misa.lagu-gereja.com        
 
Minggu, 10 Maret 2024
HARI MINGGU
PRAPASKAH IV
2Taw. 36:14-16,19-23; Mzm. 137:1-2,3,4-5,6; Ef. 2:4-10; 
Yohanes 3:14-21.
BcO Imamat 8:1-17; 9:22-24
Warna Liturgi Ungu
MT/BPI Edisi Baru: 082, 965 Lama: 842, 965
Saran Nyanyian: PS 487, 486, 483, 539, 541, 691
Minggu ini adalah Minggu Laetare, alat-alat musik dapat dibunyikan dan altar boleh dihiasi dengan bunga... dapat dipakai busana liturgi warna merah muda (PPP. Art. 25)

Yohanes 3:14-21
3:14 Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, 3:15 supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. 3:17 Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. 3:18 Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. 3:19 Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. 3:20 Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; 3:21 tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah." 

Penjelasan:

* Kristus di sini berbicara tentang rancangan agung kedatangan-Nya ke dunia, dan kebahagiaan orang-orang yang percaya kepada-Nya (ay. 14-18). Di sini kita melihat inti sari dari seluruh Injil, perkataan yang benar itu (1Tim. 1:15), bahwa Yesus Kristus datang untuk mencari dan menyelamatkan anak-anak manusia dari kematian, dan memulihkan mereka kembali ke dalam kehidupan. Nah, para pendosa adalah orang-orang mati karena satu alasan berganda: --
                            (1) Seperti halnya orang yang menderita luka yang mematikan atau mengidap penyakit yang tidak dapat disembuhkan, dikatakan sebagai orang mati, sebab ia sekarat, demikian pula Kristus datang menyelamatkan kita dengan cara menyembuhkan kita, seperti ular tembaga yang menyembuhkan orang-orang Israel (ay. 14-15).
                            (2) Seperti halnya orang yang dihukum mati dengan adil karena melakukan kejahatan yang tidak dapat diampuni dikatakan sebagai orang mati, demikian pula orang berdosa mati di dalam hukum, dan dengan melihat bahaya yang mengancam kita dalam hal ini, Kristus datang untuk menyelamatkan kita sebagai Penguasa atau Hakim, dengan mengumumkan pengampunan kepada semua orang, dengan syarat-syarat tertentu. Tindakan penyelamatan ini dipertentangkan dengan tindakan penghakiman (ay. 16-18).

- Yesus Kristus datang untuk menyelamatkan kita dengan cara menyembuhkan kita, seperti halnya orang-orang Israel yang dipagut ular tedung disembuhkan dan hidup dengan memandang patung ular tembaga. Kita dapat membaca kisahnya dalam Bilangan 21:6-9. Ini merupakan mujizat terakhir yang terjadi lewat tangan Musa sebelum kematiannya. Nah, dalam peristiwa yang merupakan gambaran Kristus ini kita dapat memperhatikan:

Pertama, 
kodrat dosa yang mematikan dan merusak, yang tersirat dalam kisah Musa ini. Rasa bersalah karena dosa adalah seperti derita karena dipagut ular tedung, dan kuasa kejahatan adalah seperti bisa yang menyebar ke seluruh tubuh karena pagutan itu. Iblis adalah ular tua, yang pada mulanya cerdik (Kej. 3:1), namun sesudahnya ganas, dan godaan-godaannya seperti panah api, serangan-serangannya mengerikan, dan kemenangan-kemenangannya menghancurkan. Tanyakanlah pada suara hati nurani yang tersadar, tanyakan pula pada para pendosa yang terkutuk, maka mereka akan memberi tahu kita betapa dahsyatnya pesona dan daya pikat dosa pada mulanya, namun pada akhirnya ia memagut seperti ular (Ams. 23:30-32). Murka Allah terhadap kita karena dosa adalah seperti ular-ular tedung yang dikirimkan Allah kepada orang-orang Israel, untuk menghukum mereka karena mereka bersungut-sungut. Kutukan-kutukan hukum Taurat adalah seperti ular-ular tedung, dan dengan demikian semua itu merupakan pertanda murka Allah.

Kedua, obat manjur yang disediakan untuk melawan penyakit yang mematikan ini. Keadaan orang-orang berdosa sungguh menyedihkan, tetapi apakah ini berarti bahwa tidak ada harapan lagi untuk mereka? Syukur kepada Allah bahwa tidak demikian halnya. Ada balsam di Gilead. Anak Manusia ditinggikan, seperti ular tembaga yang ditinggikan Musa, yang menyembuhkan orang-orang Israel yang terpagut.

