|
Sabtu, 24 Nopember 2018 Sabtu, 24 Nopember 2018 - Lukas 20:27-40 BcO Dan. 3:8-23,24-30 - Pw S. Andreas Dũng Lac, ImdkkMrt (M)Pw S. Andreas Dũng Lac, ImdkkMrt (M); BcE Why. 11:4-12; Mzm. 144:1,2,9-10; Lukas 20:27-40; atau dr RUybs. BcO Dan. 3:8-23,24-30. O IbdSore I. Lukas 20:27-40 Pertanyaan orang Saduki tentang kebangkitan 20:27 Maka datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: 20:28 "Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati sedang isterinya masih ada, tetapi ia tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. 20:29 Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan lalu mati dengan tidak meninggalkan anak. 20:30 Lalu perempuan itu dikawini oleh yang kedua, 20:31 dan oleh yang ketiga dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu, mereka semuanya mati dengan tidak meninggalkan anak. 20:32 Akhirnya perempuan itupun mati. 20:33 Bagaimana sekarang dengan perempuan itu, siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia." 20:34 Jawab Yesus kepada mereka: "Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, 20:35 tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan. 20:36 Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. 20:37 Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. 20:38 Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup." 20:39 Mendengar itu beberapa ahli Taurat berkata: "Guru, jawab-Mu itu tepat sekali." 20:40 Sebab mereka tidak berani lagi menanyakan apa-apa kepada Yesus. Penjelasan: * Pertanyaan Orang Saduki tentang Kebangkitan (20:27-38) Perbincangan dengan kaum Saduki telah kita temukan sebelumnya dalam Injil Matius dan Markus, persis seperti yang terdapat di sini, hanya saja gambaran yang Kristus berikan mengenai dunia yang akan datang lebih lengkap dan luas di sini. Amatilah: I. Di setiap zaman ada saja manusia-manusia dengan pikiran cemarnya berusaha untuk merombak pokok-pokok ajaran agama wahyu. Seperti halnya pada zaman kita ada kaum deis (yang menolak campur tangan ilahi atas hukum alam), yang menyebut diri mereka pemikir-pemikir bebas, namun sebenarnya adalah pemikir-pemikir palsu. Begitu juga pada masa Juruselamat kita, ada kaum Saduki yang mencela ajaran mengenai kebangkitan dari antara orang mati dan kehidupan di dunia yang akan datang, walaupun hal tersebut dengan jelas disingkapkan dalam Perjanjian Lama dan merupakan dasar iman Yahudi. Kaum Saduki tidak mengakui adanya kebangkitan dan dunia yang akan datang apa pun, demikian yang diartikan dengan anastasis. Bukan hanya raga tidak akan kembali hidup, jiwa pun tidak berlanjut dalam kehidupan, tidak ada dunia roh, tidak ada upah dan ganjaran atas apa yang telah dilakukan secara ragawi. Jika hal-hal ini diterima, maka runtuhlah agama kita ini seluruhnya. II. Biasanya orang-orang yang berencana untuk memutarbalikkan suatu kebenaran dari dan tentang Allah akan mengaduk-aduk dan membebani kebenaran itu dengan berbagai persoalan. Inilah yang dilakukan kaum Saduki. Ketika bermaksud melemahkan iman orang mengenai ajaran kebangkitan, mereka mengajukan pertanyaan yang meragu-ragukan kebenaran ajaran tersebut. Dengan pertanyaan ini, mereka berharap tidak akan ada jawaban memuaskan yang bisa meyakinkan orang. Pokok masalahnya mungkin sesuatu yang nyata, setidaknya mungkin begitu, mengenai seorang perempuan yang mempunyai tujuh suami. Sekarang, dalam hal kebangkitan, siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya?, walaupun tidak penting lagi siapa yang menjadi suaminya karena ketika kematian mengakhirinya, hubungan tersebut juga tidak akan berlanjut. III. Ada perbedaan besar antara keadaan anak-anak manusia di bumi ini dan keadaan anak-anak Allah di sorga, suatu ketidaksamaan yang sangat jauh antara dunia ini dan dunia yang lain itu. Karena itu, kita melakukan kesalahan kepada diri kita sendiri, dan melakukan kesalahan terhadap kebenaran Kristus, jika kita membentuk