misa.lagu-gereja.com        
 
Kamis, 22 Februari 2024
Pesta
Takhta St. Petrus
1Ptr 5:1-4; Mzm 23:1-3a,3b-4,5,6;
Matius 16:13-19
BcO Kisah Para Rasul 11:1-18
Warna Liturgi Putih


Matius 16:13-19
Pengakuan Petrus
16:13 Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" 16:14 Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi." 16:15 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" 16:16 Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" 16:17 Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. 16:18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. 16:19 Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."

Penjelasan:

* Percakapan Kristus dengan Murid-murid-Nya (16:13-20)

Di sini diceritakan tentang percakapan pribadi Kristus dengan murid-murid-Nya perihal diri-Nya. Peristiwa ini terjadi di tepi pantai Kaisarea, Filipi, wilayah perbatasan paling utara tanah Kanaan. Di sanalah, di sudut yang terpencil itu, tidak banyak orang yang berbondong mengikuti-Nya dibandingkan dengan di tempat lain, dan ini memberikan waktu luang bagi-Nya untuk bercakap-cakap secara pribadi dengan murid-murid-Nya. Perhatikanlah, ketika para hamba Tuhan tidak banyak melayani orang banyak, mereka harus berusaha lebih banyak melayani di tengah keluarga sendiri.

Di sinilah Kristus mengajar murid-murid-Nya dengan cara bertanya jawab.

I. Ia menanyakan pendapat orang-orang lain mengenai diri-Nya, Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?
. Ia menyebut diri-Nya Anak Manusia, yang dapat diartikan:
            (1) Sebagai sebuah gelar umum bagi-Nya sama seperti bagi orang lain. Ia disebut Anak Allah, karena demikianlah Ia adanya (Luk. 1:35). Walaupun begitu, Ia pun menyebut diri-Nya sendiri sebagai Anak Manusia, sebab Ia benar-benar dan sungguh-sungguh "Manusia, yang lahir dari seorang perempuan." Dalam hal hormat-menghormati, biasanya ada aturan untuk membedakan orang berdasarkan gelar tertinggi mereka, namun, Kristus mengosongkan diri-Nya sendiri, meskipun Ia adalah Anak Allah, dan lebih dikenal dengan gaya dan gelar sebagai Anak Manusia. Untuk menjaga supaya dirinya tetap rendah hati, Yehezkiel sering disebut orang seperti itu. Tetapi, Kristus menyebut diri-Nya sendiri demikian untuk menunjukkan bahwa Ia memang rendah hati adanya. Atau,
            (2) Sebuah gelar khusus bagi-Nya sebagai Sang Pengantara. Di dalam penglihatan Daniel, Ia diperkenalkan sebagai Anak Manusia (Dan. 7:13). Akulah Mesias, Anak Manusia yang dijanjikan itu. Tetapi:

. Ia bertanya, apa yang dikatakan orang banyak tentang diri-Nya: "Siapakah Aku ini menurut kata orang? Anak Manusiakah?" (Begitulah menurut pendapat saya kalimat ini sebaiknya dibaca.) "Apakah mereka mengakui bahwa Aku ini Mesias?" Ia tidak bertanya, "Siapakah Aku ini menurut ahli-ahli Taurat dan orang Farisi?" Mereka berprasangka buruk terhadap-Nya dan berkata bahwa Ia adalah seorang penipu dan bersekutu dengan Iblis. Sebaliknya, Ia bertanya, "Siapakah Aku ini menurut kata orang?" Kristus menunjuk kepada orang kebanyakan yang dipandang rendah oleh orang-orang Farisi. Kristus menanyakan hal ini, bukan karena Ia tidak tahu jawabannya. Ia mengetahui apa yang dipikirkan manusia, apa lagi yang mereka ucapkan. Ia juga bukan seorang gila hormat yang ingin mendengar pujian orang tentang diri-Nya sendiri. Tetapi, Ia ingin membuat murid-murid-Nya memikirkan dengan penuh perhatian apakah mereka berhasil dalam mengajarkan orang tentang Dia, apakah mereka berhasil menunjukkan kepada orang lain mengenai siapakah Dia? Orang kebanyakan lebih merasa akrab untuk bergaul dengan murid-murid daripada dengan Guru mereka. Jadi, dari merekalah Ia dapat lebih mengetahui apa kata orang banyak itu. Kristus belum memberitahukan orang lain secara terus terang siapa diri-Nya, Ia membiarkan orang menyimpulkan sendiri dari pekerjaan-pekerjaan-Nya (Yoh. 10:24-25). Sekarang Ia ingin mengetahui apa kesimpulan yang ditarik orang berdasarkan pengajaran murid-murid itu dan dari mujizat-mujizat yang dibuat oleh mereka di dalam nama-Nya.

