|
Minggu, 3 Desember 2023 Renungan Katolik Minggu, 3 Desember 2023 - Markus 13:33-37 - BcO Yesaya 1:1-18 - HARI MINGGU ADVEN I TAHUN LITURGI BII#tag: Mengenai kehancuran Yerusalem dan akhir dunia itu, kewajibanmu dalam hal ini adalah berjaga-jagalah dan berdoalah! Oleh sebab itu waktunya tetap dirahasiakan, supaya kamu bisa terus berjaga-jaga (ay. 33). Minggu, 3 Desember 2023 HARI MINGGU ADVEN I TAHUN LITURGI BII Yes. 63:16b-17; 64:1,3b-8; Mzm. 80:2ac,3b,15-16,18-19; 1 Kor. 1:3-9; Markus 13:33-37 BcO Yesaya 1:1-18 Warna Liturgi Ungu MT/BPI Edisi Baru: 074, 951 Lama: 865, 951 Saran Nyanyian: PS 437, 438, 441, 443, 444, 445, 446, 449 (bait 4, 5), 718, 720 Markus 13:33-37 Nasihat supaya berjaga-jaga 13:33 "Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba. 13:34 Dan halnya sama seperti seorang yang bepergian, yang meninggalkan rumahnya dan menyerahkan tanggung jawab kepada hamba-hambanya, masing-masing dengan tugasnya, dan memerintahkan penunggu pintu supaya berjaga-jaga. 13:35 Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau pagi-pagi buta, 13:36 supaya kalau ia tiba-tiba datang jangan kamu didapatinya sedang tidur. 13:37 Apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang: berjaga-jagalah!" Penjelasan: * "Mengenai kehancuran Yerusalem dan akhir dunia itu, kewajibanmu dalam hal ini adalah berjaga-jagalah dan berdoalah! Oleh sebab itu waktunya tetap dirahasiakan, supaya kamu bisa terus berjaga-jaga (ay. 33). Waspadalah terhadap segala sesuatu yang akan membuatmu tidak layak untuk menyongsong kedatangan Tuanmu dan yang akan mengacaukan tindakan dan rohmu. Berjaga-jagalah akan kedatangan-Nya, supaya hal itu tidak mengejutkanmu kapan pun terjadinya, dan berdoalah untuk anugerah yang bisa membuatmu memenuhi syarat, sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba. Kamu perlu menyiapkan diri setiap hari untuk itu, yang akan datang pada hari apa saja." Semuanya ini digambarkan-Nya melalui sebuah perumpamaan, untuk mengakhiri khotbah-Nya. Tuan kita sedang pergi jauh, dan meninggalkan sesuatu untuk dipercayakan kepada kita, dan kita wajib bertanggung jawab atasnya (ay. 34). Dia seperti seorang yang bepergian karena Dia pergi jauh untuk beberapa waktu lamanya, Dia meninggalkan rumah-Nya di bumi dan menyerahkan tugas kepada hamba-hamba-Nya, dengan memberikan wewenang kepada sebagian orang sebagai pengawas, dan pekerjaan kepada sebagian yang lain sebagai pekerja. Mereka yang diberikan wewenang juga memperoleh pekerjaan yang ditugaskan kepada mereka, karena mereka yang mempunyai kuasa yang paling besar juga mempunyai pekerjaan yang paling banyak. Sedangkan kepada mereka yang diberikan pekerjaan, Dia juga memberikan semacam kewenangan untuk melakukan pekerjaan itu. Ketika akan berangkat, Dia memerintahkan penunggu pintu supaya berjaga-jaga, untuk selalu siap membukakan pintu bagi-Nya pada saat Ia kembali, dan sementara menunggu pintu, si penjaga itu harus memperhatikan untuk siapa dia harus membukakan pintu, yaitu bukan untuk pencuri dan perampok, melainkan hanya untuk para sahabat dan hamba Tuannya. Demikianlah Tuhan Yesus, ketika Dia naik ke tempat yang tinggi, Dia meninggalkan sesuatu untuk dilakukan semua hamba-Nya, dengan berharap bahwa mereka semua tetap melayani-Nya sewaktu Ia tidak ada, dan siap menerima-Nya pada saat Ia kembali. Semua orang ditugaskan untuk bekerja, namun sebagian saja yang diberi wewenang untuk memerintah. Kita harus selalu berjaga-jaga dalam mengharapkan kedatangan-Nya (ay. 35-37). (1) Tuhan kita akan datang, dan Dia akan datang sebagai Tuan rumah, untuk menuntut pertanggungjawaban dari hamba-hamba-Nya, mengenai pekerjaan mereka dan kemajuan yang telah mereka buat. (2) Kita tidak tahu kapan Dia akan datang; dan Dia dengan bijak membuat kita tetap tidak mengetahui hal ini secara pasti supaya kita bisa selalu siap. Kita tidak tahu kapan Dia akan datang, kapan waktu tepatnya; Tuan rumah itu mungkin akan datang pada petang hari, pada jam sembilan malam, atau mungkin pada tengah malam, atau pada waktu ayam berkokok, pada jam tiga pagi, atau mungkin tidak akan datang sebelum jam enam. Ini berlaku untuk kedatangan-Nya kepada kita secara khusus, yaitu pada waktu kematian kita, dan juga pada hari penghakiman besar. Kehidupan