. Ular tembagalah yang menyembuhkan mereka. Tembaga itu terang, kita membaca tentang kaki Kristus yang mengkilap bagaikan tembaga (Why. 1:15). Tembaga itu tahan lama, Kristus juga sama. Tembaga itu dibentuk menyerupai ular tedung, namun tidak berbisa, tidak memagut, jadi sangat cocok menggambarkan Kristus yang dijadikan dosa bagi kita namun tidak berdosa, dan yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa, namun tidak berdosa. Ia tidak berbahaya sama seperti ular tembaga. Ular adalah makhluk yang terkutuk, Kristus pun dijadikan sebagai kutuk. Apa yang menyembuhkan mereka mengingatkan mereka akan wabah yang mereka derita, demikian pula halnya di dalam Kristus dosa diperlihatkan kepada kita sebagai sesuatu yang paling ganas dan paling menakutkan.
                                        . Ular tembaga itu ditinggikan di atas tiang, begitu pula Anak Manusia harus ditinggikan. Demikianlah Ia harus menderita dan ditinggikan (Luk. 24:26, 46). Tidak ada obat sekarang. Kristus ditinggikan,

(1) Dalam penyaliban-Nya. Ia ditinggikan di atas kayu salib. Dalam kematian-Nya Ia dikatakan ditinggikan (12:32-33). Dia ditinggikan sebagai tontonan, sebagai pertanda, ditinggikan antara sorga dan bumi, seolah-olah Ia tidak layak berada di tempat yang satu ataupun yang lain, dan dicampakkan oleh keduanya.

(2) Dalam kenaikan-Nya. Ia ditinggikan di sisi kanan Bapa, untuk memberikan pertobatan dan pengampunan. Ia ditinggikan di atas kayu salib, untuk lebih ditinggikan lagi di takhta sorgawi.

(3) Dalam penyebaran dan pemberitaan Injil kekal-Nya (Why. 14:6). Ular tembaga itu ditinggikan supaya beribu-ribu orang Israel dapat memandangnya. Kristus di dalam Injil diperlihatkan kepada kita, ditunjukkan dengan jelas, Kristus ditinggikan sebagai panji (Yes. 11:10).

. Ular tembaga itu ditinggikan oleh Musa. Kristus dibuat tunduk kepada hukum Musa, dan Musa bersaksi tentang Dia.

. Dengan ditinggikan secara demikian, ular tembaga itu ditunjukkan sebagai obat yang menyembuhkan orang yang terpagut ular tedung. Ia yang mengirimkan tulah menyediakan obat penawarnya. Tidak ada seorang pun yang dapat menebus dan menyelamatkan kita selain Dia yang keadilan-Nya telah menghukum kita. Allah sendirilah yang menyediakan tebusannya, dan keberhasilan tebusan itu bergantung pada apa yang sudah ditetapkan-Nya. Ular-ular tedung itu dikirim untuk menghukum mereka karena mereka telah mencobai Tuhan (begitu menurut Rasul Paulus, 1Kor. 10:9), namun mereka disembuhkan dengan kuasa yang berasal dari-Nya. Dia yang telah kita sakiti hati-Nya adalah damai sejahtera kita.
                                    Ketiga, cara menggunakan obat ini, yaitu dengan percaya, yang dengan jelas tersirat dalam perbuatan orang-orang Israel yang memandang ular tembaga, agar mereka disembuhkan olehnya. Jika ada orang Israel yang terpagut namun, entah karena ia tidak begitu menghiraukan penderitaan dan bahaya yang mengancamnya atau karena ia tidak begitu percaya pada perkataan Musa, ia tidak mau memandang ular tembaga itu, maka dengan adil ia akan mati karena lukanya. Tetapi setiap orang yang memandang akan tetap hidup (Bil. 21:9). Jika ada orang yang sampai pada saat ini meremehkan entah penyakit yang mereka derita sebagai akibat dosa atau cara penyembuhannya melalui Kristus sehingga mereka tidak mau datang kepada Kristus dan memenuhi segala persyaratan yang diajukan-Nya, maka mereka akan menanggung darah mereka sendiri. Ia telah berkata, "Berpalinglah kepada-Ku dan biarkanlah dirimu diselamatkan" (Yes. 45:22), berpalinglah dan hidup. Kita harus puas dan menyetujui cara-cara yang telah digunakan oleh Sang Hikmat Kekal dalam menyelamatkan dunia yang berdosa, yaitu melalui pengantaraan Yesus Kristus, sebagai korban dan pengantara yang agung.

Keempat, 
dorongan kuat yang diberikan kepada kita untuk memandang-Nya dengan iman.

. Untuk tujuan inilah Dia ditinggikan, yaitu supaya para pengikut-Nya dapat diselamatkan. Dan Ia akan terus mengejar apa yang dituju-Nya.

