|
Kamis, 30 Nopember 2022 Renungan Katolik Kamis, 30 Nopember 2022 - Matius 4:18-22 - BcO 1 Korintus 1:17-2:5. - Pesta St. Andreas, Rasul#tag: Kristus Memanggil murid-murid yang pertama (Petrus, Andreas, Yakobus, dan Yohanes) Kamis, 30 Nopember 2022 Pesta St. Andreas, Rasul Rm. 10:9-18; Mzm. 19:2-3,4-5; Matius 4:18-22 BcO 1 Korintus 1:17-2:5 Warna Liturgi Merah MT/BPI Edisi Baru: 181, 963 Lama: - Matius 4:18-22 Yesus memanggil murid-murid yang pertama 4:18 Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. 4:19 Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." 4:20 Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. 4:21 Dan setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka 4:22 dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia. Penjelasan: * Kristus Memanggil Petrus, Andreas, Yakobus, dan Yohanes (4:18-22) Ketika Kristus mulai memberitakan Injil, Ia pun mulai mengumpulkan murid-murid, yang pada mulanya hanya menjadi pendengar saja, tetapi setelah itu menjadi pengkhotbah dari ajaran-Nya. Pada awalnya mereka menjadi saksi-saksi atas mujizat-mujizat-Nya, tetapi setelah itu mereka terlibat di dalamnya. Dalam ayat-ayat di atas, kita diceritakan mengenai murid-murid pertama yang dipanggil-Nya untuk bersekutu dengan-Nya. Panggilan ini merupakan . Panggilan yang penuh kuasa untuk mengikuti Kristus. Dalam semua khotbah-Nya, secara umum Ia memanggil semua orang di seluruh negeri, namun dalam hal ini Ia menyampaikan panggilan khusus dan istimewa kepada orang-orang yang diberikan Bapa kepada-Nya. Marilah, lihatlah dan kagumilah kuasa anugerah Kristus, akuilah bahwa perkataan-Nya adalah tongkat kekuatan-Nya, dan nantikanlah Dia sampai kita dikaruniakan pengaruh-pengaruh yang penuh kuasa dari-Nya yang harus ada supaya pamggilan Injil mencapai sasarannya -- pengaruh-pengaruh yang sungguh istimewa. Seluruh negeri dipanggil, tetapi murid-murid ini dipanggil keluar, ditebus dari antara mereka. Kristus dinyatakan kepada mereka dengan cara yang tidak dinyatakan kepada dunia. . Panggilan ini menunjukkan penahbisan dan pengangkatan ke dalam pekerjaan pelayanan. Ketika Kristus, sebagai Guru, mendirikan sekolah-Nya yang agung itu, salah satu pekerjaan yang pertama Ia lakukan adalah menetapkan pelayan-pelayan, atau wakil-wakil-Nya, untuk pelayanan pengajaran. Sekarang Ia mulai membagikan berbagai karunia kepada manusia, untuk menyimpan harta yang berharga ini di dalam bejana tanah liat. Ini adalah contoh awal mengenai kepedulian-Nya terhadap gereja. Sekarang perhatikanlah: I. Tempat mereka dipanggil -- di Danau Galilea, di mana Yesus berjalan, Kapernaum terletak dekat danau itu. Mengenai danau yang juga disebut Danau Tiberias ini, orang Yahudi mempunyai ungkapan yang mengatakan bahwa dari ketujuh danau yang diciptakan Allah, tidak ada yang dipilih-Nya selain Danau Genesaret. Ungkapan itu tepat sekali karena Kristus juga memilihnya, untuk menghargai tempat itu, seperti yang sering dilakukan-Nya, dengan kehadiran serta mujizat-mujizat-Nya. Di tepi danau ini, Kristus suka berjalan sambil merenung, seperti yang dilakukan Ishak di ladang. Ke sinilah Ia pergi untuk memanggil murid-murid-Nya; bukan ke istana Herodes (sebab hanya sedikit saja orang berkuasa dan kaum bangsawan yang dipanggil), bukan pula ke Yerusalem di antara para imam kepala dan tua-tua, tetapi ke Danau Galilea. Jelas bahwa Kristus