misa.lagu-gereja.com        
 
Kamis, 4 Januari 2024
Hari Biasa Masa Natal
1Yoh. 3:7-10; Mzm. 98:1,7-8,9; 
Yohanes 1:35-42
BcO Kidung Agung 6:3-7:10
Warna Liturgi Putih



Yohanes 1:35-42
Murid-murid Yesus yang pertama
1:35 Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. 1:36 Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah!" 1:37 Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus. 1:38 Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka kepada-Nya: "Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?" 1:39 Ia berkata kepada mereka: "Marilah dan kamu akan melihatnya." Merekapun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat. 1:40 Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. 1:41 Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus)." 1:42 Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: "Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus)."

Penjelasan:

* Inilah kesaksian Yohanes tentang Kristus, pada keesokan harinya (ay. 35-36).

Dalam peristiwa ini, perhatikanlah:
. Yohanes memanfaatkan setiap kesempatan yang ada untuk menuntun orang kepada Kristus: Yohanes berdiri melihat Yesus lewat. Tampaknya ketika itu Yohanes sudah tidak bersama orang banyak lagi, dan sedang bercakap-cakap secara pribadi dengan dua orang muridnya. Perhatikanlah, hamba-hamba Tuhan harus bersaksi tentang Kristus dan melayani kepentingan-kepentingan-Nya, bukan hanya ketika mereka berkhotbah kepada orang banyak melainkan juga dalam percakapan mereka secara pribadi. Ia melihat Yesus sedang berjalan di sebelah sana, tetapi tidak pergi menemui-Nya, karena ia tidak mau melakukan hal sekecil apa pun yang dapat mengundang kecurigaan bahwa mereka bersekongkol. Ia melihat Yesus -- emblepsas. Ia terus memandang-Nya dan mengarahkan matanya kepada Dia. Mereka yang hendak menuntun orang lain kepada Kristus dengan sendirinya harus tekun dan sering merenung tentang Dia. Yohanes sudah melihat Kristus sebelumnya, tetapi kini ia memandang-Nya (1Yoh. 1:1).

. Ia mengulangi kesaksian yang sama mengenai Kristus yang disampaikannya pada hari sebelumnya, meskipun ia bisa saja menyampaikan kebenaran agung yang lain mengenai Dia. Tetapi dengan berbuat demikian ia ingin menunjukkan bahwa ia teguh dan setia dalam kesaksiannya, dan tetap dalam pendiriannya. Ajaran yang disampaikannya dalam perkumpulan pribadi sama dengan ajaran yang disampaikannya di muka umum, seperti halnya ajaran Paulus (Kis. 20:20-21). Baik bagi kita untuk mendengar kembali apa yang sudah kita dengar sebelumnya (Flp. 3:1). Ajaran tentang pengorbanan Kristus untuk menghapus dosa dunia harus ditekankan secara khusus oleh semua hamba Tuhan yang baik: Kristus, Anak Domba Allah, Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.

. Ia bermaksud mengatakan hal ini secara khusus kepada kedua muridnya yang sedang berdiri bersamanya. Ia bersedia menyerahkan mereka kepada Kristus, sebab untuk tujuan inilah ia memberikan kesaksian tentang Kristus di depan mereka, yaitu supaya mereka meninggalkan semua untuk mengikuti-Nya, bahkan supaya mereka dapat meninggalkan dirinya sendiri. Ia tidak menganggap dirinya kehilangan murid-murid yang berpindah darinya kepada Kristus, seperti halnya kepala sekolah tidak merasa telah kehilangan muridnya yang dikirimkannya ke perguruan tinggi. Yohanes mengumpulkan murid-murid bukan untuk dirinya sendiri, melainkan untuk Kristus, untuk menyiapkan mereka bagi Tuhan (Luk. 1:17). Ia sama sekali tidak iri dengan kehormatan Kristus yang semakin besar, malah tidak ada hal lain yang lebih diinginkannya selain memberikan kehormatan yang lebih besar kepada-Nya. Jiwa-jiwa yang rendah hati dan murah hati akan memberikan kepada orang lain pujian yang layak mereka dapatkan tanpa takut bahwa hal itu akan merendahkan diri mereka sendiri. Semua nama baik kita, serta hal-hal lain yang kita miliki, tidak akan berkurang ketika kita memberikan kepada orang lain apa yang layak mereka dapatkan.

* Panggilan kepada Andreas dan Petrus (1:37-42)
Di sini kita melihat penyerahan dua murid Yohanes kepada Yesus, 
dan salah satu dari mereka kemudian mengajak orang ketiga untuk turut mengikuti-Nya, dan mereka ini adalah buah-buah pertama dari murid-murid Kristus. Lihatlah betapa kecilnya jemaat Tuhan pada awalnya, dan bagaimana sederhananya masa permulaan dari perkara-perkara besar yang akan dialaminya di kemudian hari.

I. Andreas dan seorang lain yang bersamanya adalah kedua murid yang diarahkan Yohanes Pembaptis kepada Kristus (ay. 37). Siapa murid yang lain ini kita tidak diberi tahu. Menurut sebagian orang, dia adalah Tomas, dengan membandingkan pasal 21:2, sementara menurut sebagian lain lagi, dia adalah Yohanes sendiri, si penulis Injil ini, yang memang selalu ingin menyembunyikan namanya sedapat mungkin (13:23 dan 20:3).