. Tawaran keselamatan yang diberikan-Nya berlaku bagi semua orang, bahwa setiap orang yang percaya kepada-Nya, tanpa kecuali, dapat memperoleh keuntungan dari-Nya.

. Keselamatan yang ditawarkan itu lengkap.
(1) Mereka tidak akan binasa, tidak akan mati karena luka-luka mereka. Meskipun mereka merasa kesakitan dan ketakutan, dosa dan kesalahan tidak akan menghancurkan mereka. Namun ini belum semuanya.
(2) Mereka akan beroleh hidup yang kekal. Mereka bukan hanya tidak akan mati karena luka-luka mereka di padang gurun, tetapi juga akan sampai di tanah Kanaan (yang akan segera mereka masuki). Mereka akan menikmati tempat peristirahatan yang dijanjikan.

- Yesus Kristus datang untuk menyelamatkan kita dengan cara mengampuni kita, supaya kita tidak mati oleh penghakiman hukum Taurat (ay. 16-17). Ini sungguh benar-benar Injil, kabar baik, yang terbaik dari semua yang pernah turun dari sorga ke bumi. Di sini terkandung banyak hal, segala hal dalam sedikit perkataan, berita pendamaian yang disampaikan secara ringkas.

Pertama, 
inilah kasih Allah dalam mengaruniakan Anak-Nya bagi dunia (ay. 16), yang di dalamnya kita melihat tiga hal:

. Rahasia besar Injil diungkapkan: Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal. Kasih Allah Bapa merupakan asal mula terjadinya pembaharuan (regenerasi) kita yang dilakukan melalui Roh dan pendamaian kita dengan Dia melalui peristiwa ditinggikannya Sang Anak.

Perhatikanlah,
(1) Yesus Kristus adalah Anak Tunggal Allah. Ini semakin menunjukkan besarnya kasih Allah, sebab Ia memberikan Anak-Nya yang tunggal itu bagi kita. Sekarang tahulah kita bahwa Ia benar-benar mengasihi kita, setelah Ia memberikan Anak-Nya yang tunggal bagi kita, yang mengungkapkan bukan hanya kehormatan Kristus sendiri melainkan juga betapa disayangnya Dia oleh Bapa-Nya. Ia selalu ada serta-Nya sebagai Anak kesayangan.

(2) Demi penebusan dan keselamatan umat manusia, Allah berkenan mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal. Ia tidak hanya mengutus Anak-Nya ke dunia dengan kuasa yang penuh dan utuh untuk merundingkan pendamaian antara sorga dan bumi, tetapi Ia juga mengaruniakan-Nya, yang berarti, Ia menyerahkan-Nya untuk menderita dan mati bagi kita, sebagai korban pendamaian dan korban tebusan yang agung. Di sini hal tersebut ditunjukkan sebagai alasan mengapa Ia harus ditinggikan, sebab demikianlah yang telah ditentukan dan dirancang oleh Bapa. Ia menyerahkan-Nya demi tujuan ini, dan Ia menyediakan tubuh bagi-Nya untuk melaksanakannya. Musuh-musuh-Nya tidak akan bisa mengambil nyawa-Nya seandainya Bapa-Nya tidak menyerahkan-Nya. Meskipun Ia belum disalibkan pada saat itu, dalam maksud dan rencana Allah yang sudah ditetapkan Ia telah diserahkan (Kis. 2:23). Bahkan, terlebih lagi, Allah telah mengaruniakan-Nya, yang berarti, Ia telah menawarkan-Nya kepada semua, dan memberikan-Nya kepada semua orang percaya, demi segala maksud dan tujuan dalam kovenan baru. Ia telah memberikan-Nya sebagai Nabi kita, sebagai Saksi bagi bangsa-bangsa, sebagai Imam agung kita, sebagai Damai sejahtera kita, sebagai Kepala jemaat, sebagai Kepala atas segala sesuatu bagi jemaat, dan sebagai segala sesuatu yang kita perlukan.