kita sekarang ibarat malam, malam yang gelap, dibandingkan dengan kehidupan kita nanti; kita tidak tahu pada jam berapakah Tuan kita akan datang pada malam hari, apakah pada waktu kita berusia muda, paruh baya, atau tua. Tetapi, segera setelah kita dilahirkan, kita mulai berjalan menuju kematian, dan oleh sebab itu segera setelah kita mampu menantikan sesuatu, kita juga harus menantikan kematian kita. (3) Perhatian kita yang terutama haruslah bahwa kapan pun Tuhan kita datang, jangan sampai Dia mendapati kita sedang tidur, merasa aman-aman saja, tidak berjaga-jaga, enak-enakan dan bermalas-malasan, lalai bekerja, dan tidak peduli dengan kedatangan Tuhan kita. Janganlah kita hanya siap untuk berkata, "Dia tidak akan datang," tetapi tidak siap untuk menemui-Nya. (4) Kedatangan-Nya sungguh akan terjadi secara tiba-tiba. Kedatangan itu akan mendatangkan kejutan dan ketakutan yang besar bagi mereka yang tengah lengah dan terlelap, dan akan datang kepada mereka seperti pencuri di malam hari. (5) Oleh sebab itu merupakan kewajiban yang luar biasa penting bagi semua murid Kristus untuk berjaga-jaga, untuk terjaga, dan untuk tetap terjaga, "Apa yang Kukatakan kepada kamu berempat (ay. 37), Kukatakan kepada semua dua belas murid, atau lebih tepatnya, apa yang Kukatakan kepadamu kedua belas murid-Ku, Kukatakan juga kepada semua murid dan pengikut-Ku; apa yang Kukatakan kepada kamu dari angkatan ini, Kukatakan juga kepada mereka yang akan percaya melalui perkataanmu di segala masa. Berjaga-jagalah, harapkanlah kedatangan-Ku yang kedua kali, persiapkanlah dirimu untuk hari itu, supaya kamu Kudapati ada dalam keadaan damai, tanpa noda dan tiada bercela." BcO Yesaya 1:1-18 1:1 Penglihatan yang telah dilihat Yesaya bin Amos tentang Yehuda dan Yerusalem dalam zaman Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia, raja-raja Yehuda. Pengaduan tentang bangsa yang tidak setia itu 1:2 Dengarlah, hai langit, dan perhatikanlah, hai bumi, sebab TUHAN berfirman: "Aku membesarkan anak-anak dan mengasuhnya, tetapi mereka memberontak terhadap Aku. 1:3 Lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak; keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi umat-Ku tidak memahaminya." 1:4 Celakalah bangsa yang berdosa, kaum yang sarat dengan kesalahan, keturunan yang jahat-jahat, anak-anak yang berlaku buruk! Mereka meninggalkan TUHAN, menista Yang Mahakudus, Allah Israel, dan berpaling membelakangi Dia. 1:5 Di mana kamu mau dipukul lagi, kamu yang bertambah murtad? Seluruh kepala sakit dan seluruh hati lemah lesu. 1:6 Dari telapak kaki sampai kepala tidak ada yang sehat: bengkak dan bilur dan luka baru, tidak dipijit dan tidak dibalut dan tidak ditaruh minyak. 1:7 Negerimu menjadi sunyi sepi, kota-kotamu habis terbakar; di depan matamu orang-orang asing memakan hasil dari tanahmu. Sunyi sepi negeri itu seolah-olah ditunggangbalikkan orang asing. 1:8 Puteri Sion tertinggal sendirian seperti pondok di kebun anggur, seperti gubuk di kebun mentimun dan seperti kota yang terkepung. 1:9 Seandainya TUHAN semesta alam tidak meninggalkan pada kita sedikit orang yang terlepas, kita sudah menjadi seperti Sodom, dan sama seperti Gomora. Bertobat lebih baik dari mempersembahkan korban 1:10 Dengarlah firman TUHAN, hai pemimpin-pemimpin, manusia Sodom! Perhatikanlah pengajaran Allah kita, hai rakyat, manusia Gomora! 1:11 "Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak?" firman TUHAN; "Aku sudah jemu akan korban-korban bakaran berupa domba jantan dan akan lemak dari anak lembu gemukan; darah lembu jantan dan domba-domba dan kambing jantan tidak Kusukai. 1:12 Apabila kamu datang untuk menghadap di hadirat-Ku, siapakah yang menuntut itu dari padamu, bahwa kamu menginjak-injak pelataran Bait Suci-Ku? 1:13 Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku. Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan. 1:14 Perayaan-perayaan bulan barumu dan pertemuan-pertemuanmu yang tetap, Aku benci melihatnya; semuanya itu menjadi beban bagi-Ku, Aku telah payah menanggungnya. 