misa.lagu-gereja.com        
 
View : 9113 kali
Khotbah Katolik 2016
Minggu, 10 Juli 2016
(Ayub 1:1-22)

Khotbah Katolik Minggu, 10 Juli 2016 - Ayub 1:1-22 - Hari Minggu Biasa XV

Minggu, 10 Juli 2016
Hari Minggu
Biasa XV
Ul. 30:10-14; Mzm. 69:14,17,30-31,33-34,36ab,37 atau Mzm. 19:8,9,10,11; Kol. 1:15-20; Luk. 10:25-37.
BcO Ayb. 1:1-22
warna liturgi Hijau

Ayub 1:1-22
Kesalehan Ayub dicoba
1:1 Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. 1:2 Ia mendapat tujuh anak laki-laki dan tiga anak perempuan. 1:3 Ia memiliki tujuh ribu ekor kambing domba, tiga ribu ekor unta, lima ratus pasang lembu, lima ratus keledai betina dan budak-budak dalam jumlah yang sangat besar, sehingga orang itu adalah yang terkaya dari semua orang di sebelah timur. 1:4 Anak-anaknya yang lelaki biasa mengadakan pesta di rumah mereka masing-masing menurut giliran dan ketiga saudara perempuan mereka diundang untuk makan dan minum bersama-sama mereka. 1:5 Setiap kali, apabila hari-hari pesta telah berlalu, Ayub memanggil mereka, dan menguduskan mereka; keesokan harinya, pagi-pagi, bangunlah Ayub, lalu mempersembahkan korban bakaran sebanyak jumlah mereka sekalian, sebab pikirnya: "Mungkin anak-anakku sudah berbuat dosa dan telah mengutuki Allah di dalam hati." Demikianlah dilakukan Ayub senantiasa. 1:6 Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datanglah juga Iblis. 1:7 Maka bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Dari mana engkau?" Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi." 1:8 Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan." 1:9 Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah? 1:10 Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu. 1:11 Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu." 1:12 Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya." Kemudian pergilah Iblis dari hadapan TUHAN. 1:13 Pada suatu hari, ketika anak-anaknya yang lelaki dan yang perempuan makan-makan dan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung, 1:14 datanglah seorang pesuruh kepada Ayub dan berkata: "Sedang lembu sapi membajak dan keledai-keledai betina makan rumput di sebelahnya, 1:15 datanglah orang-orang Syeba menyerang dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan." 1:16 Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Api telah menyambar dari langit dan membakar serta memakan habis kambing domba dan penjaga-penjaga. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan." 1:17 Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Orang-orang Kasdim membentuk tiga pasukan, lalu menyerbu unta-unta dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan." 1:18 Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Anak-anak tuan yang lelaki dan yang perempuan sedang makan-makan dan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung, 1:19 maka tiba-tiba angin ribut bertiup dari seberang padang gurun; rumah itu dilandanya pada empat penjurunya dan roboh menimpa orang-orang muda itu, sehingga mereka mati. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan." 1:20 Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah, 1:21 katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!" 1:22 Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.


Penjelasan:
* Ayb 1:1 - Orang itu saleh dan jujur, // Ia takut akan Allah
Negeri di mana Ayub tinggal, Us, terletak di sebelah timur Kanaan, dekat dengan perbatasan yang memisahkan sisi barat dan sisi timur dari daerah Bulan Sabit yang Subur (Fertile Crescent). Di wilayah itu terdapat banyak kota, peternakan dan kelompok-kelompok pengembara. Orang itu saleh dan jujur, tidak mengacu kepada kesempurnaan tanpa dosa (bdg. pengakuan Ayub akan dosa-dosanya; mis.: 7:20; 13:26; 14:16 dst.), tetapi kejujuran atau integritas yang teras terang, terutama kesetiaan kepada perjanjian (bdg. Kej. 17:1, 2). Terdapat sebuah keselarasan yang nyata di antara apa yang diakui Ayub dengan perilaku hidupnya, sangat bertentangan dengan kemunafikan yang dituduhkan kepadanya oleh Iblis dan kemudian juga oleh rekan-rekannya. Ia takut akan Allah. Di dalam Perjanjian Lama "takut akan Tuhan" merupakan nama dari agama yang sejati. Kesalehan Ayub merupakan hasil komitmen yang sungguh-sungguh kepada Tuhannya, yaitu Tuhan yang dihadapan-Nya Ayub hidup dengan hormat, dengan menolak dengan tegas apa yang Ia larang.