tidak melihat seperti cara manusia melihat. Ini bukan berarti bahwa kuasa yang digunakan-Nya untuk memanggil Petrus dan Andreas juga tidak dapat dipakai untuk Hanas dan Kayafas, sebab bagi Allah tiada yang mustahil. Namun, seperti dalam hal-hal lain, maka dalam percakapan dan kehadiran-Nya Ia juga merendahkan diri-Nya sendiri dan menunjukkan bahwa Allah telah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini. Galilea merupakan daerah terpencil, penduduknya kurang terpelajar dan kurang halus, tutur kata mereka kasar, tidak sopan, dan dianggap aneh, asal usul mereka nyata dari bahasa mereka. Mereka yang terpilih di tepi Danau Galilea ini bahkan tidak mendapat keuntungan dan kesempatan untuk berkembang seperti orang-orang Galilea lain yang lebih terpelajar. Namun, justru ke situlah Yesus pergi untuk memanggil rasul-rasul-Nya yang kelak akan menduduki jabatan sebagai menteri-menteri utama dalam Kerajaan-Nya, sebab mereka yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat. II. Siapa mereka sebenarnya. Dalam ayat-ayat ini diceritakan tentang panggilan terhadap dua pasang saudara, yakni Petrus dan Andreas, Yakobus dan Yohanes. Kedua saudara yang disebut pertama, dan barangkali juga yang disebut belakangan, sudah pernah berjumpa dengan Kristus sebelumnya (Yoh. 1:40-41), namun baru sekarang inilah mereka dipanggil untuk menyertai Dia secara dekat dan terus-menerus. Perhatikanlah, Kristus secara bertahap membawa jiwa-jiwa yang miskin ke dalam persekutuan dengan diri-Nya. Sebelumnya mereka merupakan murid-murid Yohanes Pembaptis, sehingga karena itu lebih berpeluang mengikut Kristus. Perhatikanlah, orang-orang yang telah menyerahkan diri dalam pertobatan akan penuh dengan sukacita iman. Mengenai murid-murid ini kita mengamati: . Bahwa mereka bersaudara. Perhatikanlah, sungguh merupakan suatu berkat bilamana mereka yang adalah kaum sebangsa secara jasmani (seperti yang disebutkan Rasul Paulus dalam Rm. 9:3), dikumpulkan ke dalam suatu persekutuan rohani dengan Yesus Kristus. Sungguh merupakan kehormatan dan kesukaan bagi suatu keluarga bilamana anggota-anggotanya yang berasal dari keluarga yang sama juga merupakan keluarga Allah. . Bahwa mereka bekerja sebagai nelayan. Sebagai nelayan: (1) Mereka adalah orang-orang miskin. Seandainya mereka memiliki tanah luas atau banyak ternak, mereka tidak akan menangkap ikan untuk dijual, tetapi hanya untuk rekreasi. Perhatikanlah, Kristus tidak merendahkan orang miskin, dan oleh sebab itu kita juga tidak boleh melakukannya. Kepada orang miskin Injil diberitakan, dan kepada orang-orang yang paling berkekurangan inilah adakalanya Mata Air kehormatan ini mencurahkan kehormatan yang berlimpah-limpah. (2) Mereka adalah orang-orang yang tidak terpelajar, tidak dibesarkan melalui buku atau sastra seperti halnya Musa, yang terbiasa dengan pengetahuan orang-orang Mesir. Perhatikanlah, Kristus terkadang lebih suka melimpahkan karunia kepada mereka yang paling tidak memiliki karunia alamiah. Akan tetapi, tetap tidak dapat dibenarkan juga jika orang-orang yang tidak berpengetahuan dan tidak memenuhi syarat terjun begitu saja ke dalam pekerjaan pelayanan. Karunia pengetahuan dan kefasihan berbicara yang luar biasa memang tidak diminta, namun kemampuan yang diwajibkan haruslah diperoleh orang tersebut melalui suatu jalan yang biasa, dan tanpa kecakapan tersebut, tidak