pemahaman kita mengenai dunia roh itu berdasarkan kehidupan ragawi kita dalam dunia ini sekarang ini. . Anak manusia di dunia ini kawin dan dikawinkan, hyioi tou aiēnos toutou -- anak-anak zaman ini, generasi ini, baik yang baik maupun yang jahat, kawin dan mengawinkan anak-anak mereka. Sebagian besar urusan kita di dunia ini adalah untuk membesarkan dan membangun keluarga dan menafkahi mereka. Sebagian besar kesenangan kita di dunia ini diperoleh dalam kerabat-kerabat kita, istri dan anak-anak kita; secara alamiah ini memang sudah begini. Perkawinan dibentuk untuk kenyamanan hidup manusia, dengan keberadaannya, di mana kita memiliki tubuh ragawi. Perkawinan itu juga disediakan sebagai obat untuk melawan hubungan badan di luar nikah, supaya nafsu alamiah tidak menjadi liar, melainkan berada dalam arahan dan kendali. Anak-anak dunia ini akan mati dan lenyap, dan karena itulah mereka kawin dan mengawinkan anak-anak mereka, supaya mereka dapat memenuhi dunia umat manusia ini dengan manusia-manusia baru yang memang diperlukan, sehingga jika satu generasi berlalu maka generasi yang lain akan datang, sehingga mereka memiliki suatu keturunan untuk mewarisi buah jerih payah mereka, khususnya supaya umat pilihan Allah di masa depan dapat dihasilkan, karena keturunan ilahi yang dicari adalah yang didapat melalui perkawinan (Mal. 2:15), suatu keturunan untuk melayani Tuhan, yang akan menjadi suatu keturunan yang dikhususkan bagi Dia. . Dunia yang akan datang sangatlah berlainan. Dunia ini disebut dalam Injil Lukas ini sebagai dunia yang lain itu, dengan penekanan khusus. Perhatikanlah, ada lebih dari satu dunia, yaitu dunia sekarang yang kelihatan dan dunia yang akan datang yang tidak kelihatan. Sangatlah penting bagi kita semua untuk membanding-bandingkan kedua dunia tersebut, yaitu dunia ini dan dunia yang lain itu, dan memberikan keutamaan dan kepedulian kepada masing-masing sesuai dengan apa yang pantas bagi keduanya. Sekarang perhatikanlah: (1) Siapa yang akan menjadi penghuni-penghuni dunia yang lain itu: Orang-orang yang dipandang layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu adalah mereka yang tertarik pada karya penebusan Kristus, yang dibeli-Nya untuk kita dan yang penggenapannya dilakukan oleh Roh Kudus, yang bertugas mempersiapkan kita untuk menerima karya Kristus itu. Secara hukum, apa pun yang kita miliki atau lakukan tidaklah melayakkan kita untuk menerima karya penebusan itu. Yang membuat kita layak adalah karya Injil, yaitu harga yang tak ternilai yang dibayar Kristus dalam menebus kita. Berdasarkan kelayakan inilah kita dimuliakan, dan berdasarkan pembenaran inilah kita dibenarkan; kataxiothentes, kita dibuat menjadi layak bagi dunia yang lain itu. Segala sesuatu yang tercela yang terdapat dalam sifat kita yang cemar disingkirkan, begitu juga dengan kecenderungan-kecenderungan jiwa kita, semuanya diselaraskan melalui anugerah Allah supaya sesuai dengan keadaan dari dunia yang lain itu. Oleh kasih karunialah kita dibuat dan dipandang layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu. Hal ini menyiratkan adanya rintangan atau kesukaran tertentu untuk menggapai dunia yang lain itu, tetapi juga ada bahayanya jika kita sampai gagal dalam menggapainya. Oleh karena itu, kita harus berlari untuk mendapatkannya, supaya kita memperoleh kebangkitan dari antara orang mati, yaitu kebangkitan yang penuh berkat, dan bukannya memperoleh kebangkitan untuk dihukum (seperti Kristus menyebutnya dalam Yoh. 5:29), dalam kematian, kematian yang kedua, kematian yang kekal. (2) Apa yang akan menjadi sukacita para penghuni dunia yang lain itu tidak dapat kita ungkapkan atau pikirkan (1Kor. 2:9). Lihatlah apa yang Kristus katakan di sini mengenai hal tersebut. [1] Mereka tidak kawin dan dikawinkan. Mereka yang telah masuk ke dalam sukacita Tuhan benar-benar menjadi larut di dalamnya dan tidak lagi memerlukan