1:15 Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan muka-Ku, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah. 1:16 Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, 1:17 belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda! 1:18 Marilah, baiklah kita berperkara! -- firman TUHAN -- Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba. Penjelasan: * Penglihatan Yesaya (1:1) Di sini terdapat, I. Nama sang Nabi, Yesaya, atau Jesahiahu (demikian dalam bahasa Ibrani), yang di dalam Perjanjian Baru dibaca sebagai Esaias (KJV). Namanya berarti keselamatan dari TUHAN, sebuah nama yang cocok bagi seorang nabi yang melaluinya Allah memberikan pengetahuan akan keselamatan kepada umat-Nya, khususnya kepada nabi ini, yang nubuat-nubuatnya begitu banyak berbicara tentang Yesus Sang Juruselamat dan mengenai keselamatan besar yang dikerjakan oleh-Nya. Ia disebut sebagai anak Amos, bukan Amos sang nabi (perbedaan kedua nama ini akan lebih tampak dalam bahasa Ibrani daripada dalam bahasa Inggris), melainkan, sebagaimana dipikirkan oleh orang-orang Yahudi, Amos yang merupakan saudara laki-laki, atau putra, dari Amazia raja Yehuda. Namun, ini adalah tradisi Yahudi yang sama tidak pastinya dengan aturan yang mereka buat, bahwa bilamana ayah seorang nabi disebut namanya, maka ayahnya itu sendiri juga adalah seorang nabi. Murid-murid dan para pengganti dari nabi memang sering dipanggil sebagai putra-putra atau anak-anak mereka, namun kita hanya menemukan sedikit contoh, jika ada, bahwa anak-anak kandung mereka sendiri menjadi nabi menggantikan mereka. II. Sifat atau ciri nubuat Yesaya ini. Nubuat ini berupa sebuah penglihatan, dinyatakan kepadanya dalam bentuk penglihatan, ketika dia dalam keadaan sadar, mendengar firman Allah, dan melihat penglihatan-penglihatan dari Yang Mahakuasa (seperti tutur kata Bileam [Bil. 24:3-4]), walaupun mungkin penglihatan ini pada mulanya tidak setenar seperti yang terjadi sesudah ini (6:1). Nabi-nabi disebut pelihat, peramal, dan karena itu nubuat mereka pantas disebut penglihatan. Penglihatan itu adalah apa yang dilihat dengan mata pikirannya, dan dinubuatkan oleh penyingkapan ilahi dengan sejelas dan seyakin-yakinnya, diberitahukan dengan jelas apa yang sedang dilihat itu, dan membuatnya menjadi sangat terpengaruh, seolah-olah ia sudah melihat dengan mata kepalanya sendiri. Perhatikan, 1. Nabi-nabi Allah melihat apa yang mereka beritakan, tahu apa yang mereka katakan, dan mereka tidak menuntut kita untuk memercayai apa-apa selain yang mereka percayai dan yakini sendiri (Yoh. 6:69; 1Yoh 1:1). 2. Tidak ada yang bisa mereka lakukan selain mengatakan apa yang mereka lihat, sebab mereka melihat betapa semua orang di sekitar mereka mempunyai kepentingan di dalamnya (Kis. 4:20; 2Kor. 4:13). III. Pokok nubuatnya. Yang dinubuatkan adalah mengenai apa yang dilihatnya tentang Yehuda dan Yerusalem, negeri dari kedua suku itu, dan kota itu merupakan kota utama mereka. Hanya sedikit yang berkaitan dengan Efraim, atau kesepuluh suku lainnya, yang mengenainya sudah banyak disebutkan dalam nubuat Hosea. Beberapa pasal dalam kitab ini ada menyebut Babel, Mesir, Tirus, dan beberapa bangsa tetangga lainnya. Namun judul kitab ini diambil dari apa yang menjadi pokok utamanya, dan karena itu dikatakan tentang Yehuda dan Yerusalem, dan bangsa-bangsa lain dibicarakan sejauh orang-orang Yahudi memiliki kepentingan dengan mereka. Dengan cara yang istimewa Yesaya menyampaikan kepada orang-orang Yahudi: 1. Petunjuk. Sebab merupakan hak istimewa bagi Yehuda dan Yerusalem bahwa firman-firman Allah berkaitan dengan mereka. 2. Kecaman dan ancaman. Sebab, jika di Yehuda, di mana Allah dikenal, dan di Salem, di mana nama-Nya diagungkan, ditemukan adanya kejahatan, maka merekalah yang akan dimintai pertanggungjawaban lebih dahulu dibandingkan dengan yang lain. 3. Penghiburan dan dorongan dalam masa-masa susah. Sebab anak-anak Sion akan bersukacita dalam Raja mereka. IV. Waktu nubuat itu disampaikan. Yesaya bernubuat pada zaman Uzia, Yotam, Ahas, dan Hizkia, raja-raja Yehuda. Dengan ini tampaklah, 1. Bahwa Yesaya bernubuat dalam rentang waktu yang lama, khususnya jika melihat (sebagaimana kata orang-orang Yahudi) pada akhirnya ia dibunuh oleh raja Manasye, dengan kematian yang sangat kejam, dengan cara digergaji sampai hancur terpotong-potong, yang menurut dugaan beberapa orang dirujuk oleh penulis Ibrani di dalam Ibrani 11:37. Sejak tahun kematian raja Uzia (6:1) sampai saat Hizkia sakit dan disembuhkan, lamanya adalah empat puluh tujuh tahun. Tetapi berapa lama sebelum dan sesudah itu ia bernubuat, tidaklah pasti. Ada yang memperkirakan enam puluh tahun, yang lain lagi delapan puluh tahun, secara keseluruhan. Merupakan suatu kehormatan bagi dirinya, dan menjadi kebahagiaan bagi negerinya, bahwa ia dapat memberikan manfaat sampai begitu lama. Dan kita bisa yakin bahwa ia mulai bernubuat ketika masih muda dan tetap bertahan sampai lanjut usia, sebab masa kerja para nabi tidak dibatasi seperti masa kerja imam-imam yang harus memulai dan mengakhiri pelayanan mereka pada usia tertentu. 