misa.lagu-gereja.com        
 
View : 16308 kali
Khotbah Katolik 2017
Minggu, 27 Agustus 2017
(Matius 16:13-20)

Khotbah Katolik Minggu, 27 Agustus 2017 - Matius 16:13-20 BcO Efesus 4:17-24 - Hari Minggu Biasa XXI

Minggu, 27 Agustus 2017
Hari Minggu Biasa XXI
Yes. 22:19-23; Mzm. 138:1-2a,2bc-3,6,8bc; Rm. 11:33-36;
Matius 16:13-20
BcO Efesus 4:17-24
warna liturgi Hijau

Matius 16:13-20
Pengakuan Petrus
16:13 Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" 16:14 Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi." 16:15 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" 16:16 Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" 16:17 Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. 16:18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. 16:19 Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga." 16:20 Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya supaya jangan memberitahukan kepada siapapun bahwa Ia Mesias.


Penjelasan:

* Percakapan Kristus dengan Murid-murid-Nya (16:13-20)

    Di sini diceritakan tentang percakapan pribadi Kristus dengan murid-murid-Nya perihal diri-Nya. Peristiwa ini terjadi di tepi pantai Kaisarea, Filipi, wilayah perbatasan paling utara tanah Kanaan. Di sanalah, di sudut yang terpencil itu, tidak banyak orang yang berbondong mengikuti-Nya dibandingkan dengan di tempat lain, dan ini memberikan waktu luang bagi-Nya untuk bercakap-cakap secara pribadi dengan murid-murid-Nya. Perhatikanlah, ketika para hamba Tuhan tidak banyak melayani orang banyak, mereka harus berusaha lebih banyak melayani di tengah keluarga sendiri.
    Di sinilah Kristus mengajar murid-murid-Nya dengan cara bertanya jawab.

    I. Ia menanyakan pendapat orang-orang lain mengenai diri-Nya, Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?
        . Ia menyebut diri-Nya Anak Manusia, yang dapat diartikan:
            (1) Sebagai sebuah gelar umum bagi-Nya sama seperti bagi orang lain. Ia disebut Anak Allah, karena demikianlah Ia adanya (Luk. 1:35). Walaupun begitu, Ia pun menyebut diri-Nya sendiri sebagai Anak Manusia, sebab Ia benar-benar dan sungguh-sungguh "Manusia, yang lahir dari seorang perempuan." Dalam hal hormat-menghormati, biasanya ada aturan untuk membedakan orang berdasarkan gelar tertinggi mereka, namun, Kristus mengosongkan diri-Nya sendiri, meskipun Ia adalah Anak Allah, dan lebih dikenal dengan gaya dan gelar sebagai Anak Manusia. Untuk menjaga supaya dirinya tetap rendah hati, Yehezkiel sering disebut orang seperti itu. Tetapi, Kristus menyebut diri-Nya sendiri demikian untuk menunjukkan bahwa Ia memang rendah hati adanya. Atau,
            (2) Sebuah gelar khusus bagi-Nya sebagai Sang Pengantara. Di dalam penglihatan Daniel, Ia diperkenalkan sebagai Anak Manusia (Dan. 7:13). Akulah Mesias, Anak Manusia yang dijanjikan itu. Tetapi:
        . Ia bertanya, apa yang dikatakan orang banyak tentang diri-Nya: "Siapakah Aku ini menurut kata orang? Anak Manusiakah?" (Begitulah menurut pendapat saya kalimat ini sebaiknya dibaca.) "Apakah mereka mengakui bahwa Aku ini Mesias?" Ia tidak bertanya, "Siapakah Aku ini menurut ahli-ahli Taurat dan orang Farisi?" Mereka berprasangka buruk terhadap-Nya dan berkata bahwa Ia adalah seorang penipu dan bersekutu dengan Iblis. Sebaliknya, Ia bertanya, "Siapakah Aku ini menurut kata orang?" Kristus menunjuk kepada orang kebanyakan yang dipandang rendah oleh orang-orang Farisi. Kristus menanyakan hal ini, bukan karena Ia tidak tahu jawabannya. Ia mengetahui apa yang dipikirkan manusia, apa lagi yang mereka ucapkan. Ia juga bukan seorang gila hormat yang ingin mendengar pujian orang tentang diri-Nya sendiri. Tetapi, Ia ingin membuat murid-murid-Nya memikirkan dengan penuh perhatian apakah mereka berhasil dalam mengajarkan orang tentang Dia, apakah mereka berhasil menunjukkan kepada orang lain mengenai siapakah Dia? Orang kebanyakan lebih merasa akrab untuk bergaul dengan murid-murid daripada dengan Guru mereka. Jadi, dari merekalah Ia dapat lebih mengetahui apa kata orang banyak itu. Kristus belum memberitahukan orang lain secara terus terang siapa diri-Nya, Ia membiarkan orang menyimpulkan sendiri dari pekerjaan-pekerjaan-Nya (Yoh. 10:24-25). Sekarang Ia ingin mengetahui apa kesimpulan yang ditarik orang berdasarkan pengajaran murid-murid itu dan dari mujizat-mujizat yang dibuat oleh mereka di dalam nama-Nya.
        . Murid-murid-Nya memberikan jawaban atas pertanyaan ini (ay. 14), Ada yang mengatakan Yohanes Pembaptis, dan seterusnya. Ada juga yang mengatakan bahwa Dia adalah Anak Daud (12:23), dan Nabi Besar (Yoh. 6:14). Akan tetapi, tidak ada pendapat lain yang diberikan murid-murid selain daripada pendapat-pendapat tersebut, yang mereka kumpulkan dari orang-orang negeri mereka, dan semuanya jauh menyimpang dari kebenaran.

