakkan oleh satu Roh. Hal ini tersirat dengan jelas di sini -- supaya mereka menjadi satu di dalam Kita. Kesatuan dengan Bapa dan Anak diperoleh dan dipelihara hanya dengan melalui Roh Kudus. Siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia (1Kor. 6:17). Biarlah mereka semua diberi cap dengan gambaran dan salinan yang sama, serta dipengaruhi oleh kuasa yang sama.
        . Supaya mereka semua bersekutu dalam ikatan kasih sayang, semuanya menjadi satu hati. Supaya mereka semua menjadi satu,
            (1) Dalam pertimbangan dan perasaan. Bukan dalam segala sesuatu sampai ke hal yang kecil-kecil -- sebab ini tidaklah mungkin dan juga tidak perlu, melainkan dalam perkara-perkara besar mengenai Allah, dan di dalam diri mereka sendiri, melalui perantaraan doa ini, mereka semua bersepakat bahwa kebaikan Allah lebih baik daripada hidup. Kemudian bahwa dosa adalah kejahatan yang paling buruk, dan Kristus adalah sahabat yang terbaik. Juga bahwa ada kehidupan lain setelah kehidupan yang sekarang berlalu, dan hal-hal semacam itu.
            (2) Dalam perangai dan kecenderungan bertingkah laku. Semua orang yang telah dikuduskan memiliki sifat dan gambaran ilahi yang sama. Kini mereka semua memiliki hati yang baru, dan hati mereka itu menjadi satu.
            (3) Mereka semuanya menjadi satu dalam segala rencana dan tujuan mereka. Setiap orang Kristen yang saleh, selama mereka memiliki kesalehan itu, selalu memusatkan pandangannya kepada kemuliaan Allah sebagai tujuannya yang tertinggi, dan kemuliaan sorga sebagai tujuan perbuatannya yang utama.
            (4) Mereka semua menjadi satu dalam kerinduan dan doa mereka. Meski perkataan dan cara pengungkapan mereka berbeda-beda, mereka mendoakan hal-hal yang sama, sebab mereka telah menerima Roh sama yang menjadikan mereka anak Allah dan menuruti perintah yang sama.
            (5) Mereka semua menjadi satu dalam kasih dan sayang. Setiap orang Kristen sejati memiliki kecenderungan dalam dirinya untuk mengasihi semua orang Kristen sejati lainnya. Apa yang didoakan Kristus di sini adalah terciptanya persekutuan orang-orang kudus yang kita akui dan percayai: persekutuan yang dimiliki semua orang percaya dengan Allah, dan kesatuan mereka yang erat dengan seluruh orang-orang kudus di bumi dan sorga (1Yoh. 1:3). Akan tetapi, doa Kristus ini belum akan dipenuhi dengan sempurna sampai semua orang kudus masuk sorga, sebab hanya pada saat itulah mereka akan dibuat sempurna menjadi satu (ay. 23; Ef. 4:13).
    III. Apa yang ditegaskan oleh Kristus sebagai dasar untuk memperkuat permohonan tersebut.

    Ada tiga hal:
        . Kesatuan yang ada di antara Bapa dan Anak, yang terus menerus disebutkan (ay. 11, 21-23).
            (1) Memang benar bahwa Bapa dan Anak itu adalah satu, satu dalam kodrat dan hakikat, setara dalam kuasa dan kemuliaan, satu dalam kasih sayang yang timbal balik. Bapa mengasihi Anak, dan Anak selalu menyenangkan hati Bapa. Mereka satu dalam rancangan dan pekerjaan. Keeratan kesatuan mereka digambarkan dalam kata-kata berikut ini, "Engkau di dalam Aku, dan Aku di dalam Engkau." Dia sering menyebutkan hal ini sebagai kekuatan untuk menopang-Nya saat mengalami berbagai penderitaan-Nya di bumi ini, saat musuh-musuh-Nya bersiap-siap menerjang Dia dan kawan-kawan-Nya menjauhkan diri dari-Nya. Tetapi Dia tetap ada di dalam Bapa, dan Bapa di dalam-Nya.
            (2) Kesatuan antara Bapa dan Anak itu ditekankan dalam doa Kristus bagi kesatuan murid-murid-Nya,
                [1] Sebagai pola bagaimana mereka harus menjadi satu. Ini menunjukkan betapa Ia sangat rindu agar mereka bersatu. Orang-orang percaya adalah satu sampai pada batas-batas tertentu sebagaimana Allah dan Kristus adalah satu, sebab,
                    Pertama, kesatuan di antara orang-orang percaya merupakan kesatuan yang sangat erat dan dekat. Mereka dipersatukan oleh suatu sifat ilahi, oleh kuasa anugerah ilahi, sesuai dengan pertimbangan-pertimbangan ilahi.
                    Kedua, kesatuan itu adalah kesatuan yang kudus di dalam Roh Kudus, untuk tujuan-tujuan yang kudus. Bukan sebuah perkumpulan politik yang bertujuan duniawi.
                    Ketiga, pada akhirnya, kesatuan itu adalah, dan akan, menjadi sempurna. Bapa dan Anak memiliki sifat-sifat (atribut), ciri-ciri dan kesempurnaan yang sama. Begitu pula halnya dengan orang-orang percaya ketika mereka dikuduskan, dan bila anugerah disempurnakan dalam kemuliaan, mereka pun akan saling bersesuaian satu dengan yang lainnya, dan semuanya diubahkan menjadi gambaran yang serupa.
                [2] Sebagai pusat kesatuan itu: supaya mereka satu di dalam Kita, semuanya menjadi satu di dalam kesatuan Kita. Hanya ada satu Allah dan satu Pengantara. Dalam hal ini semua orang percaya adalah satu, yaitu bahwa mereka sepakat untuk mengandalkan kebaikan dari satu-satunya Allah ini sebagai kebahagiaan mereka, serta mengandalkan jasa satu-satunya Pengantara tersebut sebagai kebenaran mereka. Kelompok orang yang tidak berpusat kepada Allah sebagai tujuan, dan Kristus sebagai jalan, bukanlah suatu kesatuan, melainkan persekongkolan. Semua orang yang benar-benar disatukan dengan Allah dan Kristus, yang adalah satu, akan segera dipersatukan satu dengan yang lainnya.
                [3] Sebagai sebuah alasan yang kuat untuk kesatuan itu.

