|
Senin, 12 Februari 2024 Renungan Katolik Senin, 12 Februari 2024 - Hari Biasa - Markus 8:11-13 - BcO 1Tes 2:13 3:13#tag: Mengapa Yesus keberatan memberikan tanda yang diminta orang-orang Farisi? Senin, 12 Februari 2024 Hari Biasa Yak. 1:1-11; Mzm. 119:67,68,71,72,75,76; Markus 8:11-13 BcO 1 Tesalonika 2:13 3:13 Warna Liturgi Hijau Markus 8:11-13 Orang Farisi meminta tanda 8:11 Lalu muncullah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari pada-Nya suatu tanda dari sorga. 8:12 Maka mengeluhlah Ia dalam hati-Nya dan berkata: "Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda." 8:13 Ia meninggalkan mereka; Ia naik pula ke perahu dan bertolak ke seberang. Penjelasan: * Mengapa Yesus keberatan memberikan tanda yang diminta orang-orang Farisi, padahal Ia sering melakukan mukjizat? Orang-orang Farisi memang bukan meminta Yesus melakukan mukjizat, seperti yang pernah Dia lakukan sebelumnya. Mereka meminta Dia melakukan suatu tanda yang dramatis, sesuatu yang mungkin terlihat langsung turun dari langit. Meski demikian, permintaan ini tidak memperlihatkan keinginan mereka untuk beriman pada Yesus. Apalagi sebelumnya mereka pernah menyatakan bahwa kuasa Yesus datang dari setan (Mrk. 3:22). Ini merupakan penolakan terhadap kemesiasan Yesus. Jadi apapun yang Yesus lakukan tidak akan membuat mereka mau percaya. Yesus menolak melakukan tanda yang diminta orang Farisi karena tujuan-Nya melakukan mukjizat bukan untuk meyakinkan orang yang memang keras hati dan menolak percaya. Yesus melakukan mukjizat untuk menyatakan kuasa dan kasih karunia Allah. Itulah sebabnya Yesus kemudian memperingatkan para murid untuk tidak bersikap seperti orang Farisi. * Kristus terus meneruskan perjalanan-Nya. Sekarang Ia mengunjungi daerah Dalmanuta, supaya tidak ada pelosok Israel yang mengatakan bahwa Yesus tidak mengunjungi tempat-tempat mereka. Ia datang dengan menggunakan perahu (ay. 10), tetapi karena menghadapi perselisihan di sana, dan tidak mendapat kesempatan untuk melakukan yang baik, Ia naik pula ke perahu (ay. 13), dan kembali. Dalam ayat-ayat ini diceritakan: Bagaimana Ia menolak permintaan orang Farisi yang mencobai Dia dengan meminta dari-Nya suatu tanda dari sorga. Orang-orang Farisi tersebut menemui Yesus dengan tujuan untuk bersoal jawab dengan Dia, dan bukannya untuk bertanya kepada-Nya sehingga mereka dapat belajar dari-Nya, tetapi untuk mencobai Dia, supaya mereka dapat menjatuhkan-Nya. . Orang Farisi meminta dari-Nya suatu tanda dari sorga, seolah-olah tanda-tanda yang diberikan-Nya di dunia, yang lebih mereka kenal dan yang lebih dapat diuji dan diselidiki, tidaklah cukup. Ada sebuah tanda dari sorga pada saat Dia dibaptis, dengan turunnya burung merpati, dan suara yang terdengar (Mat. 3:16-17). Tanda ini cukup disaksikan secara umum, dan jika orang-orang Farisi tersebut menghadiri baptisan Yohanes seperti yang seharusnya mereka lakukan, mereka dapat menyaksikannya sendiri. Di kemudian hari, pada waktu Yesus dipakukan di atas kayu salib, orang-orang Farisi itu juga menghendaki suatu tanda yang baru, Jika Dia bisa turun dari salib, maka kami akan percaya kepada-Nya. Demikianlah ketidakpercayaan orang yang tegar tengkuk akan selalu mempunyai alasan untuk dikatakan, walaupun sangat tidak masuk akal. Orang-orang Farisi tersebut meminta tanda ini untuk mencobai Yesus, bukan dengan harapan bahwa Yesus akan memberikannya kepada mereka, supaya mereka dapat dipuaskan, akan tetapi dengan harapan bahwa Ia tidak bisa memberikannya supaya mereka memiliki dalih atas ketidakpercayaan mereka. . Yesus menolak permintaan orang-orang Farisi itu; Ia mengeluh dalam hati-Nya (ay. 12). Ia merintih (seperti yang dikatakan sebagian orang) dan berduka karena kekerasan hati mereka dan karena mereka tidak tersentuh oleh khotbah dan mujizat yang dilakukan-Nya. Ketidakpercayaan orang-orang yang telah lama memiliki berita keselamatan menyebabkan dukacita yang sangat mendalam bagi Tuhan Yesus. Hal ini menyusahkan-Nya, karena orang-orang berdosa akan tetap berada dalam kegelapan dengan pintu hati yang tertutup. (1) Yesus mempertanyakan permintaan orang-orang Farisi itu; "Mengapa angkatan ini meminta tanda? Benar-benar angkatan yang tidak layak untuk diberitakan Injil dan menyaksikan tanda-tanda yang menyertainya; angkatan yang hanya dengan rakus menelan adat istiadat para tua-tua tanpa memiliki tanda-tanda peneguhan apa pun; angkatan yang dengan mudahnya bisa menentukan kedatangan Mesias dengan menghitung waktu yang dinyatakan dalam Perjanjian Lama; angkatan yang telah menyaksikan banyak tanda nyata dan belas kasihan dalam penyembuhan orang sakit. Betapa tidak masuk akalnya jika mereka masih meminta suatu tanda lain lagi!" (2) Yesus menolak untuk menjawab tuntutan mereka, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda, tidak akan ada tanda seperti yang kalian minta itu." Ketika Allah berbicara kepada orang-orang tertentu mengenai masalah tertentu, di luar peraturan-Nya yang biasa, Dia mendorong mereka untuk meminta suatu tanda, seperti Gideon dan Ahas. Namun pada saat Tuhan berbicara secara umum kepada semua orang, seperti dalam Taurat dan Injil, dengan disertai bukti bagi keduanya, maka tidaklah benar untuk menuntut tanda-tanda lain lebih dari yang telah diberikan-Nya. Masakan manusia bisa mengajari Allah? Jadi, Yesus menolak orang-orang Farisi itu dan pergi meninggalkan mereka sebagai orang-orang yang tidak layak untuk diajak berbicara; jika memang tidak mau, mereka pasti tidak akan mau diyakinkan; jadi biarkan saja mereka bersikukuh dengan khayalannya itu. BcO 1 Tesalonika 2:13--3:13 Sukacita atas jemaat 2:13 Dan karena itulah kami tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu telah menerima firman Allah yang kami beritakan itu, bukan sebagai perkataan manusia, tetapi -- dan memang sungguh-sungguh demikian -- sebagai firman Allah, yang bekerja juga di dalam kamu yang percaya. 