|
Rabu, 4 Desember 2024 Renungan Katolik Rabu, 4 Desember 2024 - Matius 15:29-37 - BcO Yesaya 8:23b-9:6 - Yohanes dr Damsyik#tag: Empat Ribu Orang Diberi Makan Rabu, 4 Desember 2024 Yohanes dr Damsyik Yes. 25:6-10a; Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6; Matius 15:29-37 BcO Yesaya 8:23b-9:6 Warna Liturgi Ungu Matius 15:29-37 Yesus menyembuhkan banyak orang sakit 15:29 Setelah meninggalkan daerah itu, Yesus menyusur pantai danau Galilea dan naik ke atas bukit lalu duduk di situ. 15:30 Kemudian orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya membawa orang lumpuh, orang timpang, orang buta, orang bisu dan banyak lagi yang lain, lalu meletakkan mereka pada kaki Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya. 15:31 Maka takjublah orang banyak itu melihat orang bisu berkata-kata, orang timpang sembuh, orang lumpuh berjalan, orang buta melihat, dan mereka memuliakan Allah Israel. Yesus memberi makan empat ribu orang 15:32 Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan." 15:33 Kata murid-murid-Nya kepada-Nya: "Bagaimana di tempat sunyi ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu besar jumlahnya?" 15:34 Kata Yesus kepada mereka: "Berapa roti ada padamu?" "Tujuh," jawab mereka, "dan ada lagi beberapa ikan kecil." 15:35 Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. 15:36 Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya memberikannya pula kepada orang banyak. 15:37 Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, tujuh bakul penuh. Penjelasan: * Empat Ribu Orang Diberi Makan (15:29-39) Di sini kita melihat: I. Gambaran umum tentang penyembuhan-penyembuhan yang diadakan Kristus secara besar-besaran. Tanda-tanda dari kuasa dan kebaikan Kristus tidaklah jarang atau sangat sedikit, sebab di dalam Dia ada kepenuhan yang terus meluap. Sekarang perhatikanlah baik-baik: . Tempat diadakannya penyembuhan-penyembuhan ini. Penyembuhan itu diadakan di dekat pantai danau Galilea, daerah yang sangat dikenal Kristus. Kita tidak melihat Dia melakukan suatu perbuatan apa pun di pantai Tirus dan Sidon, selain mengusir setan dari anak perempuan wanita Kanaan, seolah-olah hanya untuk tujuan ini sajalah Ia berkunjung ke daerah itu. Dengan demikian, janganlah hamba-hamba Tuhan merasa kecewa jika mereka hanya bisa berbuat baik kepada segelintir orang saja. Orang yang mengetahui betapa berharganya jiwa-jiwa pasti akan berusaha dengan sungguh-sungguh walaupun hanya untuk menyelamatkan satu jiwa saja dari kebinasaan dan kuasa Iblis. Setelah Yesus meninggalkan daerah itu. Setelah membiarkan remah-remah makanan jatuh di bawah meja, sekarang Ia kembali ke daerah Galilea untuk mengadakan pesta yang meriah bagi anak-anak di sana. Memang, sekali-kali bolehlah kita melakukan suatu hal yang tidak biasanya selalu kita lakukan. Kalau di daerah pantai Tirus dan Sidon, Ia menginjakkan kaki-Nya, di pantai danau Galilea Ia duduk (ay. 29), bukan duduk di atas takhta yang megah, atau di kursi pengadilan, melainkan di atas bukit. Begitu sederhana dan bersahajanya Kristus tampil, bahkan untuk keperluan yang khidmat sekalipun selama hari-hari-Nya menjelma menjadi daging dan diam di antara kita! Ia duduk di atas bukit, supaya semua orang bisa melihat-Nya dan bebas mendatangi-Nya, sebab sebagai Juruselamat, Ia membuka hati-Nya bagi semua orang. Ia duduk di sana, seperti orang yang kelelahan setelah melakukan perjalanan dan ingin sedikit beristirahat, atau malah lebih seperti orang yang sedang menunggu untuk memberi penyambutan. Ia duduk sambil berharap akan didatangi orang-orang sakit, seperti Abraham yang duduk di