misa.lagu-gereja.com        
 
Minggu, 19 Maret 2023
HARI MINGGU
PRAPASKAH IV
1Sam. 16:1b,6-7,10-13a; Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6; Ef. 5:8-14;
Yoh. 9:1-41 (panjang) Yoh. 9:1,6-9,13-17,34-38 (singkat).
BcO Ibr. 7:1-11
Warna Liturgi Ungu
MT/BPI Edisi Baru: 017, 965 Lama: 849, 965
Saran Nyanyian: PS 486(bait2), 541, 544, 549, 562, 694
Minggu ini adalah Minggu Laetare, alat-alat musik dapat dibunyikan dan altar boleh dihiasi dengan bunga... dapat dipakai busana liturgi warna merah muda (PPP. Art. 25)

Yohanes 9:1-41
Orang yang buta sejak lahirnya
9:1 Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. 9:2 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?" 9:3 Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. 9:4 Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja. 9:5 Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia." 9:6 Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi 9:7 dan berkata kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam." Siloam artinya: "Yang diutus." Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek. 9:8 Tetapi tetangga-tetangganya dan mereka, yang dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata: "Bukankah dia ini, yang selalu mengemis?" 9:9 Ada yang berkata: "Benar, dialah ini." Ada pula yang berkata: "Bukan, tetapi ia serupa dengan dia." Orang itu sendiri berkata: "Benar, akulah itu." 9:10 Kata mereka kepadanya: "Bagaimana matamu menjadi melek?" 9:11 Jawabnya: "Orang yang disebut Yesus itu mengaduk tanah, mengoleskannya pada mataku dan berkata kepadaku: Pergilah ke Siloam dan basuhlah dirimu. Lalu aku pergi dan setelah aku membasuh diriku, aku dapat melihat." 9:12 Lalu mereka berkata kepadanya: "Di manakah Dia?" Jawabnya: "Aku tidak tahu." 9:13 Lalu mereka membawa orang yang tadinya buta itu kepada orang-orang Farisi. 9:14 Adapun hari waktu Yesus mengaduk tanah dan memelekkan mata orang itu, adalah hari Sabat. 9:15 Karena itu orang-orang Farisipun bertanya kepadanya, bagaimana matanya menjadi melek. Jawabnya: "Ia mengoleskan adukan tanah pada mataku, lalu aku membasuh diriku, dan sekarang aku dapat melihat." 9:16 Maka kata sebagian orang-orang Farisi itu: "Orang ini tidak datang dari Allah, sebab Ia tidak memelihara hari Sabat." Sebagian pula berkata: "Bagaimanakah seorang berdosa dapat membuat mujizat yang demikian?" Maka timbullah pertentangan di antara mereka. 9:17 Lalu kata mereka pula kepada orang buta itu: "Dan engkau, apakah katamu tentang Dia, karena Ia telah memelekkan matamu?" Jawabnya: "Ia adalah seorang nabi." 9:18 Tetapi orang-orang Yahudi itu tidak percaya, bahwa tadinya ia buta dan baru dapat melihat lagi, sampai mereka memanggil orang tuanya 9:19 dan bertanya kepada mereka: "Inikah anakmu, yang kamu katakan bahwa ia lahir buta? Kalau begitu bagaimanakah ia sekarang dapat melihat?" 9:20 Jawab orang tua itu: "Yang kami tahu ialah, bahwa dia ini anak kami dan bahwa ia lahir buta, 9:21 tetapi bagaimana ia sekarang dapat melihat, kami tidak tahu, dan siapa yang memelekkan matanya, kami tidak tahu juga. Tanyakanlah kepadanya sendiri, ia sudah dewasa, ia dapat berkata-kata untuk dirinya sendiri." 9:22 Orang tuanya berkata demikian, karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi, sebab orang-orang Yahudi itu telah sepakat bahwa setiap orang yang mengaku Dia sebagai Mesias, akan dikucilkan. 9:23 Itulah sebabnya maka orang tuanya berkata: "Ia telah dewasa, tanyakanlah kepadanya sendiri." 9:24 Lalu mereka memanggil sekali lagi orang yang tadinya buta itu dan berkata kepadanya: "Katakanlah kebenaran di hadapan Allah; kami tahu bahwa orang itu orang berdosa." 9:25 Jawabnya: "Apakah orang itu orang berdosa, aku tidak tahu; tetapi satu hal aku tahu, yaitu bahwa aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat." 9:26 Kata mereka kepadanya: "Apakah yang diperbuat-Nya padamu? Bagaimana Ia memelekkan matamu?" 9:27 Jawabnya: "Telah kukatakan kepadamu, dan kamu tidak mendengarkannya; mengapa kamu hendak mendengarkannya lagi? Barangkali kamu mau menjadi murid-Nya juga?" 9:28 Sambil mengejek mereka berkata kepadanya: "Engkau murid orang itu tetapi kami murid-murid Musa. 9:29 Kami tahu, bahwa Allah telah berfirman kepada Musa, tetapi tentang Dia itu kami tidak tahu dari mana Ia datang." 9:30 Jawab orang itu kepada mereka: "Aneh juga bahwa kamu tidak tahu dari mana Ia datang, sedangkan Ia telah memelekkan mataku. 9:31 Kita tahu, bahwa Allah tidak mendengarkan orang-orang berdosa, melainkan orang-orang yang saleh dan yang melakukan kehendak-Nya. 9:32 Dari dahulu sampai sekarang tidak pernah terdengar, bahwa ada orang yang memelekkan mata orang yang lahir buta. 9:33 Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa." 9:34 Jawab mereka: "Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa dan engkau hendak mengajar kami?" Lalu mereka mengusir dia ke luar. 9:35 Yesus mendengar bahwa ia telah diusir ke luar oleh mereka. Kemudian Ia bertemu dengan dia dan berkata: "Percayakah engkau kepada Anak Manusia?" 9:36 Jawabnya: "Siapakah Dia, Tuhan? Supaya aku percaya kepada-Nya." 9:37 Kata Yesus kepadanya: "Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!" 9:38 Katanya: "Aku percaya, Tuhan!" Lalu ia sujud menyembah-Nya. 9:39 Kata Yesus: "Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta." 9:40 Kata-kata itu didengar oleh beberapa orang Farisi yang berada di situ dan mereka berkata kepada-Nya: "Apakah itu berarti bahwa kami juga buta?" 9:41 Jawab Yesus kepada mereka: "Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa, tetapi karena kamu berkata: Kami melihat, maka tetaplah dosamu."