. Inilah kesediaan mereka untuk berpindah kepada Kristus: Mereka mendengar apa yang dikatakan Yohanes tentang Kristus sebagai Anak Domba Allah, dan mereka pun pergi mengikut Yesus. Mungkin mereka mendengar Yohanes mengatakan hal yang sama seperti yang dikatakannya pada hari sebelumnya, namun pada waktu itu perkataannya tidak menimbulkan dampak yang sama kepada mereka seperti sekarang. Lihatlah manfaat pengulangan itu, dan percakapan pribadi. Mereka mendengarnya berkata-kata tentang Kristus sebagai Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia, dan ini membuat mereka pergi mengikut Dia. Alasan yang paling kuat dan paling berhasil bagi jiwa yang sadar dan berpikiran sehat untuk mengikut Kristus adalah bahwa Dialah, dan hanya Dia, yang menghapus dosa.

. Perhatian yang baik yang diberikan Kristus kepada mereka (ay. 38). Mereka mengikuti Dia dari belakang. Namun, walaupun Ia membelakangi mereka, Ia segera sadar akan keberadaan mereka, dan kemudian menoleh, dan melihat mereka sedang mengikuti Dia. Perhatikanlah, Kristus cepat memperhatikan gerakan-gerakan awal yang dibuat jiwa ketika datang kepada-Nya, dan langkah-langkah awal yang diambilnya untuk menempuh jalan ke sorga (Yes. 64:5; Luk. 15:20). Ia tidak tinggal diam menunggu mereka meminta izin untuk berbicara dengan-Nya, tetapi justru Dia yang berbicara terlebih dahulu. Betapa indahnya persekutuan antara jiwa dan Kristus, karena di dalam persekutuan itu, Dialah yang memulai percakapan. Ia berkata kepada mereka, "Apakah yang kamu cari?" Ini bukanlah suatu teguran kepada mereka karena sudah lancang mengganggu-Nya: Dia yang datang untuk mencari kita tidak pernah menegur siapa pun yang mencari-Nya. Akan tetapi, sebaliknya, pertanyaan-Nya itu merupakan suatu undangan yang bersahabat bagi mereka untuk mengenal-Nya dengan lebih baik sebab Ia mengamati bahwa mereka sangat malu-malu dan rendah hati: "Ayolah, apa yang hendak kalian katakan kepada-Ku? Apa yang hendak kalian mohon? Apa yang hendak kalian minta?" Perhatikanlah, orang yang pekerjaannya mengajar orang lain tentang hal-hal yang menyangkut jiwa, mereka haruslah rendah hati, lemah lembut, dan mudah didekati, serta harus memberikan dorongan terhadap orang-orang yang datang membawa diri kepada mereka. Pertanyaan yang diajukan Kristus kepada mereka adalah pertanyaan yang hendaknya kita ajukan kepada diri kita sendiri ketika kita mulai mengikut Kristus dan memeluk iman agama-Nya yang kudus: "Apakah yang kamu cari? Apakah yang kita rencanakan dan kita inginkan?" Orang-orang yang mengikut Kristus namun mencari dunia, atau diri mereka sendiri, atau pujian dari orang lain, menipu diri mereka sendiri. "Apakah yang kita cari dalam mencari Kristus? Apakah kita mencari seorang guru, penguasa, dan pendamai? Dalam mengikut Kristus, apakah kita mencari kasih karunia Allah dan kehidupan kekal?" Jika mata kita baik dalam hal ini, maka teranglah seluruh tubuh kita.

. Pertanyaan mereka yang sederhana mengenai tempat tinggal-Nya: "Rabi, di manakah Engkau tinggal?"
(1) Dengan memanggil-Nya Rabi, mereka menunjukkan bahwa mereka datang kepada-Nya dengan maksud untuk diajar oleh-Nya. Rabi berarti tuan, tuan yang mengajar. Orang-orang Yahudi menyebut para cendekiawan mereka, atau orang cerdik pandai, dengan Rabi. Kata Rabi berasal dari rab, multus atau magnus, seorang rabi, seorang yang besar, seorang yang, seperti yang biasa kita katakan, kaya akan berbagai hal. Tidak pernah ada rabi seperti Yesus Tuhan kita, seorang yang begitu besar, yang di dalam-Nya tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan. Mereka ini datang kepada Kristus untuk menjadi murid-murid-Nya, begitu pula seharusnya dengan orang-orang yang menyerahkan diri mereka kepada-Nya. Yohanes telah memberi tahu mereka bahwa Ia adalah Anak Domba Allah. Nah, Anak Domba ini layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya seperti seorang rabi (Why. 5:9). Dan, jika kita tidak menyerahkan diri kita untuk diatur dan diajar oleh-Nya, maka Ia tidak akan menghapus dosa-dosa kita.

(2) Dengan menanyakan di mana Ia tinggal, mereka menunjukkan suatu keinginan untuk mengenal-Nya dengan lebih baik. Kristus adalah orang asing di negeri ini, sehingga mereka bermaksud untuk menanyakan di mana penginapan tempat Ia menginap, sebab di sana mereka akan menemui-Nya pada waktu yang tepat, sesuai dengan yang ditentukan-Nya, untuk menerima pengajaran dari-Nya. Mereka tidak mau begitu saja mendatangi-Nya dengan kasar, kalau memang waktunya tidak tepat. Para pengikut Kristus haruslah bertingkah laku sesuai dengan tata krama dan sopan santun. Dan, di samping itu, mereka berharap mendapatkan sesuatu yang lebih dari-Nya daripada apa yang bisa mereka dapatkan dalam percakapan singkat di tengah jalan sekarang ini. Mereka bertekad untuk bergaul bersama Kristus secara mendalam, bukan secara sambil lalu. Orang-orang yang sudah sedikit banyak bersekutu dengan Kristus pasti akan menginginkan:
- Persekutuan yang lebih mendalam dengan-Nya. Mereka mengikut Dia untuk mengetahui lebih banyak tentang-Nya.
- Persekutuan yang tetap dengan-Nya, di mana mereka bisa duduk di bawah kaki-Nya, dan mematuhi segala perintah-Nya. Menemui Kristus kadang-kadang saja tidaklah cukup, kita harus tinggal bersama-Nya.