* Ayb 1:2-3
Hikmat yang sejati ditunjukkan dengan melaksanakan secara giat tugas-tugas yang Allah berikan ketika penciptaan, yaitu untuk bertambah banyak dan memenuhi bumi (Kej. 1:28). Akibat ketidaknormalan sejarah, yang disebabkan oleh kejatuhan manusia dalam dosa, kegagalan sering kali menghalangi usaha orang-orang saleh sekalipun. Namun semua usaha Ayub dalam hidup berkeluarga, bertani dan berternak telah dimahkotai dengan berkat oleh sang Khalik (bdg. uraian Ayub mengenai periode ini dalam ps. 29).

* Ayb 1:4-5 - Kurban bakaran,
Sadar akan Allahnya baik pada masa yang baik maupun yang tidak baik, Ayub dengan setia melaksanakan tugasnya sebagai imam dalam keluarganya. Ayub bukan sekadar melaksanakan tugas itu secara lahiriah sebab Ayub mengetahui bahwa akar dosa ada di dalam hati manusia (bdg. ps. 31); dan sebagai orang yang bukan sekadar moralis, Ayub mengetahui, karena sudah dijelaskan dalam penyataan penebusan khusus, bahwa tidak ada pengampunan dosa tanpa penumpahan darah kurban. Kurban bakaran, yang merupakan lambang pengampunan dosa oleh Mesias, juga merupakan upacara pengkhususan untuk maksud kudus. Melalui upacara ini Ayub menyerahkan semua hasil dari perkembangan di bidang budaya (bdg. 1:2, 3) kepada sang Khalik. Jadi, kebudayaan manusia mencapai tujuannya yang sebenarnya di dalam menyembah Allah.

* Hikmat Ayub Disangkal dan Diperagakan (1:6-2:10).
Orang yang diberi hikmat sehingga mencapai keselamatan yang disediakan Allah sadar akan adanya unsur jahat di dalam sejarah, yaitu kebencian Iblis selama berabad-abad terhadap 'benih" perempuan (bdg. Kej. 3:15), yaitu Kristus dan umat-Nya. Musuh itu beranggapan bahwa hikmat Ayub tidak mumi, bahwa kesalehannya hanyalah hasil sampingan bersifat sementara dari kemakmurannya. Setelah diuji Ayub ternyata berhasil meruntuhkan anggapan Iblis dengan menunjukkan bahwa ia bersedia melayani Allah tanpa pamrih. Karena hikmat yang sejati, yaitu takut akan Allah, merupakan anugerah penebusan yang diberikan oleh Tuhan, tuduhan Iblis terhadap Ayub sesungguhnya merupakan penyangkalan yang tegas terhadap hikmat Allah, sebuah tantangan terhadap kemanjuran dari ketetapan penebusan Allah yang berdaulat untuk "mengadakan permusuhan" di antara orang pilihan dengan ular itu (Kej. 3:15). Tujuan utama dari penderitaan Ayub, yang tidak diketahui olehnya, adalah agar dia berdiri di hadapan manusia dan malaikat sebagai tanda keperkasaan Allah untuk menyelamatkan, sebuah peragaan hikmat ilahi itu yang merupakan contoh utama, sumber dan landasan dari hikmat manusia yang sejati.

* Ayb 1:6-7 - Anak-anak Allah // Iblis,
Agar pembaca bisa mengetahui tujuan utama dari penderitaan Ayub sehingga bisa melihat dengan jelas bagaimana wujud hikmat sejati di dalam kisah ini, tirai yang menutupi dunia para malaikat yang tidak bisa dilihat diangkat dan ditampilkan sebagai sebuah ruangan istana dengan Yang Berdaulat bertakhta di singgasana-Nya di tengah para pelayanNya. Anak-anak Allah. Di dalam mitos-mitos politeistik kuno, frasa ini mengacu kepada makhluk-makhluk ilahi. Di dalam Alkitab frasa ini mengacu kepada manusia (mis. Kej. 6:2), atau, seperti halnya di sini, kepada makhluk-makhluk surgawi. Iblis, secara harfiah, Musuh, termasuk makhluk-makhluk yang harus memberikan laporan di hadapan takhta surgawi. Hal tersebut, dan juga kenyataan bahwa Iblis tidak bisa mencobai Ayub tanpa izin, memperlihatkan bahwa Iblis tunduk secara mutlak kepada Allah yang ditakuti Ayub itu seperti halnya semua makhluk lain, baik yang kelihatan maupun yang tidak.