Penjelasan:




* Apakah Sehat adalah berkat, sakit adalah kutuk? (1-7)
Perdebatan dan penolakan yang terjadi tampaknya tidak membuat Yesus diam dan tak berbuat apa-apa. Tatkala Ia dan murid-murid-Nya berjumpa dengan seorang buta sejak lahir, Ia bertindak mengadakan mukjizat, menyembuhkan si buta. Halangan apapun tidak melunturkan kasih-Nya untuk menolong orang yang menderita. Secara ajaib setelah mata si buta dijamah Yesus, orang itu taat dan segera membasuh dirinya di kolam Siloam. Seketika itu ia pun dapat melihat. Tidak dapat dibayangkan betapa luapan gembira dan sukacita yang dialami si buta yang sekarang dapat melihat.

Ketaatan dan mukjizat. Tanpa membasuh mata di kolam Siloam pun sebenarnya Tuhan Yesus bisa mencelikkan mata si buta. Yang Yesus pentingkan dalam peristiwa ini adalah ketaatan. Ketaatan yang dibarengi rasa syukur kepada Tuhan memegang peranan penting, tidak hanya di saat kita membutuhkan pertolongan-Nya, tetapi di setiap saat. Mukjizat terjadi karena ketaatan terhadap firman Tuhan. Si buta yang celik matanya, mensyukuri pertolongan Tuhan. Ia tidak takut menghadapi orang-orang yang meragukan kesembuhan yang telah dialaminya.