2:14 Sebab kamu, saudara-saudara, telah menjadi penurut jemaat-jemaat Allah di Yudea, jemaat-jemaat di dalam Kristus Yesus, karena kamu juga telah menderita dari teman-teman sebangsamu segala sesuatu yang mereka derita dari orang-orang Yahudi. 2:15 Bahkan orang-orang Yahudi itu telah membunuh Tuhan Yesus dan para nabi dan telah menganiaya kami. Apa yang berkenan kepada Allah tidak mereka pedulikan dan semua manusia mereka musuhi, 2:16 karena mereka mau menghalang-halangi kami memberitakan firman kepada bangsa-bangsa lain untuk keselamatan mereka. Demikianlah mereka terus-menerus menambah dosa mereka sampai genap jumlahnya dan sekarang murka telah menimpa mereka sepenuh-penuhnya. 2:17 Tetapi kami, saudara-saudara, yang seketika terpisah dari kamu, jauh di mata, tetapi tidak jauh di hati, sungguh-sungguh, dengan rindu yang besar, telah berusaha untuk datang menjenguk kamu. 2:18 Sebab kami telah berniat untuk datang kepada kamu -- aku, Paulus, malahan lebih dari sekali --, tetapi Iblis telah mencegah kami. 2:19 Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita kami atau mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatangan-Nya, kalau bukan kamu? 2:20 Sungguh, kamulah kemuliaan kami dan sukacita kami. Kabar baik yang dibawa oleh Timotius 3:1 Kami tidak dapat tahan lagi, karena itu kami mengambil keputusan untuk tinggal seorang diri di Atena. 3:2 Lalu kami mengirim Timotius, saudara yang bekerja dengan kami untuk Allah dalam pemberitaan Injil Kristus, untuk menguatkan hatimu dan menasihatkan kamu tentang imanmu, 3:3 supaya jangan ada orang yang goyang imannya karena kesusahan-kesusahan ini. Kamu sendiri tahu, bahwa kita ditentukan untuk itu. 3:4 Sebab, juga waktu kami bersama-sama dengan kamu, telah kami katakan kepada kamu, bahwa kita akan mengalami kesusahan. Dan hal itu, seperti kamu tahu, telah terjadi. 3:5 Itulah sebabnya, maka aku, karena tidak dapat tahan lagi, telah mengirim dia, supaya aku tahu tentang imanmu, karena aku kuatir kalau-kalau kamu telah dicobai oleh si penggoda dan kalau-kalau usaha kami menjadi sia-sia. 3:6 Tetapi sekarang, setelah Timotius datang kembali dari kamu dan membawa kabar yang menggembirakan tentang imanmu dan kasihmu, dan bahwa kamu selalu menaruh kenang-kenangan yang baik akan kami dan ingin untuk berjumpa dengan kami, seperti kami juga ingin untuk berjumpa dengan kamu, 3:7 maka kami juga, saudara-saudara, dalam segala kesesakan dan kesukaran kami menjadi terhibur oleh kamu dan oleh imanmu. 3:8 Sekarang kami hidup kembali, asal saja kamu teguh berdiri di dalam Tuhan. 3:9 Sebab ucapan syukur apakah yang dapat kami persembahkan kepada Allah atas segala sukacita, yang kami peroleh karena kamu, di hadapan Allah kita? 3:10 Siang malam kami berdoa sungguh-sungguh, supaya kita bertemu muka dengan muka dan menambahkan apa yang masih kurang pada imanmu. 3:11 Kiranya Dia, Allah dan Bapa kita, dan Yesus, Tuhan kita, membukakan kami jalan kepadamu. 3:12 Dan kiranya Tuhan menjadikan kamu bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang, sama seperti kami juga mengasihi kamu. 3:13 Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudus-Nya. Penjelasan: * REAKSI JEMAAT TESALONIKA TERHADAP PELAYANAN DAN PESANNYA (1 Tes 2:13-16) 13 Dan karena itulah kami tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu telah menerima firman Allah yang kami beritakan itu, bukan sebagai perkataan manusia, tetapi"dan memang sungguh-sungguh demikian" sebagai firman Allah, yang bekerja juga di dalam kamu yang percaya. 14 Sebab kamu, saudara-saudara, telah menjadi penurut jemaat-jemaat Allah di Yudea, jemaat-jemaat di dalam Kristus Yesus, karena kamu juga telah menderita dari teman-teman sebangsamu segala sesuatu yang mereka derita dari orang-orang Yahudi. 15 Bahkan orang-orang Yahudi itu telah membunuh Tuhan Yesus dan para nabi dan telah menganiaya kami. Apa yang berkenan kepada Allah tidak mereka pedulikan dan semua manusia mereka musuhi, 16 karena mereka mau menghalang-halangi kami memberitakan firman kepada bangsa-bangsa lain untuk keselamatan mereka. Demikianlah mereka terus-menerus menambah dosa mereka sampai genap jumlahnya dan sekarang murka telah menimpa mereka sepenuh-penuhnya. Ayat 13. Lagi, Paulus menekankan bahwa ia akan tidak putus-putusnya, atau secara teratur, mengucap syukur kepada Allah, dan menunjukkan penghargaan yang tinggi atas cara jemaat Tesalonika itu menerima firman Allah. "Kata kerja [Yunani] [paralamba¿nw] paralambanō, "menerima,' dan korelasinya [paradi¿dwmi] paradidōmi, 'menyerahkan,' tampaknya hampir merupakan istilah teknis untuk penerimaan dan penyebaran