misa.lagu-gereja.com        
 
View : 442 kali
Renungan Katolik 2024
Sabtu, 27 Januari 2024
Renungan Katolik Sabtu, 27 Januari 2024 - Markus 4:35-41 - BcO Kejadian 25:7-11.19-34 - Angela Merici
#tag: Angin ribut diredakan

Sabtu, 27 Januari 2024
Angela Merici
2Sam. 12:1-7a,10-17; Mzm. 51:12-13,14-15,16-17; 
Markus 4:35-41
BcO Kejadian 25:7-11.19-34
Warna Liturgi Hijau

Markus 4:35-41
Angin ribut diredakan
4:35 Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang." 4:36 Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia. 4:37 Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. 4:38 Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" 4:39 Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. 4:40 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" 4:41 Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"

Penjelasan:


* Kristus dan Murid-murid-Nya di Tengah Angin Ribut (4:35-41)

    Mujizat yang dilakukan Kristus untuk menolong murid-murid-Nya dengan meredakan angin ribut, juga tercatat dalam Injil Matius (Mat. 8:23 dst.), tetapi di sini hal itu dikisahkan dengan lebih lengkap. Perhatikanlah:

. Peristiwa itu terjadi pada hari yang sama ketika Ia memberitakan Firman dari atas sebuah perahu, waktu hari sudah petang (ay. 35). Setelah bekerja seharian memberitakan Firman dan mengajar, bukannya beristirahat, Ia malah tetap membuka diri-Nya bagi murid-murid-Nya, karena Ia mau mengajarkan kita agar jangan selalu memikirkan istirahat melulu sampai kita masuk ke sorga. Akhir kerja keras mungkin saja bisa merupakan awal suatu goncangan. Namun perhatikanlah, perahu yang dipakai Kristus sebagai mimbar ada di bawah perlindungan-Nya, dan meskipun dalam bahaya, tetapi tidak dapat tenggelam. Apa yang digunakan untuk Kristus akan dipelihara-Nya secara istimewa.

. Ia sendiri yang mengajak menyeberang danau pada malam hari itu, karena Ia tidak mau kehilangan waktu, Marilah kita bertolak ke seberang, sebab kita akan tahu, di pasal berikut, bahwa ada yang harus dikerjakan-Nya di seberang sana. Kristus berjalan keliling sambil berbuat baik, dan tidak ada kesulitan yang bisa menghalangi-Nya. Oleh karena itu, kita harus melayani Dia dan generasi kita dengan tekun sesuai kehendak-Nya.

. Mereka tidak berangkat sebelum menyuruh orang banyak itu pergi, artinya, sebelum memberikan setiap orang apa yang mendorong mereka datang, serta menjawab semua pertanyaan mereka. Tidak seorang pun disuruh-Nya pulang dengan mengeluh bahwa kedatangan mereka sia-sia. Dengan kata lain, mereka disuruh pergi dengan berkat yang khidmat, karena Kristus datang ke dalam dunia ini bukan hanya untuk mengabarkan firman saja, tetapi juga untuk memerintahkan, dan memberikan berkat.

. Mereka membawa Dia berangkat seadanya [KJV: took Him as He was], artinya, Ia masih memakai pakaian yang sama yang digunakan-Nya ketika memberitakan firman tadi, tanpa mengenakan baju luar untuk membungkus diri, yang seharusnya Ia kenakan agar tetap merasa hangat ketika melintasi danau di waktu malam, apalagi setelah berkhotbah. Di sini kita tidak boleh menyimpulkan bahwa kita tidak perlu memerhatikan kesehatan kita, tetapi supaya kita belajar untuk tidak terlampau memanjakan dan memperhatikan secara berlebihan tubuh jasmani kita.

. Taufan itu begitu dahsyat, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air (ay. 37). Bukan karena perahu itu bocor, tetapi sebagian mungkin disebabkan oleh hujan, karena kata yang digunakan di sini menunjukkan arti badai angin yang disertai hujan. Ditambah lagi dengan ukurannya yang kecil, ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Perhatikanlah, bukan merupakan hal yang baru lagi bahwa perahu itu selalu berada dalam keadaan tergesa-gesa dan terancam bahaya, karena seperti itulah keadaan perahu yang mengangkut Kristus dan murid-murid-Nya, Kristus dan Nama-Nya serta Injil-Nya.

