misa.lagu-gereja.com        
 
View : 8382 kali
Materi Khotbah Katolik 2019
Sabtu, 1 Juni 2019
(Yohanes 16:23b-28)

Sabtu, 1 Juni 2019 - Kis. 18:23-28 - Yohanes 16:23b-28 - BcO 1 Yoh 3:11-17 - Peringatan Wajib. St. Yustinus - warna liturgi Merah

Yohanes 16:23b-28
16:23b Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. 16:24 Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu. 16:25 Semuanya ini Kukatakan kepadamu dengan kiasan. Akan tiba saatnya Aku tidak lagi berkata-kata kepadamu dengan kiasan, tetapi terus terang memberitakan Bapa kepadamu. 16:26 Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku. Dan tidak Aku katakan kepadamu, bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa, 16:27 sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya, bahwa Aku datang dari Allah. 16:28 Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa."

Penjelasan:

* Anjuran untuk Berdoa (16:23-27)
    Di sini dijanjikan jawaban atas permintaan-permintaan mereka, guna menghibur mereka lebih lanjut. Sekarang, ada dua cara untuk meminta: meminta dengan bertanya, yaitu bertanya tentang hal-hal yang tidak diketahui, dan meminta dengan memohon, yaitu meminta sesuatu karena kekurangan. Di sini Kristus berbicara mengenai kedua cara tersebut.

    I. Dengan cara bertanya. Mereka tidak perlu bertanya (ay. 23): Pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku, ouk erōtēsete ouden -- kamu tidak akan mengajukan pertanyaan. "Kamu akan memahami rahasia-rahasia Injil dengan begitu jelas melalui dibukakannya pengertianmu, hingga kamu tidak perlu lagi bertanya" (seperti dalam Ibr. 8:11, mereka tidak akan mengajar lagi). "Kamu akan tiba-tiba mempunyai pengetahuan, lebih daripada yang kamu miliki selama kamu mengikuti-Ku dengan tekun selama ini." Mereka pernah mengajukan beberapa pertanyaan bodoh (seperti dalam 9:2), beberapa pertanyaan penuh keinginan yang berlebihan (seperti dalam Mat. 18:1), yang mengandung rasa tidak percaya (Mat. 19:27), yang tidak sepatutnya (21:21), yang penuh rasa ingin tahu (seperti dalam Kis. 1:6). Namun, setelah Roh dicurahkan, semua pertanyaan seperti ini tidak diajukan lagi. Di dalam Kisah Para Rasul, kita jarang menemui mereka mengajukan pertanyaan seperti Daud yang bertanya, Apakah aku harus maju? atau, Apakah aku harus pergi? karena mereka senantiasa berada di bawah pimpinan ilahi. Dalam tugas berat memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa bukan-Yahudi, Petrus pergi tanpa bimbang (Kis. 10:20). Mengajukan pertanyaan berarti kita tampak seperti orang kebingungan atau setidaknya mempertahankan diri, dan memang bahkan yang terbaik dari kita pun perlu mengajukan pertanyaan. Namun, pada waktu bertanya, kita harus punya tujuan untuk memahami yang ditanyakan itu sepenuh-penuhnya supaya kita tidak ragu lagi, melainkan senantiasa berdiri di atas jalan kebenaran dan kewajiban.

    Untuk hal ini Ia memberikan alasannya (ay. 25), yang dengan jelas merujuk pada janji ini, bahwa mereka tidak akan perlu lagi mengajukan pertanyaan-pertanyaan: "Semuanya ini Kukatakan kepadamu dengan kiasan yang sedemikian rupa, yang tidak selugas dan sejelas seperti yang kamu harapkan, tetapi akan tiba saatnya Aku berkata-kata kepadamu dengan terus terang, sejelas yang kamu inginkan, memberitakan Bapa kepadamu, sehingga kamu tidak perlu lagi mengajukan pertanyaan."