iman Kristen."17Dalam bagian terakhir ayat tersebut, Paulus mengatakan firman Allah itu bekerja juga di dalam diri mereka. "Bekerja" diterjemahkan dari kata Yunani e˙nerge÷w (energeō). "Alkitab RSV memahami kata kerja itu sebagai bentuk tengah ('sedang bekerja,' Yun. energeitai) tapi bisa juga berbentuk pasif: 'dibuat bekerja (sc. oleh Allah)'; pengertiannya tidak terlalu terpengaruh."18 Ketika Paulus dan rekan-rekan sekerjanya berkhotbah di sana, jemaat Tesalonika itu tidak menerima pesan yang diberitakan itu hanya karena mereka menyukai Paulus atau yang lainnya. Yang mereka terima bukan perkataan manusia; sebaliknya, mereka menerima pesan itu karena mereka mengenalinya sebagai Firman Tuhan. Mereka sudah berbuat benar karena itu memang sungguh-sungguh demikian dari Allah. Firman-Nya sedang melakukan "pekerjaannya" di dalam mereka (bandingkan dengan Efesus 3:20; Kolose 3:16; Ibrani 4:12) seperti yang terjadi juga pada semua orang yang percaya, yaitu, semua orang Kristen. Ayat 14. Gambaran keluarga muncul kembali. Mereka adalah saudara-saudara dari Paulus dan rekan-rekan sekerjanya. Saudara-saudara ini dikatakan telah menjadi penurut, atau "pengikut" (KJV) dari jemaat-jemaat Allah ("milik Allah"; Kisah 20:28). Julukan ini bukan nama yang tepat atau formal. Alkitab NIV menulis "gereja-gereja Allah." Gereja-gereja ini berada di Yudea, sebuah provinsi selatan Palestina di mana Yerusalem berada. Mereka juga di dalam Kristus Yesus, di mana keselamatan berada (2 Timotius 2:10) dan di mana orang ditempatkan melalui baptisan (Roma 6:3, 4). Mereka telah mengikuti gereja-gereja di Yudea, di mana orang-orang Kristen Yahudi Palestina itu mengalami penganiayaan di tangan sesama orang Yahudi (Kisah 5:27-42; terutama ay. 40). Sekarang orang-orang Kristen non-Yahudi ini menderita di tangan teman-teman sebangsa mereka. Ungkapan ini, "teman-teman sebangsamu," diambil dari kata Yunani sumfule÷thß (sumphuletÄ”s), "mungkin sebagian bersifat geografis dan mencakup orang-orang Yahudi Tesalonika, tapi itu menunjuk kepada unsur besar non-Yahudi yang menentang."19Namun demikian, yang menghasut pemberontakan awal terhadap orang Kristen di Tesalonika adalah orang-orang Yahudi Tesalonika (Kisah 17:1-9). Ayat 15. Setelah menyebut orang-orang Yahudi di akhir ayat 14, Paulus melontarkan kecaman terus terang dan langsung tentang perilaku mereka, yang tidak hanya mencakup orang-orang Yahudi Palestina, tapi semua orang Yahudi pada umumnya. Bagian ini tidak diragukan lagi merupakan kecaman paling jelas terhadap orang mana saja yang dapat ditemukan di dalam semua tulisan Paulus. Paulus sangat mengasihi sesamanya orang Yahudi (Roma 9:1-5), tapi kasih yang sama itulah yang menuntut dia untuk bicara menentang perilaku mereka. Ia harus membuat jelas bahwa siapa pun yang berperilaku seperti orang-orang Yahudi ini tidak hanya menolak Kristus, tetapi juga menolak Allah dan semua yang Ia bela. Paulus mengatakan bahwa orang-orang Yahudi telah membunuh Tuhan Yesus. Mereka telah membawa Dia kepada penguasa Romawi yang telah membunuh Dia dengan menentang kehendak Pilatus karena mereka sangat menginginkannya (Matius 27:15-26; Kisah 2:22-24). Ia berkata bahwa mereka juga telah membunuh para nabi. Matius 23:29-32 bicara tentang mereka yang "membunuh para nabi," seperti halnya Kisah 7:51, 52. Lukas 11:47-51 menguatkan hal yang sama, dengan menambahkan bahwa mereka telah membunuh seorang nabi yang benar, "Zakharia yang telah dibunuh di antara mezbah dan Rumah Allah"(ay. 51). Nabi ini bukanlah nabi Zakharia yang menulis kitab Perjanjian Lama dengan namanya. Sebaliknya, ia adalah orang yang disebut dalam 2 Tawarikh 24:20, 21 sebagai telah "dilontari dengan batu." Yeremia adalah nabi lain yang sudah dipenjarakan dan berkali-kali nyaris mati. Paulus juga mengatakan orang-orang Yahudi mengusir [mereka; NASB]. Alkitab KJV dan TB menulis "menganiaya kami." Di sini, ia mengacu kepada pengalamannya di Tesalonika ketika ia dan rekan-rekan sekerjanya diusir (Kisah 17:1-10). Ia berkata bahwa apa yang berkenan kepada Allah tidak mereka pedulikan dengan tidak menerima Anak-Nya; jadi, pada dasarnya, mereka telah menolak Bapa juga (Yohanes 5:22-24; Ibrani 11: 6). Akhirnya, ia berkata bahwa semua manusia mereka musuhi. Ketika Paulus mencap orang-orang Yahudi sebagai "memusuhi semua manusia" (NASB), ia tidak menempatkan dirinya bersama mereka yang menuduh orang Yahudi membenci umat manusia. Sebaliknya, permusuhan yang Paulus katakan adalah tentang orang-orang Yahudi percaya tertentu yang menentang injil diberitakan kepada bangsa-bangsa lain.20 Ayat 16. Bahwa Paulus secara khusus bicara tentang perlawanan orang Yahudi (ay. 15) terhadap penjangkauan injil kepada orang non-Yahudi terlihat di dalam ayat ini. Ia menyatakan bahwa orang-orang ini telah berusaha menghalang-halangi orang lain untuk memberitakan firman kepada bangsa-bangsa lain untuk keselamatan mereka. Dalam Kisah 22:21, 22, orang-orang Yahudi mendengarkan Paulus sampai ia mengatakan bahwa Allah telah mengutus dia kepada "bangsa-bangsa lain" dan ketika ia mengatakan ini, mereka berteriak, "Enyahkan orang ini dari muka bumi!