Renungkan: Berbahagialah orang yang mempertahankan ketaatan karena percaya.

Doa: Ya, Tuhan, celikkanlah mata rohaniku untuk dapat setiap saat mensyukuri kasih-Mu kepadaku.

* Si lemah menjadi kuat. (8-23)
Kedudukan seorang buta di tengah masyarakat saat itu, dinilai sangat rendah, hina, tak berdaya, tak berharga. Namun penilaian ini tidak berlaku dalam diri Tuhan Yesus. Justru Ia mengubah keberadaan orang buta itu secara drastis. Harga diri dibangkitkan. Ia menjadi berani menjawab bertubi-tubi pertanyaan yang diarahkan kepadanya. Mula-mula dari para tetangganya, kemudian berhadapan dengan orang-orang Farisi. Orang-orang Farisi itu akhirnya menegaskan bahwa Yesus bertindak salah dan tidak tahu adat karena melakukan mukjizat pada hari Sabat. Menurut mereka perbuatan itu bertentangan dengan Hukum Taurat. Keputusan orang-orang Farisi itu mendadak menimbulkan keberanian pada diri si pengemis yang dengan tegas dan lugu mengatakan bahwa: "Ia adalah seorang nabi!" Jawaban ini sangat mengejutkan para tetangga maupun orang-orang terhormat di sekitarnya. Si lemah telah menjadi kuat, berani berkata benar, dan menyatakan keyakinannya.

Berani karena benar. Kata-kata ini sangat populer di masa-masa perjuangan dahulu. Tetapi karena ambisi tidak sehat, makna kalimat menjadi kabur dan luntur. Banyak orang tidak lagi berani berkata hal yang benar. Masyarakat lebih cenderung memanipulasi kebenaran daripada harus menderita karena berkata benar, bertindak benar. Saat ini umat Kristiani dihadapkan pada pelbagai tantangan dan kesulitan. Kondisi ini bisa saja memaksa Kristen bertindak tidak setia pada kebenaran. Karena itu kesetiaan pada keyakinan terhadap Kristus harus tetap terjaga, berani berkata benar dan mempertahankan kebenaran sekalipun harus tetap menanggung resikonya.

Renungkan: Demi kepentingan dan keinginan tertentu, kesetiaan pada kebenaran yaitu Yesus Kristus mungkin akan mengalami penurunan. Karena itu tetaplah berpegang teguh pada-Nya dan jangan goyah.

Doa: Ya Bapa, bimbinglah kami agar tetap memiliki keberanian untuk berkata benar di tengah kebohongan yang dianggap biasa. Mampukan kami untuk tetap setia kepada-Mu walau berat tantangan yang harus kami hadapi.

* Sombong rohani membutakan! (24-34)

Orang-orang Farisi menginterogasi orang buta yang telah sembuh itu dengan pertanyaan yang amat sinis. "Katakanlah kebenaran di hadapan Tuhan (secara harafiah: Muliakanlah Allah)." Sayang, ucapan itu diberi arti apriori, yaitu menuntut orang tersebut mengaku bersalah. Mereka bukan mencari kebenaran, tetapi menginginkan jawaban yang memuaskan diri sendiri.

Orang-orang Farisi ini sudah memutuskan bahwa Tuhan Yesus bukan berasal dari Allah, sebaliknya Ia adalah orang berdosa (ayat 24). Dengan otoritas mereka sebagai pemimpin agama, mereka memaksa orang yang dicelikkan matanya itu menyangkal mukjizat yang dia terima. Sikap mereka ini menunjukkan kebodohan dan keterbatasan mereka menafsirkan Hukum Taurat! Kebodohan mereka nyata dari cara mereka memaksa fakta harus sesuai dengan teori. Orang berdosa tidak mungkin mengadakan mukjizat seperti itu, maka pasti mukjizat itu tidak dapat terjadi. Padahal mukjizat sudah terjadi dan saksinya ada di depan mata mereka. Orang-orang Farisi itu kini mengacu kepada Musa sebagai guru mereka. Sebelum ini mereka justru nyata salah ketika mengacu kepada Musa (Yoh. 5:46). Kini orang buta tersebut mempermalukan mereka (Yoh. 9:30). Alasannya jelas mukjizat yang dialaminya bukan sekadar penyembuhan cacat mata, tetapi penciptaan fungsi penglihatan yang tadinya tidak ada. Hanya Allah yang dapat menyertai pembuat mukjizat tersebut.

