|
Minggu, 22 Januari 2017 (Matius 4:12-23)Khotbah Katolik Minggu, 22 Januari 2017 - Matius 4:12-23 (Mat. 4:12-17). BcO Roma 8:1-17 - Hari Minggu Biasa IIIHari Minggu Biasa III Yes. 8:23b-9:3; Mzm. 27:1,4,13-14; 1Kor. 1:10-13,17; Matius 4:12-23 (Mat. 4:12-17). BcO Roma 8:1-17 warna liturgi Hijau Matius 4:12-23 Yesus tampil di Galilea 4:12 Tetapi waktu Yesus mendengar, bahwa Yohanes telah ditangkap, menyingkirlah Ia ke Galilea. 4:13 Ia meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum, di tepi danau, di daerah Zebulon dan Naftali, 4:14 supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: 4:15 "Tanah Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain, -- 4:16 bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang." 4:17 Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!" Yesus memanggil murid-murid yang pertama 4:18 Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. 4:19 Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." 4:20 Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. 4:21 Dan setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka 4:22 dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia. Yesus mengajar dan menyembuhkan banyak orang 4:23 Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu. Penjelasan: * Pelayanan Yesus Kristus (4:12-25:46) Analisis Matius terhadap pelayanan Kristus dibuat berdasarkan empat wilayah geografis yang tercantum dengan jelas: Galilea (4:12), Daerah Seberang Sungai Yordan (19:1). Yudea (20:17) dan Yerusalem (21:1). Bersama dengan Injil Sinoptis lainnya, ia menghilangkan pelayanan awal di Yudea yang secara kronologis terjadi di antara 4:11 dan 4:12 (bdg. Yoh. 1-4). Matius mungkin bertolak dari Kapernaum di Galilea karena di situ pula ia mulai mengenal Kristus (9:9). * Mat 4:18-20 - Danau Galilea // Simon // Andreas, // ikutlah Aku // Segera Danau Galilea. Sebuah danau di Lembah Yordan 680 kaki di bawah permukaan laut, lebar 7 mil dan panjang 14 mil, berkelimpahan ikan dan menjadi sasaran dari badai mendadak. Simon sedang menebarkan jala bersama saudaranya Andreas, yang memperkenalkan dirinya kepada Yesus beberapa bulan sebelumnya (Yoh. 1:40, 41). Undangan ikutlah Aku memanggil orang-orang percaya ini untuk terus mendampingi Yesus. Rencana Kristus bagi mereka memerlukan latihan sehingga mereka siap untuk memenangkan orang yang terhilang. Segera. Tanggapan langsung ini menunjukkan dampak kuat dari perjumpaan sebelumnya. * Mat 4:21-22 - Yakobus // Yohanes, // Membereskan jala Yakobus dan Yohanes, pasangan saudara yang lain, merupakan rekan dari Simon dan Andreas (Luk. 5:10). Membereskan jala. Matius dan Markus sepakat mengenai hal ini, tetapi Lukas tampaknya berbeda. Daripada memandangnya sebagai dua peristiwa, kelihatannya lebih masuk akal untuk menyelaraskan kisah-kisah ini dengan cara tertentu sebagaimana telah dilakukan oleh S. J. Andrews (The life of our Lord on earth, hlm. 247, 248). Sangat mungkin orang-orang itu sedang menebarkan dan membereskan jala ketika Kristus pertama kali menghampiri mereka. Tuhan kita lalu memakai perahu Simon, membuat mukjizat penangkapan ikan dalam jumlah besar. lalu memanggil Simon dan Andreas untuk mengikut Dia. Ketika kembali ke pantai, Yohanes dan Yakobus mulai membetulkan jala yang terkoyak, dan pada saat itulah Yesus juga memanggil mereka untuk mengikut Dia. * Mat 4:23-24 - Rumah-rumah ibadat // Injil Kerajaan Allah // Siria // Yang kerasukan Rumah-rumah ibadat (sinagoge). Tempat-tempat lokal untuk ibadat dan pengajaran agama. Contoh khotbah Yesus di sinagoge lihat Lukas 4:16-30. Injil Kerajaan Allah merupakan kabar baik yang diberitakan Yesus, yaitu bahwa raja Mesianis telah tiba untuk mendirikan kerajaan yang dijanjikan. Pemberitaan ini diikuti dengan mukjizat-mukjizat penyembuhan, sebagaimana dinubuatkan tentang kerajaan itu sehingga merupakan bukti kebenaran dari sang raja (Yes. 35:4-6; Mat. 11:2-6). Siria. Di sini mengacu ke wilayah di bagian utara. Yang kerasukan. Alkitab di sini jelas membedakan kerasukan dengan penyakit alamiah biasa. BcO Roma 8:1-17 Hidup oleh Roh 8:1 Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. 8:2 Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. 8:3 Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, 8:4 supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh. 8:5 Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. 8:6 Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. 8:7 Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. 8:8 Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah. 8:9 Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus. 8:10 Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran. 8:11 Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu. 8:12 Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging. 8:13 Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup. 8:14 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. 8:15 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!" 8:16 Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. 