                Sang Pencipta dan Penebus adalah satu dalam kepentingan dan rancangan Mereka. Akan tetapi, untuk apa Mereka menjadi seperti itu jika semua orang percaya tidak menjadi satu tubuh dengan Kristus dan tidak bersama-sama menerima anugerah demi anugerah dari-Nya, padahal Ia telah menerimanya bagi mereka? Rencana Kristus adalah untuk mengurangi umat manusia yang memberontak terhadap Allah. "Ya Bapa," kata-Nya, "biarlah semua orang percaya menjadi satu, supaya di dalam satu tubuh mereka dapat diperdamaikan" (Ef. 2:15-16). Hal ini mengacu pada penyatuan orang Yahudi dan bukan Yahudi di dalam gereja. Inilah misteri agung itu, bahwa orang-orang bukan Yahudi akan turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh (Ef. 3:6). Menurut saya, inilah yang terutama dimaksudkan oleh doa Kristus ini, sebab inilah salah satu hal besar yang menjadi tujuan-Nya melalui kematian-Nya. Dan saya bertanya-tanya mengapa tidak ada seorang penafsir pun yang pernah saya temui mengartikannya demikian. "Ya Bapa, biarkanlah orang-orang bukan-Yahudi yang percaya dipersatukan dengan orang-orang Yahudi yang percaya, dan ciptakanlah keduanya menjadi satu manusia baru." Kata-kata "Aku di dalam mereka, dan Engkau di dalam Aku" menunjukkan betapa perlunya kesatuan itu, bukan saja bagi keindahan, tetapi juga bagi keberadaan gereja-Nya itu sendiri.