Kesombongan rohani membutakan mata orang bahkan dari kebodohan dirinya sendiri. Bukti-bukti mukjizat bahkan ajaran firman sekalipun dapat diputarbalikkan untuk mendukung kedegilan hati seseorang. Karena itu, kita harus merendahkan hati di hadapan Allah agar oleh anugerah-Nya kita diberikan keterbukaan dan kesediaan belajar terhadap kebenaran.

Doaku: Tuhan, tolong kami agar pengetahuan rohani kami tidak hanya sebatas intelek, tetapi sungguh-sungguh melibatkan hati serta tindakan nyata ketaatan kami kepada-Mu.

* Yang buta melihat, yang melihat buta (35-41)

Fanny Crosby (ayat 1820 1915), penggubah ratusan lagu-lagu rohani yang dikenal banyak orang Kristen, adalah seorang yang buta. Ia buta beberapa minggu sejak lahir dan kebutaannya dapat dikatakan akibat kesalahan dokter. Dalam kesaksiannya Fanny mengatakan bahwa berkat terbesar yang Tuhan berikan kepadanya adalah ketika "Tuhan mengizinkan penglihatan eksternalnya ditutup." Tuhan telah mengkhususkan dia untuk suatu pekerjaan yang Tuhan sudah rencanakan. Ia mengungkapkan bahwa dalam kebutaan jasmani ia dapat melihat Allah lebih terang. Fanny buta secara jasmani, tetapi ia memiliki penglihatan rohani yang tajam.

Orang buta yang telah disembuhkan Yesus ternyata bukan hanya dicelikkan mata jasmaninya, tetapi Yesus membukakan juga mata rohaninya. Orang buta itu memang sempat diusir keluar (dikucilkan) oleh pemimpin-pemimpin agama Yahudi akibat keberaniannya bersaksi, tetapi Yesus mencari dia (ayat 35). Ketika orang-orang Yahudi mengusir orang buta itu keluar dari Bait Allah, Yesus justru menemui dia. Yesus tidak pernah meninggalkan orang-orang yang mau mengikut Dia. Pertanyaan dan pengajaran Yesus membukakan mata rohani orang buta itu. Ia merespons dengan percaya dan sujud menyembah Yesus sebagai Tuhan dan Mesias (ayat 35-38). Sebaliknya kepada orang-orang Farisi, Yesus menyindir mereka sebagai buta (ayat 39). Kalau orang buta itu menyadari kebutaan rohaninya sehingga mau dicelikkan oleh Yesus, orang Farisi itu sebaliknya, merasa diri melek rohani sehingga menolak percaya dan menerima Yesus. Akibatnya mereka tetap tinggal di dalam kebutaan rohani mereka dan tidak bisa ditolong.

Pengetahuan agama dan pengalaman iman tidak serta merta mencelikkan seseorang pada pengenalan sejati akan Yesus. Bahkan sering kedua hal itu menjadikan seseorang sombong rohani, merasa sudah melek rohani sehingga tidak butuh dicelikkan oleh Yesus. Apakah kita termasuk golongan orang-orang seperti itu?