(3) Dalam hal ini Allah telah menunjukkan kasih-Nya kepada dunia: Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, begitu sungguh-sungguh, begitu berlimpah. Kini makhluk-makhluk ciptaan-Nya tahu bahwa Ia mengasihi mereka dan menginginkan yang terbaik bagi mereka. Ia begitu mengasihi dunia manusia yang sudah jatuh ini, meskipun dunia malaikat yang jatuh tidak dikasihi-Nya (Rm. 5:8; 1Yoh. 4:10). Lihatlah dan takjublah, bahwa Allah yang maha besar mengasihi dunia yang begitu tidak bernilai ini! Bahwa Allah yang kudus mengasihi dunia yang begitu jahat dengan kasih yang penuh dengan kehendak baik, padahal tidak ada satu pun dalam dunia ini yang dapat menyenangkan hati-Nya. Inilah masa cinta itu (Yeh. 16:6, 8). Orang-orang Yahudi dengan angkuh menganggap bahwa Mesias akan diutus hanya di dalam kasihnya terhadap bangsa mereka, dan untuk mengangkat mereka di atas kehancuran bangsa-bangsa lainnya. Akan tetapi, Kristus berkata kepada mereka bahwa Ia datang dengan kasih kepada seluruh dunia, baik kepada orang Yahudi maupun orang bukan-Yahudi (1Yoh. 2:2). Meskipun banyak orang di dunia ini binasa, dikaruniakannya Anak Tunggal Allah merupakan bukti akan kasih Allah kepada seluruh dunia, karena melalui Dialah diberikan tawaran kehidupan dan keselamatan kepada semua orang. Ini merupakan kasih terhadap suatu wilayah yang sudah membelot dan memberontak. Pernyataan ampunan dan jaminan dikeluarkan bagi semua orang yang ingin datang, yang memohon dengan berlutut, dan yang kembali setia kepada Tuan mereka. Begitu besarnya kasih Allah akan dunia yang sudah murtad dan berbalik dari-Nya sehingga Ia mengirimkan Anak-Nya dengan tawaran yang indah ini, bahwa setiap orang yang percaya kepada-Nya, siapa saja, tidak akan binasa. Keselamatan memang datang dari orang Yahudi, tetapi kini Kristus dikenal sebagai keselamatan sampai ke ujung bumi, keselamatan bagi semua.

. Inilah kewajiban besar Injil, yaitu percaya kepada Yesus Kristus (yang memang telah diberikan Allah, diberikan bagi kita, diberikan kepada kita), menerima pemberian itu, dan memenuhi maksud si Pemberi itu. Kita harus dengan tulus percaya pada pesan yang telah diberikan Allah dalam firman-Nya mengenai Anak-Nya. Karena Allah telah memberikan-Nya kepada kita sebagai Nabi, Imam, dan Raja kita, kita harus menyerahkan diri untuk dipimpin, diajar, dan diselamatkan oleh-Nya.

. Inilah keuntungan Injil yang besar: Bahwa setiap orang yang percaya kepada Kristus tidak akan binasa. Hal ini telah dikatakan-Nya sebelumnya, dan di sini Ia mengulanginya. Ini merupakan kebahagiaan yang tidak terutarakan bagi semua orang yang sungguh-sungguh percaya, dan untuk itu mereka pasti akan terus-menerus bersyukur kepada Kristus sampai selama-lamanya.
                                            (1) Bahwa mereka diselamatkan dari kesengsaraan dan penderitaan neraka, dibebaskan supaya jangan turun ke liang kubur, dan bahwa mereka tidak akan binasa. Allah telah membuang dosa mereka, mereka tidak akan mati. Pengampunan telah diperoleh, dan kebebasan pun didapat kembali.
                                            (2) Mereka berhak atas sukacita besar di sorga: mereka akan beroleh hidup yang kekal. Pengkhianat yang terbukti bersalah kini tidak hanya diampuni, tetapi juga disukai, dijadikan kesayangan, dan diperlakukan sebagai orang yang mendapatkan perkenanan dari Raja segala raja, dan yang kepadanya Ia berkenan memberikan kehormatan. Dari penjara ia keluar untuk menjadi raja (Pkh. 4:14). Jika mereka orang-orang percaya, maka mereka adalah anak, dan jika anak, maka mereka adalah ahli waris.

Kedua, 
inilah rancangan Allah dalam mengutus Anak-Nya ke dalam dunia: untuk menyelamatkan dunia oleh Dia. Ia datang ke dalam dunia dengan keselamatan pada mata-Nya, dengan keselamatan dalam tangan-Nya. Oleh karena itu, tawaran kehidupan dan keselamatan yang sudah disebutkan sebelumnya adalah benar-benar tulus, dan akan menjadi suatu kebaikan bagi semua orang yang menerimanya di dalam iman (ay. 17): Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia, dunia yang bersalah, yang memberontak, dan yang murtad ini. Ia mengutus-Nya sebagai wakil atau duta-Nya untuk tinggal di dunia ini, tidak seperti malaikat yang kadang-kadang diutus-Nya ke dunia hanya sebagai pengunjung. Sejak manusia berdosa, ia selalu ketakutan jika ada pembawa pesan khusus dari sorga yang muncul di hadapannya dan mendekatinya, karena ia sadar bahwa ia bersalah dan sewaktu-waktu pasti akan dihukum: Kita pasti mati, sebab kita telah melihat Allah. Oleh karena itu, jika Anak Allah sendiri yang datang, maka sudah seharusnya kita bertanya tugas apakah gerangan yang dibawa-Nya: Apakah untuk tujuan damai sejahtera? Atau, seperti yang ditanyakan orang-orang dengan gemetar kepada Samuel, "Apakah engkau datang dengan maksud damai?" Dan kitab ini menjawabnya, "Ya, untuk maksud damai!"