. Murid-murid-Nya memberikan jawaban atas pertanyaan ini (ay. 14), Ada yang mengatakan Yohanes Pembaptis, dan seterusnya. Ada juga yang mengatakan bahwa Dia adalah Anak Daud (12:23), dan Nabi Besar (Yoh. 6:14). Akan tetapi, tidak ada pendapat lain yang diberikan murid-murid selain daripada pendapat-pendapat tersebut, yang mereka kumpulkan dari orang-orang negeri mereka, dan semuanya jauh menyimpang dari kebenaran.

        Perhatikanlah:

            (1) Ada pendapat yang berbeda-beda. Sebagian berkata begini, yang lainnya begitu. Kebenaran hanya ada satu, dan kalau semua orang berbeda dari kebenaran yang satu itu, maka pasti mereka akan saling berbeda. Demikianlah, pada akhirnya Kristus datang untuk membawa pertentangan (Luk. 12:51). Karena sudah menjadi seorang yang terkenal, setiap orang pasti akan menyatakan pendapatnya mengenai Dia, dan kalau sudah begini, "Banyak orang, banyak pikiran," akibatnya, yang tidak mau mengakui Dia sebagai Kristus, pikirannya akan terus mengembara tanpa ujung dan diburu-buru dengan macam-macam terkaan dan dugaan liar mengenai Dia.
            (2) Pendapat-pendapat itu adalah pendapat yang memberi rasa hormat kepada-Nya, yang mencerminkan penghargaan mereka kepada-Nya, sesuai dengan penilaian terbaik yang dapat mereka berikan. Ini bukanlah pendapat musuh-musuh-Nya, tetapi pendapat yang keluar dari akal sehat dan kebijaksanaan orang-orang yang mengikuti-Nya dengan penuh kasih dan rasa kagum. Perhatikanlah, orang bisa saja memiliki pikiran-pikiran yang baik tentang Kristus, namun belum tentu benar. Mungkin saja mereka memberikan pendapat yang tinggi tentang Dia, namun masih belum cukup tinggi
            (3) Mereka semua menganggap bahwa Kristus adalah salah seorang yang bangkit dari antara orang mati. Pemikiran ini mungkin muncul akibat pemahaman yang keliru mengenai kebangkitan Mesias, yang mengira itu terjadi sebelum Dia mengajar di depan umum, seperti yang terjadi dengan Nabi Yunus. Atau pemahaman mereka mungkin muncul akibat terlalu menilai tinggi kebesaran zaman dulu, yang seolah-olah menganggap mustahil ada seorang yang sangat luar biasa bisa dihasilkan dalam zaman mereka kini, kecuali kalau salah satu dari nenek moyang mereka hidup kembali di masa kini.
            (4) Semua itu adalah pendapat yang salah, yang dibangun di atas dasar yang keliru, bahkan kekeliruan yang disengaja. Pengajaran dan mujizat Kristus menunjukkan bahwa Ia adalah Pribadi yang luar biasa. Tetapi, karena penampilan-Nya begitu sederhana dan berbeda dari apa yang mereka harapkan, mereka tidak mau mengakui-Nya sebagai Mesias, dan hanya mau menghargai-Nya dengan kedudukan yang agak kurang dari Mesias.