. Undangan bersahabat yang diberikan Kristus kepada mereka untuk melihat tempat tinggal-Nya: Ia berkata kepada mereka: "Marilah dan kamu akan melihatnya." Demikianlah, keinginan-keinginan yang baik terhadap Kristus dan untuk bersekutu dengan-Nya pasti akan dipuaskan.
(1) Ia mengundang mereka untuk datang ke tempat tinggal-Nya. Semakin dekat kita dengan Kristus semakin banyak kita melihat keindahan dan keunggulan-Nya. Para penipu biasanya menjaga kepentingan mereka dengan cara menjauhkan para pengikut mereka dari mereka sendiri, sedangkan cara yang dipakai Kristus supaya para pengikut-Nya menghargai dan mengasihi-Nya adalah mengajak mereka datang dan melihat: "Datang dan lihatlah betapa sederhananya tempat tinggal-Ku, betapa buruknya rumah yang Kutinggali, supaya kamu tidak berharap akan memperoleh keuntungan-keuntungan duniawi dengan mengikut Aku, seperti yang diharapkan orang-orang yang mengikut ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi dan memanggil mereka rabi. Marilah dan lihatlah apa yang harus kamu perhitungkan jika kamu mengikut Aku" (Mat. 8:20).

(2) Ia mengundang mereka untuk datang segera tanpa ditunda-tunda. Mereka bertanya di mana Ia tinggal, supaya mereka dapat menemui-Nya pada waktu yang lebih tepat. Akan tetapi, Kristus mengundang mereka untuk segera datang dan melihatnya. Tidak ada waktu yang lebih baik daripada sekarang ini juga.
Dari hal ini pelajarilah:
- Dalam hubungan dengan orang lain, paling baik bila kita mengajak orang ketika mereka sedang berpikiran baik. Tempalah besi selagi panas.
- Dalam hubungan dengan kita sendiri, bijaklah untuk memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang ada pada saat ini juga: waktu ini adalah waktu perkenanan itu (2Kor. 6:2).

. Sambutan mereka yang penuh dengan rasa gembira dan (tidak diragukan lagi) penuh rasa syukur terhadap undangan-Nya: Merekapun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal besama-sama dengan Dia. Seandainya mereka menolak tawaran ini, mereka mungkin sudah berbuat sopan, tetapi mereka akan rugi sendiri dan kehilangan banyak hal baik.

(1) Mereka siap pergi bersama-Nya: Mereka pun datang dan melihat di mana Ia tinggal. Jiwa-jiwa yang baik pasti dengan gembira akan menerima undangan Kristus yang baik, seperti halnya Daud (Mzm. 27:8). Mereka tidak bertanya bagaimana mereka bisa tinggal bersama-Nya, tetapi pasrah saja terhadap apa yang nanti terjadi, dan memanfaatkan sebaik-baiknya apa yang nanti mereka dapati. Sungguh baik berada bersama Kristus, di mana pun itu.

(2) Mereka begitu senang dengan apa yang mereka dapati sehingga hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia ("Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini"), dan Ia pun menyambut mereka di tempat-Nya. Waktu itu kira-kira jam kesepuluh (terjemahan KJV -- pen.). Menurut sementara orang, Yohanes memakai perhitungan jam menurut cara Romawi, dan bahwa waktu itu sekitar pukul sepuluh pagi, dan mereka tinggal bersama-Nya sampai malam. Menurut orang lain lagi, perhitungan jam yang dipakai Yohanes sama seperti yang dipakai para penulis Injil lain, yaitu menurut cara Yahudi, dan bahwa waktu itu kira-kira pukul empat sore, dan mereka tinggal bersama-Nya pada malam itu dan besok harinya. Dr. Lightfoot mengambil kesimpulan bahwa keesokan hari yang dihabiskan mereka bersama Kristus itu adalah hari Sabat, dan, karena waktu itu sudah petang, mereka pun tidak bisa pulang sebelum hari Sabat berakhir. Demikianlah halnya dengan kewajiban kita, di mana pun kita berada, untuk berusaha menghabiskan hari Sabat sebaik mungkin demi kebaikan dan keuntungan rohani kita sendiri. Kita akan berbahagia bila kita giat melatih iman, kasih, dan pengabdian kita dan menghabiskan hari Sabat kita dalam persekutuan bersama Kristus. Sungguh, sekaranglah hari-hari Tuhan itu, hari-hari Anak Manusia.


II. Andreas membawa saudaranya Petrus kepada Kristus. Seandainya Petrus adalah murid Kristus yang pertama, maka gereja Katolik Roma mungkin telah memanfaatkan hal itu. Di kemudian hari Petrus memang menjadi murid yang lebih unggul dalam hal karunia, tetapi Andreaslah yang mendapatkan kehormatan untuk mengenal Kristus terlebih dulu, dan menjadi alat yang membawa Petrus kepada-Nya.