depan pintu tendanya, siap menjamu orang-orang asing. Ia menyiapkan diri-Nya untuk melakukan perbuatan baik ini. . Orang banyak dan berbagai penyakit yang disembuhkan-Nya (ay. 30). Orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, supaya genaplah nas Kitab Suci, "Kepadanya akan takluk bangsa-bangsa" (Kej. 49:10). Seandainya para hamba Kristus dapat menyembuhkan penyakit tubuh seperti halnya Kristus, maka pasti akan ada lebih banyak orang yang berbondong-bondong mendatangi mereka daripada yang ada sekarang. Kita biasanya lebih cepat merasa tersentuh dengan sakit penyakit jasmani, namun sedikit saja yang merasa prihatin dengan keadaan jiwa dan penyakit rohani mereka. Perhatikanlah: (1) Begitulah kebaikan Kristus, Ia mau menerima semua jenis orang. Baik yang miskin maupun yang kaya disambut oleh-Nya, dan pada-Nya ada banyak ruang yang tersedia bagi semua orang yang datang. Ia tidak pernah mengeluh dengan kerumunan orang atau desakan gerombolan mereka yang mencari-cari-Nya. Tidak ada tatapan hina dari-Nya terhadap orang-orang kasar itu, gerombolan orang, seperti yang biasa disebut-sebut. Sebab, bagi Dia, jiwa-jiwa para petani sama berharganya dengan jiwa-jiwa para penguasa. (2) Begitulah hebatnya kuasa Kristus, Ia dapat menyembuhkan segala macam penyakit. Orang-orang datang kepada-Nya membawa sanak saudara dan teman-teman mereka yang sakit, dan meletakkan mereka pada kaki Yesus (ay. 30). Tidak ada sepatah kata pun yang mereka katakan kepada-Nya, sejauh yang kita baca. Yang mereka lakukan hanyalah meletakkan sanak saudara dan teman-teman itu di hadapan-Nya supaya Ia bisa melihat dan mengasihani mereka. Penderitaan-penderitaan yang mereka alami berbicara lebih jelas daripada lidah seorang ahli pidato ulung sekalipun. Daud mencurahkan keluhannya kepada Allah. Itu saja, dan kemudian ia menyerahkan semuanya kepada-Nya (Mzm. 142:3). Apa pun masalah yang kita hadapi, satu-satunya cara agar kita bisa merasa tenang dan lega adalah dengan meletakkannya pada kaki Kristus, membentangkannya di hadapan-Nya, mengadukannya kepada-Nya, lalu menyerahkannya ke dalam tangan-Nya, dan membiarkan Dia mengurusinya. Orang yang ingin mendapat kesembuhan rohani dari Kristus harus meletakkan diri mereka pada kaki-Nya, dan mau diperintah serta diatur sesuai dengan kehendak-Nya. Di sini ada orang lumpuh, orang buta, orang bisu, orang timpang, dan banyak lagi yang lain yang dibawa kepada Kristus. Lihatlah apa yang sudah diperbuat dosa terhadap kita! Dosa telah mengubah dunia menjadi rumah sakit. Betapa banyaknya jenis penyakit yang menaklukkan tubuh manusia! Lihatlah apa yang sudah diperbuat Juruselamat untuk kita! Ia menaklukkan berbagai jenis penyakit yang merupakan musuh besar bagi umat manusia. Untuk jenis-jenis penyakit yang disebutkan di sini, kita tidak bisa mereka-reka apa penyebab ataupun obatnya. Penyakit-penyakit ini tidak timbul karena keteledoran atau akan hilang dengan sendirinya, melainkan akan terus melekat pada anggota tubuh manusia. Kendati demikian, semua penyakit itu tunduk kepada perintah Kristus. Ia berfirman, dan menyembuhkan mereka semuanya. Perhatikanlah, segala penyakit tunduk kepada perintah Kristus, penyakit-penyakit itu datang dan pergi sesuai perintah-Nya. Ini merupakan salah satu contoh kuasa Kristus, yang dapat menghibur kita dalam segala kelemahan. Ini juga merupakan contoh rasa belas kasihan-Nya, yang dapat menghibur kita dalam segala penderitaan. . Kesan orang banyak atas kesembuhan ini (ay. 31). (1) Mereka takjub, dan memang seharusnya demikian. Perbuatan-perbuatan Kristus haruslah membuat kita takjub. Hal itu terjadi dari pihak TUHAN, suatu perbuatan ajaib di mata kita (Mzm. 118:23). Kesembuhan-kesembuhan rohani yang diadakan Kristus sungguh ajaib. Ketika jiwa-jiwa yang buta dibuat melihat dengan iman, orang bisu bisa berbicara dalam doa, orang lumpuh bisa berjalan dalam ketaatan yang kudus, semuanya ini membuat kita merasa takjub. Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib. (2) Mereka memuliakan Allah Israel, sementara orang-orang Farisi, ketika melihat hal-hal ajaib ini, menghujat-Nya. Mujizat, yang membuat kita merasa takjub, juga harus membuat kita mengucapkan pujian. Begitu pula, belas kasihan-Nya, yang membuat kita bersukacita, juga harus membuat kita mengucapkan syukur kepada-Nya. Orang-orang yang disembuhkan memuliakan Allah. Apabila Ia menyembuhkan penyakit-penyakit kita, maka segenap jiwa-raga kita harus memuji nama-Nya yang kudus. Demikian juga kita yang karena kemurahan-Nya telah dijauhkan dari kebutaan, kelumpuhan, dan kebisuan, sangatlah beralasan bagi kita untuk memuji Allah seolah-olah kita telah disembuhkan dari penyakit-penyakit itu. Bukan itu saja, bahkan orang-orang di sekitar yang menyaksikan kesembuhan ini pun ikut memuliakan Allah. Perhatikanlah, Allah harus diberi pujian dan rasa syukur atas belas kasihan yang Ia berikan kepada orang lain seperti juga kepada kita sendiri. Mereka memuliakan-Nya sebagai Allah Israel, Allah jemaat-Nya, Allah yang mengikat perjanjian (kovenan) dengan umat-Nya, yang telah mengutus Mesias yang dijanjikan, dan inilah Dia yang ada di hadapan kita. Lihat Lukas 1:68. Terpujilah Allah Israel. Ini terjadi oleh kuasa Allah Israel, dan tiada lain lagi yang dapat melakukannya. II. Di sini diceritakan secara khusus tentang Kristus memberi makan empat ribu orang dengan tujuh roti dan beberapa ikan kecil, seperti yang dilakukan-Nya belum lama ini dengan memberi makan lima ribu orang dengan lima potong roti. Orang-orang yang ada sekarang memang tidak sebanyak sebelumnya, dan makanan yang tersedia sekarang sedikit lebih banyak daripada sebelumnya. Namun ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa lengan Kristus menjadi lebih pendek dan tidak sekuat dulu lagi, melainkan bahwa Ia mengadakan mujizat sesuai dengan kebutuhan, dan bukan untuk pamer. Karena itu, segala mujizat yang dilakukan-Nya disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Dalam mujizat yang terjadi sebelumnya ataupun yang terjadi sekarang, Ia memberi makan sesuai jumlah orang yang hadir di situ, dan Ia memanfaatkan apa saja yang tersedia pada saat itu. Apabila suatu kali kita melihat kuasa alam yang tertinggi dilampaui, maka kita harus berkata, "Ini pasti karya tangan Allah." Kita tidak usah terlalu pusing memikirkan seberapa jauh kuasa alam itu dilampaui, entah sekarang ataupun dulu, dan karena itu juga, yang terjadi di sini merupakan mujizat yang tidak kalah hebatnya dengan mujizat sebelumnya. Berikut ini kita melihat: . Belas kasihan Kristus (ay. 32), "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu." Ia mengatakan ini kepada murid-murid-Nya untuk menguji sekaligus menggugah rasa belas kasihan mereka. Ketika hendak mengadakan mujizat ini, Ia memanggil mereka untuk datang kepada-Nya, membuat mereka mengetahui dengan baik apa tujuan-Nya, dan membicarakannya dengan mereka, bukan karena Ia memerlukan nasihat mereka, melainkan karena Ia hendak menunjukkan teladan kasih-Nya yang merangkum semua orang itu kepada mereka. Ia tidak memanggil mereka hamba, sebab hamba tidak tahu apa yang diperbuat oleh tuannya, melainkan memperlakukan mereka sebagai teman dan penasihat-Nya. "Apakah Aku akan menyembunyikan kepada