        Perhatikanlah:
            (1) Ada pendapat yang berbeda-beda. Sebagian berkata begini, yang lainnya begitu. Kebenaran hanya ada satu, dan kalau semua orang berbeda dari kebenaran yang satu itu, maka pasti mereka akan saling berbeda. Demikianlah, pada akhirnya Kristus datang untuk membawa pertentangan (Luk. 12:51). Karena sudah menjadi seorang yang terkenal, setiap orang pasti akan menyatakan pendapatnya mengenai Dia, dan kalau sudah begini, "Banyak orang, banyak pikiran," akibatnya, yang tidak mau mengakui Dia sebagai Kristus, pikirannya akan terus mengembara tanpa ujung dan diburu-buru dengan macam-macam terkaan dan dugaan liar mengenai Dia.
            (2) Pendapat-pendapat itu adalah pendapat yang memberi rasa hormat kepada-Nya, yang mencerminkan penghargaan mereka kepada-Nya, sesuai dengan penilaian terbaik yang dapat mereka berikan. Ini bukanlah pendapat musuh-musuh-Nya, tetapi pendapat yang keluar dari akal sehat dan kebijaksanaan orang-orang yang mengikuti-Nya dengan penuh kasih dan rasa kagum. Perhatikanlah, orang bisa saja memiliki pikiran-pikiran yang baik tentang Kristus, namun belum tentu benar. Mungkin saja mereka memberikan pendapat yang tinggi tentang Dia, namun masih belum cukup tinggi
            (3) Mereka semua menganggap bahwa Kristus adalah salah seorang yang bangkit dari antara orang mati. Pemikiran ini mungkin muncul akibat pemahaman yang keliru mengenai kebangkitan Mesias, yang mengira itu terjadi sebelum Dia mengajar di depan umum, seperti yang terjadi dengan Nabi Yunus. Atau pemahaman mereka mungkin muncul akibat terlalu menilai tinggi kebesaran zaman dulu, yang seolah-olah menganggap mustahil ada seorang yang sangat luar biasa bisa dihasilkan dalam zaman mereka kini, kecuali kalau salah satu dari nenek moyang mereka hidup kembali di masa kini.
            (4) Semua itu adalah pendapat yang salah, yang dibangun di atas dasar yang keliru, bahkan kekeliruan yang disengaja. Pengajaran dan mujizat Kristus menunjukkan bahwa Ia adalah Pribadi yang luar biasa. Tetapi, karena penampilan-Nya begitu sederhana dan berbeda dari apa yang mereka harapkan, mereka tidak mau mengakui-Nya sebagai Mesias, dan hanya mau menghargai-Nya dengan kedudukan yang agak kurang dari Mesias.
                [1] Ada yang mengatakan, Engkau adalah Yohanes Pembaptis. Herodes juga berkata demikian (14:2), dan semua orang yang ada di sekitarnya juga cenderung demikian. Pendapat ini diperkuat lagi oleh pendapat mereka sendiri yang mengatakan bahwa orang yang mati sebagai martir akan dibangkitkan kembali di hadapan orang banyak. Pendapat itu merujuk kepada pemikiran putra kedua dari tujuh bersaudara yang memberikan jawaban kepada Antiokhus, sebagaimana dicatat dalam Kitab Makabe yang kedua [salah satu kitab dalam Deuterokanonika -- ed.], Raja alam semesta akan membangkitkan kami untuk kehidupan kekal, oleh karena kami mati demi hukum-hukum-Nya (2Mak. 7:9).
                [2] Ada juga yang mengatakan, Elia. Tak pelak lagi, kesimpulan ini diambil dari nubuat Maleakhi (Mal. 4:5), Sesungguhnya Aku akan mengutus Nabi Elia kepadamu. Terlebih lagi, karena Elia (sebagaimana Kristus) melakukan banyak mujizat, dan pengangkatan dirinya sendiri secara hidup-hidup ke sorga merupakan mujizat terbesar dari semuanya.
                [3] Ada pula yang mengatakan, Yeremia. Mereka memperhatikan nabi itu, mungkin karena ia adalah nabi yang sering meratap, dan Kristus pun sering berurai air mata. Atau karena Allah telah mengangkat dia atas bangsa-bangsa dan kerajaan-kerajaan (Yer. 1:10), yang mereka pikir sesuai dengan gagasan mereka tentang Sang Mesias.
                [4] Atau salah seorang dari para nabi. Hal ini menunjukkan betapa mereka menghormati para nabi, meskipun mereka adalah keturunan dari mereka yang telah menyiksa dan membunuh nabi-nabi itu (23:29). Bukannya menghargai Yesus dari Nazaret, orang sebangsa mereka, sebagai Pribadi yang luar biasa seperti tampak dari pekerjaan-pekerjaan-Nya, mereka malah berkata, "Itu bukan Dia, Ia hanyalah salah seorang dari para nabi dahulu kala."
    II. Ia menanyakan apa pendapat murid-murid itu sendiri tentang diri-Nya, "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" (ay. 15). Kamu telah mengatakan kepada-Ku apa kata orang lain tentang Aku, namun sekarang, dapatkah kamu mengatakan yang lebih baik daripada itu?
        . Karena kedekatan mereka dengan Kristus, para murid telah mendapatkan pengajaran yang lebih baik dan memiliki kesempatan lebih besar untuk memperoleh pengetahuan dibandingkan orang lain. Perhatikanlah, mereka yang menikmati pengetahuan dan anugerah lebih banyak daripada orang lain seharusnya memiliki pengetahuan yang lebih jelas dan berbeda tentang perkara-perkara Allah daripada orang lain. Mereka yang lebih mengenal Kristus seharusnya memiliki pendapat yang lebih benar tentang Dia, dan dapat memberikan penilaian yang lebih baik tentang Dia dibandingkan orang lain.
        . Murid-murid telah dilatih untuk mengajar orang lain, oleh karenanya sangat diharapkan mereka dapat memahami sendiri kebenaran itu: "Kamu yang bertugas memberitakan Injil Kerajaan itu, apa pendapatmu tentang Dia yang mengutus kamu?" Perhatikanlah, para pelayan Tuhan harus diuji terlebih dahulu sebelum mereka diutus, khususnya tentang apa pendapat mereka mengenai Kristus, dan siapa sebenarnya Kristus menurut mereka, karena bagaimana mungkin mereka dapat diakui sebagai hamba Kristus, jika mereka sendiri tidak tahu siapa Dia atau memiliki pendapat yang keliru tentang Dia? Inilah pertanyaan yang harus sering kita tanyakan kepada diri kita sendiri, "Siapakah Tuhan Yesus itu menurut pendapat kita? Apakah Ia sungguh berharga bagi kita? Apakah menurut pandangan kita, Ia mencolok mata di antara selaksa orang? Apakah Ia menjadi buah hati kita?" Keadaan kita akan menjadi baik atau buruk tergantung pada apakah pikiran kita benar atau salah mengenai Yesus Kristus.