…" Kata Yunani yang diterjemahkan "bangsa-bangsa lain," e¶qnoß (ethnos), secara harfiah "bangsa-bangsa," dan mengacu kepada semua bangsa kecuali bangsa Yahudi, atau "bangsa-bangsa di luar perjanjian Abraham seperti yang mereka pahami."21 Banyak ayat-ayat lain bersaksi tentang keinginan kaum Yahudi untuk menjauhkan bangsa-bangsa lain dari kerajaan Allah, supaya, tampaknya, mereka bisa menganggap diri mereka sebagai ras unggul. Mereka "iri hati" (Kisah 13:42-45), menginginkan semua perhatian Allah. Jadi Paulus berkata, "Mereka selalu menimbun dosa-dosa mereka sampai batas tertinggi" (NIV) atau mereka terus-menerus menambah dosa mereka sampai genap jumlahnya. Mereka menambahkan satu ketidaktaatan di atas yang lainnya. Paulus memperingatkan bahwa toleransi Allah ada batasnya dan mereka akan menerima hukuman. Paulus berkata, Murka [murka Allah] telah menimpa mereka sepenuh-penuh- nya. "Murka," dari kata Yunani ojrgh/ (orgÄ”), sebenarnya mengacu kepada perasaan kuat Allah mengenai pemberontakan apa saja terhadap hukum-Nya. Di sini kata itu melambangkan hukuman yang akan dijatuhkan ke atas kepala orang-orang durhaka yang disebabkan oleh perasaan-Nya. Hukuman yang Allah akan jatuhkan ke atas mereka itu sangat pasti sehingga Paulus mengatakannya dalam bentuk past tense seakan-akan Allah sudah melakukannya. Contoh serupa adalah Yesaya 53:5, di mana itu dikatakan, "Dia [sudah] tertikam" (huruf miring ditambahkan). Mereka "menimbun murka" terhadap diri mereka sendiri untuk "hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan" (Roma 2:5, 6). Hukuman ini terjadi pertama kali dalam kehancuran bangsa Yahudi pada 70 Masehi (di bawah Titus), dan itu akan terjadi bahkan dalam pengertian yang lebih lengkap pada penghakiman terakhir. "Sepenuh-penuhnya," dari kata Yunani te÷loß (telos), mungkin berarti bahwa "pada akhirnya"22murka Allah telah menimpa mereka. * PERHATIAN TERUS-MENERUS PAULUS TERHADAP MEREKA (1 Tes 2:17-20) 17 Tetapi kami, saudara-saudara, yang seketika terpisah dari kamu, jauh di mata, tetapi tidak jauh di hati, sungguh-sungguh, dengan rindu yang besar, telah berusaha untuk datang menjenguk kamu. 18 Sebab kami telah berniat untuk datang kepada kamu"aku, Paulus, malahan lebih dari sekali",tetapi Iblis telah mencegah kami. 19 Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita kami atau mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatangan-Nya, kalau bukan kamu? 20 Sungguh, kamulah kemuliaan kami dan sukacita kami. Ayat 17. Sekali lagi, perasaan kekeluargaan diungkapkan oleh Paulus dengan menyebut mereka saudara-saudara. Paulus mengatakan bahwa ia telah terpisah dari mereka ("tercabik"; NIV) untuk seketika,menunjukkan bahwa ia dipaksa berpisah dari mereka (Kisah 17:1-10). A”porfani÷zw (aporphanizō), diterjemahkan "telah terpisah," secara harfiah berarti "menjadi yatim piatu dari kamu."23Kairo/ß w'ra (kairos hōra) secara harfiah berarti "waktu dari satu jam," tapi itu mungkin secara benar diterjemahkan "seketika"/waktu singkat. Ini mungkin sekitar beberapa bulan. Paulus berduka seperti orang tua yang anak-anaknya telah diambil secara paksa dari dia, tapi ia tidak jauh di hati mereka. Dalam pengertian itu, ia ada bersama saudara-saudara itu. Ia memiliki rindu yang besar untuk menjumpai mereka, meski ia hanya pergi jauh untuk "seketika." Ia terhalang untuk menjumpai mereka, mungkin karena orang-orang Yahudi berusaha terus untuk membunuh dia (Kisah 17:13-15). Ayat 17, serta 3:10, menunjukkan adanya ikatan Kristiani yang sangat kuat antara Paulus dan rekan-rekan sekerjanya dan umat Kristen di Tesalonika. Ayat 18. Paulus dan rekan-rekan sekerjanya punya kerinduan untuk mengunjungi jemaat Tesalonika lebih dari sekali, tapi Iblis mencegah mereka untuk kembali, secara jelas dengan menggunakan orang-orang Yahudi yang tidak taat untuk mengancam nyawa mereka. Kita dapat membandingkan ini dengan pengaruh Iblis pada beberapa orang lain di Kisah 5:3 dan 2 Korintus 2:11. Bahasa Yunaninya secara harfiah mengatakan bahwa Iblis telah menghentikan mereka "sekali dan dua kali." Kata kerja Yunani yang diterjemahkan "mencegah," ejne÷koyen (enekopsen), adalah kata kerja yang digunakan untuk menggambarkan adanya belahan di jalan, membuat jalan itu tidak bisa dilalui. Jadi Paulus menuduh Iblis memotong putus akses mereka kepada jemaat Tesalonika. "Halangan ini bisa berupa sakit, perlawanan dari orang-orang Yahudi di Korintus," atau yang serupa itu.24 Ayat 19, 20. Kata sebab menunjukkan alasan Paulus ingin sekali menjumpai jemaat Tesalonika"karena mereka adalah pengharapan dan sukacitanya. Faktanya, ia menegaskan bahwa di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatangan-Nya (kedatangan kedua-Nya yang mulia; 4:15; 5:1-3), mereka akan menjadi mahkota kemegahan miliknya. "Kemuliaan" adalah dari kata Yunani kau/chsiß (kauchÄ”sis). David J. Williams menulis, Kata itu kadang-kadang bisa berarti "bangga" (bdk, misalnya, Roma 3:27; 2 Korintus 11:10, 17) tetapi dalam konteks ini paling baik diterjemahkan "kemuliaan." Paulus tetap mempertahankan metafora pertandingan dan memandang dirinya seperti seorang atlit, yang merasa bangga, dalam arti merasa mulia dalam kemenangannya di hadapan podium presiden.25 Paulus lebih lanjut berkata, kamulah kemuliaan kami dan sukacita kami. "Kemuliaan" adalah dari kata Yunani do/xa (doxa), "dalam pengertian 'yang di dalamnya orang merasa bangga' bdk. 1 