. Ada perahu-perahu lain juga yang menyertai Dia (ay. 36). Tidak diragukan lagi, perahu-perahu itu juga menghadapi tekanan dan bahaya yang sama. Mungkin perahu-perahu kecil yang lain ini mengangkut mereka yang sangat ingin pergi bersama Kristus untuk mendapat manfaat dari pengajaran dan mujizat-Nya di seberang lain. Orang banyak itu pergi pulang ketika Ia bertolak ke danau, tetapi ada beberapa di antara mereka yang berusaha tetap bersama Dia menyeberang danau. Mereka yang mengikuti Anak Domba itu dengan benar, yang mengikut Dia ke mana pun Ia pergi, dan mereka yang mengharapkan kebahagiaan di dalam Kristus, harus bersedia mencari kesempatan bersama Dia, dan menanggung risiko yang sama seperti yang Ia jalani. Bersama Kristus orang bisa berlayar dengan berani dan gembira meskipun mungkin ada kemungkinan badai akan datang.

. Kristus sedang tidur di tengah angin ribut ini. Di sini kita membaca bahwa Yesus sedang tidur di buritan, tempat juru mudi berada, Ia berbaring dekat kemudi untuk menunjukkan bahwa, seperti diungkapkan George Herbert:

Ketika angin dan gelombang menyergap lunas kapalku,
Ia melindungi, Ia memegang roda kemudi,
Meskipun kapal tampak hampir terbalik.
Badai adalah kemenangan karya-Nya;
Meskipun Ia memejamkan mata, namun bukan hati-Nya.


Di situ Ia tidur di atas sebuah tilam. Sebuah tilam yang menjadi kelengkapan di atas perahu nelayan pada umumnya. Ia tidur untuk menguji iman murid-murid-Nya dan mendorong mereka menaikkan doa. Dari ujian itu tampaklah bahwa iman mereka lemah, sedangkan doa mereka kuat. Perhatikanlah, kadang-kadang ketika gereja sedang dilanda angin ribut, Kristus tampak seolah-olah sedang tidur, tidak peduli dengan kesulitan umat-Nya, tidak mengindahkan doa-doa mereka, dan tidak hadir sebagai penolong mereka. Sungguh, Engkau Allah yang menyembunyikan diri (Yes 45:15). Tetapi, apabila Ia berlambat-lambat, Ia tidak akan bertangguh (Hab. 2:3); jadi ketika Ia tidur, sebenarnya Ia tidak tidur; sesungguhnya tidak akan terlelap dan tertidur Penjaga Israel (Mzm. 121:3-4); Ia tidur, tetapi hati-Nya bangun, bagaikan seorang suami terhadap istrinya (Kid. 5:2).