- Ada yang mengatakan, Engkau adalah Yohanes Pembaptis. Herodes juga berkata demikian (14:2), dan semua orang yang ada di sekitarnya juga cenderung demikian. Pendapat ini diperkuat lagi oleh pendapat mereka sendiri yang mengatakan bahwa orang yang mati sebagai martir akan dibangkitkan kembali di hadapan orang banyak. Pendapat itu merujuk kepada pemikiran putra kedua dari tujuh bersaudara yang memberikan jawaban kepada Antiokhus, sebagaimana dicatat dalam Kitab Makabe yang kedua [salah satu kitab dalam Deuterokanonika -- ed.], Raja alam semesta akan membangkitkan kami untuk kehidupan kekal, oleh karena kami mati demi hukum-hukum-Nya (2Mak. 7:9).

- Ada juga yang mengatakan, Elia. Tak pelak lagi, kesimpulan ini diambil dari nubuat Maleakhi (Mal. 4:5), Sesungguhnya Aku akan mengutus Nabi Elia kepadamu. Terlebih lagi, karena Elia (sebagaimana Kristus) melakukan banyak mujizat, dan pengangkatan dirinya sendiri secara hidup-hidup ke sorga merupakan mujizat terbesar dari semuanya.

- Ada pula yang mengatakan, Yeremia. Mereka memperhatikan nabi itu, mungkin karena ia adalah nabi yang sering meratap, dan Kristus pun sering berurai air mata. Atau karena Allah telah mengangkat dia atas bangsa-bangsa dan kerajaan-kerajaan (Yer. 1:10), yang mereka pikir sesuai dengan gagasan mereka tentang Sang Mesias.

- Atau salah seorang dari para nabi. Hal ini menunjukkan betapa mereka menghormati para nabi, meskipun mereka adalah keturunan dari mereka yang telah menyiksa dan membunuh nabi-nabi itu (23:29). Bukannya menghargai Yesus dari Nazaret, orang sebangsa mereka, sebagai Pribadi yang luar biasa seperti tampak dari pekerjaan-pekerjaan-Nya, mereka malah berkata, "Itu bukan Dia, Ia hanyalah salah seorang dari para nabi dahulu kala."

II. Ia menanyakan apa pendapat murid-murid itu sendiri tentang diri-Nya,
"Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" (ay. 15). Kamu telah mengatakan kepada-Ku apa kata orang lain tentang Aku, namun sekarang, dapatkah kamu mengatakan yang lebih baik daripada itu?
        . Karena kedekatan mereka dengan Kristus, para murid telah mendapatkan pengajaran yang lebih baik dan memiliki kesempatan lebih besar untuk memperoleh pengetahuan dibandingkan orang lain. Perhatikanlah, mereka yang menikmati pengetahuan dan anugerah lebih banyak daripada orang lain seharusnya memiliki pengetahuan yang lebih jelas dan berbeda tentang perkara-perkara Allah daripada orang lain. Mereka yang lebih mengenal Kristus seharusnya memiliki pendapat yang lebih benar tentang Dia, dan dapat memberikan penilaian yang lebih baik tentang Dia dibandingkan orang lain.
        . Murid-murid telah dilatih untuk mengajar orang lain, oleh karenanya sangat diharapkan mereka dapat memahami sendiri kebenaran itu: "Kamu yang bertugas memberitakan Injil Kerajaan itu, apa pendapatmu tentang Dia yang mengutus kamu?" Perhatikanlah, para pelayan Tuhan harus diuji terlebih dahulu sebelum mereka diutus, khususnya tentang apa pendapat mereka mengenai Kristus, dan siapa sebenarnya Kristus menurut mereka, karena bagaimana mungkin mereka dapat diakui sebagai hamba Kristus, jika mereka sendiri tidak tahu siapa Dia atau memiliki pendapat yang keliru tentang Dia? Inilah pertanyaan yang harus sering kita tanyakan kepada diri kita sendiri, "Siapakah Tuhan Yesus itu menurut pendapat kita? Apakah Ia sungguh berharga bagi kita? Apakah menurut pandangan kita, Ia mencolok mata di antara selaksa orang? Apakah Ia menjadi buah hati kita?" Keadaan kita akan menjadi baik atau buruk tergantung pada apakah pikiran kita benar atau salah mengenai Yesus Kristus.