Abraham apa yang hendak Kulakukan?" (Kej. 18:17). Dalam perkataan-Nya kepada mereka itu, perhatikanlah: (1) Masalah yang dihadapi oleh orang banyak itu, "Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan." Ini menunjukkan betapa berkobarnya semangat mereka, dan betapa kuatnya rasa kasih sayang mereka terhadap Kristus dan firman-Nya, sehingga mereka tidak hanya meninggalkan semua pekerjaan mereka untuk mengikuti-Nya pada hari-hari biasa, tetapi juga rela mengalami kesukaran besar untuk bisa terus bersama-Nya. Mereka sekarang ingin beristirahat, dan tampaknya mereka di sini berbaring di lapangan seperti layaknya para prajurit. Mereka ingin makan, namun tidak mempunyai cukup banyak makanan untuk dapat mempertahankan hidup dan jiwa mereka sekaligus. Di negara-negara yang beriklim panas seperti itu, mereka bisa berpuasa lebih lama dibandingkan dengan orang yang tinggal di negara-negara beriklim dingin. Namun meskipun tubuh mereka kini kesakitan, dan hal itu dapat membahayakan kesehatan mereka, cinta untuk rumah Allah menghanguskan mereka, dan mereka lebih menghargai firman Kristus daripada makanan yang mereka butuhkan. Bagi kita, mendengarkan khotbah selama tiga jam saja sudah terasa terlalu lama, sementara orang-orang ini terus bersama-sama selama tiga hari, dan mereka tidak pernah mengeluh atau berkata, "Aduh, sungguh melelahkan!" Lihatlah betapa lembutnya Kristus berkata, "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu." Sebenarnya merekalah yang harus berbelas kasihan kepada-Nya, sebab Dia sudah mau bersusah payah untuk terus bersama mereka selama tiga hari, dan sudah mengajar serta menyembuhkan mereka tanpa kenal lelah. Ia sudah banyak menguras tenaga dan pikiran, tetapi tampaknya Ia juga ikut berpuasa. Dan walaupun begitu, Ia tetap menunjukkan belas kasihan-Nya dengan menjaga mereka. Perhatikanlah, Yesus Tuhan kita mencatat berapa lama para pengikut-Nya sudah mengikuti Dia, dan Ia memperhatikan kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi ketika mengikuti Dia. "Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu (Why. 2:2), dan untuk semuanya itu engkau akan mendapatkan upahnya." Nah, keperluan yang mendesak dari orang banyak itu membantu menambah: [1] Belas kasihan Kristus untuk menyediakan makanan bagi mereka. Ia memberi mereka makan sewaktu mereka lapar, dan karenanya makanan itu diterima dengan sangat senang hati. Ia memperlakukan mereka seperti Ia memperlakukan Israel pada zaman dulu, "Ia membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan" (Ul. 8:3), sebab apa yang terasa manis bagi jiwa yang lapar, terasa tidak enak bagi jiwa yang kenyang. [2] Mujizat yang terjadi dalam penyediaan makanan itu. Mereka sudah merasa semakin lapar setelah sekian lama berpuasa. Kalau tidak makan selama dua hari saja sudah membuat orang makan dengan rakus, apa lagi jadinya dengan orang yang sudah kelaparan selama tiga hari? Walaupun begitu, mereka semuanya makan sampai kenyang. Perhatikanlah, dengan Kristus ada cukup belas kasihan dan anugerah untuk memuaskan dengan berlimpah keinginan yang terdalam dan terbesar sekalipun. Bukalah mulutmu lebar-lebar, maka Aku akan membuatnya penuh. Bahkan jiwa yang lapar dikenyangkan-Nya. (2) Kepedulian Tuhan kita terhadap mereka, "Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan." Kalau sampai terjadi, maka hal ini akan menjelekkan nama Kristus dan saudara-saudara-Nya, dan akan mengecewakan mereka sendiri maupun orang lain. Perhatikanlah, hal yang tidak membahagiakan dalam keadaan kita sekarang ini adalah bahwa ketika jiwa kita sedang naik dan bersemangat, tubuh kita