Perhatikanlah:
. Informasi yang disampaikan Andreas kepada Petrus, dengan maksud mengajaknya mendatangi Kristus.
(1) Ia menemuinya: Ia mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya. Dengan menemuinya berarti Andreas mencarinya. Simon selama ini pergi bersama Andreas mengikuti pelayanan dan baptisan Yohanes, dan karena itu Andreas tahu di mana ia harus mencarinya. Mungkin murid yang lain yang ada bersamanya ketika itu pergi juga untuk mencari temannya pada waktu yang sama, tetapi Andreaslah yang lebih cepat melakukannya: Ia mula-mula bertemu dengan Simon, yang datang hanya untuk mengikuti Yohanes, namun kemudian justru mendapatkan sesuatu yang melebihi apa yang diharapkannya: ia bertemu dengan Yesus.

(2) Ia memberi tahu dia siapa yang telah mereka temukan: Kami telah menemukan Mesias. 

Perhatikanlah:
- Ia berbicara dengan rendah hati. Ia tidak berkata, "Aku telah menemukan Mesias," dengan rasa hormat bagi dirinya sendiri karena telah menemukan-Nya, tetapi "Kami telah menemukan Mesias," dengan rasa gembira telah berbagi dengan orang lain mengenai penemuannya itu.
- Dengan melonjak kegirangan ia berbicara, dan dengan nada kemenangan: Kami telah menemukan mutiara yang sangat berharga itu, harta karun yang sesungguhnya itu. Dan setelah menemukannya, ia mengumumkannya seperti yang dilakukan orang-orang yang sakit kusta itu (2Raj. 7:9), sebab ia tahu bahwa ia tidak akan kekurangan apa pun di dalam Kristus bila orang lain ikut berbagi dengannya.
- Ia berbicara dengan penuh selidik: Kami telah menemukan Mesias, lebih dari apa yang sudah dikatakan selama ini. Yohanes berkata, Dia adalah Anak Domba Allah, Anak Allah, dan sekarang Andreas membandingkan perkataan Yohanes ini dengan kitab-kitab Perjanjian Lama, dan, setelah membandingkan semuanya, ia menyimpulkan bahwa Dialah Mesias yang dijanjikan kepada para bapa leluhur itu, sebab sekaranglah datangnya kegenapan waktu itu. Dengan demikian, dengan merenungkan peringatan-peringatan Allah, ia berbicara dengan lebih jelas tentang Kristus daripada semua pengajarnya (Mzm. 119:99).

(3) Ia membawa Petrus kepada Yesus, ia tidak berusaha mengajarinya sendiri, tetapi membawanya kepada sang sumber itu sendiri, membujuknya untuk datang kepada Kristus dan memperkenalkannya kepada-Nya.
Nah, hal ini merupakan:
- Wujud kasih sejatinya kepada saudaranya, saudaranya sendiri, demikianlah Petrus disebut di sini, karena ia sangat dikasihinya. Perhatikanlah, kita harus sungguh-sungguh peduli dan berusaha mencarikan kesejahteraan rohani bagi mereka yang ada hubungan kerabat dengan kita. Hubungan kerabat itu justru lebih menambah lagi kewajiban kita untuk berbuat baik kepada jiwa-jiwa mereka dan karena itu membuat kita untuk lebih mencari kesempatan untuk melakukan kewajiban ini.
- Tindakannya mengajak Petrus merupakan dampak dari pergaulannya dengan Kristus pada hari itu. Perhatikanlah, bukti terbaik bahwa kita telah memperoleh manfaat dari sarana kasih karunia ilahi adalah kesalehan dan kegunaan kita di dalam pergaulan kita dengan orang lain sesudahnya. Dengan ini tampak bahwa Andreas telah bersama-sama dengan Kristus sehingga ia begitu dipenuhi oleh-Nya, bahwa ia telah berada bersama-Nya di atas gunung, sebab wajahnya bersinar-sinar. Ia tahu bahwa di dalam Kristus ada kecukupan bagi semua orang. Setelah merasakan bahwa Ia baik hati, ia tidak bisa tinggal diam sebelum orang-orang yang dikasihinya merasakan juga apa yang dirasakannya. Perhatikanlah, kasih karunia yang sejati tidak suka mengambil semua hal untuk dirinya sendiri, dan tidak ingin memakan remah-remahnya seorang diri.

. Penghiburan yang diberikan Yesus Kristus kepada Petrus, yang tetap disambut dengan sama baiknya meskipun ia datang karena dibujuk saudaranya (ay. 42).
Perhatikanlah:
(1) Kristus memanggilnya dengan namanya: Yesus memandang dia dan berkata: "Engkau Simon, anak Yohanes." Tampak bahwa Petrus sama sekali tidak dikenal Kristus sebelumnya, dan jika demikian,
- Hal itu membuktikan kemahatahuan Kristus, sehingga pada waktu pertama kali melihatnya, tanpa bertanya apa-apa lagi Ia dapat menyebutkan baik namanya maupun nama ayahnya. Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya dan segala sesuatu mengenai mereka. Tetapi juga,
- Hal itu menunjukkan wujud kasih karunia dan kebaikan-Nya yang mau merendahkan diri, sehingga dengan begitu bebas dan bersahabat Ia mau memanggil Petrus dengan namanya, meskipun ia hanya berasal dari keluarga yang sederhana saja, vir nullius nominis -- orang yang tidak ternama. Adalah kasih karunia Allah terhadap Musa bahwa Ia mengenalnya dengan namanya (Kel. 33:17, menurut KJV -- pen.). Sebagian orang mengamati bahwa nama-nama ini mempunyai arti tersendiri: Simon -- taat, dan Yohanes (KJV: Jona -- pen.) -- merpati. Roh yang taat seperti merpati membuat kita memenuhi syarat untuk menjadi murid-murid Kristus.