        Jadi, inilah pertanyaannya, dan sekarang mari kita perhatikan:
            (1) Jawaban Petrus atas pertanyaan ini (ay. 16). Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai pendapat orang banyak tentang Kristus, beberapa murid memberikan jawaban, sesuai dengan apa yang mereka dengar dari pembicaraan orang banyak. Tetapi khusus untuk pertanyaan ini, Petrus tampil memberikan jawaban mewakili murid-murid yang lain, dan teman-temannya yang lain menyetujui dan mendukung jawaban tersebut. Perangai Petrus sering kali membuat ia selalu tampil di depan untuk berbicara di semua kesempatan, kadang-kadang ia mampu berbicara dengan baik dan adakalanya ia membuat kekeliruan. Di setiap kumpulan manusia, selalu ada orang-orang yang bersemangat, berani, dan suka bicara lebih dahulu. Dan Petrus tergolong orang seperti itu. Namun, kita juga menemukan murid-murid lain yang berbicara sebagai penyambung lidah teman-temannya, seperti Yohanes (Mrk. 9:38), Tomas, Filipus, dan Yudas, yang bukan Iskariot (Yoh. 14:5, 8, 22). Kenyataan ini memberi bukti bahwa Petrus tidaklah lebih hebat dan lebih unggul daripada rekan-rekannya yang lain, seperti yang selalu dianggap oleh gereja tertentu. Murid-murid memerlukan dia sebagai penilai, itulah yang paling bisa mereka lakukan mengenai dia. Dia ditunjuk mewakili yang lainnya untuk memberikan penilaian mereka, dan pro hâc vide -- hanya sekali ini saja, bukan sebagai diktator atau juru bicara abadi bagi semua, tetapi hanya untuk kesempatan ini saja. Jawaban Petrus singkat saja, tetapi bermakna, benar dan mencapai sasarannya, "Engkau adalah Mesias, Anak Allah Yang Hidup." Ini adalah pengakuan percaya orang Kristen yang ditujukan kepada Kristus, dan merupakan suatu tindakan penyembahan. Jawaban ini merupakan sebuah pengakuan bahwa Allah yang benar itu adalah Allah yang Hidup, berlawanan dengan berhala yang bisu dan mati, dan bahwa Yesus Kristus diutus oleh-Nya untuk memperkenalkan kehidupan kekal. Inilah kesimpulan dari seluruh masalah ini.
                [1] Orang-orang menyebut Dia, seorang Nabi, Nabi itu (Yoh. 6:14), tetapi para murid mengakui-Nya sebagai Kristus, Yang Diurapi, Nabi Besar, Imam Besar, Raja Jemaat, Mesias sejati yang telah dijanjikan kepada nenek moyang mereka, dan yang mereka percaya sebagai Ia yang akan datang. Sungguh suatu hal yang luar biasa bagi murid-murid saat itu untuk memercayai seseorang yang penampilan luarnya sangat berlawanan dari pemikiran orang Yahudi pada umumnya mengenai Mesias.
                [2] Ia menyebut diri-Nya sendiri Anak Manusia, tetapi murid-murid-Nya mengakui Dia sebagai Anak Allah yang Hidup. Orang banyak berpendapat bahwa Ia adalah penjelmaan dari seseorang yang telah lama mati, Elia atau Yeremia, tetapi para murid mengetahui dan memercayai bahwa Ia adalah Anak Allah yang Hidup, yang memiliki hidup di dalam diri-Nya sendiri, dan telah menunjukkan Anak-Nya supaya memiliki hidup itu di dalam diri-Nya sendiri, dan untuk kemudian menjadi Hidup untuk dunia ini. Jika Ia adalah Anak Allah yang Hidup, pasti Ia memiliki sifat yang sama dengan Allah, meskipun sifat ilahi-Nya kini tertutup oleh tabir kedagingan yang dikenakan-Nya. Namun, orang-orang yang dapat melihat menembus tubuh jasmani itu akan melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Sekarang, dapatkah kita dengan penuh keyakinan iman memeluk pengakuan ini? Kalau memang dapat, marilah kita dengan sepenuh hati dan penyembahan yang sungguh-sungguh datang kepada Kristus, dan berkata kepada-Nya, "Tuhan Yesus, Engkaulah Kristus, Anak Allah Yang Hidup."
            (2) Persetujuan Kristus akan jawaban Petrus (ay. 17-19). Dalam jawabannya itu, Petrus bertindak sebagai orang percaya dan sebagai seorang rasul.
                [1] Sebagai seorang percaya (ay. 17). Kristus menunjukkan rasa senangnya terhadap pengakuan Petrus, yang sangat jelas dan langsung, tanpa kata-kata keraguan atau persyaratan; begitulah kata kita. Perhatikanlah, Kristus sangat berkenan dengan murid-murid yang penuh pengetahuan dan anugerah. Kristus menunjukkan kepada Petrus dari mana pengetahuan tentang kebenaran itu didapatnya. Masa-masa ketika Injil baru diberitakan, penemuan kebenaran ini sungguh merupakan suatu hal yang sangat besar. Tidak semua orang memiliki pengetahuan ini, kecuali dia memiliki iman.

                Namun:

                    Pertama-tama, sungguh beruntunglah Petrus. Berbahagialah engkau Simon bin Yunus. Kristus mengingatkannya tentang kelahiran dan asal usulnya, sebagai keturunan orang kebanyakan, ketidakjelasan silsilah asal usulnya. Ia adalah anak Yunus -- anak merpati, begitulah kata beberapa orang. Hendaknya ia mengingat gunung batu yang dari padanya ia terpahat, supaya ia melihat bahwa ia tidak dilahirkan untuk kemuliaan ini tetapi dijadikan demikian oleh perkenanan ilahi. Hanya karena anugerah yang cuma-cuma, ia dijadikan berbeda. Orang-orang yang telah menerima Roh Allah harus mengingat siapakah Bapa mereka (1Sam. 10:12). Sesudah mengingatkan Petrus akan hal ini, Ia membuat Petrus menyadari kebahagiaannya yang besar sebagai seorang percaya, Berbahagialah engkau. Perhatikanlah, orang-orang yang sungguh percaya kepada Kristus benar-benar berbahagia. Orang-orang yang dinyatakan Kristus berbahagia akan sungguh-sungguh berbahagia. Ia berkata mereka berbahagia, maka terjadilah demikian. "Petrus, engkau sungguh seorang yang berbahagia, yang tahu bersorak sorai" (Mzm. 89:16). Berbahagialah matamu (13:16). Kebahagiaan penuh akan menyertai setiap pengenalan yang benar akan Kristus.
                    Kedua, kemuliaan hanya bagi Allah, "Sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu. Kamu mendapatkan hal itu bukan karena akal budimu atau kepandaianmu, juga bukan karena pengajaran atau keterangan dari orang lain. Jelas bahwa hal ini bukan berasal dari diri sendiri atau pendidikan, tetapi dari Bapa di sorga."

                    Perhatikanlah:
                        . Agama Kristen adalah agama yang diwahyukan, berasal dari sorga. Ini adalah agama yang datang dari atas, diwahyukan oleh Allah, bukan berasal dari ajaran para ahli filsafat, juga bukan berasal dari ilmu politik para negarawan.
                        . Iman yang menyelamatkan merupakan pemberian dari Allah, dan di mana pun hal itu terjadi, semuanya dikerjakan oleh Dia, sebagai Bapa dari Tuhan Yesus Kristus, untuk kepentingan-Nya, dan karena pengantaraan-Nya (Flp. 1:29). Oleh karena itu, kamu berbahagia, karena Bapa-Ku telah menyatakan hal itu kepadamu. Perhatikanlah, pengungkapan mengenai Kristus kepada kita dan di dalam diri kita merupakan bukti atau tanda luar biasa mengenai kehendak baik Allah. Pengungkapan ini juga merupakan dasar yang kokoh untuk memperoleh kebahagiaan sejati. Berbahagialah mereka yang diberkati Allah secara istimewa.

                Mungkin Kristus melihat semacam kesombongan atau sikap mencari kemuliaan yang sia-sia dalam pengakuan Petrus, sebuah dosa yang sangat halus dan tersembunyi, yang mudah terselip ketika kita melakukan kewajiban-kewajiban kita yang baik. Sulit bagi orang baik untuk membandingkan dirinya dengan orang lain dan tidak merasa sombong mengenai diri sendiri. Untuk mencegah hal ini, sebaiknya kita menyadari bahwa kita terpilih dari antara orang lain bukanlah karena hasil usaha kita sendiri, tetapi oleh karena pemberian cuma-cuma kepada kita melalui anugerah Allah. Karena itu, tidak ada yang dapat kita bangga-banggakan (Mzm. 115:1; 1Kor. 4:7).