. Ia tidak datang untuk menghukum dunia. Kita mempunyai banyak alasan untuk berkata bahwa seharusnya Ia datang untuk menghukumnya, sebab dunia ini sudah bersalah. Dunia ini sudah terbukti bersalah, jadi ada alasan apa lagi mengapa hukuman tidak bisa dijatuhkan dan dilaksanakan sesuai dengan hukum? Satu darah itu, yang darinya semua bangsa dan umat manusia dijadikan (Kis. 17:26), bukan hanya telah tercemar oleh penyakit turunan, seperti kusta yang diderita Gehazi, tetapi juga tercemar oleh kesalahan turunan, seperti kesalahan orang-orang Amalek, yang dengan mereka Allah berperang turun temurun. Jadi pantaslah bila dunia seperti ini dihukum, dan seandainya Allah berniat menghukumnya, Ia cukup memerintahkan para malaikat-Nya untuk menumpahkan cawan murka-Nya, atau kerub dengan pedang yang bernyala-nyala yang siap menjalankan hukuman-Nya. Seandainya TUHAN hendak membunuh kita, Ia tidak akan mengutus Anak-Nya kepada kita. Ia memang datang dengan kuasa penuh untuk menghakimi (5:22, 27), tetapi Ia tidak memulai dengan penghakiman untuk menjatuhkan hukuman, Ia tidak membentangkan segala pelanggaran hukum, ataupun mengambil keuntungan untuk melawan kita karena kita telah melanggar kovenan kesucian, tetapi membawa kita kepada pengadilan yang baru di hadapan takhta kasih karunia.
                                        . Ia datang supaya dunia bisa diselamatkan melalui Dia, supaya pintu keselamatan terbuka bagi dunia, dan siapa saja yang berminat dapat memasukinya. Allah di dalam Kristus mendamaikan dunia dengan diri-Nya, dan dengan demikian menyelamatkannya. Ganti rugi atau tindakan pembebasan dari hukum sudah disetujui dan diumumkan, melalui Kristus suatu hukum perbaikan dibuat, dan dunia umat manusia ditangani bukan menurut kekakuan dan kerasnya kovenan yang pertama melainkan menurut kekayaan kovenan kedua. Ia datang supaya dunia melalui Dia dapat diselamatkan, sebab dunia tidak akan pernah dapat diselamatkan kecuali melalui Dia. Keselamatan tidak ada pada yang lain. Inilah kabar baik bagi hati nurani yang sudah dapat diyakinkan akan kebersalahannya, kesembuhan bagi tulang-tulang yang patah dan luka-luka yang berdarah, bahwa Kristus, Hakim kita, datang bukan untuk menghukum, melainkan untuk menyelamatkan.
                                [3] Dari semua ini disimpulkan tentang kebahagiaan orang yang sungguh-sungguh percaya: Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum (ay. 18). Meskipun sebelumnya ia seorang pendosa, pendosa besar, dan berdiri sebagai orang terhukum (habes confilentem reum -- atas pengakuannya sendiri), namun ketika ia percaya, proses penghakiman dihentikan, penghukuman dicabut, dan ia tidak akan dinyatakan bersalah. Hal ini menggambarkan sesuatu yang lebih daripada sekadar penangguhan hukuman. Ia tidak akan dinyatakan bersalah, artinya, ia dibebaskan. Ia menunggu saat pembebasannya (begitulah kita biasa mengatakannya), dan jika ia tidak dinyatakan bersalah, maka ia dilepaskan. Ou krinetai -- ia tidak dihakimi, tidak diadili menurut hukum yang ketat, tidak mendapatkan ganjaran yang setimpal atas dosa-dosanya. Ia tertuduh, dan ia tidak dapat menyatakan tidak bersalah atas apa yang didakwakan kepadanya, tetapi ia bisa memohon agar dakwaan itu dibatalkan, noli prosequi, seperti yang dilakukan oleh Paulus yang terkasih itu, siapakah yang akan menghukum? Kristus Yesus, yang telah mati. Ia menderita, dihajar oleh Allah, dianiaya oleh dunia, tetapi ia tidak dihukum. Salib mungkin menindihnya dengan berat, tetapi ia diselamatkan dari kutukan. Ia mungkin dihukum oleh dunia, tetapi tidak dihukum bersama dunia (Rm. 8:1; 1Kor. 11:32).
                        . Mengakhiri pembicaraan-Nya, Kristus berbicara mengenai keadaan yang menyedihkan yang diderita orang-orang yang tetap tidak mau percaya dan bersikap masa bodoh (ay. 18-21).
                            (1) Bacalah di sini tentang nasib orang-orang yang tidak mau percaya kepada Kristus: mereka telah berada di bawah hukuman.