(2) Ia memberinya nama baru: Kefas.
- Pemberian nama ini menunjukkan bahwa Kristus berkenan kepadanya. Nama yang baru menunjukkan martabat yang luhur (Why. 2:17; Yes. 62:2). Dengan berbuat demikian Kristus tidak hanya menghapus celaan dari garis keturunannya yang hina dan tidak ternama itu, tetapi juga mengangkatnya menjadi anak di dalam keluarga-Nya, sebagai salah seorang kepunyaan-Nya sendiri.
- Nama yang diberikan-Nya kepadanya berbicara mengenai kesetiaannya kepada Kristus: Engkau akan dinamakan Kefas (kata Ibrani untuk batu), yang dalam bahasa Yunani Petrus. Demikianlah yang seharusnya diartikan di sini, seperti dalam Kisah Para Rasul 9:36, Tabita -- dalam bahasa Yunani Dorkas, Tabita adalah bahasa Ibrani dan Dorkas adalah bahasa Yunani yang berarti anak kijang. Petrus bertabiat keras, tahan banting, dan tegar, dan hal ini saya anggap sebagai alasan utama mengapa Kristus menamainya Kefas -- batu. Di kemudian hari ketika Kristus berdoa untuknya supaya imannya jangan gugur, supaya ia tetap teguh bagi Kristus, dan pada saat yang sama menyuruhnya menguatkan saudara-saudaranya serta siap meneguhkan orang lain, pada saat itulah Ia membuatnya sesuai dengan nama yang diberikan-Nya di sini, Kefas -- batu. Orang-orang yang datang kepada Kristus haruslah datang dengan tekad bulat untuk tetap teguh dan setia kepada-Nya, seperti batu, kokoh dan tegar, dan karena kasih karunia-Nyalah mereka bisa seperti itu. Perkataan-Nya kepada mereka, "Teguhkanlah hatimu," membuat mereka menjadi teguh. Nah, dengan diberi nama Kefas, ini tidak membuktikan bahwa hanya Petruslah satu-satunya batu yang di atasnya gereja didirikan. Sama seperti Yakobus dan Yohanes yang diberi nama Boanerges tidak membuktikan bahwa hanya merekalah anak-anak guruh, atau Yusuf yang diberi nama Barnabas tidak membuktikan bahwa hanya dialah anak penghiburan.


BcO Kidung Agung 6:3-7:10

6:3 Aku kepunyaan kekasihku, dan kepunyaanku kekasihku, yang menggembalakan domba di tengah-tengah bunga bakung.
Mempelai laki-laki memuji mempelai perempuan
6:4 Cantik engkau, manisku, seperti kota Tirza, juita seperti Yerusalem, dahsyat seperti bala tentara dengan panji-panjinya. 6:5 Palingkanlah matamu dari padaku, sebab aku menjadi bingung karenanya. Rambutmu bagaikan kawanan kambing yang bergelombang turun dari Gilead. 6:6 Gigimu bagaikan kawanan domba, yang keluar dari tempat pembasuhan, yang beranak kembar semuanya, yang tak beranak tak ada. 6:7 Bagaikan belahan buah delima pelipismu di balik telekungmu. 6:8 Permaisuri ada enam puluh, selir delapan puluh, dan dara-dara tak terbilang banyaknya. 6:9 Tetapi dialah satu-satunya merpatiku, idam-idamanku, satu-satunya anak ibunya, anak kesayangan bagi yang melahirkannya; puteri-puteri melihatnya dan menyebutnya bahagia, permaisuri-permaisuri dan selir-selir memujinya. 6:10 "Siapakah dia yang muncul laksana fajar merekah, indah bagaikan bulan purnama, bercahaya bagaikan surya, dahsyat seperti bala tentara dengan panji-panjinya?" 6:11 Ke kebun kenari aku turun melihat kuntum-kuntum di lembah, melihat apakah pohon anggur berkuncup dan pohon-pohon delima berbunga. 6:12 Tak sadar diri aku; kerinduanku menempatkan aku di atas kereta orang bangsawan. 6:13 Kembalilah, kembalilah, ya gadis Sulam, kembalilah, kembalilah, supaya kami dapat melihat engkau! Mengapa kamu senang melihat gadis Sulam itu seperti melihat tari-tarian perang? 7:1 Betapa indah langkah-langkahmu dengan sandal-sandal itu, puteri yang berwatak luhur! Lengkung pinggangmu bagaikan perhiasan, karya tangan seniman. 7:2 Pusarmu seperti cawan yang bulat, yang tak kekurangan anggur campur. Perutmu timbunan gandum, berpagar bunga-bunga bakung. 7:3 Seperti dua anak rusa buah dadamu, seperti anak kembar kijang. 7:4 Lehermu bagaikan menara gading, matamu bagaikan telaga di Hesybon, dekat pintu gerbang Batrabim; hidungmu seperti menara di gunung Libanon, yang menghadap ke kota Damsyik. 7:5 Kepalamu seperti bukit Karmel, rambut kepalamu merah lembayung; seorang raja tertawan dalam kepang-kepangnya.
Kenikmatan cinta
7:6 Betapa cantik, betapa jelita engkau, hai tercinta di antara segala yang disenangi. 7:7 Sosok tubuhmu seumpama pohon korma dan buah dadamu gugusannya. 7:8 Kataku: "Aku ingin memanjat pohon korma itu dan memegang gugusan-gugusannya Kiranya buah dadamu seperti gugusan anggur dan nafas hidungmu seperti buah apel. 7:9 Kata-katamu manis bagaikan anggur!" Ya, anggur itu mengalir kepada kekasihku dengan tak putus-putusnya, melimpah ke bibir orang-orang yang sedang tidur! 7:10 Kepunyaan kekasihku aku, kepadaku gairahnya tertuju.