8:17 Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. Penjelasan: * Hak-hak Istimewa Orang Percaya (Roma 8:1-9) I. Dalam perikop di atas Rasul Paulus mulai dengan memperlihatkan satu hak istimewa yang luar biasa yang menjadi milik orang Kristen yang sungguh-sungguh, dan menggambarkan ciri-ciri orang yang mendapat hak istimewa itu: Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus (ay. 1). Inilah sorak sorai Paulus, setelah keluhan dan pergumulan yang menyedihkan dalam pasal sebelumnya. Dosa memang tetap tinggal, mengganggu dan mengesalkan hati, tetapi, terpujilah Allah, dosa tidak membinasakan. Keluhan itu ia simpan saja untuk dirinya sendiri, sedangkan penghiburan yang ia rasakan, dengan rendah hati ia bagikan kepada semua orang percaya yang sungguh-sungguh, yang ikut memiliki kepentingan di dalamnya. 1. Hak istimewa dan penghiburan yang tak terlukiskan milik semua orang yang ada di dalam Kristus Yesus adalah bahwa sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka. Paulus tidak berkata, "Tidak ada tuduhan melawan mereka." Walaupun sebenarnya ada, namun tuduhan itu dihapuskan, dan dakwaannya dicabut. Ia tidak berkata, "Tidak ada suatu apa pun dalam diri mereka yang pantas dihukum," sebab hal itu ada, dan mereka melihatnya, mengakuinya, meratapinya, dan mengecam diri mereka sendiri karenanya. Tetapi itu tidak akan membuat mereka binasa. Ia tidak berkata, "Tidak ada salib dan tidak ada penderitaan untuk mereka, atau tidak ada hal yang tidak menyenangkan dalam penderitaan itu," sebab semuanya itu bisa saja ada. Sebaliknya ia berkata tidak ada penghukuman. Mereka bisa saja dihajar Tuhan, tetapi tidak dihukum bersama-sama dengan dunia. Nah, ini terjadi karena mereka ada di dalam Kristus Yesus. Karena persatuan mereka dengan Kristus melalui imanlah maka mereka menjadi aman seperti itu. Mereka ada di dalam Yesus Kristus seperti di dalam kota perlindungan, dan dengan demikian terlindungi dari para penumpah darah. Dia adalah Pembela mereka, dan Dia meluputkan mereka. Tidak ada penghukuman bagi mereka, karena mereka ikut ambil bagian dalam pemuasan terhadap hukum Taurat yang diberikan Kristus dengan kematian-Nya. Di dalam Kristus, Allah bukan saja tidak menghukum mereka, tetapi juga berkenan kepada mereka (Mat. 17:5). 2. Ciri-ciri yang tidak diragukan dari semua orang yang betul-betul ada di dalam Kristus Yesus, sehingga mereka dibebaskan dari penghukuman, adalah bahwa mereka tidak hidup menurut daging, tetapi hidup menurut Roh. Perhatikanlah, ciri-ciri itu diberikan berdasarkan cara hidup mereka. Bukan berdasarkan suatu tindakan tertentu, melainkan berdasarkan jalan hidup mereka. Dan yang menjadi pertanyaan besar adalah, asas apa yang mengatur hidup, menurut daging atau roh, sifat lama atau sifat baru, kejahatan atau anugerah? Yang mana dari semuanya ini yang kita pikirkan, untuk yang mana kita membuat persediaan, oleh yang mana kita dipimpin, dan dengan yang mana kita ambil bagian? II. Kebenaran yang agung ini, setelah dipaparkan demikian, digambarkan Paulus dalam ayat-ayat selanjutnya. Dan ia menunjukkan bagaimana sampai kita memperoleh hak istimewa yang besar ini, dan bagaimana kita tahu apakah kita mempunyai ciri-ciri yang disebutkan tadi. 1. Bagaimana sampai kita memperoleh hak-hak istimewa ini, yaitu hak istimewa pembenaran, bahwa tidak ada penghukuman bagi kita. Juga, hak istimewa pengudusan, bahwa kita hidup menurut Roh, bukan menurut daging, yang di samping sebagai hak istimewa, juga tidak kurang merupakan kewajiban kita. Bagaimana itu terjadi? (1) Hukum Taurat tidak dapat melakukannya (ay. 3). Hukum Taurat tidak dapat membenarkan ataupun menguduskan, tidak dapat membebaskan kita dari kebersalahan karena dosa ataupun kuasa dosa, sebab ia tidak mempunyai janji-janji pengampunan ataupun anugerah. Hukum Taurat tidak menyempurnakan apa pun: Ia tidak berdaya. Hukum Taurat memang sudah berusaha mencapai tujuan yang penuh berkat ini, tetapi sayang, ia tidak berdaya, ia tidak bisa mencapainya. Namun, ketidakberdayaan itu bukanlah karena kekurangan apa pun dalam hukum Taurat, melainkan oleh daging, oleh kerusakan sifat manusia, karenanya kita menjadi tidak mampu untuk dibenarkan ataupun dikuduskan oleh hukum Taurat. Kita menjadi tidak mampu menjalankan hukum Taurat, dan, kalau kita gagal, hukum Taurat, sebagai perjanjian berdasarkan perbuatan, tidak menyediakan cara lain, dan dengan demikian meninggalkan kita sebagaimana ia menemukan kita. Atau kita dapat memahaminya sebagai hukum keupacaraan. Perban yang dipakai tidak cukup lebar untuk membalut luka. Hukum keupacaraan tidak akan pernah dapat menghapuskan dosa (Ibr. 10:4). (2) Roh yang memberi hidup dalam Kristus Yesuslah yang bisa melakukannya (ay. 2). Perjanjian anugerah yang dibuat dengan kita di dalam Kristus adalah perbendaharaan jasa dan anugerah. Darinya kita menerima pengampunan dan kodrat baru, dimerdekakan dari hukum dosa dan hukum maut, maksudnya, baik dari kebersalahan karena dosa maupun dari kuasa dosa. Dimerdekakan juga dari jalan hukum Taurat dan kuasa daging. Kita berada di bawah perjanjian lain, Tuan lain, Suami lain, di bawah hukum