Korintus 11:7, di mana 'perempuan adalah kemuliaan (do/xa) laki-laki."26 Paulus akan "bermulia," (pada kedatangan kedua) oleh karena jemaat Tesalonika yang sudah hidup dengan setia. Ia akan menunjuk kepada mereka sebagai buah yang baik dari hidupnya sendiri. Dalam satu pengertian, mereka adalah "harapan" miliknya. Tentu saja, dalam arti yang lebih mendasar, Kristus adalah harapan kita (1 Timotius 1:1); tetapi orang-orang yang telah datang kepada Kristus melalui kita adalah juga harapan kita dalam hal bahwa mereka menjadi bukti bahwa kita telah menggunakan talenta kita (Matius 25:14-28). Ia menemukan "sukacita" besar dalam mengetahui bahwa ia telah ikut berperan dalam mendamaikan mereka kepada Allah mereka dan membantu mereka menemukan hidup yang berkelimpahan (3 Yohanes 3, 4). Benda-benda materi tidak bisa memberikan jenis sukacita yang pengetahuan ini akan berikan ketika kita berdiri di hadapan Kristus pada kedatangan-Nya kembali. Orang Kristen harus berhati-hati untuk tidak kehilangan sukacita ini. Akhirnya, Paulus menyebut mereka "mahkota" miliknya ketika mereka akan menjadi "mahkota" pelayanannya dalam pengertian terakhir ketika nantinya ditetapkan bahwa mereka telah bertekun sampai akhir (lihat juga 1 Korintus 3:13-15; Filipi 4:1; 2 Timotius 4:6-8). * SUKACITA ATAS KABAR BAIK YANG DIBAWA OLEH TIMOTIUS (1 Tes 3:6-10) 6 Tetapi sekarang, setelah Timotius datang kembali dari kamu dan membawa kabar yang menggembirakan tentang imanmu dan kasihmu, dan bahwa kamu selalu menaruh kenang-kenangan yang baik akan kami dan ingin untuk berjumpa dengan kami, seperti kami juga ingin untuk berjumpa dengan kamu, 7 maka kami juga, saudara-saudara, dalam segala kesesakan dan kesukaran kami menjadi terhibur oleh kamu dan oleh imanmu. 8 Sekarang kami hidup kembali, asal saja kamu teguh berdiri di dalam Tuhan. 9 Sebab ucapan syukur apakah yang dapat kami persembahkan kepada Allah atas segala sukacita, yang kami peroleh karena kamu, di hadapan Allah kita? 10 Siang malam kami berdoa sungguh-sungguh, supaya kita bertemu muka dengan muka dan menambahkan apa yang masih kurang pada imanmu. Ayat 6. Ketika Paulus menulis surat ini, Timotius "baru saja" (NIV) melakukan perjalanan dari Tesalonika ke Korintus, sedangkan Paulus meninggalkan Atena setelah Timotius berangkat menuju Tesalonika (Kisah 18:5). Paulus mengatakan bahwa Timotius membawa kabar yang menggembirakan dia tentang jemaat Tesalonika. "Membawa kabar yang menggembirakan" adalah dari kata Yunani euaggeli÷zw (euangelizō), yang artinya "membawa [atau] mengumumkan kabar baik."5Acuan ini merupakan kasus jelas atas istilah itu yang mengacu kepada orang per orang mengumumkan "kabar baik"(bandingkan dengan Kisah 8:4). Itu adalah "kabar baik" tentang iman dan kasih, atau "kebaikan" (KJV) mereka. "Iman" mereka mengacu kepada kepercayaan mereka kepada Allah, yang menghasilkan "pekerjaan," dan jenis "kasih" mereka adalah yang menghasilkan "pekerjaan" (1:3). Faktanya, kasih sejati selalu menimbulkan tindakan tertentu (bandingkan dengan 1 Yohanes 4:10). Juga, kabar baik yang dibawa oleh Timotius mencakup fakta bahwa jemaat Tesalonika secara keseluruhan masih selalu menaruh kenang-kenangan yang baik terhadap Paulus. Artinya, pelbagai kecaman Paulus tidak bisa meyakinkan jemaat Tesalonika bahwa Paulus adalah guru palsu yang ingin "menipu" mereka (2:3; NIV). Mereka masih ingin untuk berjumpa dengan dia, seperti ia juga ingin berjumpa dengan mereka (2:17). Paulus mungkin tidak hanya peduli dengan bagaimana perasaan mereka tentang dia. Ia mengira bahwa jika jemaat Tesalonika menerima penilaian keras tentang dirinya yang dilontarkan oleh para pengecamnya, maka kemungkinan besar mereka akan sudah disesatkan dalam sikap atau doktrin, atau keduanya, kepada kebinasaan mereka sendiri. Ayat 7. Sewaktu Paulus menantikan kepulangan Timotius, pertama di Atena dan kemudian di Korintus, ia menanggung kesesakan dan kesukaran. Di Atena, tidak diragukan lagi ada kaitannya dengan penyembahan berhala, yang merajalela di kota itu (Kisah 17:16-18). Di Korintus, orang-orang Yahudi keras kepala yang tinggal di sana mungkin telah memprovokasi "kesesakan"nya (Kisah 18:5, 6). Setelah mendengar dari Timotius kesetiaan jemaat Tesalonika, Paulus terhibur, atau "berbesar hati" (NIV) oleh karena iman mereka"yaitu, kepercayaan mereka yang terus-menerus kepada Allah dan jalan-Nya meski ada tekanan dan penganiayaan. "Terhibur" adalah dari kata yang sama dengan "menguatkan" dalam ayat 2, yang adalah parakale÷w (parakaleō), yang artinya "bantuan lewat nasihat dan karena itu dorongan."6Georg Braumann berkata," parakaleō muncul 109 kali dalam PB dan artinya: (a) memanggil, mengundang, meminta, memohon; (b) menasihati; (c) menghibur, mendorong. Kata benda [para¿klhsiß] paraklÄ”sis, berarti nasihat, dorongan, himbauan, permintaan, penghiburan, pelipur."7Secara harfiah, teks Yunani itu berkata ia "dihibur" bukan "tentang kamu" (NASB) tapi "atas kamu" (ejf uJmi√n, eph humin). "'Atas' adalah preposisi yang tidak biasa dalam kaitan seperti itu, dan maknanya adalah bahwa kekuatan baru Paulus secara aman didasarkan 'pada' jemaat Tesalonika .