                    Pertama, kesatuan dengan Kristus: Aku di dalam mereka. Kristus berdiam di dalam hati orang-orang percaya, dan ini merupakan hidup dan jiwa dari manusia baru itu.
                    Kedua, kesatuan dengan Allah melalui Dia. "Engkau di dalam Aku, perbuatlah demikian juga dengan ada di dalam mereka melalui Aku."
                    Ketiga, kesatuan satu dengan yang lainnya yang ditimbulkan dari hal ini: supaya mereka sempurna menjadi satu oleh karenanya. Kita menjadi lengkap di dalam Dia.
        . Rancangan Kristus dalam menyampaikan terang dan anugerah-Nya kepada mereka (ay. 22): "Kemuliaan yang Engkau berikan kepada-Ku, sebagai orang kepercayaan atau saluran penyampaian, telah Kuberikan kepada mereka sesuai dengan kehendak-Mu, dengan tujuan supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu. Dengan demikian, supaya janganlah semua pemberian itu menjadi sia-sia jika mereka tidak menjadi satu." Nah, pemberian-pemberian tersebut adalah:
            (1) Semua yang disalurkan kepada para rasul dan perintis gereja yang pertama. Kemuliaan sebagai utusan Allah bagi dunia ini, kemuliaan dalam mengerjakan mujizat, kemuliaan dalam mengumpulkan sebuah jemaat dari dunia ini, dan mendirikan takhta kerajaan Allah di antara manusia, semua kemuliaan seperti ini diberikan kepada Kristus, dan sebagian kehormatan itu Dia curahkan kepada mereka saat Ia mengutus mereka untuk menjadikan semua bangsa murid-Nya. Atau,
            (2) Semua yang diberikan tanpa kecuali kepada semua orang percaya. Kemuliaan karena berada di dalam kovenan dengan Allah dan diterima oleh-Nya, didekap di pangkuan-Nya, dan dirancang untuk menempati kedudukan di sebelah kanan-Nya, adalah kemuliaan yang diberikan Bapa kepada Sang Penebus, dan Ia meneguhkan semuanya itu kepada semua orang yang ditebus-Nya.
                [1] Dia berkata bahwa Dia telah memberikan kemuliaan itu kepada mereka, sebab Dia telah memaksudkannya bagi mereka, menyiapkannya dan memastikan bahwa mereka mendapatkannya ketika mereka percaya bahwa janji-janji Kristus merupakan pemberian-pemberian yang benar-benar nyata.
                [2] Kemuliaan itu diberikan kepada-Nya supaya Dia memberikannya lagi kepada mereka. Kemuliaan itu dipercayakan kepada-Nya untuk mereka, dan Kristus setia kepada Dia yang telah menunjuk-Nya untuk melakukan tugas tersebut.
                [3] Dia memberikannya kepada mereka supaya mereka menjadi satu.
                    Pertama, untuk memberi mereka hak istimewa akan kesatuan itu, yaitu supaya melalui hubungan mereka dengan satu-satunya Allah Bapa, dan satu-satunya Tuhan Yesus Kristus, mereka dapat menjadi benar-benar satu. Pemberian Roh, yaitu kemuliaan agung yang diberikan Bapa kepada Anak, harus diberikan oleh-Nya kepada semua orang percaya, supaya dengan begitu mereka semua menjadi satu, sebab Dia mengerjakan semuanya dalam semua orang (1Kor. 12:4, dst.).
                    Kedua, untuk melibatkan mereka supaya bertekun melaksanakan kewajiban bersatu itu. Berdasarkan kesepakatan dan persekutuan mereka untuk percaya akan satu pengakuan iman dan satu kovenan, satu Roh dan satu Alkitab, serta berdasarkan apa yang mereka miliki dalam satu Allah dan satu Kristus, dan atas apa yang mereka harapkan di dalam satu sorga, mereka dapat menjadi satu pikiran dan satu pendapat. Kemuliaan duniawi menimbulkan perselisihan di antara manusia, sebab jika sebagian berhasil, maka yang lainnya merosot. Karena itulah, selama para murid masih memimpikan kerajaan yang bersifat fana, mereka akan terus berselisih. Akan tetapi, kehormatan rohani diberikan dengan merata kepada semua pengikut Kristus, mereka semua dibuat menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah, sehingga tidak ada celah untuk berlomba-lomba atau saling bersaing. Semakin terpesona orang-orang Kristen dengan kemuliaan yang diberikan Kristus kepada mereka, semakin berkurang juga hasrat mereka akan kemuliaan yang fana dan sia-sia. Akibatnya, kecenderungan untuk berselisih pun kurang.
        . Bagi permohonan-Nya itu, Kristus mengemukakan alasan bahwa pengaruh yang akan ditimbulkan oleh kesatuan mereka itu terhadap orang lain akan sangat membahagiakan, dan akan menimbulkan kebaikan bagi orang banyak. Hal tersebut ditekankan-Nya dua kali (ay. 21): supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Dan lagi (ay. 23): Agar dunia tahu, sebab tanpa pengetahuan, iman yang sejati tidak akan muncul. Orang-orang percaya harus tahu apa yang mereka percayai dan mengapa atau dengan alasan apa mereka mempercayai hal itu. Orang-orang yang percaya dengan sembarangan saja bisa membahayakan diri mereka sendiri. Nah, di sini Kristus menunjukkan,
            (1) Maksud baik-Nya terhadap dunia umat manusia secara keseluruhan. Dalam hal ini Dia sepikiran dengan Bapa-Nya, sama seperti dalam segala hal lainnya, yaitu Dia menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran (1Tim. 2:4; 2Ptr. 3:9). Karena itulah, sudah menjadi kehendak-Nya supaya segala sarana yang mungkin digunakan dapat dipakai, dan tidak ada yang sia-sia, untuk menyakinkan dunia akan dosa dan mempertobatkannya. Kita tidak tahu siapa saja yang dipilih, tetapi kita harus berusaha semampu kita untuk menyampaikan keselamatan kepada sebanyak mungkin orang, serta berhati-hati supaya tidak melakukan apa pun yang bisa menghalangi keselamatan mereka itu.
            (2) Buah baik yang ditimbulkan oleh kesatuan gereja. Hal itu akan menjadi bukti kebenaran sejati dari Kekristenan dan menjadi sarana untuk membawa banyak orang untuk memeluknya juga.
                [1] Secara umum, kesatuan itu akan menyatakan nama baik Kekristenan kepada dunia, dan menimbulkan pendapat yang baik di dalam pikiran orang-orang yang tidak percaya kepada Kekristenan.
                    Pertama, terbentuknya satu kesatuan tubuh orang-orang Kristen melalui piagam kesepakatan Injil akan sangat mengangkat derajat Kekristenan. Saat dunia melihat betapa banyaknya jumlah anak-anak dunia yang terpanggil keluar dari keluarga mereka, dibedakan dari yang lainnya, dan diubahkan dari keadaan mereka yang sebelumnya, saat mereka melihat perkumpulan ini terangkat tinggi oleh pemberitaan yang mereka anggap kebodohan, serta diteguhkan oleh mujizat dari pemeliharaan dan anugerah ilahi, dan betapa mengagumkannya perkumpulan tersebut terbentuk dan terpelihara, mereka pasti akan berkata, Kami mau mengikuti kamu, sebab telah kami lihat, bahwa Allah menyertai kamu.
                    Kedua, penyatuan orang-orang Kristen di dalam kasih sayang merupakan keindahan pengakuan iman mereka, dan hal itu menarik orang lain untuk bergabung dengan mereka, sebagaimana kasih yang ada di antara orang-orang Kristen yang mula-mula (Kis. 2:42-43; 4:32-33). Bila Kekristenan tidak menimbulkan perseteruan di antara anggota-anggotanya, melainkan meredam segenap perselisihan, atau bila Kekristenan mendinginkan amarah yang panas, dan melembutkan kekasaran, serta menjadikan manusia pengasih dan baik hati, ramah dan murah hati kepada semua orang, giat untuk mempertahankan dan menciptakan kedamaian dalam semua hubungan dan masyarakat, maka hal ini semua akan menjadikan Kekristenan terpandang di mata pemeluk atau pemerhati kepercayaan alamiah.
                [2] Secara khusus, kesatuan gereja akan menimbulkan pemikiran yang baik dalam benak manusia,
                    Pertama, mengenai Kristus: Mereka akan tahu dan percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Melalui kesatuan itu, akan tampak bahwa Kristus diutus oleh Allah, dan bahwa ajaran-Nya itu bersifat ilahi. Melalui kesatuan itu, akan tampak bahwa agama-Nya berhasil menggabungkan banyak orang yang memiliki beragam kecakapan, macam-macam sifat dan ketertarikan yang berbeda-beda, ke dalam satu kesatuan tubuh berdasarkan iman, dengan satu hati yang direkatkan oleh kasih. Tentu saja Dia diutus oleh Allah yang penuh kuasa, yang membentuk hati mereka sekalian. Dialah Allah yang penuh kasih dan damai. Saat para penyembah Allah menjadi satu, tampak jelas bahwa Dia itu satu adanya, dan nama-Nya pun satu.
                    Kedua, mengenai orang-orang Kristen: Mereka akan tahu bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.