* Ayb 1:8-10 - Sebab tiada seorang pun di bumi seperti dia
Allah bermegah dengan menunjuk kepada Ayub sebagai hasil ciptaan kasih karunia-Nya yang bersifat menebus. Sebab tiada seorang pun di bumi seperti dia (ay. 8b). Pembenaran ilahi ini bahkan melampaui gambaran yang disajikan di ayat 1. Namun sekalipun penuduh yang memusuhi itu tidak dapat menemukan apa-apa di dalam kehidupan lahiriah Ayub untuk disalahkan (kontras dengan situasi di Za. 3), dia menyinggung kemungkinan bahwa kesalehan Ayub itu berasal dari sikap mementingkan diri. Sebetulnya, Iblis mengatakan, "Ayub itu penipu seperti saya, ayah sejatinya, yakni Iblis." Iblis berusaha merampas Ayub dari tangan Allah, karena itu dia mempersoalkan klaim Tuhan bahwa Ayub telah menjadi anak-Nya karena kasih karunia penebusan. Iblis secara tidak langsung menyinggung bahwa dengan tidak menyadari kepalsuan dan kesalehan Ayub, Allah itu naif. Sebab siapakah yang setelah diberi segala sesuatu yang ia dambakan beserta pagar pelindung di sekitarnya tidak akan berusaha agar selalu tampak setia kepada si pemberi? Serangan Iblis terhadap kejujuran Ayub sesungguhnya merupakan serangan terhadap kejujuran Allah sendiri: Allah sudah menyuap Ayub yang duniawi untuk bertindak seakan-akan dia itu rohani. Dengan demikian, kesempatan yang diberikan kepada Ayub melalui pencobaan ini lebih untuk membenarkan Allah daripada Ayub.

* Ayb 1:11-12
Di dalam pencobaan di taman Eden, Iblis menghina Allah di hadapan manusia; di sini dia menghina manusia di hadapan Allah. Namun Iblis memakai teknik halus yang sama di dalam kedua peristiwa ini. Dia mulai dengan sebuah pertanyaan yang mengandung sindiran, sesudah itu dia baru melanjutkannya dengan sebuah tuduhan yang terang-terangan terhadap firman ilahi. Singkirkan kemakmuran Ayub, katanya, maka semua kesalehan yang dibangun di atasnya akan runtuh dengan sendirinya. Allah menerima tantangan itu. Sesungguhnya, dengan mengarahkan perhatian Iblis kepada Ayub, Allah, di dalam hikmat-Nya yang tidak terselami, sebenarnya mengundang tantangan tersebut.
Bahwa adegan di surga dan perjanjian yang disepakati di sana tidak diungkapkan kepada Ayub sesuai dengan kenyataan bahwa kitab ini tidak dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan, Mengapa orang benar menderita? Sebaliknya kitab ini menunjukkan penyerahan diri mutlak kepada sang Khalik - Juruselamat setia manusia sebagai hikmat yang sejati. Orang harus tetap takut akan Allah sekalipun dunia di sekitarnya hancur berkeping-keping dan kehidupan mengandaskan dirinya, seperti Ayub, dalam kebingungan luar biasa di atas timbunan penolakan.

* Ayb 1:13-19 - Pada suatu hari // Orang-orang Syeba // Api telah membakar dari langit // Orang-orang Kasdim // Angin ribut
Alangkah tidak seimbangnya pertandingan itu! Pengetahuan dan kekuatan adikodrati - ditambah dengan unsur kejutan - diarahkan melawan seorang yang fana. Daud dan Goliat, sebagai perbandingan, merupakan lawan yang sebanding. Namun kebenaran yang kokoh dari Ayub, seperti halnya kepahlawanan Daud, hanya merupakan petunjuk yang dapat dilihat tentang penebusan ilahi yang bekerja di dalam dan melalui seorang hamba Allah. Strategi Allah, seperti halnya strategi Elia di Gunung Karmel, adalah menutup semua kemungkinan bagi Iblis untuk memberikan kepada para saksi suatu penjelasan alamiah tentang mukjizat yang akan dilakukan oleh-Nya. Keuntungan besar yang diberikan Allah kepada Iblis nantinya menjadi ukuran perbuatan tercela Iblis dan pujian bagi Dia.
Pada suatu hari (ay. 13a). Mungkin minggu-minggu pesta itu merupakan perayaan berkala khusus; jika terus ada rangkaian perayaan setiap minggu, maka pada hari itu adalah waktunya Ayub mempersembahkan kurban bakaran. Dengan demikian kesalehan dan malapetakanya terjadi bersamaan sehingga malapetakanya kelihatan makin tidak diketahui penyebabnya. Tentu pengulangan gambaran tentang kebahagiaan keluarga Ayub sebagai pendahuluan catatan tentang pukulan-pukulan yang memusnahkan kebahagiaan tersebut bertujuan untuk memperlihatkan betapa sangat kontrasnya kemakmuran penuh sukacita dengan malapetaka yang datang secara mendadak itu. Orang-orang Syeba (ay. 15). Orang Arab Badui. Api telah membakar dari langit (ay. 16). Mungkin yang dimaksudkan adalah kilat. Orang-orang Kasdim (ay. 17) masa itu, berbeda dengan orang-orang Kasdim yang kemudian mendirikan kerajaan, merupakan gerombolan pengembara. Angin ribut (ay. 19). Tampaknya suatu angin puting beliung dari gurun pasir, seperti angin puting beliung yang darinya Allah belakangan menyapa Ayub. Perhatikan bagaimana serangan gerombolan yang memusnahkan segala yang berhasil dikumpulkan Ayub selama itu muncul bergantian dengan bencana alam. Para pembawa berita itu dibiarkan lolos hanya untuk menyampaikan berita tentang musibah-musibah tersebut secara bergantian dengan cepat kepada tuan mereka yang sangat terpukul.