2. Bahwa Yesaya melewati beberapa zaman yang beragam. Yotam adalah seorang raja yang baik, dan Hizkia lebih baik lagi, dan tidak diragukan lagi mereka memberikan dorongan kepadanya dan juga menerima nasihat darinya. Juga, mereka menjadi pelindung baginya, dan dia menjadi penasihat pribadi bagi mereka. Tetapi di antara masa pemerintahan kedua raja ini, dan ketika Yesaya mencapai puncak pelayanannya, pemerintahan Ahas menjadi pemerintahan yang sangat duniawi dan jahat. Tak pelak lagi, pada masa itu Yesaya tidak disukai di istana, dan kemungkinan besar karena itu ia terpaksa melarikan diri. Orang-orang baik dan para pelayan Tuhan yang baik harus menantikan datangnya masa-masa buruk di dunia ini, dan mempersiapkan diri menghadapi masa-masa itu. Pada masa Ahas itu hidup keagamaan ditekan tajam sampai pada tingkat sedemikian rupa sehingga pintu-pintu rumah TUHAN ditutup dan mezbah-mezbah penyembahan berhala didirikan di segenap penjuru Yerusalem. Dan Yesaya pun, dengan segala kefasihan lidahnya dan pesan-pesan yang bersifat ilahi dari Allah sendiri, tidak dapat menghindarinya. Orang-orang terbaik, para pelayan Tuhan yang terbaik, tidak dapat melakukan perbuatan baik yang ingin mereka lakukan di dunia ini. * Kemerosotan Akhlak Israel; Keadaan Israel yang Penuh Dosa; Penderitaan Israel (1:2-8) Kita berharap dapat menjumpai pemandangan yang lebih cerah dan lebih menyenangkan sebelum kita sampai pada akhir kitab ini, tetapi sungguh-sungguh digambarkan di sini, di bagian permulaan kitab ini, segala sesuatu tampak sangat buruk, sangat menyedihkan, dengan Yehuda dan Yerusalem. Apa jadinya dengan padang belantara dunia, jika jemaat, yang menjadi kebun anggur itu, memiliki pandangan yang suram seperti ini? I. Sang nabi, meskipun ia berbicara dalam nama Allah, namun, kehilangan harapan untuk mendapatkan pendengar dari antara anak-anak bangsanya sendiri, sehingga ia hanya bisa berseru kepada langit dan bumi, dan meminta perhatian mereka (ay. 2): Dengarlah, hai langit, dan perhatikanlah, hai bumi! Dengan segera ciptaan-ciptaan tak bernyawa itu siap mendengar, benda-benda mati yang mematuhi hukum dan memenuhi tujuan penciptaan mereka, daripada orang-orang bodoh yang mati rasa itu. Biarlah terang dari langit mempermalukan kegelapan mereka, dan kesuburan bumi mempermalukan ketandusan mereka, dan ketepatan masing-masing mempermalukan ketidakberesan mereka. Demikianlah Musa memulai pernyataannya di dalam Kitab 1, yang dirujuk oleh sang nabi di sini, bermaksud menunjukkan bahwa sekarang telah tiba saatnya hal-hal yang telah dinubuatkan Musa itu digenapi (Ul. 31:29). Atau, mungkin juga pernyataan ini merupakan suatu himbauan kepada langit dan bumi, kepada malaikat-malaikat, dan kemudian kepada segala penghuni dunia atas dan dunia bawah. Biarlah mereka mengadili antara Allah dan kebun anggur-Nya, dapatkah salah satu dari mereka melakukan perbuatan tidak tahu berterima kasih seperti itu? Perhatikanlah, Allah akan dibenarkan ketika Dia berfirman, dan baik langit maupun bumi akan menyatakan kebenaran-Nya (Mi. 6:1-2; Mzm. 50:6). II. Yesaya mendakwa mereka sebagai orang hina yang tidak tahu berterima kasih, suatu jenis kejahatan yang tertinggi. Sebutlah seseorang sebagai orang yang tidak tahu berterima kasih, dan tidak ada lagi yang lebih buruk daripada itu. Biarlah langit dan bumi mendengar dan merasa heran atas, 1. Perbuatan Allah yang penuh kebaikan kepada bangsa yang menjengkelkan dan suka bersungut-sungut seperti mereka: “Aku telah memelihara dan membesarkan mereka seperti anak-anak, mereka telah diberi makan dengan baik dan juga diajar dengan baik” (Ul. 32:6). “Aku