        . Hal terbesar ke mana Kristus akan membawa mereka adalah pengenalan akan Allah: "Aku akan memberitakan Bapa kepadamu, dan membawa kamu untuk mengenal-Nya." Inilah yang ingin diberikan Kristus dan yang harus ingin dimiliki semua orang Kristen sejati. Waktu Kristus hendak mengutarakan anugerah terbesar yang hendak diberikan-Nya kepada murid-murid-Nya, Ia mengatakan kepada mereka bahwa anugerah itu adalah dengan terus terang memberitakan Bapa kepada mereka. Karena, apakah sebenarnya kebahagiaan sorgawi itu, kecuali segera memandang Allah selamanya? Mengenal Allah sebagai Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus, merupakan rahasia terbesar bagi akal budi kita untuk memahaminya. Dan akal budi bisa memahaminya dengan cara merenungkannya. Dan mengenal Dia sebagai Bapa kita merupakan kebahagiaan terbesar bagi kehendak dan perasaan kita, yaitu dengan cara memilih untuk mengenal Dia dan menikmati pengenalan kita akan Dia.
        . Selama ini Ia berbicara kepada mereka melalui perumpamaan, yang mengandung perkataan bijaksana dan penuh pengajaran, namun bersifat kiasan dan umum. Kristus telah berbicara dengan terus terang mengenai banyak hal kepada mereka dan menguraikan perumpamaan-perumpamaan-Nya secara pribadi kepada murid-murid-Nya, tetapi,
            (1) Mengingat kebebalan dan ketidaksigapan mereka dalam menerima apa yang dikatakan-Nya kepada mereka, bisa dikatakan bahwa Ia berbicara dalam perumpamaan. Apa yang dikatakan-Nya kepada mereka bagaikan kitab yang termeterai (Yes. 29:11).
            (2) Dengan membandingkan hal-hal yang telah diungkapkan-Nya kepada mereka, dalam apa yang telah disampaikan-Nya ke telinga mereka, dengan apa yang akan diperbuat-Nya kepada mereka ketika Ia memberikan Roh Kudus di dalam hati mereka, maka sampai saat itu semuanya disampaikan dalam bentuk perumpamaan. Nantinya ketika Roh dicurahkan ke atas mereka, pada saat itu semuanya akan mendatangkan kejutan manis bagi mereka, mereka akan merasa seperti berada di suatu dunia baru, karena saat itu ketika mereka merenungkan semua gagasan yang mereka miliki sebelumnya dan menganggap semua gagasan itu membingungkan dan penuh teka-teki jika dibandingkan dengan pengetahuan yang sekarang mereka miliki dengan jelas mengenai perkara-perkara ilahi. Pelayanan dengan hukum yang tertulis tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan pelayanan Roh (2Kor. 3:8-11).
            (3) Menyangkut apa yang telah dikatakan-Nya perihal Bapa dan kebijaksanaan-kebijaksanaan Bapa. Semua yang telah dikatakan-Nya mengenai hal-hal tersebut sangatlah gelap, dibandingkan dengan apa yang sebentar lagi akan dinyatakan (Kol. 2:2).
        . Ia akan berkata-kata dengan terus terang kepada mereka, parrēsia -- dengan bebas, tentang Bapa. Ketika Roh dicurahkan, para rasul memperoleh pengetahuan perihal perkara-perkara ilahi yang jauh lebih mendalam daripada sebelumnya, seperti yang tampak melalui perkataan yang diberikan Roh kepada mereka (Kis. 2:4). Mereka dibawa kepada rahasia perkara-perkara yang sebelum itu sangat membingungkan mereka. Apa yang ditunjukkan Roh, itulah yang ditunjukkan Kristus kepada mereka, seperti yang dikatakan di sini, sebab sama seperti Bapa berbicara melalui Anak, begitu pula Anak berbicara melalui Roh. Namun, janji ini akan digenapi dengan sempurna di dalam sorga, di mana kita akan melihat Bapa sebagaimana adanya, muka dengan muka, bukan seperti sekarang ini, seperti melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar (1Kor. 13:12). Hal ini sungguh merupakan penghiburan kepada kita yang sekarang ini ada di bawah awan gelap, yang membuat kita tidak mampu mengatur perkataan kita, malah justru mengacaukannya. Sementara kita masih hidup di sini, kita mempunyai banyak pertanyaan perihal Allah dan dunia yang tidak terlihat, tetapi pada hari itu kita akan melihat semuanya dengan jelas dan tidak perlu bertanya lagi.
    II. Ia berjanji bahwa dengan memohon, mereka tidak akan meminta dengan sia-sia. Dengan sendirinya ini berarti semua murid Kristus harus berserah diri dalam doa. Ia telah mengajar mereka melalui aturan dan teladan-Nya supaya mereka banyak berdoa. Ini harus menjadi penopang serta penghiburan mereka saat Ia meninggalkan mereka. Pengajaran, bimbingan, kekuatan, dan keberhasilan mereka harus diperoleh melalui doa.

    Sekarang:

        . Di sini diberikan janji bahwa permintaan mereka akan dikabulkan (ay. 23). Kata-kata pengantar untuk janji ini demikian pastinya hingga tidak perlu dipertanyakan lagi: "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya, Aku menjamin kebenaran ucapan-Ku ini." Janji itu sendiri kaya dan manis tidak terkira. Di sini tongkat emas itu diulurkan kepada kita dengan perkataan, Apakah permintaanmu? Niscaya akan dikabulkan. Karena Ia berkata, Segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. Sebelum ini kita telah membacanya dalam pasal 14:13. Jadi apa lagi yang kita butuhkan? Janji itu sepasti yang kita inginkan.
            (1) Di sini kita diajar caranya untuk mencari. Kita harus meminta kepada Bapa dalam nama Kristus. Kita harus memandang Allah sebagai seorang Bapa, dan datang kepada-Nya sebagai anak. Dan kita harus datang kepada Kristus sebagai Sang Pengantara, datang kepada-Nya dalam kedudukan kita sebagai orang yang memerlukan pembelaan. Meminta kepada Bapa mencakup berkat-berkat rohani dengan kesadaran bahwa hal-hal ini hanya bisa diperoleh dari Allah semata. Ini juga mencakup sikap rendah hati dalam menyampaikan permintaan kita kepada-Nya, dengan keyakinan yang teguh terhadap-Nya, sebagai Bapa yang mampu dan siap menolong kita. Meminta dalam nama Kristus mencakup pengakuan ketidaklayakan kita untuk menerima kemurahan hati apa saja dari Allah. Kita harus puas dengan cara ini sebagai cara yang digunakan Allah untuk berhubungan dengan kita melalui Anak-Nya. Kita harus bergantung sepenuhnya kepada Kristus sebagai TUHAN keadilan kita.
            (2) Di sini diajarkan kepada kita tentang bagaimana kita akan berhasil: akan diberikan-Nya kepadamu. Apa lagi yang bisa kita rindukan selain memiliki apa yang kita inginkan, bahkan memiliki apa yang kita kehendaki, sesuai dengan kehendak Allah, dengan memintanya? Ia, yang dari-Nya datang setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, akan memberikannya kepadamu. Apa yang telah ditebus Kristus melalui kematian-Nya, tidak diperlukan-Nya bagi diri sendiri, tetapi dimaksudkan dan diserahkan-Nya kepada para pengikut-Nya yang setia. Setelah dipertimbangkan dengan baik dan diterima sepenuhnya, Ia seakan membuat tagihan kepada perbendaharaan sorga melalui janji ini, dan tagihan ini yang harus kita kemukakan melalui doa. Dalam nama-Nya kita dapat meminta hal yang telah dibayar lunas dan dijanjikan itu, sesuai dengan tujuan sejati Kovenan Baru itu. Kristus telah menjanjikan pencerahan oleh Roh, tetapi mereka harus berdoa untuk itu, dan mereka melakukannya (Kis. 1:14). Untuk hal inilah diajukan permintaan kepada Allah. Ia telah menjanjikan mereka kesempurnaan sesudah ini, tetapi sementara itu, apa yang harus mereka lakukan? Mereka harus terus berdoa. Keberhasilan sempurna disimpan untuk negeri perhentian kita kelak, sedangkan meminta dan menerima merupakan penghiburan di tanah perziarahan kita ini.
        . Di sini diberikan ajakan kepada mereka untuk mengajukan permohonan. Sudah menjadi anggapan bahwa cukuplah bila orang-orang besar bersedia memberi kesempatan untuk berbicara, tetapi Kristus mengajak kita untuk mengajukan permintaan (ay. 24).
            (1) Ia mengamati perilaku mereka sampai saat itu, Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku.