                            Perhatikanlah:

                                [1] Betapa besarnya dosa orang-orang yang tidak percaya. Dosa ini diperbesar dengan menimbang betapa terhormatnya pribadi yang telah mereka hina. Mereka tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah, yang mutlak benar dan layak dipercaya, yang mutlak baik dan layak dirangkul. Allah mengutus Dia yang paling dikasihi-Nya untuk menyelamatkan kita, jadi, bukankah seharusnya Dia juga menjadi yang terkasih bagi kita? Tidakkah kita percaya dalam nama-Nya, nama yang di atas segala nama?
                                [2] Betapa besarnya kesengsaraan orang-orang yang tidak percaya: mereka sudah berada di bawah hukuman.

                                Ini berbicara mengenai:

                                    Pertama, suatu penghukuman tertentu. Mereka sudah sedemikian pasti akan dihukum pada hari penghakiman agung sehingga penghukuman mereka seolah-olah sudah dimulai dari sekarang.
                                    Kedua, penghukuman sekarang ini. Kutukan sudah melekat pada mereka, murka Allah kini mencengkeram mereka. Mereka sudah berada di bawah hukuman, sebab hati mereka sendiri menghakimi mereka.
                                    Ketiga, penghukuman berdasarkan kesalahan mereka yang lalu: ia sudah berada di bawah hukuman, sebab hukum sudah menunjukkan bahwa ia bersalah atas segala dosanya. Hukum dengan segala kekuatan, kuasa, dan kebaikannya melawan dia, sebab dia dengan iman tidak menunjukkan kesediaannya untuk memenuhi persyaratan Injil. Ia sudah berada di bawah hukuman, karena ia tidak percaya. Ketidakpercayaan dapat dengan tepat disebut sebagai dosa yang sangat membinasakan, karena dosa ini membuat kita bersalah atas semua dosa kita yang lain. Dosa ini melawan obat yang dapat menyembuhkan, menentang permohonan kita untuk dibebaskan dari hukuman.
                            (2) Bacalah juga tentang nasib orang-orang yang bahkan tidak mau mengenal-Nya (ay. 19). Banyak orang yang mempunyai sifat ingin tahu sudah mengetahui Kristus, ajaran-Nya, dan mujizat-mujizat-Nya, namun mereka berprasangka buruk terhadap-Nya, dan tidak mau percaya kepada-Nya. Selain itu, pada umumnya orang bersikap ceroboh dan bodoh, dan tidak mau mengenal-Nya. Dan inilah hukuman itu, dosa yang membinasakan mereka itu, bahwa terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan.

Nah, perhatikanlah di sini:

[1] Bahwa Injil adalah terang, dan ketika Injil datang, terang datang ke dalam dunia. Terang itu membawa buktinya sendiri mengenai keberadaannya, demikian pula dengan Injil. Injil membuktikan asal usulnya yang ilahi. Terang itu mengungkapkan sesuatu, terang itu menyenangkan, dan menyukakan hati. Terang itu bersinar di tempat yang gelap, dan tempat yang gelaplah dunia ini jadinya bila tanpa terang itu. Terang itu datang ke dalam dunia (Kol. 1:6), dan tidak terbatas hanya pada satu wilayah kecil, seperti terang Perjanjian Lama.

[2] Kebodohan tak terkatakan yang ada pada diri kebanyakan orang adalah bahwa mereka lebih menyukai kegelapan daripada terang, daripada terang ini. Orang-orang Yahudi lebih menyukai bayangan-bayangan gelap hukum Taurat mereka, dan perintah-perintah para pemimpin mereka yang buta, daripada ajaran Kristus. Orang-orang bukan-Yahudi lebih menyukai ibadah-ibadah takhayul mereka terhadap Allah yang tidak dikenal, yang mereka sembah tanpa pengenalan, daripada ibadah yang layak yang diperintahkan oleh Injil. Orang-orang berdosa yang melekat pada hawa nafsu mereka lebih menyukai ketidaktahuan dan kesalahan-kesalahan mereka, yang mendorong mereka untuk terus berbuat dosa, daripada kebenaran-kebenaran Kristus, yang akan memisahkan mereka dari dosa-dosa mereka. Kemurtadan manusia dimulai dengan kesukaan mereka terhadap pengetahuan yang dilarang, dan terus dipertahankan dengan kesukaan mereka terhadap ketidaktahuan yang dilarang. Orang yang sengsara menyukai penyakitnya, menyukai perbudakannya, dan tidak mau dibebaskan, tidak mau disembuhkan.