sudah memuliakan dan meninggikan mereka” (begitulah pemahaman beberapa orang). “Tidak saja membuat mereka bertumbuh, tetapi juga membuat mereka menjadi besar. Tidak saja memelihara mereka, tetapi juga memilih mereka. Tidak saja melatih mereka, tetapi juga mengangkat mereka tinggi-tinggi.” Perhatikanlah, kita berutang atas kelangsungan hidup dan penghiburan, dan semua kemajuan kita, kepada pemeliharaan kebapakan Allah kepada kita dan juga kebaikannya bagi kita. 2. Tingkah laku mereka yang menyakitkan hati Allah, yang telah begitu lembut kepada mereka: “Mereka telah memberontak melawan Aku,” atau (sebagaimana pemahaman beberapa orang), “Mereka telah melepaskan diri dari-Ku, mereka menjadi pembelot, bahkan pengkhianat, menentang kekuasaan dan martabat-Ku.” Perhatikanlah, semua perbuatan baik Allah kepada kita, baik sebagai Allah Pencipta kita maupun Pemelihara kita, memperparah dosa kita yang mengkhianati dan meninggalkan Dia, dan menentang Dia. Kita ini anak-anak, namun memberontak! III. Yesaya menghubungkan perbuatan mereka ini dengan kebodohan dan sikap masa bodoh (ay. 3): Lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak. Amatilah, 1. Kecerdasan lembu dan keledai, yang bukan saja hewan, tetapi juga termasuk jenis makhluk yang paling bodoh. Meskipun begitu, lembu ternyata memiliki semacam rasa kewajiban untuk mengenali pemiliknya dan melayaninya, tunduk kepada kuknya dan menariknya. Keledai juga memiliki rasa kepentingan semacam ini, sehingga mengenal palungan yang disediakan tuannya sebagai tempat makanannya, dan di dekat tempat itu ia selalu berada. Ia akan kembali sendiri ke tempat itu jika dilepaskan. Sungguh baik adanya jika orang yang kurang berpengertian sampai dipermalukan bahkan di dalam pengetahuan dan pengertiannya oleh binatang-binatang pandir ini, dan tidak saja diminta untuk belajar kepada mereka (Ams. 6:6-7), tetapi juga ditempatkan di bawah binatang-binatang itu (Yer. 8:7), padahal mereka yang diberi akal budi melebihi binatang di bumi (Ayb. 35:11). 2. Kedunguan dan kebodohan Israel. Allah adalah Tuan dan Pemilik mereka. Ia menciptakan kita, dan sebagai milik-Nya kita adalah lebih daripada binatang ternak kita sendiri. Ia menyediakan semua keperluan kita dengan baik. Pemeliharaan adalah palungan Tuhan bagi kita. Namun demikian, banyak orang yang disebut sebagai umat Allah tidak mengetahui dan tidak mau memikirkan hal ini, bahkan bertanya, “Yang Mahakuasa itu apa, sehingga kami harus beribadah kepada-Nya? Dia bukan pemilik kami, dan apa manfaatnya bagi kami, kalau kami memohon kepada-Nya? Dia tidak memiliki palungan bagi kami untuk memberi kami makan.” Sebelumnya Allah telah mengeluhkan (ay. 2) ketegaran kehendak mereka, mereka memberontak terhadap Aku. Di sini Ia langsung menunjuk penyebabnya: “Itulah sebabnya mereka memberontak karena mereka tidak mengenali, mereka tidak memahaminya.” Pengertian dikaburkan, dan itulah sebabnya keseluruhan jiwa diasingkan dari hidup persekutuan dengan Allah (Ef. 4:18). “Israel tidak mengenali, meskipun tanah mereka adalah tanah terang dan pengetahuan. Allah terkenal di Yehuda, namun, karena mereka tidak hidup sesuai dengan yang mereka ketahui, maka sebagai akibatnya mereka seolah-olah tidak tahu. Mereka tahu, tetapi pengetahuan mereka tidak berguna bagi mereka, karena mereka tidak memikirkan apa yang mereka ketahui. Mereka tidak menggunakan pengetahuan itu pada perkara mereka, dan tidak peduli untuk menggunakannya.” Perhatikanlah, (1) Bahkan di antara orang-orang yang mengaku diri sebagai umat Allah, yang memperoleh keuntungan dan giat dalam keterlibatan umat-Nya, banyak yang sangat tidak peduli dengan perkara-perkara bagi jiwa mereka. (2) Dalam kehidupan keagamaan, tidak memperhatikan apa yang telah kita ketahui adalah musuh yang sama besarnya dengan ketidaktahuan akan apa yang seharusnya kita ketahui. (3) Itulah sebabnya manusia murtad dari Allah, dan memberontak terhadap-Nya, karena mereka tidak tahu dan tidak memikirkan kewajiban-kewajiban mereka kepada Allah dalam hal ibadah, rasa syukur, dan kepentingan mereka. IV. Yesaya meratapi kebobrokan dan kebejatan yang terjadi di seluruh jemaat dan kerajaan mereka. Penyakit dosa bersifat menular dan berjangkit dengan cepat, dan semua golongan dan