                    Di sini kita lihat:

                        . Hak istimewa yang dimiliki oleh orang-orang percaya: Bapa sendiri mengasihi mereka dengan kasih yang serupa dengan kasih-Nya terhadap Anak-Nya, sebab mereka semua dikasihi di dalam Dia dengan kasih yang kekal.
                        . Bukti bahwa mereka memang memiliki hak istimewa ini, yaitu dengan menjadi satunya mereka. Akan tampak bahwa Allah mengasihi kita, jika kita mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, sebab bilamana kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati, maka kasih itu akan mengubah hati dengan gambaran yang serupa. Lihatlah betapa baik dampak yang akan ditimbulkan terhadap dunia jika mereka tahu betul betapa semua orang Kristen yang saleh sungguh dikasihi oleh Allah. Orang Yahudi punya sebuah pepatah, Jika saja dunia tahu betapa berharganya orang-orang benar itu, dunia pasti akan memagari mereka dengan mutiara. Jadi, kita harus lebih lagi mengasihi orang-orang yang dikasihi Allah dengan berlimpah-limpah.


* Doa Syafaat Kristus (17:24-26)

    Di sini terdapat:
    I. Sebuah permohonan supaya semua orang yang diberikan kepada Kristus dipermuliakan (ay. 24), bukan hanya para rasul saja, melainkan juga semua orang percaya: Ya Bapa, Aku mau supaya mereka juga berada bersama-sama dengan Aku.

    Perhatikanlah:

        . Kaitan antara permintaan yang ini dengan permintaan-permintaan sebelumnya. Dia telah berdoa supaya Allah berkenan untuk memelihara, menguduskan dan mempersatukan mereka, dan kini Dia berdoa supaya Allah bersedia untuk memahkotai mereka juga dengan kemuliaan. Dengan cara seperti inilah kita harus berdoa, pertama berdoa bagi anugerah, kemudian berdoa bagi kemuliaan (Mzm. 84:12), sebab dengan cara seperti itulah Allah memberi apa yang kita mintakan itu. Tentu saja Allah yang bijaksana tidak akan datang seperti orang bodoh yang membangun rumah di atas pasir, jadi Dia tidak akan mempermuliakan orang-orang yang belum dikuduskan. Allah juga tidak seperti orang bodoh yang mulai membangun apa yang tidak mungkin ia selesaikan, jadi Dia tidak akan menguduskan orang-orang tanpa juga mempermuliakan mereka.
        . Cara memanjatkan permohonan itu: "Ya Bapa, Aku mau." Seperti yang telah Ia lakukan sebelumnya, di sini Ia juga memanggil Allah dengan sebutan Bapa, sehingga kita pun harus melakukan hal yang sama. Akan tetapi, saat Dia mengatakan, thelō -- "Aku mau," Dia menggunakan suatu ungkapan bahasa yang khusus dapat digunakan oleh Dia sendiri, yang tidak selayaknya dipakai oleh para pemohon yang biasa, karena ungkapan tersebut hanya layak dipakai oleh Dia yang telah membayar lunas apa yang Ia doakan tadi. Sebab,
            (1) Permohonan tersebut secara umum menunjukkan kewenangan-Nya untuk menaikkan doa perantaraan kepada Allah. Firman-Nya disertai dengan kuasa di sorga, maupun di bumi. Dia memasuki tempat suci dengan darah-Nya sendiri, sehingga doa syafaat-Nya itu tentu saja pasti terjawab. Dia melakukan tindakan pengantaraan sebagai seorang Raja, sebab Dia sendiri bertindak sebagai Imam di atas takhta-Nya (seperti Melkisedek), yakni sebagai seorang Raja sekaligus Imam.
            (2) Permintaan itu juga menegaskan kewenangan istimewa-Nya atas perkara ini: Dia memiliki kuasa untuk memberikan hidup yang kekal (ay. 2), dan sesuai dengan kuasa-Nya itu, Ia pun berkata, "Ya Bapa, Aku mau." Kini Dia memang sedang mengambil rupa seorang hamba, tetapi kuasa itu akan diperlihatkan dengan lebih gemilang lagi saat Dia datang kembali untuk kedua kalinya di dalam kemuliaan seorang hakim, yang akan berkata, "Mari, hai kamu yang diberkati." Jadi dengan mengarahkan pandangan-Nya ke sana, Ia pun kini berkata, "Ya Bapa, Aku mau."
        . Permintaan itu sendiri, yaitu supaya semua orang pilihan pada akhirnya akan datang kepada-Nya di sorga untuk menyaksikan kemuliaan-Nya dan untuk mengambil bagian di dalam kemuliaan itu.