            Hal ini merujuk:

                [1] Pada masalah doa mereka: "Kamu belum meminta sesuatu yang pantas, sesuatu yang boleh kamu minta dan akan kamu minta saat Roh dicurahkan." Lihatlah betapa dermawannya Yesus Tuhan kita, melebihi segala dermawan. Ia memberi dengan limpah dan sama sekali tidak mencela kita karena seringnya dan besarnya anugerah yang diberikan-Nya. Ia justru menegur kita karena jarang dan sempitnya permintaan kita: "Kamu belum meminta sesuatu pun jika dibandingkan dengan apa yang kamu inginkan dan apa yang hendak Kuberikan serta janjikan." Kita diminta untuk membuka mulut lebar-lebar. Atau,
                [2] Pada nama yang mereka gunakan ketika berdoa. Mereka sudah sering kali memanjatkan doa, namun belum pernah di dalam nama Kristus seperti yang sekarang disuruhkan-Nya kepada mereka. Ini dikarenakan ketika itu Ia belum mempersembahkan korban agung yang membuat doa kita diterima. Saat itu juga Ia belum melakukan tugas pengantaraan-Nya bagi kita. Hal-hal inilah yang mengharumkan semua ibadah kita sehingga memampukan kita berdoa dalam nama-Nya. Sampai saat itu mereka telah mengusir setan dan menyembuhkan penyakit dalam nama Kristus sebagai raja dan nabi, tetapi belum dapat berdoa dalam nama-Nya sebagai imam.
            (2) Ia mengharapkan mereka melakukan hal ini di kemudian hari: Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.

            Di sini:

                [1] Ia mengarahkan mereka untuk meminta segala sesuatu yang mereka perlukan dan yang telah Ia janjikan.
                [2] Ia meyakinkan mereka bahwa mereka akan menerima. Apa yang kita minta berdasarkan kasih karunia akan diberikan Allah dengan murah hati: Kamu akan menerima. Di dalam hal ini terdapat lebih daripada sekadar janji bahwa Ia akan memberikannya. Dia bukan saja akan memberikannya, tetapi memberi supaya kita menerimanya, memberikan penghiburan dan manfaatnya, suatu hati untuk menikmatinya (Pkh. 6:2)
                [3] Supaya dengan demikian penuhlah sukacita mereka. Hal ini menunjukkan,
                    Pertama, hasil yang penuh berkat dari doa yang lahir dari iman. Hasil ini turut melengkapi sukacita dalam iman. Jika kita ingin agar supaya sukacita kita penuh, sepenuh yang dapat terjadi di dunia ini, kita harus bertekun dalam doa. Ketika kita diminta untuk bersukacita senantiasa, kita diminta untuk segera sesudah itu tetap berdoa. Lihatlah betapa tinggi sasaran yang harus kita tuju dalam doa -- bukan saja pada damai sejahtera, tetapi juga sukacita, sukacita berlimpah-limpah. Atau,
                    Kedua, hasil penuh berkat dari jawaban damai sejahtera: "Mintalah, maka kamu akan menerima hal yang akan memenuhi kamu dengan segala sukacita." Pemberian Allah melalui Kristus mengisi perbendaharaan jiwa dengan sukacita (Ams. 8:21). "Mintalah karunia Roh Kudus, dan kamu akan menerimanya, sementara pengetahuan lain hanya memperbanyak kesedihan (Pkh. 1:18). Pengetahuan yang diberikan-Nya akan bertambah dan memenuhi kamu dengan sukacita."
        . Di sini terdapat dasar yang dapat mereka harapkan bahwa doa mereka akan berhasil (ay. 26-27), yang diringkas oleh Rasul Yohanes (1Yoh.2:1): "Kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa."
            (1) Kita mempunyai seorang pengantara, atau pembela. Mengenai hal pengantaraan ini, saat itu Kristus melihat alasan untuk tidak bersikeras membicarakan hal ini, karena Ia mau menekankan ucapan berikut-Nya ini: "Tidak Aku katakan kepadamu, bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa. Seandainyapun Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa Aku akan menjadi pengantara bagimu, tidak berusaha memohonkan semua yang kamu minta, paling tidak kamu boleh merasa terhibur bahwa Aku telah membangun suatu hubungan di antara kamu dan Allah, telah menegakkan takhta anugerah, dan mengkhususkan untukmu suatu jalan yang baru dan yang hidup ke tempat yang kudus." Ia berbicara seolah-olah mereka tidak membutuhkan pertolongan apa-apa lagi, karena Ia telah meminta Roh Kudus menjadi pengantara mereka, sebagai Roh yang berseru, ya Abba, ya Bapa, seakan-akan mereka sekarang tidak memerlukan Dia lagi untuk berdoa bagi mereka. Tetapi kita akan mendapati bahwa Ia berbuat lebih banyak bagi kita daripada yang pernah dikatakan-Nya. Perbuatan manusia sering kali tidak seperti yang dijanjikannya, tetapi Kristus justru berbuat lebih banyak daripada yang dijanjikan-Nya.
            (2) Kita berurusan dengan seorang Bapa, dan ini sungguh membesarkan hati: "Sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, philei hymas, Dia adalah seorang sahabat bagimu dan tidak ada sahabat yang lebih baik dari Dia." Perhatikanlah, murid-murid Kristus adalah kesayangan Allah juga. Kristus bukan saja mengalihkan murka Allah dari kita dan membawa kita ke dalam kovenan perdamaian serta pemulihan hubungan, tetapi juga mendapatkan perkenanan-Nya bagi kita serta membawa kita ke dalam kovenan persahabatan. Perhatikanlah bagaimana penekanan diberikan pada kenyataan ini, bahwa "Bapa sendiri mengasihi kamu. Sekalipun Ia adalah Bapa yang sempurna bahagia dalam menikmati diri-Nya sendiri, di mana kasih yang ada dalam diri-Nya sungguh adil dan sungguh terpuji, namun Ia berkenan mengasihi kamu." Bapa itu sendiri, yang perkenanan-Nya telah kamu hancurkan, yang murka-Nya telah kamu bangkitkan, dan yang dengan siapa kamu membutuhkan seorang pengantara atau pembela, Dia sendiri yang sekarang mengasihi kamu.