sukacita pengantin laki-laki akan mempelainya. Kasih yang ada dalam dunia cinta kasih tersebut semuanya bersifat seperti malaikat, sehingga menutup dan menyingkirkan cinta kasih yang paling murni dan menyenangkan yang menjadi sumber kebahagiaan kita dalam dunia indrawi ini. Jika yang ada hanyalah tubuh rohani, semua kesenangan indrawi akan dienyahkan, dan jika ada kesempurnaan dalam kekudusan, maka tidak diperlukan lagi perkawinan sebagai penangkal dosa. Di dalam Yerusalem baru hal-hal yang najis tidak akan masuk. [2] Mereka tidak dapat mati lagi, dan ini menjadi alasan mengapa mereka tidak kawin. Dalam dunia yang fana ini harus ada perkawinan untuk memenuhi kekosongan yang ditinggalkan oleh kematian, namun jika pemakaman sudah tidak ada lagi, maka perkawinan juga tidak diperlukan lagi. Hal ini memahkotai sukacita dalam dunia yang lain itu karena di sana tidak ada lagi kematian yang menodai segala keindahan dan merusak segala sukacita dalam dunia ini. Di sini kematian berkuasa, namun di sana kematian disingkirkan untuk selamanya. [3] Mereka sama seperti malaikat-malaikat. Oleh penginjil-penginjil yang lain dikatakan bahwa mereka seperti malaikat -- ōs angeloi, namun di sini dikatakan bahwa mereka sama seperti malaikat-malaikat, isangeloi -- rekan-rekan para malaikat. Mereka memiliki kemuliaan dan sukacita yang tidak lebih rendah daripada yang dialami para malaikat yang kudus. Mereka akan melihat cahaya yang sama, ditugasi pekerjaan yang sama, dan berbagi sukacita yang sama dengan para malaikat yang kudus. Orang-orang kudus, ketika masuk sorga, akan menjadi warga negara yang sama, dan walaupun pada dasarnya orang asing, namun setelah mendapatkan hak-hak yang sama dengan harga yang mahal, yang dibayarkan oleh Kristus bagi mereka, mereka dalam segala hal memperoleh hak-hak istimewa yang sama seperti para malaikat yang bebas, para malaikat yang merupakan penghuni asli dunia tersebut. Mereka akan menjadi sahabat-sahabat para malaikat dan bercengkerama dengan jiwa-jiwa yang diberkati itu yang mengasihi mereka dengan sepenuh hati tersebut, dan sahabat-sahabat yang tidak terhitung jumlahnya yang kepadanya mereka datang dalam iman, pengharapan, dan kasih. [4] Mereka adalah anak-anak Allah, dan memang demikianlah adanya mereka, sama seperti para malaikat yang disebut anak-anak Allah. Ketika pewarisan terhadap anak dilakukan, maka pengangkatan sebagai anak pun terpenuhilah. Oleh karena itu, orang-orang percaya dikatakan menantikan pengangkatan sebagai anak, bahkan pembebasan tubuh (Rm. 8:23), karena sebelum tubuh ditebus dari kuburan, pengangkatan sebagai anak belumlah dirampungkan. Sekarang kita adalah anak-anak Allah (1Yoh. 3:2). Kita memiliki sifat dan tabiat sebagai anak, tetapi hal itu belum akan sempurna sampai ketika kita masuk ke dalam sorga. [5] Mereka adalah anak-anak yang telah dibangkitkan, yang berarti bahwa mereka dimungkinkan untuk mengalami dan menikmati kehidupan di dalam dunia yang akan datang. Mereka dilahirkan ke dalam dunia yang lain itu, dan menjadi bagian dari keluarga di dalamnya. Mereka dididik di dunia sini, dan mendapatkan warisan mereka di dunia sana. Mereka adalah anak-anak Allah, sebagai anak-anak yang telah dibangkitkan. Perhatikanlah, yang diakui Allah sebagai anak-anak-Nya hanyalah mereka yang telah dibangkitkan, yang dilahirkan dari dunia atas, yang bersekutu dengan dunia roh, yang menyediakan diri untuk dunia itu dan menjadi anak-anak dari keluarga yang menghuni dunia itu. IV. Merupakan kebenaran yang tidak terbantahkan lagi bahwa ada kehidupan yang lain setelah ini, dan ada penemuan-penemuan penting mengenai kebenaran ini pada masa-masa awal gereja (ay. 37-38): Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, dan hal ini ditunjukkannya kepada kita saat ia menyebut Tuhan, seperti Tuhan menyebut diri-Nya sendiri, sebagai Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Abraham, Ishak, dan