tidak bisa mengimbanginya dengan baik. Daging yang lemah sangatlah mendukakan roh yang penurut. Namun tidak demikian halnya nanti di sorga, sebab di sana kita akan diberi tubuh rohani, dan di sana mereka tidak berhenti memuji Allah siang malam, tanpa menjadi lelah, dan mereka tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi (Why. 7:16). Berikut ini kita melihat: . Kuasa Kristus. Belas kasihan-Nya atas kebutuhan yang mereka rasakan menggugah kuasa-Nya untuk bekerja memenuhi kebutuhan itu. Sekarang perhatikanlah: (1) Bagaimana kuasa-Nya diragukan oleh murid-murid-Nya (ay. 33), "Bagaimana di tempat sunyi ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu besar jumlahnya?" Ini pertanyaan yang pantas diajukan, begitulah mungkin pikir kita, seperti Musa yang bertanya (Bil. 11:22), "Dapatkah sekian banyak kambing domba dan lembu sapi disembelih bagi mereka?" Namun, di sini pertanyaan mereka itu justru tidak pantas, sebab bukan saja mereka memiliki keyakinan akan kuasa Kristus, melainkan juga mereka baru saja mengalami mujizat serupa dengan disediakannya makanan yang mencukupi dan tepat pada waktunya. Mereka bukan hanya menjadi para saksi, melainkan juga para pelayan, dalam mujizat sebelumnya. Tangan mereka sendirilah yang membagi-bagikan roti yang berlipat ganda itu. Dengan demikian, jika mereka masih bertanya, "Dari mana kita akan mendapat roti?", maka ini menunjukkan adanya kelemahan besar dalam diri mereka. Dapatkah mereka tersesat ketika Guru mereka berada bersama mereka? Perhatikanlah, melupakan pengalaman-pengalaman yang telah lalu bisa membuat kita berada dalam keragu-raguan pada saat ini. Kristus sudah tahu betapa sedikitnya makanan yang tersedia, namun Ia ingin mengetahuinya dari mereka sendiri (ay. 34), "Berapa roti ada padamu?" Sebelum Ia mulai bekerja, Ia ingin orang melihat betapa sedikitnya hal yang harus Ia manfaatkan untuk bekerja, agar kuasa-Nya dapat bersinar dengan lebih terang. Apa yang mereka miliki hanyalah cukup bagi mereka sendiri, dan itu pun hanya sedikit saja bagi keluarga mereka. Namun Kristus ingin agar mereka memberikannya kepada orang banyak, dan percaya kepada Allah saja untuk memberi mereka lebih banyak lagi. Perhatikanlah, murid-murid Kristus haruslah murah hati sebab Guru mereka juga murah hati. Apa yang kita miliki harus bisa kita berikan dengan ikhlas, jika itu diperlukan. Kita harus suka memberi tumpangan. Jangan seperti Nabal (1Sam. 25:11), tetapi seperti Elisa (2Raj. 4:42). Pelit pada hari ini dan tidak memikirkan hari esok adalah dua sikap buruk yang harus kita jauhkan dari diri kita. Jika kita dengan bijak bermurah hati dan beramal dengan apa yang kita miliki, maka selayaknyalah kita boleh berharap bahwa Allah akan memberi kita lebih banyak lagi. Jehovah-jireh, Allah yang akan menyediakan. Murid-murid bertanya, "Bagaimana kita bisa mendapat roti?", tetapi Kristus bertanya, "Berapa roti ada padamu?" Perhatikanlah, apabila kita tidak bisa mendapat apa yang kita inginkan, kita harus memanfaatkan apa yang kita miliki dengan sebaik-baiknya dan berusaha melakukan yang terbaik dengan apa yang ada itu. Janganlah kita lebih mengutamakan apa yang kita inginkan daripada apa yang kita miliki. Di sini Kristus menjalankan aturan yang diberikan-Nya sendiri kepada Marta, yaitu untuk tidak menyusahkan diri dengan banyak perkara atau menyibukkan diri untuk melayani. Alam bisa puas dengan sedikit hal, anugerah bisa puas dengan lebih sedikit hal lagi, tetapi hawa nafsu tidak akan pernah puas dengan apa pun juga. (2) Bagaimana kuasa-Nya diungkapkan kepada orang banyak, melalui penyediaan makanan yang berlimpah