Roh, yaitu hukum yang memberikan Roh itu, hidup rohani yang membuat kita memenuhi syarat untuk hidup kekal. Dasar dari kebebasan ini terletak pada pekerjaan Kristus bagi kita, yang dibicarakan Paulus (ay. 3), Allah mengutus Anak-Nya sendiri. Perhatikanlah, ketika hukum Taurat gagal, Allah menyediakan cara lain. Kristus datang untuk melakukan apa yang tidak bisa dilakukan hukum Taurat. Musa membawa bangsa Israel ke perbatasan Kanaan, kemudian mati, dan meninggalkan mereka di sana. Tetapi Yosua melakukan apa yang tidak bisa dilakukan Musa, dan membawa mereka merebut tanah Kanaan. Demikianlah, apa yang tidak bisa dilakukan hukum Taurat, dilakukan Kristus. Penjelasan terbaik untuk ayat ini kita dapati dalam Ibrani 10:1-10. Untuk memperjelas maknanya, yang dalam terjemahan kita sedikit rumit, kita bisa membacanya begini, dengan sedikit mengubah susunannya: Dengan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa, dan menjadikan-Nya sebagai korban bagi dosa, Allah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, yang tidak dapat dilakukan hukum Taurat, karena tak berdaya oleh daging, dst. (ay. 4). Perhatikanlah, [1] Bagaimana Kristus muncul: Serupa dengan daging yang dikuasai dosa. Bukan berdosa, sebab Ia kudus, tidak berbuat salah, tidak tercemar, melainkan serupa dengan daging yang berdosa. Ia mengambil dan mengenakan kodrat yang rusak, meskipun Ia sendiri secara sempurna tak terjangkau oleh kerusakan-kerusakan kodrat itu. Kristus disunat, ditebus, dan dibaptis dengan baptisan Yohanes. Itu menunjukkan keserupaan-Nya dengan daging yang dikuasai dosa. Pagutan ular-ular tedung itu disembuhkan oleh ular tembaga, yang bentuknya, meskipun tidak berbisa, seperti ular-ular yang memagut mereka. Betapa hebatnya perendahan diri ini, bahwa Dia yang adalah Allah dibuat serupa dengan daging. Tetapi jauh lebih hebat lagi, Dia yang kudus dibuat menjadi serupa dengan daging yang dikuasai dosa. Karena dosa, - di bagian sini salinan-salinan Alkitab bahasa Yunani yang terbaik menempatkan tanda koma. Allah mengutus Dia en homoiomati sarkos hamartias, kai peri hamartias - serupa dengan daging yang dikuasai dosa, dan sebagai korban untuk dosa. Septuaginta (Alkitab bahasa Yunani - pen.) menyebut korban untuk dosa hanya dengan peri hamartias - karena dosa. Jadi, Kristus adalah korban, Ia diutus untuk menjadi korban (Ibr. 9:26). [2] Apa yang dilakukan oleh kemunculan-Nya ini: Dosa dihukum, maksudnya, Allah dalam hal ini menunjukkan kebencian-Nya terhadap dosa lebih daripada sebelum-sebelumnya. Dan bukan hanya itu, tetapi juga untuk semua orang kepunyaan Kristus, kuasa dosa baik yang menghukum maupun yang memerintah dihancurkan dan disingkirkan. Orang yang dihukum tidak bisa mendakwa atau memerintah. Kesaksiannya tidak berlaku, wewenangnya tidak berlaku. Seperti itulah dosa dihukum oleh Kristus. Meskipun dosa hidup dan tinggal, kehidupannya dalam orang-orang kudus hanyalah seperti penjahat yang terhukum. Karena dosa dihukum, maka maut dilucuti, dan Iblis, yang mempunyai kuasa atas maut, dihancurkan. Dihukumnya dosa menyelamatkan orang berdosa dari hukuman. Kristus dibuat menjadi dosa karena kita (2Kor. 5:21), dan, karena dibuat menjadi dosa, maka ketika Ia dihukum, dosa dihukum dalam daging Kristus, dihukum dalam kodrat manusia-Nya. Demikianlah pengudusan menjadi keadilan ilahi, dan jalan terbuka bagi keselamatan orang-orang berdosa. [3] Dampak yang membahagiakan dari semua ini terhadap kita (ay. 4): Supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, baik di dalam pembenaran kita maupun di dalam pengudusan kita. Tuntutan untuk dipuaskannya pelanggaran hukum Taurat digenapi dengan diperhitungkannya kepada kita kebenaran Kristus yang utuh dan sempurna (imputasi - pen.), yang memenuhi tuntutan-tuntutan tertinggi hukum Taurat, seperti tutup pendamaian dibuat sama panjang dan sama lebar dengan tabut. Tuntutan ketaatan kepada perintah-perintah hukum Taurat digenapi di dalam kita, ketika oleh Roh, hukum kasih ditulis di dalam hati, dan kasih itu adalah kegenapan hukum Taurat (13:10). Meskipun tuntutan hukum Taurat tidak digenapi oleh kita, namun, terpujilah Allah, tuntutan itu digenapi di dalam kita. Apa yang memenuhi maksud dan tujuan hukum Taurat bisa didapati pada, dan di dalam diri semua orang percaya yang sungguh-sungguh. Kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh. Ini gambaran dari semua orang yang ikut ambil bagian dalam hak istimewa ini, bahwa mereka berbuat menurut asas-asas rohani, dan bukan jasmani. Sementara untuk yang lain, tuntutan hukum Taurat akan digenapi di dalam mereka melalui kebinasaan mereka. Sekarang, 2. Perhatikanlah bagaimana kita bisa tahu bahwa kita mempunyai ciri-ciri ini (ay. 5, dst.). (1) Dengan melihat apa yang kita pikirkan. Bagaimana kita tahu apakah kita hidup menurut daging atau menurut Roh? Dengan memeriksa apa yang kita pikirkan, perkara-perkara daging atau perkara-perkara roh. Kesenangan daging, keuntungan dan kehormatan duniawi, perkara-perkara indrawi dan sementara, itu semua adalah perkara-perkara daging, yang dipikirkan oleh orang-orang yang tidak