        Sekarang, perhatikanlah di sini:

            (1) Gagasan atau pemikiran apa yang mendasari pengharapan kita akan sorga? Atas dasar apakah kebahagiaan itu terbentuk? Ada tiga hal arti dari sorga:
                [1] Sorga berarti di mana Kristus berada: Di mana Aku ada. Ke dalam firdauslah jiwa Kristus pergi saat Ia mati. Ke langit ketigalah jiwa dan raga-Nya pergi sewaktu Dia naik ke sorga. Di mana Aku ada, untuk sementara maupun untuk selamanya. Di dunia ini kita hanyalah in transitu -- dalam persinggahan sementara, tetapi di sorga kita benar-benar akan berada untuk selama-lamanya. Begitulah yang dikehendaki Kristus, dan karenanya kita pun harus demikian juga.
                [2] Sorga berarti berada bersama-sama dengan-Nya di mana Dia berada. Ini bukanlah sekadar sebuah pengulangan, tetapi menegaskan bahwa kita bukan saja akan berada di tempat yang sama di mana Ia berada yang penuh dengan kebahagiaan, melainkan juga bahwa kebahagiaan di tempat itu ada karena keberadaan-Nya di sana. Inilah sukacita yang penuh itu. Sorga yang sebenar-benarnya adalah bersama-sama dengan Kristus, ditemani oleh-Nya, dan bersekutu dengan-Nya di sana (Flp. 1:23).
                [3] Sorga berarti memandang kemuliaan-Nya, yang telah diberikan Bapa kepada-Nya.

                Perhatikanlah:

                    Pertama, kemuliaan Sang Penebus adalah kesilauan sorga. Kemuliaan yang menyilaukan mata para malaikat sehingga mereka harus menutupi wajah mereka adalah kemuliaan Kristus itu (12:41). Anak Domba itu adalah lampu di Yerusalem baru (Why. 21:23). Kristus akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya, sebab Ia adalah cahaya kemuliaan Allah. Di sorga Allah menunjukkan kemuliaan-Nya, sebagaimana Ia menunjukkan anugerah-Nya di bumi ini melalui Kristus. "Bapa telah memberikan kemuliaan kepada-Ku," meskipun Dia kini masih ada di dalam keadaan yang hina. Akan tetapi, perkataan-Nya itu memang benar, dan akan terlihat sebentar lagi.
                    Kedua, kebahagiaan orang-orang yang telah ditebus terjadi saat mereka menyaksikan kemuliaan itu. Mereka akan melihat langsung diri-Nya yang mulia itu. Dari dalam badanku juga aku akan memandang Allah (Ayb. 19:26-27, TL). Mereka akan menyaksikan dan mengerti sejelas-jelasnya tugas-Nya yang mulia itu, sebab pada saat itu tugas tersebut akan telah selesai dituntaskan. Mereka akan dapat melongok ke dalam sumber-sumber kasih dari mana semua curahan anugerah mengalir. Mereka akan memiliki dan memancarkan kemuliaan Kristus (Uxor fulget radiis mariti -- Istri bersinar dengan pancaran terang suaminya). Mereka akan terlihat sama seperti Dia: mereka akan diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.
            (2) Atas dasar apa kita berharap akan sorga: tidak lain selain dari pengantaraan dan syafaat Kristus, sebab Dia telah berkata, Ya Bapa, aku mau. Pengudusan kita merupakan bukti bagi kita, sebab siapa yang memiliki pengharapan ini di dalam dirinya menyucikan dirinya sendiri. Akan tetapi, yang menjadi hak kita adalah kehendak Kristus, sebab oleh karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan (Ibr. 10:10). Di sini Kristus berbicara seolah-olah Dia belum menganggap kebahagiaan-Nya sendiri lengkap jika orang-orang pilihan-Nya tidak turut ambil bagian dalam kebahagiaan-Nya itu, sebab yang menyempurnakan pemimpin keselamatan kita adalah dibawanya banyak orang kepada kemuliaan (Ibr. 2:10).
        . Pernyataan yang dipakai sebagai alasan untuk mendukung permintaan ini: sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.