tingkat manusia tertular penyakit itu. Celakalah bangsa yang berdosa! (ay. 4). Sang nabi meratapi orang-orang yang tidak mau meratapi diri mereka sendiri: Mereka patut disayangkan! Celakalah mereka! Ia berbicara dengan kemarahan yang kudus atas kebobrokan mereka, disertai rasa takut atas akibat-akibat dari perbuatan mereka itu. Lihatlah di sini, 1. Bagaimana sang nabi memperjelas dosa mereka, dan menunjukkan keganasan yang ada di dalamnya (ay. 4). (1) Kejahatan itu terjadi di mana-mana. Mereka adalah bangsa yang berdosa. Kebanyakan dari bangsa itu kejam dan bejat, serta duniawi. Mereka memang seperti itu di dalam kedudukan mereka sebagai suatu bangsa. Mereka sangat bobrok dalam berelasi dengan bangsa-bangsa lain, dan dalam menyelenggarakan keadilan bagi rakyat di dalam negeri. Perhatikanlah, orang-orang akan menjadi jahat jika dosa menjangkiti seluruh bangsa. (2) Dosa mereka itu sangat besar dan keji. Mereka sarat dengan kesalahan. Rasa bersalah dari kesalahan itu, dan kutukan yang datang karena rasa bersalah itu, tertanggung sangat berat atas mereka. Tuduhan yang didakwakan terhadap mereka itu sangat berat, dan mereka tidak akan pernah dapat membela diri darinya. Kejahatan mereka memberati mereka seperti tutup gantang yang terbuat dari timah (Za. 5:7-8). Dosa mereka, yang begitu mudah menguasai mereka, sampai mereka condong kepadanya, menjadi beban berat bagi mereka (Ibr. 12:1). (3) Mereka berasal dari keturunan yang buruk, keturunan yang jahat-jahat, anak-anak yang berlaku buruk. Pengkhianatan mengalir di dalam darah mereka. Mereka memperolehnya karena mereka berasal dari jenis itu, yang membuat perkara itu menjadi semakin buruk, lebih memicu dan sulit disembuhkan. Mereka bangkit menggantikan bapa-bapa mereka, dan mengikuti jejak langkah kaki bapa-bapa mereka, untuk menambahi takaran kejahatan mereka (Bil. 32:14). Mereka adalah sebuah ras dan keluarga pemberontak. (4) Orang-orang yang cemar melakukan apa saja yang dapat mereka lakukan untuk mencemari orang lain. Mereka bukan saja anak-anak bobrok yang dilahirkan dari kecemaran, tetapi juga anak-anak yang melakukan perusakan, yang menyebarluaskan kejahatan, dan menulari orang lain dengan itu. Mereka bukan saja pelaku-pelaku dosa, tetapi juga penggoda-penggoda. Tidak saja digerakkan oleh Iblis, tetapi menjadi kaki tangannya. Jika mereka yang disebut sebagai anak-anak, anak-anak Allah, yang dianggap termasuk keluarga-Nya, menjadi begitu jahat dan keji, maka keteladanan mereka merupakan pengaruh yang paling membahayakan. (5) Dosa mereka adalah pengkhianatan dengan cara meninggalkan Allah. Mereka adalah orang-orang yang membelot dari persekutuan mereka: “Mereka telah meninggalkan TUHAN, yang kepada-Nya mereka telah mengikatkan diri. Mereka telah berpaling membelakangi Dia, terasing atau terpisah dari Allah, telah berpaling membelakangi Dia, meninggalkan segala yang menjadi ciri-ciri mereka, dan menghentikan tugas pelayanan mereka.” Ketika mereka disuruh maju, mereka malah berlari mundur, seperti seekor lembu yang tidak mau membiasakan diri dengan kuknya, seperti lembu yang degil (Hos. 4:16). (6) Hal itu merupakan pembangkangan yang lancang dan berani terhadap Dia: Mereka telah membangkitkan murka yang Mahakudus, Allah Israel (ay. 4, KJV) dengan sengaja dan dengan rencana. Mereka tahu apa yang akan membuat-Nya murka, dan itulah yang mereka lakukan. Perhatikanlah, kemurtadan orang yang telah mengaku percaya dan menjalin hubungan dengan Allah, sungguh telah teramat menggusarkan Dia. 2. Bagaimana sang nabi menggambarkan dosa mereka itu dengan suatu perbandingan yang diambil dari tubuh yang sakit dan terserang penyakit, seluruhnya tertutup dengan kusta, atau, seperti Ayub dengan barah yang busuk (ay. 5-6). (1) Penyakit ini telah merenggut bagian-bagian penting dari tubuh, dan dengan demikian terancam akan mati. Penyakit-penyakit yang menyerang bagian dalam kepala dan hati atau jantung adalah penyakit yang paling berbahaya. Nah, sekarang kepala, seluruh kepala kini sedang sakit. Hati atau jantung, seluruhnya lemah lesu. Mereka telah menjadi rusak dalam pertimbangan mereka: Kusta memenuhi kepala mereka. Mereka sama sekali najis. Kasih mereka kepada Allah dan hidup keagamaan mereka telah menjadi dingin dan bahkan sirna. Apa