… [D]an kesan yang ditinggalkan adalah bahwa kekuatan baru yang diberikan kepada Paulus itu memampukan dia untuk mengatasi pelbagai kesulitan yang ia alami sendiri."8 Ayat 8. Teguh berdiri, adalah dari sth/kw (stÄ”kō), di dalam Tuhan berarti menolak untuk membiarkan iman Anda "digoyang" (3:3). Secara positif, itu berarti menunjukkan "daya tahan" (1:3; NIV), sehingga harus ditandai dengan "pekerjaan" dan "usaha" (1:2, 3). Artinya "giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan!" (1 Korintus 15:58) ketimbang menunjukkan keragu-raguan dan kebingungan. StÄ”kō adalah "bentuk akhir yang berkembang dari bentuk perfect [iºsthmi] histÄ”mi, yang berfungsi lebih baik daripada histÄ”mi untuk mengungkapkan pemikiran 'teguh berdiri,' …"9 Sukacita Paulus dalam mendengar bahwa mereka bertindak sedemikian rupa yang membuat ia hidup kembali, yaitu, tidak hanya berjalan dengan susah payah, tapi menikmati dirinya dan bersukacita. Hal ini bicara banyak bagi spiritualitas Paulus. Sukacita sejatinya timbul dari melihat orang membuat kemajuan spiritual, yang berarti ia benar-benar menempatkan "pikiran[nya] pada perkara yang di atas" (Kolose 3:1-4; NASB). Apakah kita seperti Paulus? Apakah kita mendapatkan sukacita terbesar dari melihat saudara-saudara seiman tetap setia dan tumbuh secara rohani? Kapankah hati kita sangat terdorong? Apakah ketika gereja membuat langkah maju atau ketika tim olahraga favorit kita menang? Ayat 9. Kita sudah melihat bahwa Paulus berdoa dengan sering dan teratur, dan doa-doa ini mencakup ucapan syukur untuk jemaat Tesalonika khususnya (lihat pembahasan tentang 1:2, 3). Di sini kita melihat bahwa ia mengerti bahwa Allahlah yang menopang jemaat Tesalonika secara rohani, dan secara tidak langsung memberi mereka segala sukacita, jadi ia menyampaikan ucapan syukur … kepada Allah. Namun begitu, ia merasa sukacitanya sangat besar sekali sehingga ia tidak bisa bersyukur kepada Allah dengan cukup. "Teks Yunaninya secara harfiah terbaca, 'Terima kasih apakah yang bisa kita bayarkan kembali kepada Allah?' di mana kata kerja [a”ntapodi÷dwmi] antapodidōmi, di sini berbentuk aorist infinitive (bdk. 2 Tesalonika 1:6), memiliki pengertian "membayar kembali apa yang harus dibayar.'"10 Tentu saja, jemaat Tesalonika pasti memiliki perasaan hangat juga ketika mereka membaca surat Paulus bahwa semua ucapan syukur itu adalah untuk mereka (lihat dalam ay. 6-10 penekanan pada "kamu" dan "milikmu"). Yang juga penting adalah bahwa sukacita ini di hadapan Allah kita, atau "di hadirat Allah kita" (NIV). Jelasnya, yang Paulus maksudkan adalah bahwa sukacita yang ia dan rekan-rekannya alami tidak bersifat kedagingan. Sebaliknya itu adalah sukacita yang mereka senang untuk letakkan "di hadapan Allah" dan membiarkan Allah memeriksa, karena kepentingan mereka yang sebenarnya bukan pemuliaan diri mereka sendiri tetapi keselamatan jiwa-jiwa jemaat Tesalonika. Ayat 10. Sikap Paulus dan rekan-rekan kerjanya yang berdoa siang malam bicara banyak tentang konsep mereka tentang doa. Mereka tidak diragukan lagi percaya kepada kemanjuran doa (bandingkan dengan Yakobus 5:16). Saat mereka berdoa, mereka minta agar Paulus bertemu muka dengan muka dengan mereka, atau mengunjungi mereka secara pribadi. Fakta bahwa ia telah mengirim Timotius kepada mereka tidak benar-benar memuaskan dia. Ia masih ingin mengunjungi mereka secara pribadi untuk menambahkan [atau mengatur] apa yang masih kurang. Ada kesenjangan dalam pembelajaran mereka. "Menambahkan" adalah dari katarti÷zw (katartizō), yang digunakan untuk "membereskan" jalan (Matius 4:21) atau manusia (Galatia 6:1). Lihat penjelasan A. T. Robertson tentang katartizō.11 Laporan Timotius tentang jemaat Tesalonika adalah baik secara keseluruhan, tapi mereka masih butuh pengajaran dan pendewasaan lebih lanjut, sehingga mereka bisa "lebih bersungguh-sungguh lagi melakukannya" (4:1, 10). Pengajaran lebih lanjut yang Paulus ingin berikan kepada mereka bertujuan untuk membantu mereka mengatasi pelbagai kekurangan dalam iman mereka. Dalam konteks ini, "iman" mungkin mengacu kepada seperangkat doktrin yang dianut oleh jemaat Tesalonika, dan kekurangan utamanya paling mungkin pada bidang doktrin mereka tentang kedatangan kedua. Penggunaan yang sama untuk "iman" ditemukan dalam Yudas 3. * KEINGINAN DAN DOA PAULUS DAN REKAN-REKAN SEKERJA-NYA (1 Tes 3:11-13) 11 Kiranya Dia, Allah dan Bapa kita, dan Yesus, Tuhan kita, membukakan kami jalan kepadamu. 12 Dan kiranya Tuhan menjadikan kamu bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang, sama seperti kami juga mengasihi kamu. 13 Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudus-Nya. Ayat 11. Paulus tahu bahwa jika ia harus pernah kembali ke Tesalonika maka itu akan disebabkan oleh Allah dan Bapa sendiri yang akan campur tangan untuk mengarahkan cara-[nya] ("memuluskan jalan"; NIV) bersama dengan Tuan terkasih Paulus, Yesus, Tuhan kita. Fakta bahwa keduanya terkait bersama sebagai pribadi-pribadi yang melalui penyediaan akan "memuluskan jalan" bagi kedatangan kembali Paulus menunjukkan bahwa Paulus mengakui Yesus sebagai ilahi juga, dan karena itu sanggup melenyapkan pelbagai hambatan yang bisa mencegah kedatangannya. "Langsung" berasal dari kateuqu/nw (kateuthunō), sebuah "kata kerja lama" yang berarti, "meluruskan jalan."12Kata-kata "Allah dan Bapa kita" mengacu kepada keanakan yang Paulus nikmati dengan