BcO Ibrani 7:1-11
Kristus dan Melkisedek
7:1 Sebab Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi; ia pergi menyongsong Abraham ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja, dan memberkati dia. 7:2 Kepadanyapun Abraham memberikan sepersepuluh dari semuanya. Menurut arti namanya Melkisedek adalah pertama-tama raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera. 7:3 Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya. 7:4 Camkanlah betapa besarnya orang itu, yang kepadanya Abraham, bapa leluhur kita, memberikan sepersepuluh dari segala rampasan yang paling baik. 7:5 Dan mereka dari anak-anak Lewi, yang menerima jabatan imam, mendapat tugas, menurut hukum Taurat, untuk memungut persepuluhan dari umat Israel, yaitu dari saudara-saudara mereka, sekalipun mereka ini juga adalah keturunan Abraham. 7:6 Tetapi Melkisedek, yang bukan keturunan mereka, memungut persepuluhan dari Abraham dan memberkati dia, walaupun ia adalah pemilik janji. 7:7 Memang tidak dapat disangkal, bahwa yang lebih rendah diberkati oleh yang lebih tinggi. 7:8 Dan di sini manusia-manusia fana menerima persepuluhan, dan di sana Ia, yang tentang Dia diberi kesaksian, bahwa Ia hidup. 7:9 Maka dapatlah dikatakan, bahwa dengan perantaraan Abraham dipungut juga persepuluhan dari Lewi, yang berhak menerima persepuluhan, 7:10 sebab ia masih berada dalam tubuh bapa leluhurnya, ketika Melkisedek menyongsong bapa leluhurnya itu.
Kristus adalah Imam yang lebih tinggi dari pada Harun
7:11 Karena itu, andaikata oleh imamat Lewi telah tercapai kesempurnaan -- sebab karena imamat itu umat Israel telah menerima Taurat -- apakah sebabnya masih perlu seorang lain ditetapkan menjadi imam besar menurut peraturan Melkisedek dan yang tentang dia tidak dikatakan menurut peraturan Harun?

Penjelasan:


* Betapa sempurna!
Penjelasan tentang Imamat Yesus mencapai puncaknya. Ia adalah seorang Imam Besar yang agung dan sempurna; semua imam yang ada sebelumnya dalam Perjanjian Lama tidak mungkin dan tidak akan pernah mencapai kesempurnaan. Karena itu tidak dibutuhkan seorang imam lain lagi, kecuali Dia. Mengapa demikian?

1) Yesus adalah Imam menurut peraturan Melkisedek (Mazmur 110:4), yang jauh melebihi kedudukan para imam seperti Abraham, Harun, dan Lewi.

2) Yesus adalah Imam sejati yang dipilih bukan berdasarkan silsilah keturunan, tetapi berdasarkan "hidup yang tidak dapat binasa" (ayat 16,24). Yesus tidak hanya mati melainkan juga bangkit dan tidak akan mati lagi selama-lamanya. Maka Imamat-Nya tidak mungkin berujung pada kesudahan.

3) Yesus membawa suatu perjanjian yang lebih kuat kokoh, permanen, dan yang dijamin keabsahannya oleh sumpah yang telah Allah nyatakan sendiri (ayat 20-22, 28).

4) Yesus melakukan sesuatu yang tidak pernah dan tidak mungkin dilakukan oleh imam lain, siapa pun juga. Yesus Kristus mempersembahkan diri dan nyawa-Nya sendiri sebagai korban penebus dosa (ayat 27). Dia serentak menjadi imam dan persembahan untuk menyelamatkan kita! Hanya Yesus sendiri, telah sempurna. Terpujilah Dia!


https://catatanseorangofs.files.wordpress.com/2017/03/0-0-orang-buta-disembuhkan-yoh-9.jpg



Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2023




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Renungan Katolik Senin, 20 Maret 2023 - Mencintai Seperti St. Yusuf - Matius 1:16.18-21.24a - BcO Ibrani 11:1-16 - HARI RAYA St. YOSEF, suami SANTA PERAWAN MARIA

PREV:
Renungan Katolik Sabtu, 18 Maret 2023 - Mintalah Belas Kasih Allah, Maka Kamu Akan Selamat - Lukas 18:9-14 (Penjelasan) - BcO Ibrani 6:9-20 (Penjelasan) - S. Sirillus dr Yerusalem





Arsip Renungan Katolik 2023..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)