diperbaharui. Perkenanan Allah, kesejahteraan jiwa, kepedulian akan hidup kekal, itu semua adalah perkara-perkara Roh, yang betul-betul dipikirkan oleh mereka yang hidup menurut Roh. Apa yang dipikirkan orang, itulah jati dirinya. Pikiran kita adalah hal-hal yang kita pikirkan. Seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia (Ams. 23:7). Ke mana pikiran-pikiran paling senang melayang? Apa yang paling puas dipikirkannya? Pikiran adalah tempat bersemayamnya hikmat. Ke mana arahnya rencana-rencana dan rancangan-rancangan? Apakah kita lebih bijak demi dunia atau demi jiwa kita? Phronousi ta tēs sarkos - mereka memikirkan hal-hal yang dari daging, begitulah kata itu diartikan (Mat. 16:23). Apa yang kita pikirkan adalah masalah besar, kebenaran-kebenaran apa, berita-berita apa, penghiburan-penghiburan apa yang paling kita sukai, dan paling menyenangkan bagi kita. Nah, untuk memperingatkan kita agar waspada terhadap keinginan daging, Paulus menunjukkan betapa keinginan daging akan membawa kesengsaraan dan bahaya besar. Dan ia membandingkannya dengan keunggulan dan penghiburan yang tak terucapkan dari keinginan roh. [1] Keinginan daging adalah maut (ay. 6). Keinginan daging adalah kematian rohani, jalan yang pasti menuju kematian kekal. Keinginan daging adalah kematian jiwa, sebab keinginan daging berarti terpisahnya jiwa dari Allah, sementara hidup jiwa ada di dalam persatuan dan persekutuannya dengan Allah. Jiwa yang bersifat kedagingan adalah jiwa yang mati, semati-matinya jiwa. Orang yang hidup mewah dan berlebih-lebihan, ia sudah mati (1Tim. 5:6), tidak hanya mati menurut hukum sebagai orang yang bersalah, tetapi juga mati di dalam keadaannya sebagai daging. Kematian mencakup semua kesengsaraan. Jiwa yang bersifat kedagingan adalah jiwa yang sengsara. Tetapi keinginan Roh, phronēma tou pneumatos- pikiran rohani (hikmat yang dari atas, asas hidup berdasarkan anugerah) adalah hidup dan damai sejahtera. Keinginan roh adalah ketenteraman dan kebahagiaan jiwa. Kehidupan jiwa terdapat pada persatuannya dengan perkara-perkara rohani di dalam pikiran. Jiwa yang dikuduskan adalah jiwa yang hidup, dan hidup itu adalah damai sejahtera. Itu hidup yang sangat nyaman. Semua jalan hikmat rohani adalah jalan damai sejahtera. Itu adalah hidup dan damai sejahtera di dunia lain, dan juga di dunia ini. Keinginan roh adalah kehidupan dan damai sejahtera kekal yang sudah dimulai sekarang, dan merupakan suatu pertanda yang pasti akan penyempurnaannya kelak. [2] Keinginan daging adalah permusuhan terhadap Allah (ay. 7), dan ini lebih buruk daripada hidup menurut daging. Hidup menurut daging berbicara tentang pendosa yang bersifat kedagingan sebagai orang mati, dan ini buruk. Tetapi keinginan daging berbicara bahwa dia adalah manusia Iblis. Ia bukan hanya musuh, tetapi juga permusuhan itu sendiri. Ini bukan hanya berarti terasingnya jiwa dari Allah, tetapi juga perlawanan jiwa menentang Allah. Ia memberontak terhadap wewenang-Nya, mengacaukan rancangan-Nya, menentang kepentingan-Nya, meludahi wajah-Nya, dan menginjak-injak bagian utama-Nya. Adakah permusuhan yang lebih besar dari ini? Musuh bisa saja berdamai, tetapi permusuhan tidak. Betapa hal ini harus membuat kita rendah hati dan waspada terhadap keinginan daging! Akankah kita menumbuhkan dan memanjakan sesuatu yang merupakan permusuhan terhadap Allah Pencipta kita, Pemilik kita, Pemimpin kita, dan Pemberi yang maha murah? Untuk membuktikan ini, Paulus menegaskan bahwa keinginan daging tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. Kekudusan hukum Allah, dan ketidakkudusan keinginan daging, tidak dapat didamaikan seperti halnya terang dan gelap. Manusia daging bisa saja, oleh kuasa anugerah ilahi, ditundukkan kepada hukum Allah, tetapi keinginan daging tidak akan pernah bisa. Keinginan daging harus dihancurkan dan diusir. Lihatlah betapa menyedihkannya kehendak manusia yang rusak diperbudak oleh dosa. Sepanjang keinginan daging menang, kita tidak condong pada hukum Allah. Oleh sebab itu, apabila terjadi perubahan, itu karena kuasa anugerah Allah, bukan karena kehendak bebas manusia. Dari sini Paulus menyimpulkan bahwa (ay. 8), mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah. Orang yang hidup dalam daging dan tidak diperbaharui, di bawah kuasa dosa yang memerintah, tidak dapat melakukan apa yang berkenan kepada Allah, karena tidak adanya anugerah, asas yang berkenan kepada Allah, dan kepentingan di dalam Kristus, Sang Pengantara yang berkenan kepada Allah. Bahkan korban orang fasik adalah kekejian (Ams. 15:8). Berkenan kepada Allah adalah tujuan tertinggi kita, yang mustahil dicapai oleh mereka yang hidup dalam daging. Mereka tidak bisa berkenan kepada-Nya, bahkan, tidak bisa tidak, mereka pasti membuat Dia murka. Kita dapat mengetahui keadaan dan ciri-ciri kita, (2) Dengan mencari tahu apakah kita memiliki Roh Allah dan Kristus atau tidak (ay. 9): Kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh. Ini mengungkapkan dua keadaan jiwa yang amat berbeda. Semua orang kudus memiliki daging dan roh dalam diri mereka. Tetapi