Jadi, inilah pertanyaannya, dan sekarang mari kita perhatikan:

(1) Jawaban Petrus atas pertanyaan ini (ay. 16). Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai pendapat orang banyak tentang Kristus, beberapa murid memberikan jawaban, sesuai dengan apa yang mereka dengar dari pembicaraan orang banyak. Tetapi khusus untuk pertanyaan ini, Petrus tampil memberikan jawaban mewakili murid-murid yang lain, dan teman-temannya yang lain menyetujui dan mendukung jawaban tersebut. Perangai Petrus sering kali membuat ia selalu tampil di depan untuk berbicara di semua kesempatan, kadang-kadang ia mampu berbicara dengan baik dan adakalanya ia membuat kekeliruan. Di setiap kumpulan manusia, selalu ada orang-orang yang bersemangat, berani, dan suka bicara lebih dahulu. Dan Petrus tergolong orang seperti itu. Namun, kita juga menemukan murid-murid lain yang berbicara sebagai penyambung lidah teman-temannya, seperti Yohanes (Mrk. 9:38), Tomas, Filipus, dan Yudas, yang bukan Iskariot (Yoh. 14:5, 8, 22). Kenyataan ini memberi bukti bahwa Petrus tidaklah lebih hebat dan lebih unggul daripada rekan-rekannya yang lain, seperti yang selalu dianggap oleh gereja tertentu. Murid-murid memerlukan dia sebagai penilai, itulah yang paling bisa mereka lakukan mengenai dia. Dia ditunjuk mewakili yang lainnya untuk memberikan penilaian mereka, dan pro hâc vide -- hanya sekali ini saja, bukan sebagai diktator atau juru bicara abadi bagi semua, tetapi hanya untuk kesempatan ini saja. Jawaban Petrus singkat saja, tetapi bermakna, benar dan mencapai sasarannya, "Engkau adalah Mesias, Anak Allah Yang Hidup." Ini adalah pengakuan percaya orang Kristen yang ditujukan kepada Kristus, dan merupakan suatu tindakan penyembahan. Jawaban ini merupakan sebuah pengakuan bahwa Allah yang benar itu adalah Allah yang Hidup, berlawanan dengan berhala yang bisu dan mati, dan bahwa Yesus Kristus diutus oleh-Nya untuk memperkenalkan kehidupan kekal. Inilah kesimpulan dari seluruh masalah ini.

- Orang-orang menyebut Dia, seorang Nabi, Nabi itu (Yoh. 6:14), tetapi para murid mengakui-Nya sebagai Kristus, Yang Diurapi, Nabi Besar, Imam Besar, Raja Jemaat, Mesias sejati yang telah dijanjikan kepada nenek moyang mereka, dan yang mereka percaya sebagai Ia yang akan datang. Sungguh suatu hal yang luar biasa bagi murid-murid saat itu untuk memercayai seseorang yang penampilan luarnya sangat berlawanan dari pemikiran orang Yahudi pada umumnya mengenai Mesias.

- Ia menyebut diri-Nya sendiri Anak Manusia, tetapi murid-murid-Nya mengakui Dia sebagai Anak Allah yang Hidup. Orang banyak berpendapat bahwa Ia adalah penjelmaan dari seseorang yang telah lama mati, Elia atau Yeremia, tetapi para murid mengetahui dan memercayai bahwa Ia adalah Anak Allah yang Hidup, yang memiliki hidup di dalam diri-Nya sendiri, dan telah menunjukkan Anak-Nya supaya memiliki hidup itu di dalam diri-Nya sendiri, dan untuk kemudian menjadi Hidup untuk dunia ini. Jika Ia adalah Anak Allah yang Hidup, pasti Ia memiliki sifat yang sama dengan Allah, meskipun sifat ilahi-Nya kini tertutup oleh tabir kedagingan yang dikenakan-Nya. Namun, orang-orang yang dapat melihat menembus tubuh jasmani itu akan melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Sekarang, dapatkah kita dengan penuh keyakinan iman memeluk pengakuan ini? Kalau memang dapat, marilah kita dengan sepenuh hati dan penyembahan yang sungguh-sungguh datang kepada Kristus, dan berkata kepada-Nya, "Tuhan Yesus, Engkaulah Kristus, Anak Allah Yang Hidup."