Yakub pada saat itu telah mati menurut pandangan dunia kita. Mereka telah meninggalkan dunia kita ini bertahun-tahun lamanya, dan jasad mereka telah menjadi debu dalam gua Makhpela. Jadi, bagaimana mungkin Allah dapat berkata, "Aku (sekarang ini) adalah Allah Abraham?" Mengapa Ia tidak berkata, "Aku dulunya adalah Allah Abraham?" Tidak masuk akal bahwa Allah yang hidup dan Sumber kehidupan masih terus mengait-ngaitkan diri-Nya dengan mereka sebagai Allah mereka jika tidak ada lagi yang tersisa dari mereka selain apa yang tersimpan di dalam gua tersebut, yang tidak dapat dibedakan dari debu biasa. Dengan demikian, kita harus menyimpulkan bahwa mereka pada waktu itu sedang berada di dunia yang lain, karena Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Lukas di sini menambahkan, "Sebab di hadapan Dia semua orang hidup," yakni mereka semua, seperti Abraham, Ishak dan Yakub, yang sungguh-sungguh percaya. Walaupun mereka mati, namun mereka sungguh-sungguh hidup; jiwa mereka, yang kembali kepada Allah yang mengaruniakannya (Pkh. 12:7), terus hidup bersama-Nya sebagai Bapa dari segala roh: dan tubuh mereka akan hidup kembali pada akhir zaman oleh kuasa Allah, karena Ia menyebut hal-hal yang tidak ada seakan-akan ada, karena Ia adalah Allah yang menghidupkan orang mati (Rm. 4:17). Namun, masih ada maksud lain lagi ketika Allah sendiri menyebut diri-Nya Allah para leluhur tersebut. Ia hendak mengatakan bahwa Ia adalah sukacita dan bagian dari mereka, Allah Yang Maha Kuasa bagi mereka (Kej. 17:1), upah yang sangat besar bagi mereka (Kej. 15:1). Sekarang jelas terlihat melalui sejarah para leluhur ini bahwa Allah tidak pernah melakukan hal-hal tersebut bagi mereka ketika mereka masih hidup di dunia ini, jadi pasti ada kehidupan lain setelah ini, dan di sanalah janji-Nya untuk memenuhi mereka dengan niat agung-Nya digenapi-Nya dengan sepenuh-penuhnya, yaitu bahwa Ia akan menjadi Allah mereka sekalipun mereka telah mati, yang mampu dilakukan-Nya, karena di hadapan Dia semua orang hidup. Dengan demikian, Ia telah membuat semua jiwa yang tinggal dengan-Nya berbahagia, semua orang, setiap orang. * Ahli-ahli Taurat Dibuat Heran (20:39-47) Para ahli Taurat adalah sarjana-sarjana atau ahli dalam hal hukum Taurat, dan mereka menafsirkan hukum itu bagi orang-orang. Mereka dipandang sebagai orang-orang yang bijak dan terhormat, namun sebagian besar dari mereka adalah musuh-musuh Kristus dan Kabar Baik-Nya. Sekarang kita menemukan beberapa dari antara mereka mengikuti Dia. Ada empat hal yang dikisahkan dalam ayat-ayat ini mengenai mereka, yang telah kita temukan sebelumnya dalam Matius dan Markus: I. Di sini kita melihat mereka memuji jawaban yang Kristus berikan kepada kaum Saduki mengenai kebangkitan: Beberapa ahli Taurat berkata: "Guru, jawab-Mu itu tepat sekali" (ay. 39). Kristus mendapat kesaksian dari penentang-penentang-Nya bahwa apa yang Ia katakan adalah tepat. Para ahli Taurat itu menjadi musuh-musuh-Nya, karena Ia tidak bersedia tunduk pada tradisi para tetua. Walaupun begitu, ketika Ia menjelaskan kebenaran tindakan-tindakan ibadah yang pokok dalam agama mereka dan tampil untuk membela tindakan-tindakan tersebut, para ahli Taurat pun memuji perbuatan-Nya, dan mengakui bahwa apa yang Ia katakan itu tepat. Banyak orang yang menyebut diri orang Kristen pun bahkan tidak memiliki jiwa seperti para ahli Taurat ini. II. Kita melihat di sini bahwa mereka terkagum-kagum terhadap Kristus, dan terhadap hikmat dan kewenangan-Nya (ay. 40): Mereka tidak berani lagi menanyakan apa-apa kepada Yesus, karena mereka berkata bahwa Ia terlalu berat bagi semua yang melawan-Nya. Namun, murid-murid-Nya, walaupun lemah, berani untuk menanyakan sesuatu kepada-Nya, karena mereka bersedia menerima ajaran-Nya. Di lain pihak, kaum Saduki yang mempertentangkan dan berkeberatan dengan ajaran-Nya, malah tidak berani menanyakan apa pun kepada-Nya.