hidup dalam daging dan hidup dalam Roh adalah dua hal yang berlawanan. Itu berarti dikalahkan dan ditundukkannya kita oleh salah satu dari kedua asas ini. Seperti yang biasa dikatakan orang, ia hanyut dalam cinta, atau ia hanyut dalam kemabukan, maksudnya ia ditaklukkan olehnya. Sekarang, yang menjadi pertanyaan besar adalah, apakah kita hidup dalam daging atau dalam Roh. Dan bagaimana kita bisa mengetahuinya? Ah, tentu saja dengan mencari tahu apakah Roh Allah berdiam dalam diri kita. Roh yang berdiam dalam diri kita merupakan bukti terbaik dari keberadaan kita di dalam Roh, sebab berdiam itu harus dilakukan secara timbal balik (1Yoh. 4:16): ia berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Roh melawat banyak orang yang tidak diperbaharui dengan undangan-undangan-Nya, yang mereka tolak dan mereka buang. Tetapi dalam diri semua orang yang dikuduskan Ia berdiam. Di sana Ia tinggal dan memerintah. Di sana Ia seperti orang di rumahnya sendiri, di mana Ia tinggal sepanjang hari dan merasa betah, dan mempunyai kuasa. Sudah sepatutnyalah kita bertanya kepada hati kita, siapa yang berdiam di sana, siapa yang memerintah di sana, dan siapa yang menjaga rumah di sana? Kepentingan siapa yang diutamakan? Selain itu, Paulus menambahkan satu pedoman umum untuk menguji: Jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus. Menjadi milik Kristus (maksudnya, menjadi orang Kristen yang sungguh-sungguh, salah satu dari anak-anak-Nya, hamba-hamba-Nya, sahabat-sahabat-Nya, yang bersatu dengan Dia) adalah satu hak istimewa dan kehormatan yang banyak diaku-aku orang, walaupun mereka tidak mempunyai bagian atau hak dalam perkara itu. Orang kepunyaan-Nya hanyalah mereka yang memiliki Roh-Nya, maksudnya, [1] Yang dipenuhi roh seperti Dia, yaitu lemah lembut, rendah hati, cinta damai, sabar, dan murah hati seperti Dia. Kita tidak bisa mengikuti jejak-Nya kecuali kita memiliki Roh-Nya. Sikap dan kecondongan jiwa kita harus disesuaikan dengan teladan Kristus. [2] Yang dihidupkan dan dipimpin oleh Roh Kudus Allah, sebagai Roh yang menguduskan, Guru, dan Penghibur. Memiliki Roh Kristus adalah sama dengan memiliki Roh Allah yang berdiam di dalam diri kita. Tetapi yang dua itu pada akhirnya menjadi satu, sebab semua orang yang dihidupkan oleh Roh Allah sebagai Pemimpin mereka, diserupakan dengan Roh Kristus sebagai Teladan mereka. Nah, gambaran tentang ciri-ciri orang yang memiliki hak istimewa pertama ini, yaitu kebebasan dari penghukuman, harus diterapkan kepada semua hak istimewa lain yang akan kita lihat selanjutnya. Dalam perikop di atas Rasul Paulus memperlihatkan dua lagi keuntungan yang baik, yang menjadi milik orang percaya yang sungguh-sungguh. I. Kehidupan. Kebahagiaan di sini bukanlah cuma kebahagiaan dalam arti dijauhkan dari sesuatu yang buruk, yaitu tidak dihukum. Tetapi kebahagiaan di sini berarti mendapatkan sesuatu yang baik. Kebahagiaan itu berarti kita melangkah maju menapaki kehidupan yang akan membawa kebahagiaan yang tak terucapkan bagi seorang manusia (ay. 10-11): Jika Kristus ada di dalam kamu. Perhatikanlah, jika Roh ada di dalam kita, maka Kristus ada di dalam kita. Ia berdiam di dalam hati oleh iman (Ef. 3:17). Sekarang di sini kita diberi tahu apa yang terjadi dengan tubuh dan jiwa orang-orang yang didiami Kristus. 1. Tidak ada yang bisa kita katakan selain bahwa tubuh memang mati. Tubuh ini rapuh, fana, sekarat, dan akan segera mati. Tubuh ini adalah rumah tanah liat, yang asalnya dari debu. Kehidupan yang diperoleh dan dijanjikan itu tidak membuat tubuh kekal dalam keadaannya yang sekarang. Tubuh ini mati, maksudnya, ditentukan untuk mati, ada di bawah hukuman mati: sebagaimana kita berkata "matilah dia" untuk orang yang dihukum. Di tengah-tengah kehidupan ini, kita ada dalam kematian: sekalipun tubuh kita begitu kuat, sehat, dan bugar, ia sudah mati pucuk (Ibr. 11:12), dan ini karena dosa. Dosalah yang membunuh tubuh. Inilah akibat dari kutuk pertama itu (Kej. 3:19): Engkau debu. Menurut saya, seandainya tidak ada alasan lain, maka cinta kepada tubuh seharusnya membuat kita membenci dosa, sebab dosa adalah musuh yang begitu besar bagi tubuh kita. Bahkan kematian tubuh orang-orang kudus merupakan pertanda yang tersisa akan murka Allah terhadap dosa. 2. Tetapi roh, jiwa yang berharga, itulah hidup. Sekarang jiwa hidup secara rohani, bahkan terlebih lagi, ia adalah hidup itu sendiri. Anugerah di dalam jiwa adalah kodratnya yang baru. Hidup orang kudus ada pada jiwanya, sedangkan hidup pendosa hanyalah sebatas tubuhnya. Setelah tubuh mati, dan kembali menjadi debu, roh adalah kehidupan, yang tidak saja hidup dan kekal, tetapi juga tertelan di dalam hidup itu sendiri. Kematian bagi orang-orang kudus hanyalah berarti dibebaskannya roh yang terlahir di sorga dari perangkap dan beban tubuh ini, supaya ia pantas ambil bagian dalam kehidupan kekal. Ketika Abraham sudah mati, Allah tetaplah Allah Abraham, sebab bahkan setelah mati, roh Abraham adalah kehidupan (Mat. 22:31-32). Lihat Mazmur 49:16. Dan ini oleh karena kebenaran. Kebenaran Kristus yang diperhitungkan kepada