(2) Persetujuan Kristus akan jawaban Petrus (ay. 17-19). Dalam jawabannya itu, Petrus bertindak sebagai orang percaya dan sebagai seorang rasul.
Sebagai seorang percaya (ay. 17). Kristus menunjukkan rasa senangnya terhadap pengakuan Petrus, yang sangat jelas dan langsung, tanpa kata-kata keraguan atau persyaratan; begitulah kata kita. Perhatikanlah, Kristus sangat berkenan dengan murid-murid yang penuh pengetahuan dan anugerah. Kristus menunjukkan kepada Petrus dari mana pengetahuan tentang kebenaran itu didapatnya. Masa-masa ketika Injil baru diberitakan, penemuan kebenaran ini sungguh merupakan suatu hal yang sangat besar. Tidak semua orang memiliki pengetahuan ini, kecuali dia memiliki iman.

Pada kesempatan ini, saat Kristus diagungkan dengan pengakuan ini, yang memperlihatkan penghormatan dan kesetiaan jemaat, Ia mengesahkan dan mengumumkan piagam Kerajaan-Nya, sebuah piagam ilahi, dan dengan ini pula dibentuklah lembaga pemerintahan jemaat. Seperti itulah hubungan Kristus dengan jemaat-Nya, Sang Mempelai Laki-laki dengan pengantin perempuan, diatur. Sejak semula, jemaat di dunia ini adalah milik Allah, dan jemaat itu didirikan di atas batu karang Benih keturunan yang dijanjikan (Kej. 3:15). Tetapi sekarang, Benih keturunan yang dijanjikan itu sedang datang, sehingga jemaat memerlukan sebuah piagam perjanjian yang baru sebagai jemaat Kristen, dan berdiri di atas dasar hubungan Kristus yang telah tiba. Sekarang, di sini kita telah mendapatkan piagam perjanjian tersebut. Namun, sayang seribu kali sayang, bahwa perkataan Kristus yang menjadi pendukung utama Kerajaan Kristus ini diputarbalikkan dan disalahgunakan untuk melayani Antikristus. Iblis telah menggunakan kecerdikannya untuk memutarbalikkan perkataan itu, seperti yang dilakukannya terhadap janji Tuhan yang ada di dalam Mazmur 91:11, yang diputarbalikkan untuk mencapai maksudnya sendiri (4:6). Mungkin kedua ayat tadi dan firman-Nya yang disampaikan kepada Petrus ini diputarbalikkannya karena mereka menghalangi jalannya, sehingga ia membenci mereka.


BcO Kisah Para Rasul 11:1-18

Petrus mempertanggungjawabkan baptisan Kornelius di Yerusalem
11:1 Rasul-rasul dan saudara-saudara di Yudea mendengar, bahwa bangsa-bangsa lain juga menerima firman Allah. 11:2 Ketika Petrus tiba di Yerusalem, orang-orang dari golongan yang bersunat berselisih pendapat dengan dia. 11:3 Kata mereka: "Engkau telah masuk ke rumah orang-orang yang tidak bersunat dan makan bersama-sama dengan mereka." 11:4 Tetapi Petrus menjelaskan segala sesuatu berturut-turut, katanya: 11:5 "Aku sedang berdoa di kota Yope, tiba-tiba rohku diliputi kuasa ilahi dan aku melihat suatu penglihatan: suatu benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya diturunkan dari langit sampai di depanku. 11:6 Aku menatapnya dan di dalamnya aku lihat segala jenis binatang berkaki empat dan binatang liar dan binatang menjalar dan burung-burung. 11:7 Lalu aku mendengar suara berkata kepadaku: Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah! 11:8 Tetapi aku berkata: Tidak, Tuhan, tidak, sebab belum pernah sesuatu yang haram dan yang tidak tahir masuk ke dalam mulutku. 11:9 Akan tetapi untuk kedua kalinya suara dari sorga berkata kepadaku: Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram! 11:10 Hal itu terjadi sampai tiga kali, lalu semuanya ditarik kembali ke langit. 11:11 Dan seketika itu juga tiga orang berdiri di depan rumah, di mana kami menumpang; mereka diutus kepadaku dari Kaisarea. 11:12 Lalu kata Roh kepadaku: Pergi bersama mereka dengan tidak bimbang! Dan keenam saudara ini menyertai aku. Kami masuk ke dalam rumah orang itu, 11:13 dan ia menceriterakan kepada kami, bagaimana ia melihat seorang malaikat berdiri di dalam rumahnya dan berkata kepadanya: Suruhlah orang ke Yope untuk menjemput Simon yang disebut Petrus. 11:14 Ia akan menyampaikan suatu berita kepada kamu, yang akan mendatangkan keselamatan bagimu dan bagi seluruh isi rumahmu. 11:15 Dan ketika aku mulai berbicara, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, sama seperti dahulu ke atas kita. 11:16 Maka teringatlah aku akan perkataan Tuhan: Yohanes membaptis dengan air, tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus. 11:17 Jadi jika Allah memberikan karunia-Nya kepada mereka sama seperti kepada kita pada waktu kita mulai percaya kepada Yesus Kristus, bagaimanakah mungkin aku mencegah Dia?" 11:18 Ketika mereka mendengar hal itu, mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah, katanya: "Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup."