                [2] Kristus menanggapi pernyataan Petrus dengan memperlakukan Petrus sebagaimana layaknya seorang rasul atau pelayan Kristus (ay. 18-19). Dengan mengatasnamakan jemaat, Petrus telah mengakui Kristus; karena itulah, janji yang dimaksudkan untuk jemaat ditujukan pula kepadanya. Perhatikanlah, tidak ada ruginya untuk menjadi yang terdepan dalam mengakui Kristus, sebab siapa yang menghormati Dia, akan dihormati-Nya.

                Pada kesempatan ini, saat Kristus diagungkan dengan pengakuan ini, yang memperlihatkan penghormatan dan kesetiaan jemaat, Ia mengesahkan dan mengumumkan piagam Kerajaan-Nya, sebuah piagam ilahi, dan dengan ini pula dibentuklah lembaga pemerintahan jemaat. Seperti itulah hubungan Kristus dengan jemaat-Nya, Sang Mempelai Laki-laki dengan pengantin perempuan, diatur. Sejak semula, jemaat di dunia ini adalah milik Allah, dan jemaat itu didirikan di atas batu karang Benih keturunan yang dijanjikan (Kej. 3:15). Tetapi sekarang, Benih keturunan yang dijanjikan itu sedang datang, sehingga jemaat memerlukan sebuah piagam perjanjian yang baru sebagai jemaat Kristen, dan berdiri di atas dasar hubungan Kristus yang telah tiba. Sekarang, di sini kita telah mendapatkan piagam perjanjian tersebut. Namun, sayang seribu kali sayang, bahwa perkataan Kristus yang menjadi pendukung utama Kerajaan Kristus ini diputarbalikkan dan disalahgunakan untuk melayani Antikristus. Iblis telah menggunakan kecerdikannya untuk memutarbalikkan perkataan itu, seperti yang dilakukannya terhadap janji Tuhan yang ada di dalam Mazmur 91:11, yang diputarbalikkan untuk mencapai maksudnya sendiri (4:6). Mungkin kedua ayat tadi dan firman-Nya yang disampaikan kepada Petrus ini diputarbalikkannya karena mereka menghalangi jalannya, sehingga ia membenci mereka.
                Sekarang, makna piagam perjanjian ini adalah:

                    Pertama, untuk menetapkan keberadaan jemaat-Nya, Aku pun berkata kepadamu. Kristuslah yang memberikan hak tersebut, karena Ia adalah Kepala Jemaat, Pemimpin Umat, yang kepada-Nya segala penghakiman diberikan, dan yang dari-Nya segala kuasa berasal. Ia melakukannya sesuai dengan kewenangan yang diterima-Nya dari Bapa dan janji-Nya untuk menyelamatkan mereka yang terpilih. Perjanjian ini diberikan kepada Petrus, "Aku berkata kepadamu." Janji-janji di dalam Perjanjian Lama yang berkaitan dengan jemaat-Nya diberikan langsung kepada orang-orang tertentu, yang bersungguh-sungguh dalam iman dan kekudusan, seperti kepada Abraham dan Daud. Namun, janji-janji tersebut tidak memberikan suatu jabatan tertinggi kepada orang-orang tersebut, apa lagi kepada para pengganti mereka. Demikian halnya dengan piagam Perjanjian Baru ini, walaupun disampaikan kepada Petrus sebagai seorang pelaksana, ditujukan untuk digunakan dan dimanfaatkan oleh jemaat di segala zaman, sesuai dengan tujuan yang diuraikan dan terkandung di dalam piagam perjanjian tersebut.

                    Sekarang, inilah yang dijanjikan di sini:

                        . Bahwa Kristus akan mendirikan jemaat-Nya di atas batu karang. Lembaga pemerintahan jemaat ini dibentuk sesuai rancangan dan nama Jemaat Kristus. Jemaat ini ini terdiri atas sejumlah anak manusia yang dipanggil keluar dari dunia ini, dipisahkan dari dunia, dan dipersembahkan kepada Kristus. Ini bukan jemaat-mu tetapi jemaat-Ku. Petrus mengingat hal ini, ketika ia memperingatkan para pelayan Tuhan untuk tidak berbuat seolah-olah memerintah atas orang-orang yang dipercayakan kepada mereka. Jemaat itu khusus milik Kristus, dan hanya untuk Dia. Dunia ini adalah milik Allah, termasuk mereka yang ada di dalamnya, tetapi jemaat adalah sisa umat terpilih, yaitu orang-orang yang memiliki hubungan dengan Allah melalui Kristus sebagai Sang Pengantara. Jemaat itu membawa citra dan nama-Nya.
                            (1) Pendiri dan Pembentuk jemaat adalah Kristus sendiri; Aku akan mendirikan jemaat-Ku. Jemaat adalah sebuah Bait Allah yang didirikan oleh Kristus (Za. 6:11-13). Dalam hal ini, Salomo melambangkan Kristus, begitu juga Koresy (Yes. 44:28). Semua bahan bangunan dan pekerja adalah milik-Nya. Melalui karya Roh-Nya di dalam pemberitaan firman-Nya, Ia menambahkan jiwa-jiwa ke dalam jemaat-Nya, dan dengan begitu Ia membangun bait itu dengan batu-batu hidup (1Ptr. 2:5). Kamu adalah bangunan Allah, dan membangun adalah suatu pekerjaan yang terus-menerus berlangsung. Jemaat di dunia ini barulah dalam tahap in fieri -- dalam pembentukan, seumpama sebuah rumah yang sedang dibangun. Sungguh menjadi penghiburan besar bagi semua orang yang mengharapkan hal-hal yang baik bagi jemaat, bahwa Kristuslah, yang memiliki hikmat dan kuasa ilahi, yang bertanggung jawab untuk membangunnya.
                            (2) Dasar yang di atasnya bangunan tersebut didirikan adalah Batu Karang ini. Arsitek boleh saja berusaha semampu-mampu dia, tetapi jikalau dasar bangunan itu buruk, maka bangunan itu tidak akan dapat berdiri. Karena itu marilah kita lihat seperti apa dasar bangunan itu, dan tidak bisa tidak, yang dimaksud dengan dasar itu adalah Kristus sendiri, karena tidak ada lagi dasar lain yang bisa diletakkan orang (Yes. 28:16).
                                [1] Jemaat-Nya dibangun di atas batu karang, sebuah dasar yang kokoh, kuat, dan tahan lama, tidak akan lekang oleh waktu, juga tidak akan runtuh karena beratnya bangunan. Kristus tidak akan membangun jemaat-Nya di atas pasir, karena Ia tahu angin ribut dan badai akan datang. Batu karang itu tinggi (Mzm. 61:3), jemaat Kristus tidak dibangun sama tinggi dengan dunia ini. Batu karang itu besar dan membentang jauh, demikian juga dasar bangunan jemaat, semakin besar akan semakin kokoh. Orang-orang yang bukan sahabat Kristus akan berusaha menyempitkan dasar bangunan jemaat.
                                [2] Jemaat itu dibangun di atas batu karang ini, engkau adalah Petrus, yang berarti batu atau batu karang. Kristus memberinya nama itu, ketika pertama kali Ia memanggilnya (Yoh. 1:42), dan sekarang Ia menegaskannya, "Petrus, seperti arti namamu, engkau adalah seorang murid yang kuat, penting, kokoh dan berpendirian, serta seorang yang menjadi andalan orang lain. Petrus adalah namamu, kekuatan dan keteguhan ada padamu. Kamu tidak akan terguncang oleh gelombang pendapat orang banyak yang meragukan keberadaan-Ku, engkau tetap teguh dalam kebenaran yang telah kamu terima sekarang ini" (lihat 2Ptr. 1:12). Demikianlah, dengan menyebut nama yang sungguh bermakna ini, Kristus memakai perumpamaan membangun di atas batu karang, dan ada beberapa tafsiran mengenainya:
                                    Pertama, dengan perumpamaan batu karang ini, sebagian orang memahami Petrus sebagai seorang rasul, ketua, meskipun bukan seorang raja, dari kedua belas murid ini. Ia yang paling senior dari antara mereka, namun bukan berarti lebih tinggi atau lebih unggul daripada yang lainnya. Jemaat didirikan di atas dasar para rasul itu (Ef. 2:20). Batu-batu pertama dari bangunan itu diletakkan di dalam dan melalui pelayanan mereka. Karena itulah nama-nama mereka dikatakan sebagai tertulis pada dasar-dasar dari kota Yerusalem baru (Why. 21:14). Sekarang, Petrus menjadi rasul yang meletakkan batu pertama bagi jemaat yang ada, baik dalam memenangkan orang Yahudi (Kis. 2), maupun orang bukan-Yahudi (Kis. 10). Dalam pengertian tertentu, ia dikatakan sebagai batu karang yang di atasnya jemaat itu didirikan. Tampaknya, Kefas merupakan seorang sokoguru jemaat (Gal. 2:9). Namun, kedengarannya sangatlah tidak enak untuk menyebut seorang manusia yang hanya meletakkan batu pertama dari bangunan tersebut sebagai dasar dari bangunan yang didirikan itu sendiri, padahal ia hanya melakukan suatu tindakan yang bersifat sementara saja, sedangkan yang menjadi dasar itu haruslah sesuatu yang tetap sifatnya. Jika memang benar, maka pendapat ini tidak mendukung pernyataan untuk menjadikannya sebagai Uskup Roma, karena dia tidak mengklaim haknya untuk menduduki jabatan tersebut, apa lagi memberikannya kepada orang lain sebagai penggantinya. Apakah mereka layak untuk menggantikannya juga masih merupakan suatu pertanyaan, tetapi menurut kebenaran Kristen, penggantian seperti ini tidaklah benar.
                                    Kedua, sebagian lagi memahami batu karang ini sebagai Kristus, "Engkau Petrus, namamu berarti batu, tetapi di atas batu karang ini, sambil menunjuk kepada diri-Nya sendiri, Aku akan membangun jemaat-Ku." Mungkin Yesus meletakkan tangan-Nya di atas dada-Nya, sama seperti ketika Ia berkata, "Rombak Bait Allah ini" (Yoh. 2:19). Ketika itu, yang dimaksudkan-Nya sebagai Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri. Ketika itu, Ia sedang berada di Bait Allah dan menggunakan kesempatan itu untuk berbicara mengenai diri-Nya, sehingga membuat sebagian orang salah memahami-Nya. Begitu pula di sini, ketika sedang berbicara mengenai Petrus, Ia mengambil kesempatan itu untuk berbicara mengenai diri-Nya sendiri sebagai Batu Karang itu, dan ini membuat sebagian orang salah mengartikan Dia sebagai Petrus. Namun, hal ini dapat dijelaskan oleh sejumlah ayat Kitab Suci yang berbicara tentang Kristus sebagai satu-satunya Dasar Jemaat (1Kor. 3:11; 1Ptr. 2:6). Kristus adalah Pendiri dan juga Dasar Bangunan. Ia menarik jiwa-jiwa dan membawa mereka kepada-Nya; kepada-Nya mereka dipersatukan, dan pada-Nya mereka beristirahat dan bergantung terus.
                                    Ketiga, ada sebagian orang lagi yang mengartikan batu karang ini sebagai pengakuan yang dibuat Petrus mengenai Kristus, dan dengan sendirinya ini berarti Kristuslah yang dimaksudkan dengan batu karang itu. Sungguh suatu pengakuan baik yang disaksikan Petrus, Engkau adalah Kristus, Anak Allah Yang Hidup. Murid-murid yang lain pun menyetujui pendapat itu. "Sekarang," kata Kristus, "di atas kebenaran yang luar biasa inilah, Aku akan mendirikan jemaat-Ku."
                                        . Singkirkan kebenaran itu, maka semua jemaat di seluruh dunia ini akan runtuh. Jika Kristus bukan Anak Allah, maka Kekristenan adalah suatu kebohongan, dan jemaat hanyalah khayalan belaka; sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu (1Kor. 15:14-17). Jika Yesus bukanlah Kristus, maka orang-orang yang mengakui Dia, bukanlah jemaat, tetapi hanyalah kumpulan penipu dan orang yang tertipu.
                                        . Coba singkirkan iman dan pengakuan akan kebenaran ini dari suatu jemaat, maka jemaat ini tidak akan lagi menjadi bagian dari jemaat Kristus, dan kembali kepada keadaan dan watak ketidaksetiaan. Inilah yang disebut articulus stantis et cadentis ecclesia -- dengan pengakuan atau penyangkalan itu, jemaat akan bangkit atau runtuh; "pada engsel utama inilah pintu keselamatan berputar." Siapa yang mengabaikan hal ini, ia tidak berpegang pada dasar bangunan itu, dan kalau sudah begini, meskipun mereka menyebut diri orang Kristen, sebenarnya mereka sedang membohongi diri sendiri, karena jemaat adalah kumpulan orang kudus, dipersatukan berdasarkan kepastian dan keyakinan akan kebenaran yang agung ini. Agunglah dan jayalah kebenaran pengakuan iman kita ini.
                        . Di sini, Kristus berjanji untuk memelihara dan melindungi jemaat-Nya ketika jemaat itu dibangun; Alam maut tidak akan menguasainya, tidak akan sanggup melawan kebenaran ini, dan tidak akan dapat melawan jemaat yang dibangun di atasnya.
                            (1) Ini menyiratkan bahwa jemaat memiliki musuh yang berperang melawannya dan berusaha meruntuhkannya sampai hancur lebur, yang di sini diwakili oleh alam maut, yaitu, kota neraka (yang secara langsung berlawanan dengan kota sorgawi, yaitu kota Allah yang hidup). Inilah yang menjadi tujuan Iblis di antara anak-anak manusia. Alam maut merupakan kekuasaan dan pemerintahan kerajaan Iblis, tanduk dan kepala naga, yang dengannya dia berperang melawan Anak Domba. Semua ini berasal dari alam maut, disusun dan dirancang di sana. Peperangan melawan jemaat dilakukan dengan menentang kebenaran Injil, merusak ketetapan Injil, menganiaya pelayan-pelayan dan orang-orang Kristen yang baik, menarik atau mengendalikan, membujuk dengan tipu daya atau memaksakan dengan kejam pengajaran-pengajaran yang bertentangan dengan kemurnian hidup beragama. Inilah rancangan alam maut, untuk melenyapkan nama Kekristenan (Mzm. 83:5), untuk menyesatkan seluruh dunia (Why. 12:9), untuk meratakan kota ini dengan tanah.
                            (2) Hal ini meyakinkan kita bahwa musuh-musuh jemaat tidak akan berhasil melaksanakan maksud dan rancangan mereka. Selama dunia masih ada, Kristus akan tetap memiliki jemaat di dalamnya. Di dalam jemaat-Nya kebenaran dan ketetapan-Nya akan selalu diakui dan dipelihara, meskipun banyak perlawanan dari kuasa kegelapan. Mereka tidak akan menguasainya, (Mzm. 129:1-2). Namun, hal ini tidaklah berarti bahwa semua jemaat akan aman-aman saja, bahwa tidak akan ada penguasa gereja atau jemaat yang tidak akan berbuat salah, tidak akan pernah murtad atau dihancurkan. Yang benar adalah bahwa di mana saja, agama Kristen itu pasti ada, meskipun tidak selalu ada pada tingkat kemurnian dan kemuliaan yang sama. Dengan demikian, warisan jemaat itu tidak akan pernah dapat dihentikan sama sekali. Perempuan itu tetap terpelihara, meskipun berada di padang gurun (Why. 12:14), dihempaskan namun tidak binasa (2Kor. 4:9). Kejahatan memang menyedihkan, penganiayaan sungguh menyusahkan, namun tidak satu pun yang dapat membinasakan. Jemaat akan dikalahkan di dalam beberapa kesempatan tertentu, namun di dalam peperangan yang menentukan, jemaat akan muncul lebih dari pada orang yang menang. Orang-orang percaya secara istimewa dan luar biasa akan terpelihara dalam kekuatan Allah karena iman mereka dalam menantikan keselamatan (1Ptr. 1:5).
                    Kedua, bagian lain dari piagam perjanjian ini menetapkan peraturan dan pemerintahan jemaat (ay. 19). Ketika sebuah kota atau masyarakat dibentuk, ditunjuklah sejumlah pejabat dan diberi wewenang untuk bertindak demi kebaikan bersama. Sebuah kota tanpa pemerintahan akan kacau. Sekarang, pembentukan pemerintahan jemaat ini dinyatakan melalui penyerahan kunci, dan bersama dengan itu, pemberian kuasa untuk mengikat dan melepaskan. Hal ini tidak boleh diartikan sebagai kuasa khusus yang diberikan kepada Petrus, seolah-olah ia adalah satu-satunya penjaga Kerajaan Sorga dan memiliki kunci Daud yang hanya boleh dimiliki oleh Anak Daud. Tidak, kekuasaan ini juga diberikan kepada semua rasul dan para penggantinya, suatu kuasa pelayanan untuk membimbing dan memerintah jemaat Kristus sesuai dengan ketentuan Injil, seperti yang kita lihat ada di dalam suatu perkumpulan jemaat atau gereja. Claves regni cælorum in B. Petro apostolo cuncti suscepimus sacerdote -- Kami semua yang adalah imam-imam menerima kunci Kerajaan Sorga melalui Rasul Petrus yang terkasih (dikutip dari Ambrosius [338-397], Uskup Milan). Petrus hanya menjadi orang pertama yang menerima kunci tersebut, karena dialah orang pertama yang membuka pintu iman bagi orang-orang bukan-Yahudi (Kis. 10:28). Seperti halnya seorang raja, yang dalam penyerahan piagam perjanjian kepada sebuah lembaga pemerintahan, memberikan wewenang kepada para pejabat pelaksana undang-undang untuk menyelenggarakan pengadilan atas namanya, memeriksa perkara, dan memutuskan perkara hukum yang berlaku, dengan menyadari bahwa apa yang ia laksanakan seolah-olah juga dilaksanakan di mahkamah agung, demikian juga halnya dengan Kristus, setelah membentuk jemaat-Nya, Ia juga membentuk lembaga pelayanan untuk memelihara ketertiban dan pemerintahan, serta untuk memastikan bahwa hukum-hukum-Nya dilaksanakan sebagaimana mestinya, Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Ia tidak berkata, "Kepadamu telah Kuberikan kunci," atau "Kepadamu Kuberikan sekarang kunci," tetapi "Kepadamu akan Kuberikan kunci," yang berarti akan diberikan setelah kebangkitan-Nya; tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia (Ef. 4:8). Kemudian, kuasa ini benar-benar diberikan, bukan hanya kepada Petrus, tetapi kepada semua yang lain (28:19-20; Yoh. 20:21). Ia tidak berkata, "Kunci akan diberikan," tetapi, "Aku akan memberikan"; karena para pelayan mendapatkan wewenang mereka dari Kristus, dan seluruh kuasa mereka digunakan dalam nama-Nya (1Kor. 5:4).