bagi mereka. Cara Ia menyediakan makanan di sini banyak mirip dengan cara yang digunakan-Nya sebelumnya (14:18, dst.). Perhatikanlah: [1] Makanan apa yang tersedia pada murid-murid-Nya saat itu, tujuh roti dan beberapa ikan kecil. Ikan yang tersedia memang tidak sebanding dengan roti yang ada, sebab roti adalah makanan pokok. Ikan-ikan itu mungkin adalah hasil tangkapan murid-murid sendiri, sebab mereka adalah nelayan, dan pada waktu itu sedang berada dekat laut. Perhatikanlah, menyenangkan sekali jika kita bisa memakan hasil jerih payah tangan kita (Mzm. 128:2) dan menikmati hasil kerja keras kita sendiri (Ams. 12:27). Apa yang sudah kita peroleh sebagai berkat Allah melalui jerih payah kita, harus bisa kita berikan dengan cuma-cuma. Sebab, oleh karena itulah kita harus bekerja keras, supaya kita dapat berbagi (Ef. 4:28). [2] Sikap tubuh orang banyak ketika menerima makanan itu (ay. 35). Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Mereka hanya melihat sedikit makanan, namun mereka harus duduk, di dalam iman, supaya dari iman itulah mereka mendapatkan bagian makanan mereka. Orang yang ingin mendapat makanan rohani dari Kristus harus duduk di kaki-Nya, mendengarkan firman-Nya, dan mengharapkan supaya makanan itu datang dengan cara yang tidak terlihat. [3] Pembagian makanan di antara orang banyak itu. Ia terlebih dulu mengucap syukur -- eucharistĔsas. Kata yang digunakan dalam mujizat sebelumnya adalah eulogĔse -- Ia memberkati. Keduanya mengarah kepada satu arti, yaitu bahwa mengucap syukur kepada Allah adalah cara yang pantas untuk memohonkan berkat dari-Nya. Ketika kita datang untuk meminta dan menerima belas kasihan baru lagi dari-Nya, selayaknyalah kita mengucap syukur atas semua belas kasihan yang sudah kita terima sebelumnya. Kemudian Ia memecah-mecahkan roti itu (sebab dengan dipecah-pecahkan, barulah roti bisa berlipat ganda) dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak. Meskipun murid-murid sudah meragukan kuasa-Nya, Kristus tetap memakai mereka sekarang sama seperti sebelumnya. Walaupun Ia bisa saja marah, Ia tidak terpancing untuk marah karena kelemahan dan ketidakberdayaan para hamba-Nya itu dan menyingkirkan mereka. Sebaliknya, Ia tetap memberikan firman hidup kepada mereka, supaya mereka pun meneruskannya kepada umat-Nya. [4] Banyaknya makanan yang sekarang ada pada mereka (ay. 37). Mereka semua makan sampai kenyang. Perhatikanlah, orang yang diberi makan oleh Kristus pasti juga akan dibuat-Nya kenyang. Apabila kita bekerja untuk kepentingan dunia, kita bekerja untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan (Yes. 55:2), tetapi orang yang tetap berharap pada Kristus dengan benar akan menjadi kenyang dengan segala yang baik di rumah-Nya (Mzm. 65:5). Kristus terus memberikan makanan kepada orang banyak untuk menunjukkan bahwa walaupun Ia disebut Yesus dari Nazaret, namun Ia berasal dari Betlehem, yang berarti rumah roti, atau lebih tepat lagi, Ia sendirilah Sang Roti Hidup itu. Untuk menunjukkan bahwa mereka semua sudah makan sampai kenyang, ada banyak makanan yang tersisa -- potongan-potongan roti sampai tujuh bakul penuh. Memang tidak sebanyak sisa makanan seperti yang sebelumnya, karena sekarang mereka tidak mengumpulkannya dari lebih banyak orang, namun ini cukup untuk menunjukkan bahwa di dalam Kristus ada banyak makanan, bahkan masih ada yang tersisa. Ada lebih banyak anugerah yang tersedia daripada yang dicari. Dan anugerah itu juga tersedia bagi mereka yang mencari-cari lebih banyak. [5] Keterangan yang dicatat mengenai orang banyak yang makan itu. Ini bukan untuk mengingatkan