        Inilah alasannya:

            (1) Mengapa Dia sendiri menanti-nantikan kemuliaan itu. Engkau akan memberikannya kepada-Ku, sebab Engkau mengasihi Aku. Kehormatan dan kuasa yang diberikan kepada Anak sebagai Sang Pengantara didasari oleh kasih Bapa kepada-Nya (5:20): Bapa mengasihi Anak, dan sangat berkenan dengan semua pekerjaan-Nya, dan karena itulah Ia telah memberikan segala sesuatu ke dalam tangan-Nya. Dan, karena perkara ini telah dirancangkan oleh hikmat ilahi sejak kekekalan, maka dikatakan bahwa Bapa mengasihi-Nya sebagai Pengantara sebelum dunia dijadikan. Atau,
            (2) Mengapa Dia berharap bahwa orang-orang yang telah diberikan kepada-Nya akan bersama-sama dengan Dia dan turut ambil bagian di dalam kemuliaan-Nya: "Engkau mengasihi Aku, dan mereka di dalam Aku, dan Engkau tidak bisa menolak apa yang Kuminta bagi mereka."
    II. Penutup dari doa itu, yang dirancang untuk meneguhkan semua permintaan bagi para murid, terutama permintaan yang terakhir, yaitu supaya mereka dipermuliakan. Ada dua hal yang Ia tekankan dan himbau dalam bagian penutup tersebut:
        . Sikap hormat-Nya terhadap Bapa-Nya (ay. 25).

        Perhatikanlah:

            (1) Panggilan hormat yang Dia pakai untuk memanggil Allah: Ya Bapa yang adil. Saat Dia berdoa supaya mereka dikuduskan, Dia memanggil-Nya Bapa yang Kudus. Sewaktu Dia berdoa supaya mereka dipermuliakan, Dia memanggil-Nya Bapa yang adil, sebab mahkota kebenaran akan dikaruniakan oleh Hakim yang adil. Oleh karena keadilan Allahlah, maka semua jasa yang dijanjikan Bapa dan yang dibayar lunas oleh Sang Anak, dikaruniakan kepada kita.
            (2) Perangai yang Ia lekatkan kepada dunia yang ada di dalam kejahatan: Dunia tidak mengenal Engkau. Perhatikanlah, ketidaktahuan mengenai Allah tersebar di antara umat manusia. Inilah kegelapan yang menguasai mereka. Sekarang, inilah yang ditekankan di sini:
                [1] Untuk menunjukkan bahwa murid-murid ini membutuhkan pertolongan anugerah khusus, baik karena hal tersebut sungguh diperlukan oleh pekerjaan mereka -- yaitu bahwa mereka harus membawa dunia yang tidak mengenal Allah supaya mengenal Dia -- maupun karena kesulitan pekerjaan mereka -- yaitu bahwa mereka harus membawa terang kepada orang-orang yang memberontak terhadap terang itu. Karena itu, peliharalah mereka.
                [2] Untuk menunjukkan bahwa mereka layak menerima lagi berkat istimewa, sebab mereka memiliki pengenalan akan Allah yang tidak dimiliki dunia.
            (3) Alasan yang Ia tekankan untuk mendukung diri-Nya sendiri: Tetapi Aku mengenal Engkau. Kristus sungguh mengenal Bapa, dan tidak ada seorang pun yang mengenal Bapa seperti Dia. Dia tahu mengapa Ia melakukan tugas perutusan-Nya. Dia mengenal pikiran Bapa-Nya di dalam segala hal. Karena itulah, di dalam doa ini, Dia datang kepada Bapa dengan penuh keyakinan, seperti yang biasa kita lakukan saat datang menghampiri orang yang kita kenal dengan baik. Di sini Kristus memohonkan berkat bagi orang-orang kepunyaan-Nya. Mungkin orang akan mengira bahwa saat Ia mengajukan permohonan-Nya tadi, setelah Ia mengatakan, dunia tidak mengenal Engkau, Ia akan melanjutkannya dengan berkata, Tetapi mereka mengenal Engkau. Tetapi Dia tidak berkata begitu, sebab pengenalan mereka bukanlah sesuatu yang pantas untuk dibangga-banggakan. Sebaliknya, Dia berkata, Tetapi Aku mengenal Engkau, yang menegaskan bahwa tidak ada hal apa pun di dalam diri kita yang melayakkan kita untuk mendapatkan kebaikan Allah. Semua kepentingan yang kita dapat dari Allah dan hubungan kita dengan-Nya berasal dari dan bergantung pada apa yang telah dilakukan Kristus dan pada hubungan-Nya dengan Allah. Kita tidak layak, tetapi Kristus layak.
            (4) Alasan yang Ia tekankan mengenai murid-murid-Nya: dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku, dan
                [1] Dengan demikian mereka telah dibedakan dari dunia yang tidak percaya. Saat orang banyak yang didatangi oleh Kristus dan ditawari anugerah-Nya tidak mau percaya bahwa Allah yang telah mengutus Dia, para murid ini mengetahui dan memercayai hal tersebut, dan tidak malu untuk mengakuinya. Perhatikanlah, mengenal dan percaya kepada Yesus Kristus di tengah-tengah dunia yang terus berkubang dalam ketidaktahuan dan ketidakpercayaan adalah sesuatu yang sangat berkenan di hadapan Allah dan akan diberi imbalan dengan sebuah mahkota kemuliaan yang tiada taranya. Iman yang luar biasa akan menimbulkan berkat-berkat kebaikan yang istimewa pula.
                [2] Dengan kepercayaan mereka itu, mereka ambil bagian dalam pengantaraan Kristus dan berbagi keuntungan yang timbul dari pengenalan-Nya akan Bapa: "Aku mengenal Engkau, dengan akrab dan sempurna. Sedangkan mereka ini, meski belum mengenal Engkau demikian dan belum mampu mengenal Engkau seperti Aku, mereka telah mengetahui bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Mereka telah mengetahui apa yang diharuskan bagi mereka untuk mereka ketahui, mereka telah mengenal Sang Pencipta di dalam diri Sang Penebus." Dengan mengetahui bahwa Kristus diutus oleh Allah, maka mereka telah mengenal Bapa di dalam Dia, dan diperkenalkan kepada Bapa melalui Dia. Oleh karena itu, "Ya Bapa, peliharalah mereka demi Aku."
        . Rasa hormat-Nya terhadap para murid-Nya (ay. 26): "Aku telah memimpin mereka kepada pengenalan akan Engkau, dan akan melakukannya lebih dan lebih lagi, dengan maksud yang baik dan mulia ini, yaitu supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka."