Penjelasan:

* Keyakinan Jemaat di dalam Kristus; Kasih Kristus terhadap Jemaat (6:4-10)
Pada bagian ini, kita patut menganggap bahwa Kristus dengan penuh kemurahan hati telah kembali kepada mempelai-Nya, setelah menarik diri darinya, dan kembali untuk bersekutu dengan mempelai-Nya (karena Ia berbicara kepadanya dan membuatnya mendengar kegirangan dan sukacita) setelah mengampuni dan melupakan segala kejahatannya, karena Ia berbicara dengan sangat lembut dan hormat kepadanya.
I. Kekasihnya menyatakan bahwa mempelai-Nya begitu indah (ay. 4): Cantik engkau, manisku, seperti kota Tirza, sebuah kota suku Manasye, yang namanya berarti menyenangkan, atau dapat diterima, mengingat suasana kota itu yang jelas sangat menggembirakan dengan bangunan-bangunan yang indah dan rapi. Juita seperti Yerusalem, kota yang bersambung rapat (Mzm. 122:3) dan yang telah dibangun dan diperindah Salomo, suatu kegirangan bagi seluruh bumi. Kota seperti Yerusalem menjadi kehormatan bagi dunia (terlepas dari dunia memang berpikir demikian atau tidak). Yerusalem merupakan kota suci, dan kesuciannya inilah yang menjadi kecantikan terbesarnya. Tepatlah bila jemaat dibandingkan dengan Yerusalem, karena memang seperti kota itulah jemaat digambarkan dan diperlambangkan. Jemaat yang injili adalah Yerusalem sorgawi (Gal. 4:26), ya, Yerusalem sorgawi (Ibr. 12:22). Jemaatlah tempat kudus Allah dan di sanalah Allah secara khusus hadir. Dari jemaatlah Allah menerima pujian yang terusmenerus mengalir. Itulah tempat Allah berdiam untuk selama-lamanya, sehingga dengan demikian jemaat menjadi juita seperti Yerusalem, dan karenanya, dahsyat seperti bala tentara dengan panji-panjinya. Segala teguran yang diperkatakan oleh jemaat, bila dilaksanakan dengan semestinya, akan membuat nurani manusia terperanjat. Perkataan jemaat (yang merupakan senjatanya di dalam pertempuran) mematahkan setiap siasat (2Kor. 10:5), dan bahkan seorang yang tidak percaya akan diyakinkan dan dihakimi menurut semua ketetapan kudus yang agung (1Kor. 14:24-25). Para orang kudus dengan iman mereka mengalahkan dunia (1Yoh. 5:4), dan bahkan, seperti halnya Yakub, mereka bergumul melawan Allah dan menang (Kej. 32:28, KJV: beroleh kekuatan di dalam Allah dan menang).
II. Sang kekasih mengakui bahwa diri-Nya jatuh cinta kepada sang mempelai perempuan (ay. 5). Meski untuk sesaat dan dengan agak murka Ia menyembunyikan wajah-Nya dari padanya, namun sekarang Ia menjumpainya dengan memperlihatkan kebaikan kekal yang mencengangkan (Yes. 54:8). Palingkanlah matamu kepada-Ku (menurut tafsiran beberapa orang), "palingkan mata imanmu dan mata kasihmu kepada-Ku, karena hal itu mengangkat-Ku. Pandanglah Aku dan jadilah tenang." Ketika kita berseru kepada Allah untuk memalingkan mata kemurahan-Nya kepada kita, maka Ia pun berseru kepada kita untuk memalingkan mata ketaatan kita kepada-Nya. Kita membacanya sebagai satu bentuk ungkapan cinta yang tidak biasa, " Palingkanlah matamu dari padaku, sebab aku tidak tahan melihat terangnya. Aku menjadi bingung karenanya (KJV: matamu telah menguasaiku), dan aku telah dimenangkannya agar aku tidak mengingat-ingat lagi segala yang telah lalu." Demikianlah seperti yang dikatakan Allah kepada Musa ketika ia menjadi perantara bagi orang Israel, " Biarkanlah Aku, atau aku harus menyerah" (Kel. 32:10). Kristus berkenan meminjam ungkapan yang diucapkan oleh seorang pecinta yang penuh hasrat ini hanya untuk mengungkapkan kelembutan seorang Penebus yang begitu peduli, serta menyampaikan sukacita yang Ia rasakan dalam diri mereka yang telah Ia tebus dan dalam semua karya anugerah-Nya di dalam diri mereka.
III. Ia mengulangi kembali, nyaris kata demi kata, bagian dari penjelasan yang telah Ia sampaikan mengenai kecantikan sang mempelai perempuan (4:1-3), rambutnya, giginya, pelipisnya (ay. 5-7), bukan karena Ia tidak dapat mengungkapkannya dengan kata-kata lain, dengan perbandingan lain yang serupa, tetapi untuk memperlihatkan bahwa Ia masih menghargai sang mempelai perempuan sama seperti sebelum ia berbuat tidak baik kepada-Nya dan sebelum Ia mengundurkan diri dari padanya. Untuk mencegah agar jangan sampai sang mempelai perempuan berpikir bahwa Ia memandangnya buruk, meski Ia mengenalnya dan meski Ia tidak membuangnya, maka Ia pun mengatakan hal yang sama tentangnya seperti yang telah Ia perbuat sebelumnya. Mereka yang banyak diampuni akan lebih banyak berbuat kasih, dan oleh karenanya menjadi yang lebih dikasihi, karena Kristus telah berkata, Aku mengasihi orang yang mengasihi Aku. Ia berkenan kepada umat-Nya dan tidak mempertimbangkan kelemahan mereka, ketika mereka dengan tulus hati bertobat dan kembali kepada kewajiban ibadah mereka. Lalu Ia pun akan memuji umat-Nya seakan-akan mereka sudah mencapai kesempurnaan.