agar mereka membayar makanan yang sudah mereka makan (mereka tidak dipungut bayaran apa-apa di sini, mereka diberi makan dengan cuma-cuma), melainkan supaya mereka menjadi saksi akan kuasa dan kebaikan Kristus. Hal ini juga dapat memberikan gambaran yang mirip dengan pemeliharaan Allah atas alam semesta, yang memberikan roti kepada segala makhluk (Mzm. 136:25). Di sini ada lebih dari empat ribu orang yang diberi makan. Tetapi, apalah artinya jumlah orang sebanyak itu dibandingkan dengan keluarga besar umat manusia yang terus dipelihara setiap hari dengan kuasa ilahi. Allah adalah Sang Pemelihara Rumah yang agung, yang kepada-Nya mata sekalian orang menantikan-Nya, dan Dia pun memberi mereka makanan pada waktunya (Mzm. 104:27; 145:15). ___
Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2024 Lagu Anak(1) Pembuatan Tata Ibadah: Pembuatan Tata Ibadah Katolik, Lagu Perkawinan Katolik, Kalender Liturgi Katolik 2016, Khotbah Katolik 2016, | Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember Santo-Santa 12 Desember - Santa Yohanna Fransiska Fremio de Chantal (Janda), Santo Hoa (Pengaku Iman) MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL - PASKAH - KENAIKAN - PENTAKOSTA - BIASA NEXT: Renungan Katolik Jumat, 6 Desember 2024 - Matius 9:27-31 - BcO Yesaya 11:10-16 - Nikolaus PREV: Selasa, 3 Desember 2024 - Markus 16:15-20 - BcO Kisah Para Rasul 20:17-36 - Pesta St. Fransiskus Xaverius 18 Maret 2024 Yesus membuka pintu Allah - Paus Benediktus XVI 18 Maret 2024 Puasa mengangkat pikiran kepada Allah - St. Fransiskus dari Sales Kamis, 28 Maret 2024 UPACARA PENCUCIAN ALTAR DI BASILIKA SANTO PETRUS PADA KAMIS PUTIH Kamis, 12 Oktober 2023 Panduan Dalam Memakai Rosario |
Links:
lagu-gereja.com,
bible.,
perkantas,
gbi,
GKII,
gkj,
hkbp,
MISA,
gmim,
toraja,
gmit,
gkp,
gkps,
gbkp,
Hillsong,
PlanetShakers,
JPCC Worship,
Symphony Worship,
Bethany Nginden,
Christian Song,
Lagu Rohani,
ORIENTAL WORSHIP,
Lagu Persekutuan
Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia 01 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Pusat 1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta02 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Barat 03 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Timur 04 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Utara 05 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Selatan 06 Jadwal Misa Gereja di Tangerang 07 Jadwal Misa Gereja di Bekasi - Karawang 08 Jadwal Misa Gereja di Bandung 10 Jadwal Misa Gereja di Bogor - Depok 16 Jadwal Misa Gereja di Makassar 18 Jadwal Misa Gereja di Medan 21 Jadwal Misa Gereja di Palembang 2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya 3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar 4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung 5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan 6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3) April - Sakramen Maha Kudus (6) Bulan Katekese Liturgi(5) Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4) Bulan Oktober - Bulan Rosario(1) Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4) Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4) Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5) Ibadah(1) Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5) Juli - Darah Mulia(2) Juni - Hati Kudus Yesus(10) Maret - Pesta St. Yosep(3) Mei - Bulan Maria(8) Penutup Bulan Rosario(1) Peringatan Arwah(2) Rabu Abu(1) SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7) |
popular pages | Register | Login | e-mail: admin@lagu-gereja.com © 2012 . All Rights Reserved. |