                    Sekarang:

                        . Kuasa yang diberikan di sini adalah kuasa rohani. Kuasa ini berkaitan dengan Kerajaan Sorga, tepatnya jemaat-Nya, yang merupakan bagian dari Kerajaan-Nya itu, yang giat bekerja di sini, di bumi ini, untuk memberitakan Injil. Hal ini sepenuhnya berkaitan dengan kuasa kerasulan dan pelayanan. Kuasa yang diberikan di sini bukanlah kekuasaan negara atau duniawi, karena Kerajaan Kristus bukan dari dunia ini. Karena itu, pengajaran mereka adalah hal-hal yang berkaitan dengan Kerajaan Allah (Kis. 1:3).
                        . Yang diberikan di sini adalah kuasa dari kunci-kunci itu, yang mengacu kepada kebiasaan pemberian kuasa kepada orang-orang di suatu tempat dengan memberikan mereka kunci atas tempat itu. Ini seperti seorang tuan rumah yang memberikan kunci kepada hambanya, yaitu kunci gudang tempat menyimpan persediaan makanan, supaya ia dapat memberikan makanan kepada semua hamba di rumah pada waktunya (Luk. 12:42), atau menolak memberikannya sesuai dengan peraturan keluarga itu. Hamba-hamba Kristus adalah orang yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah (1Kor. 4:1; Tit. 1:7). Elyakim, yang memegang kunci rumah Daud, adalah kepala istana (Yes. 22:22).
                        . Ini adalah suatu kuasa untuk mengikat dan melepas, artinya (mengikuti kiasan tentang kunci) untuk menutup dan membuka. Yusuf, yang menjadi tuan atas istana Firaun dan kuasa atas segala harta kepunyaannya, memiliki kuasa untuk memberikan petunjuk kepada para pembesarnya dan mengajarkan hikmat kepada kepada para tua-tuanya (Mzm. 105:21-22). Ketika gudang-gudang penyimpanan makanan dan harta telah ditutup dari siapa pun, maka mereka diikat, interdico tibi aquâ et igne -- Aku melarang engkau memakai api dan air; ketika tempat-tempat penyimpanan tersebut dibuka lagi bagi mereka, mereka dilepaskan dari ikatan itu, bebas dari penghakiman, dan dipulihkan kebebasannya.
                        . Ini adalah kuasa yang telah dijanjikan Kristus kepada murid-murid-Nya untuk digunakan dalam pemerintahan jemaat. Ia akan mengesahkan penghukuman yang dijatuhkan para pelayan-Nya dengan bukti pengesahan dari Dia sendiri, akan terikat di sorga, dan terlepas di sorga. Tidak berarti Kristus mewajibkan diri-Nya untuk menyetujui semua penghukuman jemaat sebagai benar atau salah, tetapi apa yang mereka perkatakan itu harus sesuai dengan perkataan-Nya, clave non errante -- kunci tersebut memutar ke arah yang benar, supaya dengan demikian perkataan mereka itu dimeteraikan di sorga. Artinya, perkataan Injil yang ada di dalam mulut para pelayan yang setia, akan diperhatikan dengan sungguh-sungguh, bukan sebagai perkataan manusia, tetapi sebagai firman Allah, dan akan diterima sebagaimana mestinya (1Tes. 2:13; Yoh. 12:20).