* Ayb 1:20-22 - Ayub ... menyembah // Dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya // Terpujilah nama Tuhan
Ayub ... menyembah (ay. 20). Perhatikan apa yang dilakukan orang tua bijaksana itu. Dia bijaksana bukan karena memahami rahasia penderitaannya, namun karena ia tetap takut kepada Allah sekalipun tidak bisa memahami rahasia itu. Dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya (ay. 21b), maksudnya, di luar arena kehidupan di bawah matahari ini, yaitu kembali kepada debu (yang mungkin dimaksudkan Ayub). Bandingkan Kejadian 3:19. Terpujilah nama Tuhan (ay. 21c). Yang menakjubkan ialah bahwa Ayub yang menyadari bahwa dirinya tidak bisa melawan kedaulatan Allah, bukan hanya berhasil mempertahankan sikap rohaninya, tetapi bahkan juga menemukan kesempatan untuk memuji Allah dalam kemalangannya itu. Mungkin waktu menghitung besarnya kerugian yang ia derita, Ayub juga menghitung segenap kelimpahan yang selama ini dipercayakan kepadanya. Lagi pula, saat kehancuran ini merupakan saat Ayub menyadari kebenaran. Setelah semua miliknya di dunia dilucuti habis, Ayub bisa merasakan secara luar biasa kehadiran Allah. Lalu bagaimana hati yang sudah ditebus bisa menanggapi kehadiran Allah selain dengan mengucapkan madah, "Siapa gerangan ada padaku di surga selain Engkau?" (Mzm. 73:25). Iblis bernubuat, "Ia pasti mengutuki Engkau" (ay. 11). Namun Ayub justru memuji Allah Juruselamatnya. Dalam bahasa Ibraninya ada, sebuah permainan kata di sini. Iblis memakainya dengan arti mengutuk, Ayub memakainya dengan arti memuji.

Label:   Ayub 1:1-22 



Daftar Label dari Kategori Khotbah Katolik 2016
Ayub 1:1-22(1)
Lukas 10:1-9(1)
Lukas 11:15-26(1)
Lukas 11:27-28(1)
Lukas 11:29-32(1)
Lukas 11:37-41(1)
Lukas 12:39-48(1)
Lukas 12:49-53(1)
Lukas 12:54-59(1)
Lukas 13:1-9(1)
Lukas 15:1-10(1)
Lukas 1:39-45(1)
Lukas 20:27-38(1)
Lukas 21:5-19(1)
Matius 11:2-11(1)
Matius 1:18-24(1)
Matius 24:37-44(1)
Matius 3:1-12(1)
Matius 5:1-12a(1)
Yohanes 1:1-18(2)
Yohanes 6:37-40(1)




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 12 Desember - Santa Yohanna Fransiska Fremio de Chantal (Janda), Santo Hoa (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Khotbah Katolik Minggu, 4 Desember 2016 - Matius 3:1-12 BcO Yes. 14:1-21 - HARI MINGGU ADVEN II

PREV:
Khotbah Katolik Minggu, 20 Nopember 2016 - Lukas 23:35-43 BcO Daniel 7:1-27 - HARI RAYA TUHAN KITA YESUS KRISTUS RAJA SEMESTA ALAM


All Garis Besar





Arsip Khotbah Katolik 2016..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)