yang masih tinggal sudah hampir mati (Why. 3:2). (2) Penyakit itu sudah menyebar ke seluruh tubuh, dan dengan demikian menjadi sangat berbau busuk dan menusuk. Dari telapak kaki bahkan sampai kepala, dari petani paling hina sampai bangsawan paling agung, tidak ada yang sehat di sana, tidak ada asas-asas yang baik, tidak ada hidup keagamaan (sebab itulah yang merupakan kesehatan bagi jiwa), tidak ada apa pun selain bengkak dan bilur, rasa bersalah dan kebobrokan, akibat menyedihkan dari kejatuhan Adam, menjadi menjijikkan bagi Allah yang kudus, menyakitkan bagi jiwa yang sehat dan peka. Seperti itulah yang dirasakan oleh Daud ketika ia berkeluh kesah (Mzm. 38:6), luka-lukaku berbau busuk, bernanah oleh karena kebodohanku. Lihat juga Mazmur 32:3-4. Tidak ada usaha untuk membuat pembaruan, atau kalaupun ada, ternyata tidak ada gunanya: Luka-luka itu masih belum ditutup, tidak dibalut, dan juga tidak ditaruh minyak (ay. 6, KJV). Sementara dosa tetap tidak disesali dari luka-luka yang tidak diperiksa, tidak dibersihkan, daging kesombongan yang ada di dalamnya tidak dibuang, dan sementara itu, akibatnya, dosa itu juga tetap tidak diampuni, luka-luka itu tidak diredakan atau tidak ditutup, dan juga tidak ada upaya yang dilakukan untuk menyembuhkan luka-luka itu dan upaya pencegahan atas akibat-akibat yang mematikan. V. Dengan sedih Yesaya meratapi hukuman-hukuman Allah yang mereka timpakan ke atas diri mereka sendiri karena dosa-dosa mereka. Ia juga menangisi keadaan mereka yang tidak dapat diperbaiki di bawah hukuman-hukuman itu. 1. Kerajaan mereka sudah hampir runtuh (ay. 7). Betapa sengara keadaan mereka, sampai baik kota-kota maupun tanah-tanah mereka ditinggalkan. Namun betapa bodohnya mereka, karena harus diberi tahu mengenai keadaan mereka ini, harus ditunjukkan kepada mereka. “Pandang dan lihatlah bagaimana keadaanmu, negerimu menjadi sunyi sepi, tanah-tanah tidak diolah dan ditanami, karena kekurangan penduduk, pedusunan menjadi sepi (Hak. 5:7). Dan begitu jugalah jadinya ladang-ladang dan kebun-kebun anggur, menjadi seperti padang gurun, semuanya akan ditumbuhi onak (Ams. 24:31). Kota-kotamu habis terbakar api, oleh musuh-musuh yang menyerang kamu” (api dan pedang biasanya datang bersama-sama). “Adapun buah-buah hasil tanahmu, yang seharusnya menjadi makanan bagi anggota-anggota keluargamu, akan dimakan oleh orang-orang asing. Dan kamu akan semakin jengkel, karena hal itu terjadi di depan matamu, dan kamu tidak dapat menghalang-halanginya. Engkau akan kelaparan sementara musuh-musuhmu kekenyangan dengan apa yang seharusnya dapat memelihara kehidupanmu. Keruntuhan negerimu sama seperti keruntuhan orang-orang asing. Negerimu akan dikuasai para penyerang, yaitu orang asing, seperti yang pasti terjadi.” Yerusalem sendiri, yang adalah seperti putri Sion (bait suci yang dibangun di atas Sion adalah ibarat seorang ibu, bagi Yerusalem, seorang ibu yang merawat), atau Sion itu sendiri, gunung yang kudus itu, yang telah disayang Allah seperti seorang putrinya, sekarang sudah musnah, ditinggalkan, dan dibiarkan seperti pondok di kebun anggur, yang ditinggalkan orang ketika panen anggur telah usai, tidak ada orang yang tinggal di dalamnya atau yang menjaganya, dan tampak tidak bernilai dan hina seperti sebuah pondok atau gubuk di kebun mentimun. Dan setiap orang merasa takut untuk mendekatinya, dan sangat ingin melenyapkan akibat-akibatnya dari situ, seolah-olah seperti kota yang terkepung (ay. 8). Dan beberapa orang berpendapat bahwa malapetaka dari kerajaan Yehudalah yang digambarkan dengan tubuh yang terjangkit penyakit itu (ay. 6). Mungkin khotbah ini disampaikan pada masa pemerintahan Ahas, ketika Yehuda diserang oleh raja-raja Aram dan Israel, orang-orang Edom dan Filistin, yang membunuh banyak orang dan mengangkut banyak orang sebagai tawanan (2Taw. 28:5, 17-18). Perhatikanlah, ketidaksalehan dan kebobrokan akhlak yang terjadi di seluruh bangsa mendatangkan kemusnahan bagi seluruh bangsa. Kanaan, kemuliaan dari semua negeri, Gunung Sion, sukacita seluruh bumi, keduanya menjadi celaan dan reruntuhan. Dan dosalah, si pembuat kejahatan besar itu, yang membuat mereka semua menjadi seperti itu. 2. Namun tidak semua orang diperbarui, dan itulah sebabnya Allah