                        Sekarang, yang dimaksud dengan kunci Kerajaan Sorga adalah:

                            (1) Kunci pengajaran, yang disebut kunci pengetahuan. "Tugasmu adalah menjelaskan kepada dunia ini kehendak Allah, baik sebagai kebenaran maupun sebagai kewajiban, dan untuk melaksanakan tugas ini, kamu akan memiliki kuasa perutusan, hak untuk menggunakan kuasa dan perintah penuh untuk mengikat dan melepaskan." Ini adalah istilah umum yang digunakan oleh bangsa Yahudi pada masa itu untuk melarang dan memperbolehkan; mengajar atau menyatakan sesuatu sebagai melanggar hukum berarti mengikat, sedangkan benar menurut hukum berarti melepaskan. Sekarang para rasul memiliki kuasa yang luar biasa untuk melakukan hal seperti ini; beberapa hal yang dulunya dilarang oleh hukum Musa kini diperbolehkan, seperti larangan memakan makanan tertentu. Beberapa hal yang dulunya diperbolehkan oleh hukum Musa, kini dilarang, misalnya perceraian. Para rasul juga diberikan kuasa penuh untuk menyatakan hal ini kepada seluruh dunia, dan orang boleh memercayai dan menaati perkataan mereka. Ketika Petrus pertama kali mengajar dirinya dan kemudian mengajar orang lain untuk tidak menyebut sesuatu sebagai najis atau tidak tahir, kuasa ini diterapkan. Juga ada kuasa biasa yang diberikan kepada semua pelayan Tuhan, yaitu untuk memberitakan Injil sebagai pejabat-pejabat yang ditunjuk untuk itu, untuk memberi tahu banyak orang di dalam nama Allah dan sesuai dengan Kitab Suci, mengenai apa yang baik dan apa yang Tuhan kehendaki dari mereka, dan: mereka yang memberitakan seluruh maksud Allah, harus menggunakan kunci-kunci ini dengan baik (Kis. 20:27).

                            Beberapa orang mengaitkan tindakan pemberian kunci dengan kebiasaan bangsa Yahudi dalam melantik seorang ahli Taurat, yaitu dengan meletakkan kunci kotak tempat menyimpan kitab Taurat ke dalam tangan orang bersangkutan. Penyerahan kunci ini menunjukkan bahwa ia diberi kuasa untuk mengambil dan membacanya. Sedangkan mengikat dan melepas menunjuk kepada kebiasaan yang mereka lakukan terhadap kitab-kitab mereka, yang berbentuk gulungan. Mereka menutup kitab itu dengan cara mengikatnya dengan seutas tali, dan melepaskan ikatan tali itu bila membukanya. Kristus memberikan kuasa kepada para rasul-Nya untuk menutup atau membuka kitab Injil bagi banyak orang, sesuai kebutuhan. Lihatlah penggunaan kuasa ini (Kis. 13:46; 18:6). Ketika para pelayan Tuhan memberitakan pengampunan dan pendamaian kepada mereka yang mau bertobat, serta memberitakan murka dan kutuk kepada orang yang menolak bertobat, mereka menggunakan kuasa ini di dalam nama Kristus, untuk mengikat dan melepaskan.