            Perhatikanlah:

                [1] Mengapa Bapa mengasihi murid-murid Kristus: Karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya, bahwa Aku datang dari Allah. Artinya, karena kamu memang murid-murid-Ku: bukan seolah-olah kasih itu berawal dari pihak mereka, melainkan karena melalui anugerah-Nya Ia telah membentuk di dalam diri kita kasih terhadap diri-Nya sehingga Ia sangat senang dengan karya tangan-Nya sendiri.

                Perhatikanlah di sini:

                    Pertama, seperti apa watak murid-murid Kristus. Mereka mengasihi Dia karena mereka percaya bahwa Dia datang dari Allah, bahwa Dia adalah Anak Tunggal Bapa dan wakil-Nya di dunia. Perhatikanlah, iman kepada Kristus bekerja melalui kasih terhadap Dia (Gal. 5:6). Jika kita percaya bahwa Dia adalah Anak Allah, tidak bisa tidak kita akan mengasihi Dia yang memang patut dikasihi, dan jika kita percaya bahwa Dia adalah Juruselamat kita, tidak bisa tidak kita akan mengasihi Dia yang paling berbaik hati kepada kita. Perhatikanlah bagaimana Kristus dengan rasa hormat berbicara tentang kasih para murid terhadap diri-Nya, dan betapa Ia sangat senang menerima kasih mereka itu. Ia mengatakan bahwa kasih mereka itulah yang membuat mereka mendapat perkenanan Bapa. "Kamu telah mengasihi Aku dan percaya kepada-Ku ketika dunia membenci dan menolak Aku, dan kamu pun akan dibedakan."
                    Kedua, perhatikanlah keuntungan apa yang diperoleh murid-murid Kristus yang setia. Bapa mengasihi mereka, dan itu karena mereka mengasihi Kristus. Bapa begitu berkenan kepada-Nya hingga Ia juga berkenan kepada sahabat-sahabat Kristus.
                [2] Betapa hati mereka dikuatkan dalam doa. Mereka tidak perlu segan-segan menghampiri Dia yang mengasihi dan memberkati mereka.
                    Pertama, hal ini memperingatkan kita untuk tidak berpikiran buruk tentang Allah. Waktu kita diajar untuk berdoa memohon kebaikan dan pengantaraan Kristus, ini bukanlah berarti seolah-olah semua kebaikan hanya terdapat di dalam diri Kristus semata, sedangkan di dalam Allah hanya terdapat angkara murka semata. Tidak, bukan begitu maksudnya. Kasih dan kehendak baik Bapa menetapkan Kristus untuk menjadi Pengantara. Karena itu, kita ini berutang kepada belas kasihan Allah atas jasa Kristus itu, karena Allahlah yang memberikan Kristus bagi kita.
                    Kedua, biarlah hal ini membuat kita gembira dan memperkuat pikiran-pikiran yang baik tentang Allah. Orang-orang percaya yang mengasihi Kristus sudah seharusnya tahu bahwa Allah mengasihi mereka, dan oleh sebab itu berani menghampiri Dia seperti anak-anak menghampiri Bapa yang penuh kasih sayang.


* Pengungkapan Kristus Perihal Diri-Nya (16:28-33)

    Di sini terdapat dua hal yang digunakan Kristus untuk menghibur murid-murid-Nya:

    I. Dengan kepastian bahwa meskipun Ia akan meninggalkan dunia, Ia kembali kepada Bapa-Nya, yang dari-Nya Ia datang (ay. 28-32).

    Di sini kita mendapati:

        . Pernyataan yang jelas dan langsung mengenai pengutusan Kristus dari Bapa, dan kembalinya Dia kepada Bapa (ay. 28): Aku datang dari Bapa dan Aku, seperti yang kamu lihat, datang ke dalam dunia. Sekarang Aku meninggalkan dunia pula, dan seperti yang akan segera kamu lihat, pergi kepada Bapa. Inilah kesimpulan dari semuanya. Tidak ada yang lebih ditanamkan oleh-Nya di dalam hati mereka kecuali kedua hal ini -- dari mana Dia datang, dan ke mana Ia akan pergi, yakni Alfa dan Omega dari rahasia ibadah (1Tim. 3:16), bahwa Sang Penebus ketika datang, adalah Allah yang menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dan ketika pergi, telah diangkat dalam kemuliaan.
            (1) Di sini terdapat dua kebenaran,
                [1] Yang disingkat dalam beberapa kata. Ringkasan singkat mengenai pengajaran Kristen sangat bermanfaat bagi para pemula. Bagaikan berkas-berkas sinar matahari yang terpusat di kaca yang kena sinar, dasar-dasar firman Allah yang dirangkai ke dalam pengakuan iman dan katekismus menyalurkan terang dan panas ilahi dengan kuat. Dengan demikian, kita memperoleh banyak dalam sedikit (Ayb. 28:28; Pkh. 12:13; 1Tim. 1:15; Tit. 2:11-12; 1Yoh. 5:11).
                [2] Yang diperbandingkan dan saling diperhadapkan. Di dalam kebenaran-kebenaran ilahi terdapat keselarasan mengagumkan, dan keduanya saling menguatkan dan menggambarkan satu sama lain. Kedatangan dan kepergian Kristus pun seperti itu. Kristus telah memuji murid-murid-Nya karena mereka percaya bahwa Ia datang dari Allah (ay. 27), dan sesudah itu memberikan kesimpulan tentang betapa penting dan wajarnya bila Ia kembali kepada Allah, sehingga dengan demikian mereka tidak perlu menganggap kepergian-Nya itu sebagai sesuatu yang aneh atau menyedihkan. Perhatikanlah, kalau kita manfaatkan dengan baik apa yang kita ketahui dan akui, itu akan membantu kita untuk memahami sesuatu yang tampak sulit dan meragukan.
            (2) Jika kita bertanya dari mana asalnya Sang Penebus, dan ke mana Ia pergi, kita diberi tahu,
                [1] Bahwa Ia datang dari Bapa, yang menguduskan dan memeteraikan Dia. Ia datang ke dunia ini, dunia yang lebih rendah, dunia umat manusia, dan melalui penjelmaan-Nya Ia menyatu di antara mereka. Di situlah Ia harus menjalankan tugas dan ke situlah Ia datang untuk melaksanakannya. Ia meninggalkan rumah-Nya untuk hidup di negeri yang asing, meninggalkan istana-Nya untuk tinggal di pondok ini. Benar-benar sikap merendahkan diri yang luar biasa!
                [2] Bahwa setelah menyelesaikan pekerjaan-Nya di bumi, Ia meninggalkan dunia dan kembali kepada Bapa-Nya pada saat kenaikan-Nya ke sorga. Ia bukannya diusir pergi, melainkan atas kehendak sendirilah Ia meninggalkan dunia, untuk tidak kembali sampai Ia datang untuk mengakhirinya. Namun, secara roh ia tetap hadir bersama jemaat-Nya, sampai pada kesudahannya.
        . Rasa puas para murid mendengar pernyataan ini (ay. 29-30): Lihat, sekarang Engkau terus terang berkata-kata. Sepertinya, perkataan Kristus yang ini lebih bermanfaat bagi mereka dibanding yang lain, meskipun telah cukup sering Ia menyampaikan banyak hal yang pantas mereka pegang teguh. Roh, seperti angin, bertiup ke sana kemari, dan melalui perkataan apa pun yang disukai-Nya. Perkataan-Nya mungkin yang sudah pernah disampaikan satu kali, bahkan dua kali, tetapi belum dipahami dengan jelas, tetapi karena sering diulang-ulang, akhirnya tertanam juga. Ada dua kemajuan yang mereka hasilkan melalui perkataan ini:
            (1) Dalam pengetahuan: Lihat, sekarang Engkau terus terang berkata-kata. Ketika mereka belum memahami apa yang dikatakan-Nya, mereka tidak berkata, Lihat, sekarang Engkau berkata-kata dengan tidak jelas, seolah-olah mempersalahkan Dia. Tetapi sekarang setelah mereka memahami artinya, mereka memberikan kemuliaan bagi-Nya karena merendahkan diri sesuai kemampuan mereka: Lihatlah, sekarang Engkau terus terang berkata-kata. Kebenaran-kebenaran ilahi paling berpeluang membawa manfaat apabila disampaikan dengan terus terang (1Kor. 2:4). Perhatikanlah bagaimana mereka bersorak, seperti yang dilakukan ahli matematika dengan seruan heurēka, heurēka, ketika menemukan jawaban yang sudah lama dicarinya: Aku telah menemukannya, aku telah menemukannya. Perhatikanlah, Kristus senang berbicara terus terang kepada jiwa kita dan membawa kita memandang kemuliaan-Nya dengan terbuka. Kita mempunyai alasan untuk bersukacita karena ini.
            (2) Dalam iman: Sekarang kami tahu.

            Perhatikanlah:

                [1] Ada apa dengan iman mereka: Kami percaya bahwa Engkau datang dari Allah. Ia telah berkata (ay. 27) bahwa mereka mempercayai hal ini. "Tuhan," (kata mereka) "kami percaya dan mempunyai alasan untuk mempercayainya. Kami tahu bahwa kami mempercayainya dan menerima penghiburan darinya."
                [2] Alasan iman mereka -- kemahatahuan-Nya. Ini membuktikan bahwa Dia adalah guru yang berasal dari Allah dan lebih dari sekadar seorang nabi, bahwa Ia tahu segala sesuatu. Melalui hal ini mereka diyakinkan bahwa Ia menghapus keraguan yang tersembunyi di dalam hati mereka dan menjawab keberatan-keberatan yang belum mereka akui. Perhatikanlah, orang-orang yang mengenal Kristus dari pengalaman sendiri dan bisa berkata tentang kuasa-Nya, kuasa-Nya bekerja di dalam diriku, dan tentang kasih-Nya, Dia mengasihiku, mereka inilah yang paling mengenal-Nya. Hal ini membuktikan bahwa Kristus bukan saja menerima pengutusan ilahi, tetapi juga seorang pribadi ilahi. Dia mampu melihat pikiran dan isi hati orang, dan karena itu Dia sungguh Sang Firman yang hakiki dan kekal (Ibr. 4:12-13). Ia memberitahukan kepada semua jemaat bahwa Ia menguji batin dan hati orang (Why. 2:23). Hal ini meneguhkan hati murid-murid ini, sama seperti kesan pertama yang dirasakan perempuan Samaria itu, bahwa Kristus mengatakan kepadanya segala sesuatu yang telah dia perbuat (4:29), dan juga Natanael, karena Kristus melihat dia di bawah pohon ara (1:48-49).