        Perhatikanlah di sini:

            (1) Apa yang telah Kristus lakukan untuk mereka: Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka.
                [1] Ia telah melakukannya bagi orang-orang yang setia mengikuti-Nya saat itu. Selama Dia bersama-sama dengan mereka, Dia bertekun memberitahukan nama Bapa-Nya kepada mereka, dan menimbulkan kekaguman terhadap nama Bapa-Nya itu di dalam diri mereka. Semua khotbah dan mujizat-Nya bertujuan untuk memasyhurkan kehormatan Bapa-Nya dan untuk menyebarluaskan pengenalan akan Dia (1:18).
                [2] Dia juga telah memberitahukan nama Bapa kepada semua orang lain yang percaya kepada-Nya. Mereka tidak akan dibuat percaya kepada Kristus seandainya mereka tidak terlebih dahulu diberitahukan mengenai nama Bapa-Nya.

                Perhatikanlah:

                    Pertama, kita berutang kepada Kristus atas segala pengenalan yang kita miliki mengenai nama Bapa. Dialah yang menyatakannya dan membukakan pengertian kita untuk menerima pewahyuan tersebut.
                    Kedua, orang-orang yang dimintakan Kristus untuk mendapatkan kebaikan dari Allah terlebih dahulu dibimbing-Nya ke dalam pengenalan akan Allah.
            (2) Apa yang masih hendak Ia lakukan bagi mereka: Aku akan memberitahukannya. Kepada murid-murid-Nya Ia berencana untuk memberi petunjuk lebih lanjut lagi setelah kebangkitan-Nya (Kis. 1:3), dan membawa mereka ke dalam pengenalan yang lebih dalam lagi mengenai perkara-perkara ilahi melalui pencurahan Roh setelah kenaikan-Nya. Sedangkan kepada semua orang percaya, yang hatinya telah Ia sinari, Ia akan menyinari mereka lebih dan lebih lagi. Di setiap tempat di mana Kristus telah menyatakan nama Bapa-Nya, Ia akan menyatakannya lagi, sebab setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi. Memang, orang-orang yang mengenal Allah perlu dan rindu mengenal-Nya lebih dalam lagi. Karena itu, tepatlah untuk memohonkan hal ini bagi mereka: "Bapa, akui dan berkatilah mereka, sebab mereka akan mengakui dan menghormati Engkau."
            (3) Apa yang Ia maksudkan dengan semua permintaan-Nya ini: bukan untuk memenuhi benak mereka dengan rasa penasaran, atau melengkapi mereka dengan bahan perbincangan untuk dipercakapkan di antara orang-orang terpelajar, melainkan untuk mengamankan dan mewujudkan kebahagiaan sejati mereka di dalam dua hal:
                [1] Persekutuan dengan Allah: "Oleh karena itu Aku telah memberi mereka pengenalan akan nama-Mu, akan semua hal yang telah Engkau pakai untuk membuat diri-Mu dikenal, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku bukan saja disampaikan kepada mereka, tetapi juga ada di dalam mereka, yang artinya:
                    Pertama, "Biarlah mereka memiliki buah-buah kasih itu untuk pengudusan mereka, biarlah Roh kasih-Mu yang telah memenuhi Aku itu, juga ada di dalam mereka." Kristus memberitahukan nama Bapa-Nya kepada orang-orang percaya, supaya ketika terang ilahi itu tertanam di dalam benak mereka, kasih ilahi pun tercurah di dalam hati mereka, supaya dengan begitu ada pikiran kudus di dalam diri mereka yang memerintah dan membatasi mereka. Dan dengan demikian, mereka boleh turut ambil bagian dalam perkara ilahi. Saat kasih Allah terhadap kita datang menghampiri untuk tinggal di dalam kita, hal itu seperti daya tarik magnet yang menarik jarum supaya bergerak menuju lubangnya. Kasih itu menarik jiwa mendekat kepada Allah dengan kasih sayang yang murni dan saleh. Kasih sayang yang demikian ini bagaikan roh bagi kehidupan yang ilahi di dalam jiwa.
                    Kedua, "Biarlah mereka mengecap dan menikmati kasih itu supaya mereka dihiburkan. Biarlah mereka tidak hanya tertarik kepada kasih Allah ketika nama Allah diberitahukan kepada mereka, tetapi, melalui pemberitahuan lebih lanjut lagi, mereka juga mendapatkan penghiburan dari ketertarikan mereka itu, supaya mereka tidak hanya mengenal Allah, melainkan juga mengetahui bahwa mereka sudah mengenal Dia" (1Yoh. 2:3, TL). Kasih Allah yang telah dicurahkan di dalam hati kitalah yang memenuhi hati itu dengan sukacita (Rm. 5:3, 5). Allah telah menyediakan kasih itu supaya kita tidak hanya dipuaskan oleh kebaikan kasih-Nya saja, tetapi juga dipenuhi olehnya. Dengan demikian, kita dapat menjalani kehidupan yang sepenuh-penuhnya di dalam Tuhan dan dalam persekutuan dengan-Nya. Inilah yang harus kita doakan, inilah yang harus terus kita kejar. Jika kita sudah memilikinya, kita harus berterima kasih kepada Kristus. Jika kita tidak memilikinya, maka itu adalah kesalahan kita sendiri.
                [2] Persekutuan dengan Kristus sebagai kelanjutan dari semua itu: Dan Aku di dalam mereka. Tidak ada cara lain untuk memasuki kasih Allah selain melalui Kristus. Kita juga tidak dapat mempertahankan keberadaan kita di dalam kasih itu selain dengan tinggal di dalam Kristus, yaitu membiarkan-Nya tinggal di dalam kita. Kita tidak dapat merasakan dan memahami kasih itu kecuali kita mengalami Kristus berdiam di dalam kita, yaitu Roh Kristus ada di dalam hati kita. Keberadaan Kristus di dalam kitalah yang merupakan satu-satunya pengharapan akan kemuliaan yang tidak akan mempermalukan kita (Kol. 1:27). Seluruh persekutuan kita dengan Allah, kasih-Nya yang menerima kita dan balasan kasih kita kepada-Nya, terjadi melalui tangan Tuhan Yesus, dan penghiburan yang terjadi akibat semuanya itu adalah berkat Dia semata. Sebelumnya Kristus baru saja mengatakan, Aku di dalam mereka (ay. 23), dan di sini Ia mengulanginya lagi (meskipun tanpa mengulanginya pun maknanya sudah jelas), dan doa-Nya ditutup dengan kata-kata tersebut, untuk menunjukkan betapa rindunya hati Kristus akan hal tersebut. Semua permohonan-Nya berpusat pada hal tersebut, dan dengan perkataan inilah doa-doa Kristus, Anak Daud itu, diakhiri: "Aku di dalam mereka. Biarkanlah Aku memiliki hal ini, dan tidak ada lagi yang Aku inginkan." Kemuliaan Sang Penebus berdiam di dalam orang-orang yang ditebus: Itulah tempat perhentian-Nya selama-lamanya, dan Dia mengingininya. Karena itu, marilah kita sungguh-sungguh berusaha untuk bersekutu dengan Kristus, supaya kita boleh menikmati penghiburan dari pengantaraan-Nya. Doa-Nya yang ini ada akhirnya, tetapi pengantaraan-Nya itu akan terus dilakukan-Nya selamanya.