                            (2) Kunci penertiban atau pendisiplinan, yaitu penerapan pengajaran kepada orang-orang tertentu berdasarkan perkiraan yang tepat tentang watak dan tindakan mereka. Kuasa ini bukanlah kuasa untuk membuat hukum, tetapi kuasa yang berkaitan dengan pengadilan. Seorang hakim tidak membuat hukum, ia hanya menyatakan hukum apa yang berlaku, dan berdasarkan penyelidikan yang adil menjatuhkan hukuman yang sesuai. Seperti itulah kuasa dari kunci-kunci tersebut, di mana pun kuasa itu diterapkan dalam kaitan dengan keanggotaan jemaat dan hak-hak istimewa yang ada di dalamnya.
                                [1] Para pelayan Kristus memiliki kuasa untuk mengumumkan di dalam jemaat, "Pergilah, jadikan semua bangsa murid-Ku, baptislah mereka. Mereka yang mengaku percaya kepada Kristus dan menaati Dia, terimalah mereka dan anggota keluarga mereka menjadi anggota jemaat melalui baptisan." Para pelayan harus membiarkan orang-orang yang diundang untuk masuk ke dalam perjamuan kawin, dan mengusir mereka yang terbukti tidak layak untuk mengikuti persekutuan yang begitu kudus.
                                [2] Mereka memiliki kuasa untuk mengusir dan melempar keluar orang-orang yang telah kehilangan keanggotaan jemaat, itulah kuasa mengikat. Menolak memberikan janji Injil dan meterai bagi orang-orang yang tidak percaya, dan menyatakan orang seperti itu sebagai empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan, bahwa mereka tidak memiliki bagian atau hak dalam perkara ini, sebagaimana yang dinyatakan Petrus kepada Simon, si ahli sihir, meskipun ia telah dibaptis. Ini merupakan ikatan yang mendatangkan penghakiman Allah.
                                [3] Mereka memiliki kuasa untuk memulihkan dan menerima kembali orang-orang yang telah dibuang, ketika mereka menyesali dosa-dosa mereka. Kuasa itu melepaskan orang-orang yang pernah mereka ikat, dengan menyatakan, bahwa jika penyesalan mereka benar-benar tulus, janji pengampunan akan menjadi milik mereka. Para rasul memiliki karunia mujizat untuk membedakan bermacam-macam roh. Sekalipun tidak tampak dari luar (Kis. 8:21; 1Kor. 5:1; 2Kor. 2:7; 1Tim. 1:20), para pelayan Tuhan masih bisa menilai roh itu, asalkan mereka terampil dan setia.
                    Terakhir, inilah perintah yang diberikan Kristus kepada murid-murid-Nya supaya mereka merahasiakan percakapan pribadi tersebut untuk sementara waktu (ay. 20), Mereka tidak boleh memberitahukan kepada siapa pun bahwa Ia adalah Yesus, Sang Mesias. Apa yang telah mereka akui di hadapan-Nya, tidak boleh mereka beri tahukan kepada dunia, karena beberapa alasan:
                        . Karena saat itu adalah masa persiapan bagi Kerajaan-Nya. Perkara besar yang diberitakan sekarang adalah, Kerajaan Sorga sudah dekat. Karena itu, ada hal-hal lain yang harus ditegaskan terlebih dahulu untuk membuka jalan yang sesuai bagi Kristus, misalnya, pengajaran tentang pertobatan. Kebenaran yang luar biasa ini belum waktunya untuk diberitakan, karena di dalam-Nya dan dengan-Nya Kerajaan Sorga itu nanti akan didirikan. Segala sesuatu indah pada waktunya, dan inilah sebuah nasihat yang baik, Selesaikanlah pekerjaanmu, baru kemudian dirikanlah rumahmu (Ams. 24:27).
                        . Kristus menginginkan keberadaan diri-Nya sebagai Mesias dibuktikan oleh pekerjaan-pekerjaan-Nya. Dan Ia lebih menyukai apabila pekerjaan-pekerjaan itulah yang bersaksi tentang Dia, bukan murid-murid-Nya, karena kesaksian mereka sama seperti kesaksian-Nya juga, dan ini tidak diinginkan-Nya (Yoh. 5:31, 34). Ia merasa sangat yakin akan mujizat-mujizat yang ditunjukkan-Nya, sehingga Ia menghindari adanya kesaksian lain (Yoh. 10:25, 38).
                        . Sebab kalau sekiranya mereka mengenal bahwa Ia adalah Mesias, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia (1Kor. 2:8).
                        . Kristus melarang rasul-rasul-Nya memberitakan hal ini, sampai mereka memiliki bukti paling meyakinkan yang siap untuk menegaskan kebenaran ini. Kebenaran-kebenaran besar dapat menjadi rusak karena diungkapkan terlampau dini sebelum memiliki bukti yang cukup. Sekarang, bukti luar biasa mengenai keberadaan Yesus sebagai Kristus adalah kebangkitan-Nya, karena oleh kebangkitan-Nyalah dinyatakan bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa. Itulah sebabnya hikmat ilahi melarang kebenaran ini diberitakan, sampai kebangkitan itu dapat dinyatakan sebagai bukti terhadap kebenaran itu.
                        . Para pemberita kebenaran yang begitu agung ini perlu dilengkapi kuasa Roh yang lebih besar daripada yang mereka miliki selama ini. Oleh karena itu, pernyataan secara terbuka tentang kebenaran itu harus ditunda sampai Roh Kudus dicurahkan ke atas mereka. Begitulah, ketika Kristus dimuliakan dan Roh-Nya dicurahkan, kita melihat Petrus memberitakan dari atap rumah, apa yang dibisikkan di sudut kamar (Kis. 2:36), Bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus. Jadi, ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara.



BcO Efesus 4:17-24
Manusia baru
4:17 Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia 4:18 dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka. 4:19 Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran. 4:20 Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus. 4:21 Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus, 4:22 yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, 4:23 supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, 4:24 dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.


Penjelasan:

* Hitam-putih; di luar-di dalam Kristus.
Hitam bukan putih, keduanya berbeda tajam. Ilustrasi warna ini tepat untuk menggambarkan kehidupan orang Kristen yang jelas, sebagai manusia baru yang hidup di dalam Kristus. Artinya, hidup kita kini jelas-jelas telah menanggalkan manusia lama yang hidup dalam dosa. Orang yang ada di dalam Kristus tidak mungkin serempak hidup di dalam dosa.Dalam bagian ini Paulus memberikan perbandingan mencolok antara kehidupan orang di dalam Kristus dengan orang yang di luar Kristus. Orang yang berada di luar Kristus adalah orang yang tidak mengenal Tuhan. Mereka hidup terpisah dari Sang Pencipta, dan menyerahkan diri kepada kecemaran hawa nafsu untuk memperoleh kenikmatan semu (ayat 17-19). Sedangkan orang yang berada di dalam Kristus adalah orang yang mengenal Kristus. Mereka adalah orang yang hidupnya telah ditebus dari dosa, dan menjadi anak-anak Allah (ayat 21-24). Hidup mereka menuju kepada kehidupan kekal bersama Allah. Apa maksud Paulus membuat dan memaparkan perbandingan ini? Maksudnya adalah agar jemaat di Efesus melakukan tanggung jawabnya hidup sebagai orang kudus di dalam Kristus. Diharapkan pula bahwa kita, orang-orang Kristen sebagai tubuh Kristus masa kini pun melakukan tanggung jawab hidup kudus di hadapan Tuhan Yesus Kristus.


Label:   Matius 16:13-20 



Daftar Label dari Kategori Khotbah Katolik 2017
Lukas 10:13-16(1)
Lukas 10:17-24(1)
Lukas 10:25-37(1)
Lukas 11:27-28(1)
Lukas 14:1,7-11(1)
Lukas 18:1-8(1)
Lukas 1:39-56(1)
Lukas 20:27-40(1)
Lukas 24:13-35(1)
Lukas 2:22-40(1)
Lukas 6:12-19(1)
Lukas 6:43-49(1)
Lukas 7:1-10(1)
Lukas 8:16-18(1)
Lukas 8:4-15(1)
Lukas 9:43b-45(1)
Markus 13:33-37(1)
Matius 10:17-22(1)
Matius 10:26-33(1)
Matius 10:37-42(1)
Matius 13:1-23(1)
Matius 13:24-43(1)
Matius 16:13-20(1)
Matius 17:1-9(2)
Matius 18:1-5,10(1)
Matius 1:1-25(1)
Matius 20:1-16a(1)
Matius 21:28-32(1)
Matius 21:33-43(1)
Matius 25:31-46(1)
Matius 4:1-11(1)
Matius 4:12-23(1)
Matius 5:13-16(1)
Matius 5:17-37(1)
Matius 5:38-48(1)
Matius 6:24-34(1)
Matius. 5:1-12(1)
Yohanes 10:1-10(1)
Yohanes 11:1-45(1)
Yohanes 14:1-12(1)
Yohanes 14:15-21(1)
Yohanes 1:1-18(1)
Yohanes 1:29-34(1)
Yohanes 20:19-23(1)
Yohanes 3:16-18(1)
Yohanes 4:5-42(1)
Yohanes 9:1-41(1)




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 12 Desember - Santa Yohanna Fransiska Fremio de Chantal (Janda), Santo Hoa (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Khotbah Katolik 2017 Minggu, 3 September 2017 - Matius 16:21-27 - BcO 2 Raja-Raja 14:1-27 - Hari Minggu Biasa XXII,

PREV:
Khotbah Katolik Minggu, 20 Agustus 2017 - Matius 15:21-28 BcO Efesus 1:1-14 - Hari Minggu Biasa XX - warna liturgi Hijau


All Garis Besar





Arsip Khotbah Katolik 2017..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)