IV. Ia lebih mengutamakan sang mempelai perempuan ketimbang para pesaingnya, dan menyaksikan bahwa segala kecantikan dan kesempurnaan yang ada pada pesaing lain dijumpai dan berpusat di dalam diri sang mempelai perempuan (ay. 8-9); "Walaupun permaisuri ada enam puluh, yang seperti halnya Ester telah mencapai kedudukan tinggi di kerajaan dan kehormatan melalui kecantikan mereka, dan walaupun selir delapan puluh, yang lebih disukai raja daripada permaisuri karena pesonanya yang lebih memikat, dan yang diasuh oleh para pelayan kehormatan, dara-dara tak terbilang banyaknya, yang tampak begitu anggun di tengah pesta di istana, dengan kecantikan yang membuat mata yang memandanginya tidak berkedip, namun tetap dialah satu-satunya merpatiku, idam-idamanku, mempelaiku yang kudus."
1. Sang mempelai perempuan mengungguli semuanya. Pergilah ke seluruh pelosok dunia, dan lihatlah segala macam masyarakat manusia yang menyatakan diri mereka sendiri bijaksana dan bahagia, pelbagai kerajaan, istana, majelis negeri, dewan penasihat, atau perhimpunan apa pun yang engkau nilai berharga, tidak ada satu pun dari mereka yang dapat dibandingkan dengan jemaat Kristus. Kehormatan dan keindahan mereka tidak ada apa-apanya dibandingkan jemaat Kristus. Siapakah yang sama dengan engkau, hai Israel! (Ul. 33:29; 4:6-7). Ada orang-orang tertentu, seperti halnya dara-dara yang tak terbilang banyaknya, yang tersohor karena pencapaian mereka, keindahan tutur kata, bahasa, dan kinerja mereka, tetapi keindahan kekudusan jauh melampaui semua keindahan lain: " Satu-satunya merpatiku, idam-idamanku, ialah yang memiliki satu kecantikan, yaitu laksana merpati, merpati yang tak tercemar, dan ia adalah kepunyaanku, dan itu membuatnya mengatasi semua permaisuri dan dara, meski jumlah mereka sangat banyak."
2. Sang mempelai perempuan mencakup semuanya. "Raja-raja lain mempunyai banyak permaisuri, dan selir, dan dara, dan raja-raja ini menghibur hati mereka sendiri dengan bercakap-cakap dengan kepunyaannya itu, tetapi merpatiku, idam-idamanku, adalah satu-satunya kebahagiaan hatiku, dan di dalam dia saja Aku mempunyai lebih banyak daripada yang dimiliki raja-raja lain dengan banyak kepunyaan mereka itu." Atau, "Meskipun ada banyak kumpulan-kumpulan jemaat, namun beberapa lebih mulia, beberapa kurang mulia, beberapa sudah ada sejak lama, lainnya baru ada beberapa waktu, dan meskipun ada banyak orang percaya, dengan talenta dan pencapaian yang berbeda-beda, namun beberapa lebih menonjol, yang lainnya kurang menonjol, namun mereka semua itu membentuk satu jemaat yang umum, semuanya bagian dari satu keseluruhan, dan itulah merpatiku, idam-idamanku." Kristus adalah pusat dari kesatuan jemaat. Semua anak Allah yang tercerai-berai di segala tempat dikumpulkan oleh Dia (Yoh. 11:52), dan dipersatukan di dalam Dia (Ef. 1:10), dan semuanya adalah merpati-Nya.
V. Dia memperlihatkan betapa sang mempelai perempuan sangat dihormati, tidak hanya oleh-Nya, tetapi juga oleh semua yang mengenalnya dan yang memiliki hubungan dengannya. Sang mempelai perempuan lebih dipuji lagi ketika dikatakan bahwa,
1. Sang mempelai perempuan adalah kesayangan ibunya. Sedari kecil, ada sesuatu di dalam dirinya yang membuatnya lebih dikasihi orang tuanya. Seperti Salomo yang dikatakan merupakan anak yang lemah dan sebagai anak tunggal bagi ibunya (KJV: anak yang lembut dan yang satu-satunya di mata ibunya) (Ams. 4:3), demikianlah jemaat menjadi anak tunggal bagi ibunya, sangat berharga seolah-olah jemaat merupakan anak satu-satunya, dan, andaikan ada lebih banyak anak lagi, jemaat tetaplah anak kesayangan bagi yang melahirkannya, jauh lebih hebat daripada semua masyarakat manusia yang pernah dilahirkan dunia. Segala kerajaan di dunia beserta kejayaannya, tidaklah berarti apa-apa bagi Kristus dibandingkan dengan jemaat, yang terdiri atas para orang mulia yang ada di tanah (KJV: di bumi), anak-anak Sion yang berharga, yang setimbang dengan emas tua, dan lebih mulia dari pada segala kawannya (KJV).
2. Bahwa sang mempelai perempuan dikagumi oleh semua yang mengenalnya, tidak hanya puteri-puteri, yang lebih muda darinya, melainkan juga oleh permaisuri-permaisuri dan selir-selir, yang mungkin mempunyai alasan untuk iri hati kepadanya sebagai pesaing. Mereka semua menyebutnya bahagia dan mengucapkan selamat kepadanya, memujinya dan mengucapkan hal-hal yang baik tentangnya. Puteri-puteri Yerusalem memanggilnya jelita di antara wanita, dan semua bersepakat menobatkannya sebagai yang paling indah, laksana setiap berkas gandum tunduk kepadanya. Perhatikan,