Label:   Yohanes 17:20-26 



Daftar Label dari Kategori Materi Khotbah Katolik 2019
Lukas 10:1-9(1)
Lukas 15:1-3.11-32(1)
Lukas 18:9-14(1)
Lukas 1:1-4;4:14-21(1)
Lukas 22:14-23:56(1)
Lukas 24:13-35(1)
Lukas 2:22-40(1)
Lukas 4:1-13(1)
Lukas 4:21-30(1)
Lukas 5:1-11(1)
Lukas 5:27-32(1)
Lukas 6:27-38(1)
Lukas 6:39-45(1)
Lukas 9:11b-17(1)
Lukas 9:28b-36(1)
Lukas 9:51-62(1)
Markus 10:13-16(1)
Markus 16:9-15(1)
Markus 6:30-34(1)
Markus 9:2-13(1)
Matius 16:13-19(1)
Matius 5:43-48(1)
Matius 6:24-34(1)
Yohanes 10:27-30(1)
Yohanes 11:1-45(1)
Yohanes 11:45-56(1)
Yohanes 13:31-33a,34-35(1)
Yohanes 14:15-26 14:15-16,23b-26(1)
Yohanes 14:23-29(1)
Yohanes 14:7-14(1)
Yohanes 15:18-21(1)
Yohanes 16:23b-28(1)
Yohanes 17:20-26(1)
Yohanes 21:1-19(1)
Yohanes 21:20-25(1)
Yohanes 2:1-11 (1)
Yohanes 4:5-42(1)
Yohanes 6:16-21(1)
Yohanes 6:60-69(1)
Yohanes 7:40-53(1)
Yohanes 9:1-41(1)




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Materi Khotbah Katolik Sabtu, 8 Juni 2019 - Yohanes 21:20-25 - BcO 3 Yoh - Nikolaus Gesturi, Maria Droste-Fischering

PREV:
Sabtu, 1 Juni 2019 - Kis. 18:23-28 - Yohanes 16:23b-28 - BcO 1 Yoh 3:11-17 - Peringatan Wajib. St. Yustinus - warna liturgi Merah





Arsip Materi Khotbah Katolik 2019..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)