mengancam untuk mengambil jalan lain terhadap mereka (ay. 5): “Mengapa kamu harus dipukul lagi (KJV), dengan harapan dapat mendatangkan kebaikan bagimu oleh pukulan itu, ketika kamu bertambah murtad lagi saat teguranmu ditambahkan? Kamu akan lebih dan lebih bertambah murtad lagi (KJV), seperti yang sudah kamu lakukan,” khususnya seperti yang telah dilakukan oleh Ahas, yang di dalam keadaannya yang terdesak itu, malah semakin berubah setia terhadap TUHAN (2Taw. 28:22). Begitulah, ketika seorang dokter melihat kasus penyakit pasiennya sudah sangat gawat, ia tidak lagi menyusahkan diri dengan tubuh pasien itu. Dan sama pula, seorang ayah akan memutuskan tidak akan berusaha lagi memperbaiki anaknya yang didapatinya telah mengeraskan hati, dan ia memutuskan untuk mencabut hak waris anak itu. Perhatikan, (1) Ada orang-orang yang makin menjadi parah oleh cara-cara yang digunakan Allah untuk membuat mereka menjadi lebih baik. Semakin mereka dipukul semakin mereka mendurhaka. Kebobrokan mereka bukannya dimatikan, malah merasa terganggu dan gusar oleh kesusahan-kesusahan mereka, dan hati mereka menjadi semakin mengeras. (2) Dengan pertimbangan yang benar, kadang-kadang Allah berhenti memperbaiki orang-orang yang sudah lama tidak dapat diperbaiki lagi, dan karenanya Dia bermaksud menghancurkan mereka. Perak yang ditolak akan dibuang, tidak ke dalam dapur api, tetapi ke atas timbunan sampah (Yer. 6:29-30). Lihat juga Yehezkiel 24:13, Hosea 4:14. Barang siapa yang cemar, biarlah ia terus cemar.
Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2023 Pembuatan Tata Ibadah: Pembuatan Tata Ibadah Katolik, Lagu Perkawinan Katolik, Kalender Liturgi Katolik 2016, Khotbah Katolik 2016, | Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman) MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL - PASKAH - KENAIKAN - PENTAKOSTA - BIASA NEXT: Renungan Katolik Senin, 4 Desember 2023 - Matius 8:5-11 - BcO Yesaya 1:21-27; 2:1-5 - Yohanes dr Damsyik PREV: Renungan Katolik Sabtu, 2 Desember 2023 - Lukas 21:34-36 - BcO Yehezkiel 47:1-12 - Hari biasa 18 Maret 2024 Yesus membuka pintu Allah - Paus Benediktus XVI 18 Maret 2024 Puasa mengangkat pikiran kepada Allah - St. Fransiskus dari Sales Kamis, 28 Maret 2024 UPACARA PENCUCIAN ALTAR DI BASILIKA SANTO PETRUS PADA KAMIS PUTIH Kamis, 12 Oktober 2023 Panduan Dalam Memakai Rosario |
Links:
lagu-gereja.com,
bible.,
perkantas,
gbi,
GKII,
gkj,
hkbp,
MISA,
gmim,
toraja,
gmit,
gkp,
gkps,
gbkp,
Hillsong,
PlanetShakers,
JPCC Worship,
Symphony Worship,
Bethany Nginden,
Christian Song,
Lagu Rohani,
ORIENTAL WORSHIP,
Lagu Persekutuan
Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia 01 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Pusat 1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta02 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Barat 03 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Timur 04 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Utara 05 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Selatan 06 Jadwal Misa Gereja di Tangerang 07 Jadwal Misa Gereja di Bekasi - Karawang 08 Jadwal Misa Gereja di Bandung 10 Jadwal Misa Gereja di Bogor - Depok 16 Jadwal Misa Gereja di Makassar 18 Jadwal Misa Gereja di Medan 21 Jadwal Misa Gereja di Palembang 2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya 3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar 4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung 5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan 6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3) April - Sakramen Maha Kudus (6) Bulan Katekese Liturgi(5) Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4) Bulan Oktober - Bulan Rosario(1) Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4) Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4) Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5) Ibadah(1) Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5) Juli - Darah Mulia(2) Juni - Hati Kudus Yesus(10) Maret - Pesta St. Yosep(3) Mei - Bulan Maria(8) Penutup Bulan Rosario(1) Peringatan Arwah(2) Rabu Abu(1) SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7) |
popular pages | Register | Login | e-mail: admin@lagu-gereja.com © 2012 . All Rights Reserved. |