[3] Alasan sebenarnya mengapa manusia lebih menyukai kegelapan daripada terang adalah sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. Mereka menyukai kegelapan karena mereka berpikir bahwa mereka bisa menjadikannya sebagai alasan bagi perbuatan-perbuatan mereka yang jahat, dan mereka membenci terang karena terang merenggut segala pikiran mereka yang baik tentang diri mereka sendiri, sebab terang memperlihatkan dosa dan kesengsaraan mereka. Keadaan mereka sungguh menyedihkan, dan karena mereka sudah tidak mau memperbaikinya, mereka juga tidak mau melihatnya.

[4] Sikap masa bodoh sekali-kali tidak dapat dijadikan alasan untuk berdosa, dan dosa ini pasti akan diungkapkan pada hari penghakiman agung, sehingga hukumannya pun akan diperberat: Inilah hukuman itu, inilah yang menghancurkan jiwa, bahwa mereka menutup mata terhadap terang, dan bahkan tidak mau mempertimbangkan Kristus dan Injil-Nya. Mereka begitu menentang Allah sehingga tidak ingin mengetahui jalan-jalan-Nya (Ayb. 21:14). Pada hari penghakiman, kita harus mempertanggungjawabkan bukan hanya pengetahuan yang kita miliki, dan yang tidak kita gunakan, melainkan juga pengetahuan yang bisa saja kita miliki, namun yang tidak kita peroleh, bukan hanya pengetahuan yang kita langgar, melainkan juga yang kita abaikan sehingga kita terus berdosa. Untuk menggambarkan lebih jauh lagi mengenai hal ini, Ia menunjukkan (ay. 20-21) bahwa tergantung baik atau buruknya hati dan hidup manusia, demikian jugalah mereka akan menanggapi terang yang telah dibawa Kristus ke dalam dunia.

Pertama, 
tidaklah aneh apabila orang-orang yang berbuat jahat, dan yang tetap ingin berbuat jahat, membenci terang Injil Kristus, sebab sudah biasa terjadi bahwa barangsiapa berbuat jahat, membenci terang (ay. 20). Para pembuat kejahatan selalu ingin bersembunyi, karena mereka merasa malu dan takut dihukum (Ayb. 24:13, dst.). Perbuatan dosa adalah perbuatan gelap, dosa dari semula selalu ingin bersembunyi (Ayb. 31:33). Terang mengebaskan orang-orang fasik (Ayb. 38:12-13). Jadi, Injil merupakan suatu kengerian bagi dunia yang fasik: Mereka tidak datang kepada terang itu, tetapi berlari sejauh mungkin darinya, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak tampak.

                                    Perhatikanlah:

                                        . Terang Injil dikirimkan kepada dunia untuk menelanjangi perbuatan-perbuatan jahat para pendosa, untuk membuatnya tampak (Ef. 5:13), untuk menunjukkan kepada manusia pelanggaran-pelanggaran mereka, untuk menunjukkan bahwa apa yang tidak mereka anggap sebagai dosa adalah sebenarnya dosa, dan untuk memperlihatkan kepada mereka betapa jahatnya pelanggaran-pelanggaran mereka, supaya oleh perintah baru itu semakin nyatalah kejahatan dosa. Injil memberikan rasa bersalah, untuk membuka jalan bagi penghiburan-penghiburan yang ditawarkannya.

. Oleh karena itulah para pembuat kejahatan membenci terang Injil. Ada juga orang yang telah berbuat jahat lalu menyesal karenanya, dan meminta terang ini datang, seperti para pemungut cukai dan perempuan sundal. Tetapi ia yang berbuat jahat dan tetap ingin melakukanya, membenci terang, dan tidak tahan jika kesalahan-kesalahannya diberitahukan. Segala perlawanan yang telah dijumpai Injil Kristus di dunia ini datang dari hati yang jahat, yang dipengaruhi oleh si jahat. Kristus dibenci karena dosa disukai.

. Orang-orang yang tidak datang kepada terang dengan demikian membuktikan bahwa di dalam diri mereka terdapat kebencian tersembunyi terhadap terang. Seandainya mereka memang tidak membenci pengetahuan yang menyelamatkan, mereka pasti tidak akan duduk tenang-tenang saja dalam kemasabodohan yang membinasakan itu.