mereka membuat jiwa aman dari kematian, dan jiwa adalah bagian yang lebih baik dari diri kita. Kebenaran Kristus yang berdiam di dalam diri mereka, dan gambaran Allah yang diperbaharui di dalam jiwa, menjaga jiwa, dan, dengan ketetapan Allah, mengangkatnya pada saat kematian, mengembangkannya, dan membuatnya layak ikut ambil bagian dalam warisan orang-orang kudus di dalam terang. Kehidupan jiwa yang kekal dijalani dengan memandang dan menikmati Allah, dan keduanya dipertemukan. Dan untuk itulah jiwa dibuat memenuhi syarat oleh pengudusan yang membenarkan. Saya merujuk pembaca pada Mazmur 17:15, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu. 3. Ada kehidupan yang disediakan juga untuk tubuh yang malang ini pada akhirnya: Ia akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana (ay. 11). Tuhan itu untuk tubuh, dan meskipun pada saat kematian tubuh dicampakkan sebagai bejana yang hina dan rusak, bejana yang tidak disukai, namun Allah akan rindu pada buatan tangan-Nya (Ayb. 14:15). Dia akan mengingat perjanjian-Nya dengan debu, dan tidak akan kehilangan sebutir pun dari debu-debu itu. Sebaliknya, tubuh akan dipersatukan kembali dengan jiwa, dan berpakaian kemuliaan yang pantas untuknya. Tubuh yang hina akan diubah menjadi baru (Flp. 3:21; 1Kor. 15:42). Dua hal besar yang menjamin kepastian kebangkitan tubuh disebutkan di sini: (1) Kebangkitan Kristus: Ia yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga. Kristus bangkit sebagai Kepala, Yang sulung, dan Pelopor semua orang kudus yang telah meninggal (1Kor. 15:20). Tubuh Kristus terbaring di makam, di bawah dosa semua umat pilihan yang diperhitungkan kepada-Nya. Tetapi kemudian Ia menerobos keluar dari makam itu. Maka hai maut, di manakah kemenanganmu? Oleh karena kebangkitan Kristuslah kita akan bangkit. (2) Berdiamnya Roh. Roh yang sama yang membangkitkan jiwa sekarang akan segera membangkitkan tubuh: oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu. Tubuh orang kudus adalah bait Roh Kudus (1Kor. 3:16; 6:19). Nah, walaupun bait ini dibiarkan terbaring sementara dalam kehancuran, namun ia akan dibangun kembali. Kemah Daud, yang sudah roboh, akan diperbaiki, sekalipun gunung-gunung tinggi menghadang. Roh, yang mengembuskan nafas hidup pada tulang-tulang mati dan kering, akan membuat mereka hidup, dan orang-orang kudus akan melihat Allah bahkan di dalam tubuh mereka. Maka dari itulah Rasul Paulus, dengan mengingat akan hal ini, menyimpulkan betapa sudah menjadi kewajiban kita untuk tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh (ay. 12-13). Janganlah hidup kita menuruti kehendak dan kemauan daging. Dua alasan disebutkan Paulus di sini: [1] Kita tidak berutang pada daging, entah dalam hal hubungan, rasa terima kasih, atau dalam hal ikatan dan kewajiban apa pun. Kita tidak harus memenuhi atau melayani keinginan-keinginan daging. Kita memang wajib memberi pakaian, memberi makan, dan mengurus tubuh, seperti hamba bagi jiwa dalam pelayanannya terhadap Allah, tetapi tidak lebih jauh dari itu. Kita tidak berutang pada daging. Daging tidak pernah berbuat kebaikan yang begitu besar kepada kita sehingga kita wajib melayaninya. Tersirat di sini bahwa kita berutang kepada Kristus dan kepada Roh: kepada Dialah kita berutang segala-galanya, segala yang kita miliki dan segala yang bisa kita lakukan, dalam seribu satu ikatan dan kewajiban. Karena sudah dibebaskan dari kematian yang sedemikian besar oleh tebusan yang sedemikian besar, maka kita amat berutang kepada Pembebas kita. Lihat 1 Korintus 6:19-20. [2] Pertimbangkanlah akibat-akibatnya, apa yang akan menanti di ujung jalan. Di sini hidup dan mati, berkat dan kutuk, diperhadapkan kepada kita. Jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati, maksudnya, mati kekal. Menyenangkan, melayani, dan memuaskan daging, itulah yang akan membawa kehancuran jiwa, yaitu, kematian kedua. Kematian yang sebenarnya adalah kematian jiwa. Kematian orang-orang kudus hanyalah tidur. Tetapi, pada sisi lain, kamu akan hidup, hidup dan bahagia sampai selama-lamanya, itulah hidup yang sesungguhnya: Jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, menaklukkan dan menundukkan semua hawa nafsu dan keinginan, menyangkal diri dengan tidak menyenangkan dan memuaskan tubuh, dan ini dilakukan oleh Roh. Kita tidak dapat melakukannya tanpa Roh yang mengerjakannya di dalam diri kita, dan Roh tidak akan mengerjakannya tanpa kita berusaha sendiri. Sehingga dalam satu arti, kita diperhadapkan pada buah si malakama, entah tidak menyenangkan tubuh atau menghancurkan jiwa. II. Roh yang menjadikan kita anak Allah adalah hak istimewa lain yang menjadi milik mereka yang ada di dalam Kristus Yesus (ay. 14-16). 