Penjelasan:

* Roh Kudus Memulihkan
Kita hidup dalam suatu masyarakat yang terkotak-kotak berdasarkan suku, agama, atau apa saja yang sesuai dengan kepentingan kita atau kelompok kita. Dalam kehidupan sosial yang terkotak-kotak seperti itu, tiap anggota kelompok harus taat kepada aturan-aturan menurut kehidupan sosial itu. Pola kehidupan seperti inilah yang terjadi di zaman jemaat perdana, di mana orang bersunat dan orang tidak bersunat dilarang berinteraksi di luar kelompoknya.

Petrus dianggap telah menyalahi aturan tersebut, ketika ia pergi, hidup, dan tinggal, serta melakukan pelayanan di antara kelompok tak bersunat (ayat 2). Sebagian jemaat Yahudi, yang adalah kelompok bersunat mempersalahkan Petrus atas perbuatannya itu karena telah melanggar aturan sosial di kalangan jemaat perdana. Petrus yang ingin mempertanggungjawabkan pelayanannya kepada mereka menyatakan bahwa pelayanan itu terjadi bukan karena keinginannya, melainkan terjadi karena pekerjaan Roh Kudus (ayat 5-7). Penceritaan ulang Petrus tentang apa yang terjadi menegaskan peran Roh Kudus dalam mengubah pandangan yang sudah terkotak-kotak dan kaku tersebut (ayat 8-10). Juga mengubah hati mereka yang terbelenggu tradisi menjadi hati yang hangat dan penuh kasih melihat petobat-petobat baru, tak peduli apa latar belakang mereka (ayat 18). Petrus tak sendirian karena ada rekan-rekan bersunat yang menjadi saksi pekerjaan Roh Kudus yang membaptis orang-orang tidak bersunat itu (ayat 12).

Pekerjaan memulihkan relasi antar manusia adalah pekerjaan yang tidak mudah, kalau tidak dapat dikatakan mustahil. Namun kitab Kisah Para Rasul, mengajar kita bahwa pemulihan itu adalah pekerjaan Roh Kudus di dalam gereja dan dunia ini. Pekerjaan itu dimulai dengan pemulihan relasi manusia dengan Tuhan lewat pertobatan dan lahir baru. Kemudian dilanjutkan dengan penerimaan ke dalam lingkup persaudaraan seiman di dalam gereja. Tugas gereja dan tugas kita adalah menerima tanpa membeda-bedakan. Ingat kita pun diterima Tuhan apa adanya!


___



Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2024
Lagu Anak(1)




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Renungan Katolik Jumat, 23 Februari 2024 - Matius 5:20-26 - BcO Keluaran 12:21-36 - Polikarpus

PREV:
Renungan Katolik Rabu, 21 Februari 2024 - Lukas 11:29-32 - BcO Keluaran 10:21-11:10 - Petrus Damianus





Arsip Renungan Katolik 2024..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)