Kedua, 
sebaliknya, hati yang benar, yang jujur dan berkenan kepada Allah, meminta terang ini datang (ay. 21): Barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang. Dengan demikian, tampaklah bahwa meskipun banyak yang memusuhi Injil, ada juga sebagian yang ingin bersahabat dengannya. Sudah terbukti bahwa kebenaran tidak akan menyembunyikan diri. Orang-orang yang bermaksud baik dan berbuat jujur tidak akan takut diselidiki, melainkan justru menginginkannya. Nah, hal ini terjadi dengan terang Injil. Seperti halnya Injil meyakinkan hati dan menakutkan para pembuat kejahatan, demikian pula Injil menguatkan dan menghibur orang-orang yang hidup dengan jujur.



BcO Imamat 8:1-17; 9:22-24

Pentahbisan Harun dan anak-anaknya
8:1 TUHAN berfirman kepada Musa: 8:2 "Panggillah Harun dan anak-anaknya bersama-sama dengan dia, dan ambillah pakaian-pakaian, minyak urapan, dan lembu jantan korban penghapus dosa, dua domba jantan dan bakul berisi roti yang tidak beragi, 8:3 lalu suruhlah berkumpul segenap umat ke depan pintu Kemah Pertemuan." 8:4 Musa melakukan seperti yang diperintahkan TUHAN kepadanya, lalu berkumpullah umat itu di depan Kemah Pertemuan. 8:5 Berkatalah Musa kepada umat itu: "Inilah firman yang diperintahkan TUHAN untuk dilakukan." 8:6 Lalu Musa menyuruh Harun dan anak-anaknya mendekat, dan dibasuhnyalah mereka dengan air. 8:7 Sesudah itu dikenakannyalah kemeja kepadanya, diikatkannya ikat pinggang, dikenakannya gamis, dikenakannya baju efod, diikatkannya sabuk baju efod dan dikebatkannya sabuk itu kepadanya. 8:8 Dikenakannyalah tutup dada kepadanya dan dibubuhnya di dalam tutup dada itu Urim dan Tumim. 8:9 Kemudian ditaruhnyalah serban di kepalanya, dan di atas serban itu di sebelah depan ditaruhnyalah patam emas, yakni jamang yang kudus, seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa. 8:10 Musa mengambil minyak urapan, lalu diurapinyalah Kemah Suci serta segala yang ada di dalamnya dan dikuduskannya semuanya itu. 8:11 Dipercikkannyalah sedikit dari minyak itu ke mezbah tujuh kali dan diurapinya mezbah itu serta segala perkakasnya, dan juga bejana pembasuhan serta alasnya untuk menguduskannya. 8:12 Kemudian dituangkannya sedikit dari minyak urapan itu ke atas kepala Harun dan diurapinyalah dia untuk menguduskannya. 8:13 Musa menyuruh anak-anak Harun mendekat, lalu dikenakannyalah kemeja kepada mereka, diikatkannya ikat pinggang dan dililitkannya destar, seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa. 8:14 Disuruhnyalah membawa lembu jantan korban penghapus dosa, lalu Harun dan anak-anaknya meletakkan tangannya ke atas kepala lembu jantan korban penghapus dosa itu. 8:15 Lembu itu disembelih, lalu Musa mengambil darahnya, kemudian dengan jarinya dibubuhnyalah darah itu pada tanduk-tanduk mezbah sekelilingnya, dan dengan demikian disucikannyalah mezbah itu dari dosa; darah selebihnya dituangkannya pada bagian bawah mezbah. Dengan demikian dikuduskannya mezbah itu dan diadakannya pendamaian baginya. 8:16 Diambillah segala lemak yang melekat pada isi perut, umbai hati, kedua buah pinggang serta lemaknya, lalu Musa membakarnya di atas mezbah. 8:17 Tetapi lembu jantan itu dengan kulit, daging dan kotorannya dibakarnya habis di luar perkemahan, seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa.


9:22 Harun mengangkat kedua tangannya atas bangsa itu, lalu memberkati mereka, kemudian turunlah ia, setelah mempersembahkan korban penghapus dosa, korban bakaran dan korban keselamatan. 9:23 Masuklah Musa dan Harun ke dalam Kemah Pertemuan. Setelah keluar, mereka memberkati bangsa itu, lalu tampaklah kemuliaan TUHAN kepada segenap bangsa itu. 9:24 Dan keluarlah api dari hadapan TUHAN, lalu menghanguskan korban bakaran dan segala lemak di atas mezbah. Tatkala seluruh bangsa itu melihatnya, bersorak-sorailah mereka, lalu sujud menyembah. 


___



Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2024
Lagu Anak(1)




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Renungan Katolik Senin, 11 Maret 2024 - Yohanes 4:43-54 - BcO Imamat 16:2-28 - Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

PREV:
Renungan Katolik Sabtu, 9 Maret 2024 - Lukas 18:9-14 - BcO Keluaran 40:16-38 - Fransiska Romana





Arsip Renungan Katolik 2024..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)