1. Semua orang yang menjadi milik Kristus dibawa ke dalam hubungan dengan Allah sebagai anak-anak-Nya (ay. 14). Perhatikanlah, (1) Ciri-ciri mereka: Mereka dipimpin Roh Allah, seperti seorang murid yang belajar dipimpin oleh gurunya, seperti seorang pelancong yang sedang bepergian dipimpin oleh pemandunya, seperti seorang prajurit yang menunaikan tugasnya dipimpin oleh panglimanya. Mereka tidak didorong-dorong seperti binatang, tetapi dipimpin sebagaimana layaknya makhluk yang berakal, ditarik dengan tali kesetiaan dan ikatan kasih. Ciri-ciri yang tidak diragukan dari semua orang percaya yang sungguh-sungguh adalah, bahwa mereka dipimpin oleh Roh Allah. Setelah dengan iman mereka menyerahkan diri kepada bimbingan-Nya, kemudian di dalam ketaatan, mereka mengikuti bimbingan itu, dan dengan manis dipimpin ke dalam semua kebenaran dan semua kewajiban. (2) Hak istimewa mereka: Mereka anak-anak Allah, yang diterima ke dalam bilangan orang-orang yang diangkat sebagai anak-anak Allah, diakui dan dikasihi oleh Dia sebagai anak-anak-Nya. 2. Dan mereka yang adalah anak-anak Allah memiliki Roh, (1) Untuk mengerjakan dalam diri mereka watak sebagai anak. [1] Kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi (ay. 15). Kita bisa memahaminya, pertama, dengan roh perbudakan yang membayangi jemaat Perjanjian Lama. Ini dinamakan roh perbudakan karena gelap dan ngerinya masa perjanjian itu. Selubung melambangkan perbudakan (2Kor. 3:15). Bandingkan dengan ayat 17. Roh yang mengangkat kita menjadi anak tidak dicurahkan secara berkelimpahan pada waktu itu seperti halnya sekarang, sebab hukum Taurat membuka luka, tetapi sedikit memberikan obat. Sekarang kamu tidak ada dalam masa perjanjian itu, kamu tidak menerima roh itu. Kedua, kita bisa memahaminya dengan roh perbudakan yang membayangi banyak orang kudus sendiri pada saat mereka bertobat, ketika mereka diinsafkan akan keberdosaan mereka dan murka Allah, yang oleh Roh dibuat mengendap di dalam jiwa mereka. Seperti orang banyak dalam Kisah Para Rasul 2:37, sipir penjara (Kis. 16:30), dan Paulus (Kis. 9:6). Pada saat itu, Roh sendiri bagi orang-orang kudus adalah roh perbudakan: "Tetapi," ujar Rasul Paulus, "dengan kamu ini sudah selesai." "Allah sebagai Hakim," menurut Dr. Manton, "dengan roh perbudakan, mengirim kita kepada Kristus sebagai Pengantara, dan Kristus sebagai Pengantara, dengan roh yang mengangkat kita sebagai anak, mengirim kita kepada Allah sebagai Bapa." Walaupun anak Allah mungkin saja dilanda ketakutan akan perbudakan lagi, dan mungkin mempertanyakan kedudukannya sebagai anak, namun Roh yang terpuji itu tidak akan lagi menjadi roh perbudakan, sebab seandainya demikian Ia bersaksi dusta. [2] Tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Manusia bisa saja memberikan akta pengangkatan anak, tetapi hak istimewa Allah-lah, ketika mengangkat anak, untuk memberikan Roh yang menjadikan kita anak, yaitu kodrat sebagai anak. Roh yang mengangkat kita sebagai anak mengerjakan dalam diri anak-anak Allah kasih kekeluargaan terhadap Allah sebagai Bapa, membuat kita bersuka di dalam Dia, dan bergantung pada-Nya, sebagai Bapa. Jiwa yang dikuduskan menampakkan gambar Allah, sebagaimana seorang anak menampakkan gambar bapanya. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!" Berdoa di sini disebut berseru (KJV: menangis), yang tidak hanya merupakan pertanda, tetapi juga ungkapan alamiah bahwa kita menginginkan sesuatu. Anak-anak yang belum bisa bicara melampiaskan keinginan mereka dengan menangis. Sekarang, Roh mengajar kita di dalam doa untuk datang kepada Allah sebagai Bapa, dengan keyakinan yang penuh kekudusan dan kerendahan hati, dan memberanikan jiwa dalam melakukan kewajiban itu. Ya Abba, ya Bapa. Abba adalah bahasa Aram yang berarti bapa atau bapaku. Dalam bahasa Yunani patēr. Dan mengapa disebutkan dua kali, Ya Abba, Ya Bapa? Sebab Kristus mengatakan demikian dalam doa-Nya (Mrk.14:36), Ya Abba, ya Bapa. Dan kita sudah menerima Roh Anak. Kata Abba menandakan kegigihan hati yang dilandasi rasa sayang, dan menekankan hubungan yang didasari rasa percaya. Anak kecil, yang ingin meminta sesuatu pada bapanya, cuma bisa berkata Bapa, Bapa, dan itu sudah menyampaikan maksud mereka. Juga, mengangkat anak merupakan hal yang biasa terjadi baik bagi orang-orang Yahudi maupun orang-orang bukan Yahudi. Orang-orang Yahudi memanggil bapa dengan sebutan Abba dalam bahasa mereka, dan orang-orang Yunani bisa memanggil Patēr. Sebab di dalam Kristus Yesus tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi. (2) Untuk memberikan kesaksian tentang hubungan mereka dengan Allah sebagai anak-anak (ay. 16). Mengerjakan dalam diri orang percaya watak sebagai anak merupakan pekerjaan Roh sebagai Roh yang menguduskan, sedangkan memberikan kesaksian tentang hubungan mereka sebagai anak-anak merupakan pekerjaan Roh sebagai Penghibur. Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita. Banyak orang memiliki kesaksian hanya dari rohnya sendiri bahwa keadaan mereka baik-baik saja, tetapi mereka tidak memiliki kesaksian yang sependapat dari Roh. Banyak orang mengatakan damai kepada diri mereka sendiri, padahal Allah dari sorga tidak mengatakannya kepada mereka. Tetapi orang-orang yang dikuduskan memiliki Roh Allah yang bersaksi bersama-sama dengan roh mereka, yang harus dipahami bukan sebagai wahyu langsung dan luar biasa, melainkan sebagai pekerjaan Roh yang biasa, di dalam penghiburan dan melalui sarana penghiburan, untuk mengatakan damai kepada jiwa. Kesaksian ini selalu sesuai dengan firman tertulis, dan oleh sebab itu selalu berdasar pada pengudusan, sebab Roh di dalam hati tidak bisa bertentangan dengan Roh di dalam firman. Roh tidak bersaksi kepada siapa-siapa tentang hak-hak istimewa sebagai anak jika mereka tidak mempunyai sifat dan watak sebagai anak. * Rm 8:17 - ahli waris ... bersama-sama dengan Kristus // yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia Dikemukakan bahwa orang percaya adalah seorang ahli waris ... bersama-sama dengan Kristus. Kita adalah ahli waris dari segala sesuatu yang akan dicurahkan oleh Allah, yang berarti kita adalah ahli waris bersama dengan Kristus. kepada siapa Allah telah memberikan segala sesuatu. Namun menjadi ahli waris bersama dengan Kristus berarti menderita bersama dengan Kristus. Bentuk waktu yang dipakai adalah bentuk waktu sekarang: yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia. Penderitaan merupakan peranan yang ditetapkan Allah untuk Kristus (Luk. 24:26, 46; Kis. 17:3; 26:23; Ibr. 2:9, 10). Penderitaan juga merupakan pengalaman yang ditetapkan Allah bagi orang-orang percaya di dalam Kristus (Mat. 10:38; 16:24; 20:22; I Tes. 3:3; II Tes. 1:4, 5; II Kor. 1:5; Kol. 1:24; II Tim. 3:12; I Ptr. 1:6, 4:12). Orang-orang yang ikut berbagi penderitaan dengan Kristus juga akan ikut berbagi kemuliaan dengan Dia (Rm. 8:17). Orang percaya lebih dahulu mengalami penderitaan sebelum ia mengalami kemuliaan. Label: Matius 4:12-23
Daftar Label dari Kategori Khotbah Katolik 2017 Lukas 10:13-16(1) Lukas 10:17-24(1) Lukas 10:25-37(1) Lukas 11:27-28(1) Lukas 14:1,7-11(1) Lukas 18:1-8(1) Lukas 1:39-56(1) Lukas 20:27-40(1) Lukas 24:13-35(1) Lukas 2:22-40(1) Lukas 6:12-19(1) Lukas 6:43-49(1) Lukas 7:1-10(1) Lukas 8:16-18(1) Lukas 8:4-15(1) Lukas 9:43b-45(1) Markus 13:33-37(1) Matius 10:17-22(1) Matius 10:26-33(1) Matius 10:37-42(1) Matius 13:1-23(1) Matius 13:24-43(1) Matius 16:13-20(1) Matius 17:1-9(2) Matius 18:1-5,10(1) Matius 1:1-25(1) Matius 20:1-16a(1) Matius 21:28-32(1) Matius 21:33-43(1) Matius 25:31-46(1) Matius 4:1-11(1) Matius 4:12-23(1) Matius 5:13-16(1) Matius 5:17-37(1) Matius 5:38-48(1) Matius 6:24-34(1) Matius. 5:1-12(1) Yohanes 10:1-10(1) Yohanes 11:1-45(1) Yohanes 14:1-12(1) Yohanes 14:15-21(1) Yohanes 1:1-18(1) Yohanes 1:29-34(1) Yohanes 20:19-23(1) Yohanes 3:16-18(1) Yohanes 4:5-42(1) Yohanes 9:1-41(1) Pembuatan Tata Ibadah: Pembuatan Tata Ibadah Katolik, Lagu Perkawinan Katolik, Kalender Liturgi Katolik 2016, Khotbah Katolik 2016, | Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman) MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL - PASKAH - KENAIKAN - PENTAKOSTA - BIASA NEXT: Khotbah Katolik Minggu, 29 Januari 2017 - Matius. 5:1-12a. BcO Roma 11:25-36 Hari Minggu Biasa IV PREV: Khotbah Katolik Minggu, 15 Januari 2017 - Yohanes 1:29-34. BcO Roma 4:1-25 Hari Minggu Biasa II All Garis Besar 18 Maret 2024 Yesus membuka pintu Allah - Paus Benediktus XVI 18 Maret 2024 Puasa mengangkat pikiran kepada Allah - St. Fransiskus dari Sales Kamis, 28 Maret 2024 UPACARA PENCUCIAN ALTAR DI BASILIKA SANTO PETRUS PADA KAMIS PUTIH Kamis, 12 Oktober 2023 Panduan Dalam Memakai Rosario |
Links:
lagu-gereja.com,
bible.,
perkantas,
gbi,
GKII,
gkj,
hkbp,
MISA,
gmim,
toraja,
gmit,
gkp,
gkps,
gbkp,
Hillsong,
PlanetShakers,
JPCC Worship,
Symphony Worship,
Bethany Nginden,
Christian Song,
Lagu Rohani,
ORIENTAL WORSHIP,
Lagu Persekutuan
Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia 01 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Pusat 1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta02 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Barat 03 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Timur 04 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Utara 05 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Selatan 06 Jadwal Misa Gereja di Tangerang 07 Jadwal Misa Gereja di Bekasi - Karawang 08 Jadwal Misa Gereja di Bandung 10 Jadwal Misa Gereja di Bogor - Depok 16 Jadwal Misa Gereja di Makassar 18 Jadwal Misa Gereja di Medan 21 Jadwal Misa Gereja di Palembang 2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya 3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar 4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung 5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan 6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3) April - Sakramen Maha Kudus (6) Bulan Katekese Liturgi(5) Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4) Bulan Oktober - Bulan Rosario(1) Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4) Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4) Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5) Ibadah(1) Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5) Juli - Darah Mulia(2) Juni - Hati Kudus Yesus(10) Maret - Pesta St. Yosep(3) Mei - Bulan Maria(8) Penutup Bulan Rosario(1) Peringatan Arwah(2) Rabu Abu(1) SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7) |
popular pages | Register | Login | e-mail: admin@lagu-gereja.com © 2012 . All Rights Reserved. |