        . Murid-murid-Nya menguatkan diri dengan kehadiran-Nya bersama mereka. Mereka memutuskan itulah cara terbaik untuk meningkatkan, mendekati, dan menggunakan dayung doa, bukannya segala macam dayung lainnya. Keyakinan mereka bertumpu atas hal ini, bahwa Guru mereka ada bersama mereka. Dan sebuah perahu yang ada Kristus di dalamnya, meskipun diombang-ambingkan gelombang, tidak akan tenggelam; semak duri yang ada Allah di dalamnya, meskipun menyala, tidak akan dimakan api. Pernah sang Kaisar Romawi memberikan semangat kepada nakhoda kapal yang membawanya berlayar dengan ungkapan ini, Cæsarem vehis, et fortunam Cæsaris -- Ada Caesar dan keberuntungannya bersamamu di kapal ini. Demikianlah, murid-murid membangunkan Kristus. Kalau bukan karena kebutuhan yang mendesak, mereka tidak akan mengguncang-guncang atau membangunkan Guru mereka sebelum diingini-Nya (Kid. 2:7). Tetapi mereka tahu Ia akan memaafkan mereka atas kesalahan ini. Sekalipun Kristus tampak seolah-olah sedang tidur di tengah angin ribut, Ia akan terbangun oleh doa umat-Nya. Bila kita tidak tahu apa yang harus dilakukan, mata kita harus tertuju kepada-Nya (2Taw. 20:12). Dengan demikian, kita mungkin kehabisan akal budi kita, tetapi tidak mungkin kita kehabisan iman kita, bila kita memiliki seorang Juruselamat yang bisa kita datangi seperti ini. Ucapan mereka kepada Kristus diungkapkan dengan sangat tegas di sini, "Guru, Engkau tidak peduli kalau kita binasa?" Jelas bagi saya ungkapan ini terdengar agak kasar, lebih menyerupai teguran mereka terhadap-Nya karena tidur daripada permohonan mereka agar Dia bangun. Saya tidak melihat alasan untuk sikap ini selain bahwa karena mereka ini sudah dibuat oleh-Nya menjadi sangat akrab dengan Dia, menjadi bebas bergaul, dan ditambah lagi dengan kepanikan mereka dalam keadaan itu, akhirnya mereka tidak sadar mengenai apa yang mereka katakan. Mereka menyalahkan Kristus dengan menuduh bahwa Ia tidak peduli akan umat-Nya yang sedang mengalami kesusahan. Tetapi tidak demikianlah halnya, karena Ia tidak ingin seorang pun binasa, lebih-lebih seorang dari anak-anak-Nya (Mat. 18:14).
        . Kata-kata perintah yang dipakai Kristus untuk menghardik angin ribut itu. Kata-kata ini ada dalam Injil Markus tetapi tidak ada dalam Injil Matius (ay. 39). Ia berkata, Diam, tenanglah -- Siōpa, pephimōso -- teduhlah, diamlah. Biarlah angin berhenti menderu, dan ombak tidak lagi mengamuk. Demikianlah Ia meredakan deru lautan, deru gelombangnya. Ada penekanan khusus pada bunyi deru laut dan gelombang (Mzm. 65:8, dan 93:3-4). Deru itu sangat mengancam dan mengerikan, jadi biarlah kita tidak mendengarnya lagi. Ini adalah
            (1) Sebuah perkataan perintah kepada kita bahwa bila hati kita yang jahat sama seperti laut yang berombak-ombak sebab tidak dapat tenang (Yes. 57:20), bila nafsu kita bergelora dan tak terkendalikan, marilah kita ingat hukum Kristus dan berseru, "Diam, tenanglah." Jangan biarkan pikiranmu kacau, jangan bicara tidak karuan, tetapi tetaplah tenang.
            (2) Sebuah perkataan yang menghibur hati, bahwa meskipun badai kesulitan begitu keras, begitu kuat, Yesus Kristus mampu meredakannya dengan sepatah kata saja. Bila keadaan di luar penuh perjuangan, di dalam penuh ketakutan, dan roh diliputi kekacauan, Kristus mampu menciptakan puji-pujian damai. Bila Ia berkata, "Diam, tenanglah," maka keadaan akan menjadi teduh sekali. Perkataan ini diucapkan sebagai hak khusus Allah untuk memerintah laut (Yer. 31:35). Melalui semuanya ini Kristus membuktikan diri-Nya sebagai Allah. Ia, yang menciptakan lautan, mampu membuat lautan menjadi teduh.
        0. Teguran Kristus atas ketakutan mereka diceritakan lebih mendalam daripada yang tertulis dalam Injil Matius. Dalam Matius dikatakan, "Mengapa kamu takut?" Di Markus sini tertulis, "Mengapa kamu begitu takut?" Meskipun ada saja penyebab untuk merasa takut, tetapi janganlah menjadi begitu ketakutan seperti ini. Di Matius tertulis, "Kamu yang kurang percaya." Di sini, "Mengapa kamu tidak percaya?" Bukan karena murid-murid itu tidak beriman. Tidak, mereka percaya bahwa Yesus adalah Kristus, Anak Allah, namun pada saat ini ketakutan mereka begitu kuat sehingga mereka tampak seakan tidak beriman sama sekali. Iman mereka benar-benar tidak bekerja ketika mereka punya kesempatan untuk membuktikannya, jadi seolah-seolah mereka tidak beriman. "Bagaimana mungkin dalam masalah ini kalian tidak memiliki iman sehingga berpikir bahwa Aku tidak bisa datang untuk melepaskan kalian pada waktunya?" Mereka yang meragukan iman mereka, yang terlena dengan pikiran bahwa Kristus tidak akan peduli meskipun umat-Nya binasa, akan dianggap jahat oleh Kristus.
        Terakhir, kesan yang ditinggalkan mujizat ini dalam diri murid-murid diungkapkan secara berbeda di sini. Di dalam Injil Matius dikatakan, heranlah orang-orang itu; di sini dikatakan, mereka menjadi sangat takut. Mereka luar biasa sangat takut, begitu maksud teks aslinya. Sekarang sifat ketakutan mereka diluruskan oleh iman mereka. Ketakutan mereka akan angin dan gelombang itu diperlukan untuk menunjukkan bagaimana seharusnya mereka bersikap kepada Kristus. Sekarang setelah mereka melihat pertunjukan kuasa-Nya atas angin dan gelombang, mereka menjadi kurang takut terhadap angin dan gelombang tetapi bertambah takut terhadap Dia. Mereka takut jangan-jangan mereka telah menyakiti Kristus oleh ketidakpercayaan mereka, sehingga sekarang mereka belajar untuk menghormati-Nya. Mereka merasa takut akan kuasa dan amarah Sang Pencipta di dalam angin ribut, dan ketakutan mereka itu mengandung penderitaan sekaligus kekaguman di dalamnya. Tetapi sekarang, mereka takut akan kuasa dan anugerah Sang Penebus dalam keheningan. Mereka takut akan Tuhan dan kebaikan-Nya, dan ketakutan mereka itu mengandung kesenangan hati dan kepuasan di dalamnya. Oleh karena itu, mereka memberikan kemuliaan kepada Kristus, seperti yang dilakukan para pelaut setelah membuang Yunus ke laut, ketika laut berhenti mengamuk, mereka menjadi sangat takut kepada Tuhan lalu mempersembahkan korban sembelihan kepada Tuhan (Yun. 1:16). Korban ini mereka persembahkan untuk memuliakan Kristus, dengan berkata, "Siapa gerangan orang ini? Pasti lebih dari manusia biasa, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya."