Allah. Apakah doa Paulus untuk kembali ke Tesalonika pernah dijawab secara positif? Tampaknya pernah. Sekitar tiga atau empat tahun kemudian ia pergi melalui Makedonia, provinsi di mana Tesalonika berada, dan memberi "banyak nasihat" kepada orang-orang dari "daerah itu" (Kisah 20:1, 2). Sangat mungkin, Tesalonika adalah salah satu tempat yang ia kunjungi. Selain itu, belakangan ia mungkin kembali lagi di lain waktu (1 Timotius 1:3). Ayat 12. Kasih Paulus untuk mereka semua (agapÄ”, lihat pembahasan tentang 1:3) bertumbuh semakin kuat dengan setiap kontak yang ia alami bersama mereka. Mereka juga memiliki jenis kasih itu, tetapi Paulus menyatakan keinginannya supaya kasih mereka itu bisa bertambah-tambah di atas tingkatan di mana kasih itu berada ketika ia menuliskan hal itu, sehingga kasih itu bahkan mungkin berkelimpahan, atau "meluap" (NIV). Ia berdoa semoga kasih mereka dapat bertambah seorang terhadap yang lain, yaitu, antara orang-orang Kristen di sana. Orang Kristen dewasa akan mengasihi satu sama lain dan kemudian mengasihi semua orang (lihat 1 Yohanes 4:7; Galatia 6:10). Kata "berkelimpahan" tampaknya menjadi pengintensif kata "bertambah-tambah." Di sisi lain, penggunaan dua istilah itu bisa jadi hanya sebagai penekanan, dalam hal ini mereka itu sinonim, seperti yang David J. Williams yakini.13 Sifat sejati anak Allah punya kepedulian terhadap kesejahteraan bahkan bagi orang-orang yang paling memberontak, karena semua orang adalah keturunan dari Bapa sorgawi orang Kristen. Allah mengasihi semua orang, dan kita harus menggunakan Allah sebagai model untuk kasih kita sendiri (lihat Yohanes 3:16; Matius 5:48). Apakah kita, dalam kenyataannya, mengasihi semua orang? Bisakah kita secara jujur mengaku mengasihi semua orang dan mengutip bukti dalam hidup kita bagi kasih itu? Apakah kita sedang membantu berbagi pesan Allah kepada orang lain? Melakukan hal itu akan membantu mereka yang kita ajar untuk menjalani kehidupan yang lebih baik di bumi dan diselamatkan selamanya. Tentunya memberi mereka injil adalah satu cara terbaik untuk menunjukkan kasih kita. Ayat 13. Keselamatan akhir untuk orang atau kelompok orang mana saja pada akhirnya akan, tentu saja, datang hanya pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, yaitu, pada kedatangan-Nya yang kedua kali (bandingkan dengan 4:15). Ia akan datang untuk menghakimi semua orang (Yohanes 5:22-30). Istilah yang digunakan di sini untuk "kedatangan" adalah parousi÷a (parousia). Istilah yang sama ini muncul dalam 2:19, namun tampaknya pembahasan kata itu paling baik dengan menunggu kemunculan kata itu. Dalam komentarnya tentang 2:19, Leon Morris menjelaskan kata ini: Ini adalah kemunculan pertama kata penting ini dalam literatur Kristen. Arti dasarnya hanyalah "kehadiran" (seperti dalam I Kor. 16:17, II Kor. 10:10). Hal ini memunculkan pengertian "datang untuk hadir," "kedatangan" (II Kor. 7:6 dst.). Dalam bahasa umum kaum itu istilah itu secara khusus diterapkan kepada kedatangan seorang tokoh besar, seorang raja atau kaisar, dan itu merupakan kata yang biasa untuk kunjungan kerajaan. Dalam Perjanjian Baru kata itu menjadi ungkapan teknis untuk kunjungan rajani itu, kedatangan Tuhan kita yang kedua kali. Dari Perjanjian Baru kata itu masuk ke dalam literatur Kristen pada umumnya. … Jadi di sini Paulus menggunakan … istilah itu yang menjadi sifat sebutan bagi kedatangan kembali Tuhan yang penuh kemenangan. Dan bahkan kemudian, Paulus berkata, jemaat Tesalonika akan menjadi harapan dan sukacita dan mahkota kemegahannya. Mungkin bukannya tanpa makna bahwa pada kesempatan parousia rajani itu orang-orang itu kadang-kadang mendapatkan diri mereka di bawah keharusan untuk menyediakan mahkota. Tetapi pada kedatangan Raja ini mahkota itu akan berupa umat-Nya.14 Paulus juga menyebutkan, hampir secara kebetulan, bahwa Yesus akan datang dengan semua orang kudus-Nya. Siapakah "orang-orang kudus" ini? Istilah Yunaninya adalah a'gioi (hagioi), secara harfiah berarti "orang-orang kudus." Apakah mereka ini adalah orang-orang taat yang telah meninggal sebelum penghakiman terakhir, dan roh-roh siapakah yang akan datang dengan Tuhan ketika Ia datang? Atau apakah mereka itu adalah para malaikat yang akan datang dengan Tuhan? Istilah Yunani itu secara tepat diterjemahkan dengan kedua cara itu dalam berbagai konteks. Di sini, Alkitab NASB, KJV, dan RSV menerjemahkan kata itu sebagai "orang-orang kudus," membiarkan istilah itu terbuka untuk dipahami sebagai "orang-orang yang taat" atau "para malaikat." Karena dalam konteks lain, yang menggambarkan kedatangan-Nya yang kedua kali, jelas terlihat bahwa "para malaikat," dari kata Yunani a‡ggeloi (angeloi), akan datang "dengan" Dia (Matius 25:31; Markus 8:38; 2 Tesalonika 1:7), dan karena malaikat-malaikat ini sering digambarkan sebagai "kudus" (Markus 8:38; Lukas 9:26), maka tampaknya sangat mungkin bahwa di sini "orang-orang kudus" itu mengacu kepada para malaikat. Yang menambahkan kekuatan kepada kemungkinan ini adalah fakta bahwa selama ini Paulus tampaknya membedakan orang-orang Kristen yang di dunia dari makhluk-makhluk yang akan datang dengan Yesus. Pandangan Lindsey tentang Pengangkatan, Milenium, Dll.18 Lindsey lalu berkata Perbedaan ini tidak boleh dianggap