Daftar Label dari Kategori Khotbah Katolik 2018 Lukas 12:8-12(1) Lukas 13:1-9(1) Lukas 18:1-8(1) Lukas 1:57-66(1) Lukas 21:25-28(1) Lukas 21:34-36(1) Lukas 2:41-51(1) Lukas 8:4-15(1) Markus 10:13-16(1) Markus 10:35-45(1) Markus 10:46-52(1) Markus 11:27-33(1) Markus 12:28-34(1) Markus 14:12-16(1) Markus 3:20-35(1) Markus 4:26-34(1) Markus 5:21-43(1) Markus 6:1-6(1) Markus 6:30-34(1) Markus 7:1-8,14-15, 21-23(1) Markus 7:31-37(1) Markus 8:27-35(1) Markus 9:30-37(1) Matius 12:14-21(1) Matius 23:1-12(1) Matius 28:16-20(1) Matius 9:14-17(1) Yohanes 17:11b-19(1) Yohanes 19:25-27(1) Yohanes 1:47-51(1) Yohanes 6:60-69(1) Pembuatan Tata Ibadah: Pembuatan Tata Ibadah Katolik, Lagu Perkawinan Katolik, Kalender Liturgi Katolik 2016, Khotbah Katolik 2016, | Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman) MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL - PASKAH - KENAIKAN - PENTAKOSTA - BIASA NEXT: Khotbah Katolik Minggu, 25 Nopember 2018 - Wahyu 1:5-8 BcO Dan. 7:1-27 - HARI RAYA TUHAN KITA YESUS KRISTUS RAJA SEMESTA ALAM (P) PREV: Minggu, 18 Nopember 2018 - Markus 13:24-32 BcO 1Mak. 4:36-59 - Hari Minggu Biasa XXXIII (H). E KemSyah 18 Maret 2024 Yesus membuka pintu Allah - Paus Benediktus XVI 18 Maret 2024 Puasa mengangkat pikiran kepada Allah - St. Fransiskus dari Sales Kamis, 28 Maret 2024 UPACARA PENCUCIAN ALTAR DI BASILIKA SANTO PETRUS PADA KAMIS PUTIH Kamis, 12 Oktober 2023 Panduan Dalam Memakai Rosario |
Links:
lagu-gereja.com,
bible.,
perkantas,
gbi,
GKII,
gkj,
hkbp,
MISA,
gmim,
toraja,
gmit,
gkp,
gkps,
gbkp,
Hillsong,
PlanetShakers,
JPCC Worship,
Symphony Worship,
Bethany Nginden,
Christian Song,
Lagu Rohani,
ORIENTAL WORSHIP,
Lagu Persekutuan
Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia 01 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Pusat 1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta02 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Barat 03 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Timur 04 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Utara 05 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Selatan 06 Jadwal Misa Gereja di Tangerang 07 Jadwal Misa Gereja di Bekasi - Karawang 08 Jadwal Misa Gereja di Bandung 10 Jadwal Misa Gereja di Bogor - Depok 16 Jadwal Misa Gereja di Makassar 18 Jadwal Misa Gereja di Medan 21 Jadwal Misa Gereja di Palembang 2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya 3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar 4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung 5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan 6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3) April - Sakramen Maha Kudus (6) Bulan Katekese Liturgi(5) Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4) Bulan Oktober - Bulan Rosario(1) Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4) Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4) Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5) Ibadah(1) Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5) Juli - Darah Mulia(2) Juni - Hati Kudus Yesus(10) Maret - Pesta St. Yosep(3) Mei - Bulan Maria(8) Penutup Bulan Rosario(1) Peringatan Arwah(2) Rabu Abu(1) SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7) |
popular pages | Register | Login | e-mail: admin@lagu-gereja.com © 2012 . All Rights Reserved. |