(1) Mereka yang berakal sehat tidak bisa tidak akan diyakinkan nuraninya (apa pun yang mereka katakan) bahwa orang-orang saleh adalah orang-orang mulia. Banyak orang akan berbicara hal-hal baik mengenai orang saleh, dan lebih banyak lagi orang yang menawarkan kebaikan kepada mereka.
(2) Yesus Kristus peduli dengan apa yang orang pikirkan dan bicarakan mengenai jemaat-Nya, serta berkenan kepada mereka yang menaruh hormat kepada orang-orang demikian yang takut akan Tuhan. Tetapi Ia juga tidak berkenan kepada mereka yang membenci jemaat-Nya, khususnya ketika jemaat direndahkan dan ketika ada yang menyesatkan anak-anak kecil yang percaya kepada-Nya.
VI. Ia menggubah suatu sajak yang ditujukan kepada sang mempelai perempuan, dan membuat sajak itu menjadi milik-Nya (ay. 10): Siapakah dia yang muncul laksana fajar merekah? Ini berlaku bagi jemaat di dunia dan bagi anugerah di dalam hati.
1. Keduanya sangat menyukakan hati seperti halnya cahaya, yang merupakan hal terindah dari semua yang dapat dilihat mata. Orang Kristen adalah, atau seharusnya menjadi, cahaya dunia. Jemaat yang terdiri dari bapa-bapa gereja muncul laksana fajar merekah ketika janji akan hadirnya Mesias pertama kali dikabarkan, dan surya pagi dari tempat yang tinggi akan melawat dunia yang gelap ini. Jemaat Yahudi memang indah bagaikan bulan purnama. Hukum Taurat yang penuh dengan tata keupacaraan laksana cahaya yang tidak sempurna, karena berkas sinarnya hanyalah pantulan. Cahayanya selalu berubah layaknya bulan yang tidak pernah mencapai siang hari, atau karena tidak akan terbit surya kebenaran. Akan tetapi, jemaat orang Kristen bercahaya bagaikan surya, memperlihatkan terang yang besar bagi bangsa yang diam di kegelapan. Pandangan ini dapat kita terapkan pada kerajaan kasih karunia, yakni kerajaan injili.
(1) Pada kebangkitannya, kerajaan kasih karunia muncul laksana fajar merekah setelah malam yang gelap. Kerajaan ini mampu mengungkap segalanya (Ayb. 38:12-13), dan sangat berkenan, muncul dengan mulia laksana fajar. Namun pada permulaannya, kerajaan ini kecil dan nyaris tak terlihat.
(2) Di dunia ini, keberadaan kerajaan injili paling-paling hanyalah indah bagaikan bulan purnama, yang bersinar dengan cahaya pinjaman, yang berubah-ubah dan mengalami gerhana, tampil dengan cacat, dan hanya bersinar penuh ketika ada malam. Akan tetapi,
(3) Ketika disempurnakan oleh kerajaan mulia, kerajaan injili akan menjadi bercahaya bagaikan surya. Jemaat pun berselubungkan matahari, dengan Kristus sebagai surya kebenaran (Why. 12:1). Orang-orang yang mengasihi Allah akan menjadi bagaikan matahari terbit dalam kemegahannya (Hak. 5:31; Mat. 13:43). Mereka akan bersinar di dalam kemuliaan yang tak terkatakan, dan yang akan menjadi sempurna kelak. Tidak akan ada kegelapan, tidak ada cacat cela (Yes. 30:26).
2. Keindahan jemaat dan orang percaya tidak hanya menyukakan hati, tetapi juga dahsyat seperti bala tentara dengan panji-panjinya. Di dunia ini, jemaat bertugas laksana bala tentara, seperti kemah Israel di padang gurun. Ia selalu siaga laksana militan. Ia selalu ada di tengah-tengah musuh dan senantiasa terlibat pertempuran dengan mereka. Orang-orang percaya merupakan prajurit di dalam bala tentara ini. Jemaat mempunyai panji-panji, dan Injil Kristus adalah panji (Yes. 11:12), yaitu kasih Kristus (2:4). Panji ini dikibarkan dan dijaga dengan penuh kesiagaan. Ia menimbulkan kegentaran bagi para musuhnya seperti halnya ketika Israel berada di padang liar (Kel. 15:14). Ketika Bileam melihat Israel berkemah menurut suku-sukunya, masing-masing terlihat dari panji yang berkibar dengan warna yang berbeda-beda, ia berkata, Alangkah indahnya kemah-kemahmu, hai Yakub! (Bil. 24:5). Bila jemaat menjaga kemurniannya, ia menjaga kehormatan dan kemenangannya. Bila jemaat indah bagaikan bulan purnama dan bercahaya bagaikan surya, ia sangatlah mulia dan tangguh.



Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2024
Lagu Anak(1)




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Renungan Katolik: Hari Biasa Masa Natal 2024 - Yohanes 1:43-51 & Kidung Agung 7:11-8:7

PREV:
Renungan Katolik: Hari Biasa Masa Natal 2024 - Yohanes 1:29-34 & Kidung Agung 5:2-6:2





Arsip Renungan Katolik 2024..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)