                Kata-kata "dan tidak perlu orang bertanya kepada-Mu" dapat berbicara tentang,

                    Pertama, kepiawaian Kristus dalam mengajar. Ia mencegah kita dengan pengajaran-Nya, menyampaikan tentang segala harta hikmat dan pengetahuan yang tersembunyi di dalam diri-Nya, dan tidak perlu didesak-desak untuk mengajar. Atau,
                    Kedua, kemampuan-Nya untuk mengajar: "Kamu tidak perlu, seperti yang dilakukan guru-guru lain, untuk diberitahukan mengenai keragu-raguan murid-murid-Mu, karena tanpa diberitahukan pun Engkau tahu apa yang menjadi sandungan bagi mereka." Guru-guru terbaik hanya dapat menjawab apa yang diucapkan, sedangkan Kristus mampu menjawab apa yang dipikirkan, apa yang takut kita tanyakan, seperti yang dialami para murid (Mrk. 9:32). Dengan demikian Ia dapat mengerti (Ibr. 5:2).
        . Teguran lembut yang disampaikan Kristus kepada murid-murid-Nya perihal keyakinan mereka bahwa mereka sekarang telah memahami Dia (ay. 31-32). Saat melihat betapa gembiranya para murid dengan pencapaian mereka, Ia berkata, "Percayakah kamu sekarang? Apakah kamu sekarang memandang dirimu sebagai murid yang sudah maju dan diteguhkan? Apakah kamu sekarang berpikir bahwa kamu tidak akan melakukan kesalahan lagi? Alamak! Hati-hati, kamu tidak mengenal kelemahanmu sendiri. Tidak lama lagi kamu akan diceraiberaikan masing-masing," dst.

        Di sini kita melihat:

            (1) Sebuah pertanyaan yang dimaksudkan untuk membuat mereka merenung: Percayakah kamu sekarang?
                [1] "Jika sekarang kamu percaya, mengapa kamu tidak percaya sejak dulu? Bukankah kamu sudah sering mendengarnya sebelum ini?" Orang-orang yang akhirnya baru percaya setelah sering diajar dan diajak, pantas merasa malu karena telah menunda begitu lama.
                [2] "Jika sekarang kamu percaya, mengapa kamu tidak percaya untuk seterusnya? Ketika pencobaan itu datang, di manakah imanmu?" Selama iman kita tidak tetap, ada alasan untuk mempertanyakan kesungguhan iman itu, "Apakah kita benar-benar percaya?"
            (2) Nubuatan perihal kejatuhan mereka. Sebesar apa pun keyakinan mereka tentang keteguhan hati mereka, tidak lama lagi mereka semua akan meninggalkan Dia. Hal ini terjadi pada malam itu juga, pada waktu para pengawal menyergap mereka, semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri (Mat. 26:56). Mereka tercerai-berai,
                [1] Dari satu dengan lainnya. Masing-masing mencari selamat sendiri tanpa memedulikan yang lain. Bagi masyarakat Kristen, masa-masa sukar membuat mereka tercerai-berai. Di hari yang berkabut dan gelap itu domba-domba Kristus tercerai-berai (Yeh. 34:12). Begitu pula halnya dengan Kristus, sebagai suatu masyarakat, tidak jelas tampaknya.
                [2] Tercerai-berai karena Dia: Kamu meninggalkan Aku seorang diri. Mereka seharusnya menjadi saksi bagi-Nya saat Ia diadili, dan melayani Dia di tengah penderitaan-Nya. Kalaupun mereka tidak mampu menghibur Dia, setidaknya mereka bisa mengatakan suatu penghargaan mengenai Dia. Namun, mereka justru malu karena Ia dirantai, dan takut ikut menanggung penderitaan-Nya, sehingga meninggalkan Dia. Perhatikanlah, banyak yang bermaksud baik ditinggalkan ketika musuh datang menyusahkan. Murid-murid yang tetap tinggal bersama-sama dengan Kristus dalam segala pencobaan, sekarang justru meninggalkan-Nya. Orang-orang yang menghadapi pencobaan tidak selalu terbukti setia. Jika suatu waktu kita mendapati teman-teman kita bersikap tidak baik kepada kita, biarlah kita ingat bahwa Kristus pun diperlakukan seperti itu. Waktu mereka meninggalkan Dia, mereka tercerai-berai masing-masing ke tempatnya sendiri. Bukan ke harta milik atau tempat tinggal mereka sendiri yang berada di Galilea, melainkan ke teman-teman dan kenalan masing-masing di Yerusalem. Setiap orang mengikuti jalannya sendiri yang dianggapnya paling aman. Tiap orang menyelamatkan diri dan nyawa sendiri. Perhatikanlah, orang-orang yang mencari kepentingannya sendiri lebih daripada kepentingan Kristus dan menganggap hal-hal duniawi sebagai ta idia -- milik mereka sendiri dan menjadi larut dengannya, tidak akan berani menderita demi agama yang mereka anut.

                Perhatikanlah di sini:

                    Pertama, Kristus tahu sebelumnya bahwa murid-murid-Nya akan meninggalkan-Nya di saat yang genting, tetapi Ia tetap bersikap lembut terhadap mereka dan sama sekali tidak berlaku jahat terhadap mereka. Kita mudah berkata tentang orang lain, "Seandainya saja kami tahu lebih dulu bahwa mereka tidak tahu berterima kasih, kami tidak akan semurah hati itu kepada mereka." Kristus tahu lebih dulu bahwa murid-murid-Nya akan bersikap seperti itu, tetapi Ia tetap bersikap baik kepada mereka.
                    Kedua, Ia menyampaikan hal ini kepada mereka sebagai teguran atas kegembiraan mereka yang meluap-luap atas pencapaian mereka saat itu: "Percayakah kamu sekarang? Janganlah terlampau memegahkan diri, tetapi takutlah, sebab tidak lama lagi kamu akan mendapati imanmu begitu terguncang hingga patut dipertanyakan apakah imanmu itu tulus atau tidak." Perhatikanlah, bahkan ketika kita menikmati anugerah yang kita terima, sungguh baik untuk kita ingat akan bahaya-bahaya yang bisa muncul karena sifat buruk kita. Ketika iman kita sedang kuat, kasih kita berkobar-kobar, dan semuanya tampak jelas, kita tidak dapat mengambil kesimpulan dari situ bahwa besok akan sama seperti hari ini. Bahkan ketika kita mempunyai alasan kuat untuk beranggapan bahwa kita berdiri tegak, kita mempunyai cukup alasan untuk berjaga-jaga supaya tidak terjatuh.
                    Ketiga, Ia berbicara tentang hal itu sebagai sesuatu yang akan segera terjadi. Saatnya sudah datang, dalam arti kata bahwa mereka akan malu akan Dia meskipun dulu mereka menyukai-Nya. Perhatikanlah, waktu yang singkat bisa saja menghasilkan perubahan-perubahan besar, baik mengenai keadaan kita maupun di dalam diri kita.
            (3) Sekalipun demikian, Ia menghibur diri sendiri: Namun Aku tidak seorang diri. Ia tidak mau dianggap mengeluh karena mereka meninggalkan Dia, seolah-olah hal ini sangat merugikan-Nya. Sebab meskipun mereka tidak ada bersama-Nya, Ia yakin akan kehadiran Bapa, yang adalah instar omnium -- segalanya: Bapa menyertai Aku. Kita bisa menganggap hal ini,
                [1] Sebagai hak istimewa yang khusus bagi Tuhan Yesus saja. Di dalam penderitaan, Bapa menyertai-Nya jauh lebih dekat daripada dengan siapa pun, karena Ia masih ada di pangkuan Bapa. Tabiat ilahi bukan meninggalkan melainkan mendukung tabiat manusiawi dan memberikan penghiburan tidak terkalahkan dan nilai tidak terhitung dalam penderitaan-Nya. Bapa telah berketetapan untuk menyertai-Nya dalam seluruh pekerjaan-Nya (Mzm. 89:22 dst.) dan untuk membentuk Dia (Yes. 49:8). Hal ini membuat-Nya berani (Yes. 1:7). Bahkan ketika Ia mengeluh karena Bapa telah meninggalkan-Nya, Ia tetap memanggil-Nya Allah-Ku, dan segera sesudah itu diyakinkan akan penyertaan Bapa sehingga Ia menyerahkan Roh-Nya ke dalam tangan Bapa. Selama itu Ia telah menghibur diri dengan hal ini (8:29), Ia yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Bapa tidak membiarkan Aku sendiri, terutama saat sekarang ini. Hal menolong kita untuk mengimani bahwa Kristus sanggup memuaskan hati kita. Tidak diragukan lagi, Bapa sangat berkenan kepada-Nya, sebab Ia menyertai Kristus dalam melaksanakan pekerjaan-Nya dari awal sampai akhir.
                [2] Sebagai hak istimewa yang berlaku bagi semua orang percaya berdasarkan penyatuan mereka dengan Kristus. Ketika mereka sendirian, mereka sebenarnya tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai mereka.
                    Pertama, ketika mereka memilih untuk menyendiri, ketika mereka sendirian, seperti Ishak di padang, Natanael di bawah pohon ara, dan Petrus yang berdoa di atas rumah, Bapa menyertai mereka. Orang-orang yang bercakap-cakap dengan Allah dalam kesunyian tidak pernah lebih sendirian daripada bila berada seorang diri. Allah yang baik dan hati yang baik dapat saling menemani kapan saja.
                    Kedua, ketika kesendirian menjadi kemalangan mereka, musuh membuat mereka tergeletak sendirian, begitu pula teman-teman mereka, sahabat mereka, seperti sahabat Ayub, dibuat merana, namun, mereka sebenarnya tidak sendirian seperti yang mereka duga. Bapa menyertai mereka, seperti Ia menyertai Yusuf saat dibelenggu, dan bersama Yohanes dalam pembuangan. Dalam kesusahan yang paling berat sekalipun mereka seperti orang yang dikasihani bapa dan dihibur ibunya. Selama kita disertai Allah, kita bahagia, dan sudah seharusnya merasa tenang, meskipun seluruh dunia mencampakkan kita. Non deo tribuimus justum honorem nisi solus ipse nobis sufficiat -- Kita tidak memberikan hormat yang selayaknya kepada Allah, jika kita tidak percaya bahwa Dia sajalah yang mahamencukupi. -- Calvin.
    II. Ia menghibur mereka dengan janji damai sejahtera di dalam Dia berdasarkan kemenangan-Nya atas dunia, tidak peduli apa pun masalah yang akan mereka hadapi (ay. 33): "Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Jika tidak demikian halnya, kamu tidak akan memperolehnya sama sekali, karena dalam dunia kamu menderita penganiayaan. Janganlah kamu mengharapkan yang lain, dan kuatkanlah hatimu, karena Aku telah mengalahkan dunia."

    Perhatikanlah:

        . Tujuan akhir Kristus dalam menyampaikan khotbah perpisahan ini kepada murid-murid-Nya adalah: Supaya mereka beroleh damai sejahtera di dalam Dia. Melalui hal ini Ia bukan bermaksud mengungkapkan sepenuhnya kepada mereka perihal pengajaran yang tidak lama lagi akan mereka kuasai melalui pencurahan Roh, melainkan hanya untuk memuaskan hati mereka sementara waktu saat itu, bahwa kepergian-Nya benar-benar demi hal yang terbaik. Atau, kita juga bisa menanggapinya secara lebih umum: Kristus mengatakan semua ini kepada mereka supaya dengan menikmati kehadiran-Nya, mereka dapat menikmati diri mereka sendiri.

        Perhatikanlah:

            (1) Merupakan kehendak Kristus supaya murid-murid-Nya beroleh damai sejahtera dalam hati mereka, apa pun masalah yang mereka hadapi.
            (2) Damai sejahtera di dalam Kristus merupakan satu-satunya damai sejahtera sejati, dan hanya di dalam Dia-lah orang percaya dapat memperolehnya, sebab dia menjadi damai sejahtera (Mi. 5:4). Melalui Dia kita beroleh damai dengan Allah, jadi di dalam Dia kita juga beroleh damai sejahtera dalam pikiran kita sendiri.
            (3) Perkataan Kristus ditujukan kepada hal ini, supaya kita beroleh damai sejahtera dalam Dia. Damai sejahtera adalah puji-pujian dari bibir, dan dari bibir-Nya (Yes. 57:19).
        . Sambutan yang mungkin akan mereka temui di dunia: "Kamu tidak akan mendapatkan damai sejahtera dari luar, jangan pernah mengharapkannya." Meskipun mereka diutus untuk memberitakan damai sejahtera di bumi dan perkenanan Allah kepada manusia, mereka harus sadar akan menghadapi kesusahan di bumi dan kehendak jahat manusia. Perhatikanlah, sudah menjadi bagian murid-murid Kristus untuk sedikit banyak mengalami aniaya di dunia ini. Orang menyiksa mereka karena mereka begitu baik, dan Allah memperbaiki mereka karena mereka tidak menjadi lebih baik. Manusia berencana menyingkirkan mereka dari muka bumi, sedangkan Allah berencana mempersiapkan mereka masuk sorga melalui kesusahan. Jadi di antara keduanya, mereka akan menderita penganiayaan.
        . Dorongan yang diberikan Kristus berkaitan dengan hal ini: Kuatkanlah hatimu, tharseite. "Janganlah hanya merasa terhibur, tetapi teguhkan hatimu juga. Bergembiralah akan hal itu, dan semuanya akan berjalan dengan baik." Perhatikanlah, di tengah kesengsaraan dunia ini, sudah menjadi tugas dan perhatian murid-murid Kristus untuk menguatkan hati, mempertahankan kesukaan mereka di dalam Allah, tidak peduli seberat apa pun tekanan yang dihadapi, dan memelihara pengharapan di dalam Allah, tidak peduli apa pun yang sedang mengancam. Walaupun keadaan sangat menyedihkan, bersukacita dan bergembiralah senantiasa (2Kor. 6:10), bahkan dalam kesengsaraan sekalipun (Rm. 5:3).
        . Hal yang mendasari dorongan itu: Aku telah mengalahkan dunia. Kemenangan Kristus adalah sebuah kemenangan Kristen. Kristus telah mengalahkan penghulu dunia ini, melucutinya, dan melemparkannya keluar. Dan Dia masih menginjak Iblis di bawah kaki kita. Ia mengalahkan anak-anak dunia ini melalui pertobatan banyak orang kepada iman dan ketaatan Injil-Nya, sehingga dengan demikian menjadikan mereka anak-anak kerajaan-Nya. Ketika mengutus murid-murid-Nya untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia, Ia berkata, "Kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia sejauh ini, dan kamu pun akan melakukannya. Meskipun kamu akan merasakan sengsara di dunia, kamu akan menang dan mengalahkan dunia" (Why. 6:2). Ia telah mengalahkan si jahat dari dunia ini, karena sudah begitu sering Ia membungkamkan dan mempermalukan musuh-musuh-Nya. "Kuatkanlah hatimu, sebab Roh akan memampukan kamu untuk melakukannya." Ia mengalahkan kejahatan dunia dengan menyerahkan diri kepada mereka. Ia menanggung penderitaan di atas salib, mengejeknya dan mencela aib salib itu. Ia mengatasi godaannya yang menarik dengan mematikan keinginan terhadapnya. Kehormatan dunia tidak menarik bagi-Nya, kenikmatannya tidak mempunyai pesona. Belum pernah ada penakluk dunia seperti Kristus, dan sudah seharusnya kita dikuatkan oleh kenyataan ini,
            (1) Karena Kristus telah mengalahkan dunia di hadapan kita.

            Karena itu kita dapat memandang dunia ini sebagai musuh yang telah ditaklukkan, yang sudah dibuat tersandung berkali-kali.

            (2) Sebagai pemimpin keselamatan kita, Ia telah mengalahkan dunia bagi kita. Kita berkepentingan dalam kemenangan-Nya. Oleh salib-Nya dunia telah disalibkan bagi kita, yang berarti bahwa dunia telah dikalahkan sepenuhnya dan diletakkan dalam tangan kita. Semuanya adalah milikmu, bahkan dunia juga. Karena Kristus telah mengalahkan dunia, orang percaya tidak perlu berbuat apa pun selain mengejar kemenangan mereka dan membagi-bagi hasil jarahan. Dan ini kita lakukan dengan iman (1Yoh. 5:4). Kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang mengasihi kita.



Label:   Yohanes 16:23b-28 



Daftar Label dari Kategori Materi Khotbah Katolik 2019
Lukas 10:1-9(1)
Lukas 15:1-3.11-32(1)
Lukas 18:9-14(1)
Lukas 1:1-4;4:14-21(1)
Lukas 22:14-23:56(1)
Lukas 24:13-35(1)
Lukas 2:22-40(1)
Lukas 4:1-13(1)
Lukas 4:21-30(1)
Lukas 5:1-11(1)
Lukas 5:27-32(1)
Lukas 6:27-38(1)
Lukas 6:39-45(1)
Lukas 9:11b-17(1)
Lukas 9:28b-36(1)
Lukas 9:51-62(1)
Markus 10:13-16(1)
Markus 16:9-15(1)
Markus 6:30-34(1)
Markus 9:2-13(1)
Matius 16:13-19(1)
Matius 5:43-48(1)
Matius 6:24-34(1)
Yohanes 10:27-30(1)
Yohanes 11:1-45(1)
Yohanes 11:45-56(1)
Yohanes 13:31-33a,34-35(1)
Yohanes 14:15-26 14:15-16,23b-26(1)
Yohanes 14:23-29(1)
Yohanes 14:7-14(1)
Yohanes 15:18-21(1)
Yohanes 16:23b-28(1)
Yohanes 17:20-26(1)
Yohanes 21:1-19(1)
Yohanes 21:20-25(1)
Yohanes 2:1-11 (1)
Yohanes 4:5-42(1)
Yohanes 6:16-21(1)
Yohanes 6:60-69(1)
Yohanes 7:40-53(1)
Yohanes 9:1-41(1)




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Minggu, 2 Juni 2019 - Yohanes 17:20-26 - BcO 1Yoh. 3:18-24 - HARI MINGGU PASKAH VII, Hari Minggu Komunikasi Sedunia - warna liturgi Putih

PREV:
Minggu, 26 Mei 2019 - PENYATAAN YESUS DALAM SALIB-NYA DAN KEMULIAAN-NYA - Yohanes 14:23-29 - BcO 1Yoh. 1:1-10 - warna liturgi Putih





Arsip Materi Khotbah Katolik 2019..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)