sebagai kepastian, tapi ada kemungkinan yang kuat mereka ini hanyalah malaikat. Morris memilih untuk memasukkan para malaikat dan orang-orang kudus,15dan J. W. McGarvey dan Philip Y. Pendleton membiarkan pintu itu terbuka bagi orang-orang kudus.16I. Howard Marshall melihat adanya "kesulitan" dalam menyertakan "orang-orang kudus" di sini. Ia berkata, "kesatuan orang-orang percaya dengan Tuhan tampaknya terjadi setelah kedatangan-Nya daripada sebelumnya."17Apapun arti hagioi di sini, itu adalah "semua" kategori yang akan datang "dengan" Yesus, sementara secara jelas beberapa orang kudus masih "hidup" di bumi. (Lihat bagan "Pandangan Lindsey Tentang Pengangkatan, Milenium, Dll." di atas.)18 Williams menjelaskan cara kaum "Rapturis" menggunakan ayat ini: Salah satu skenario akhir zaman yang dianut oleh banyak orang Kristen saat ini mengandung kedatangan kembali Yesus lipat dua: yang pertama secara rahasia untuk mengumpulkan gereja, yang kedua secara terbuka, menyusul masa kesengsaraan (yang, menurut teori ini, hanya dunia yang akan mengalaminya) untuk menghakimi dunia. Kedatangan pertama disebut Pengangkatan, yang kedua disebut Pewahyuan. Kata Yunani aJrpa¿zw (harpazō), yang dari kata Latin yang sepadan (rapere), kata "rapture [pengangkatan]" itu diambil, sebenarnya digunakan oleh Paulus di 4:17, "kita … akan diangkat." Namun begitu, Paulus tidak menggunakan kata itu dalam pengertian teori moderen.… Teori ini sebagian besar didasarkan pada kesimpulan yang ditarik dari ayat ini. Jika Yesus harus datang dengan orang-orang kudus, seperti yang ayat ini katakan, maka timbul pendapat bahwa Ia harus lebih dulu datang untuk mereka. Sejumlah nas lainnya dicantumkan untuk menguatkan skenario ini (Markus 13:27; Wahyu 11:11), tetapi tidak satupun dari nas-nas itu, apalagi 1 Tesalonika 3:13, sanggup memikul beban penafsiran ini.19 Apakah Yesus akan membawa bersama Dia para malaikat atau orang-orang kudus, yang jelas Paulus berdoa agar Allah menguatkan (memperkuat, meneguhkan) hati jemaat Tesalonika sehingga nanti, dalam penghakiman di masa depan, orang-orang Kristen itu akan berdiri tanpa cacat (tanpa dakwaan) dan kudus [dimurnikan oleh darah Yesus, 1 Yohanes 1:7-10] di hadapan Allah kita (di ruang pengadilan-Nya). Allah menggunakan Paulus dan rekan-rekan sekerjanya untuk membantu jemaat Tesalonika bersiap menghadapi ujian akhir yang hebat itu. Ia sangat ingin sekali mereka itu bisa "tanpa cacat" pada waktu kedatangan-Nya.20 ___
Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2024 Lagu Anak(1) Pembuatan Tata Ibadah: Pembuatan Tata Ibadah Katolik, Lagu Perkawinan Katolik, Kalender Liturgi Katolik 2016, Khotbah Katolik 2016, | Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman) MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL - PASKAH - KENAIKAN - PENTAKOSTA - BIASA NEXT: Renungan Katolik Selasa, 13 Februari 2024 - Hari Biasa - Markus 8:14-21 - BcO 1 Tesalonika 4:1-18 PREV: Renungan Katolik Minggu, 11 Februari 2024 - Markus 1:40-45 - BcO 1 Tesalonika 1:1-2:12 - Hari Minggu Biasa VI Hari Orang Sakit Sedunia 18 Maret 2024 Yesus membuka pintu Allah - Paus Benediktus XVI 18 Maret 2024 Puasa mengangkat pikiran kepada Allah - St. Fransiskus dari Sales Kamis, 28 Maret 2024 UPACARA PENCUCIAN ALTAR DI BASILIKA SANTO PETRUS PADA KAMIS PUTIH Kamis, 12 Oktober 2023 Panduan Dalam Memakai Rosario |
Links:
lagu-gereja.com,
bible.,
perkantas,
gbi,
GKII,
gkj,
hkbp,
MISA,
gmim,
toraja,
gmit,
gkp,
gkps,
gbkp,
Hillsong,
PlanetShakers,
JPCC Worship,
Symphony Worship,
Bethany Nginden,
Christian Song,
Lagu Rohani,
ORIENTAL WORSHIP,
Lagu Persekutuan
Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia 01 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Pusat 1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta02 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Barat 03 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Timur 04 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Utara 05 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Selatan 06 Jadwal Misa Gereja di Tangerang 07 Jadwal Misa Gereja di Bekasi - Karawang 08 Jadwal Misa Gereja di Bandung 10 Jadwal Misa Gereja di Bogor - Depok 16 Jadwal Misa Gereja di Makassar 18 Jadwal Misa Gereja di Medan 21 Jadwal Misa Gereja di Palembang 2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya 3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar 4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung 5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan 6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3) April - Sakramen Maha Kudus (6) Bulan Katekese Liturgi(5) Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4) Bulan Oktober - Bulan Rosario(1) Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4) Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4) Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5) Ibadah(1) Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5) Juli - Darah Mulia(2) Juni - Hati Kudus Yesus(10) Maret - Pesta St. Yosep(3) Mei - Bulan Maria(8) Penutup Bulan Rosario(1) Peringatan Arwah(2) Rabu Abu(1) SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7) |
popular pages | Register | Login | e-mail: admin@lagu-gereja.com © 2012 . All Rights Reserved. |