BcO Kejadian 25:7-11.19-34
Abraham meninggal dan dikuburkan
25:7 Abraham mencapai umur seratus tujuh puluh lima tahun, 25:8 lalu ia meninggal. Ia mati pada waktu telah putih rambutnya, tua dan suntuk umur, maka ia dikumpulkan kepada kaum leluhurnya. 25:9 Dan anak-anaknya, Ishak dan Ismael, menguburkan dia dalam gua Makhpela, di padang Efron bin Zohar, orang Het itu, padang yang letaknya di sebelah timur Mamre, 25:10 yang telah dibeli Abraham dari bani Het; di sanalah terkubur Abraham dan Sara isterinya. 25:11 Setelah Abraham mati, Allah memberkati Ishak, anaknya itu; dan Ishak diam dekat sumur Lahai-Roi.

Esau dan Yakub
25:19 Inilah riwayat keturunan Ishak, anak Abraham. Abraham memperanakkan Ishak. 25:20 Dan Ishak berumur empat puluh tahun, ketika Ribka, anak Betuel, orang Aram dari Padan-Aram, saudara perempuan Laban orang Aram itu, diambilnya menjadi isterinya. 25:21 Berdoalah Ishak kepada TUHAN untuk isterinya, sebab isterinya itu mandul; TUHAN mengabulkan doanya, sehingga Ribka, isterinya itu, mengandung. 25:22 Tetapi anak-anaknya bertolak-tolakan di dalam rahimnya dan ia berkata: "Jika demikian halnya, mengapa aku hidup?" Dan ia pergi meminta petunjuk kepada TUHAN. 25:23 Firman TUHAN kepadanya: "Dua bangsa ada dalam kandunganmu, dan dua suku bangsa akan berpencar dari dalam rahimmu; suku bangsa yang satu akan lebih kuat dari yang lain, dan anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda." 25:24 Setelah genap harinya untuk bersalin, memang anak kembar yang di dalam kandungannya. 25:25 Keluarlah yang pertama, warnanya merah, seluruh tubuhnya seperti jubah berbulu; sebab itu ia dinamai Esau. 25:26 Sesudah itu keluarlah adiknya; tangannya memegang tumit Esau, sebab itu ia dinamai Yakub. Ishak berumur enam puluh tahun pada waktu mereka lahir. 25:27 Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah. 25:28 Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub. 25:29 Pada suatu kali Yakub sedang memasak sesuatu, lalu datanglah Esau dengan lelah dari padang. 25:30 Kata Esau kepada Yakub: "Berikanlah kiranya aku menghirup sedikit dari yang merah-merah itu, karena aku lelah." Itulah sebabnya namanya disebutkan Edom. 25:31 Tetapi kata Yakub: "Juallah dahulu kepadaku hak kesulunganmu." 25:32 Sahut Esau: "Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?" 25:33 Kata Yakub: "Bersumpahlah dahulu kepadaku." Maka bersumpahlah ia kepada Yakub dan dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya. 25:34 Lalu Yakub memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum, lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.



___



Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2024
Lagu Anak(1)




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Renungan Katolik Minggu, 28 Januari 2024 - Markus 1:21-28 - BcO Kejadian 27:1-29 - Hari Minggu Biasa IV

PREV:
Renungan Katolik Jumat, 26 Januari 2024 - Lukas 10:1-9 - BcO Kejadian 24:33-41.49-67 - Perayaan Wajib St. Timotius dan Titus





Arsip Renungan Katolik 2024..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)