seorang pun yang boleh diakui untuk masuk ke dalam pekerjaan pelayanan itu. (3) Mereka adalah pekerja yang dididik untuk bekerja keras. Perhatikanlah, ketekunan dalam memenuhi panggilan mendatangkan rasa suka bagi Kristus, dan hal ini membantu orang untuk hidup kudus. Musa dipanggil ketika ia sedang menggembalakan domba, sedangkan Daud ketika sedang menggiring biri-biri, untuk melakukan pekerjaan yang sangat penting. Orang malas lebih terbuka terhadap pencobaan Iblis daripada terhadap panggilan Allah. (4) Mereka orang-orang yang terbiasa menghadapi kesukaran dan bahaya. Pekerjaan penjala ikan lebih berat dan berbahaya dibandingkan pekerjaan lain. Para nelayan sering kali harus berbasah-basah dan kedinginan. Mereka harus bersiaga, menanti, bekerja keras, dan sering menghadapi bahaya di tengah laut. Perhatikanlah, orang-orang yang sudah belajar menanggung kesukaran dan menghadapi bahaya adalah yang paling siap untuk bersekutu dan menjadi murid Yesus Kristus. Laskar Kristus yang andal harus mampu menanggung kesukaran. III. Apa yang mereka lakukan. Ketika itu Petrus dan Andreas sedang menggunakan jala mereka untuk menangkap ikan. Yakobus dan Yohanes sedang membereskan jala, yang merupakan contoh tentang sifat rajin dan keterampilan yang baik dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga. Mereka tidak meminta uang kepada ayah mereka untuk membeli jala baru, tetapi bersusah payah memperbaiki yang lama. Sangat dianjurkan agar kita memanfaatkan apa yang kita miliki selama ini, dan menggunakannya selama mungkin. Yakobus dan Yohanes bersama ayah mereka, Zebedeus, siap membantunya dan mengurus pekerjaan agar dapat meringankan beban ayah mereka. Perhatikanlah, kalau sejak mudanya anak-anak sudah penuh perhatian dan bertanggung terhadap orangtua mereka, maka ini menjadi pertanda yang membahagiakan dan penuh harapan. Perhatikanlah: . Mereka semua bekerja, sangat sibuk, dan tidak ada yang bermalas-malasan. Perhatikanlah, bila Kristus datang kembali, alangkah baiknya bila kita didapati sedang bekerja. "Apakah aku di dalam Kristus?" adalah pertanyaan yang sangat perlu kita ajukan kepada diri sendiri, disusul dengan pertanyaan, "Apakah aku berada dalam panggilanku?" . Pekerjaan yang mereka lakukan berbeda. Dua dari antara mereka sedang menangkap ikan, sedangkan dua lagi sedang membereskan jala. Perhatikanlah, para hamba Tuhan harus senantiasa bekerja, baik mengajar maupun belajar. Mereka semua selalu mencari sesuatu untuk dilakukan, kalau tidak, itu merupakan kelalaian mereka sendiri. Membereskan jala, pada waktunya, sama pentingnya dengan pekerjaan menangkap ikan. IV. Apa panggilan yang ditujukan kepada mereka (ay. 19). Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia. Sebelum itu, mereka pernah mengikut Kristus sebagai murid biasa (Yoh. 1:37). Akan tetapi, sekarang, agar mereka bisa mengikut Kristus dan mematuhi panggilan mereka juga, mereka dipanggil ke dalam suatu persekutuan yang lebih dekat dan terus-menerus dengan Dia, dan oleb sebab itu, mereka harus meninggalkan pekerjaan menangkap ikan. Perhatikanlah, bahkan mereka yang telah dipanggil untuk mengikut Kristus pun perlu dipanggil agar terus mengikuti-Nya, mengikuti-Nya dengan lebih dekat, terutama jika mereka ditetapkan untuk bekerja dalam pekerjaan pelayanan. Amatilah: . Tujuan Kristus bagi mereka. Kamu akan Kujadikan penjala manusia. Hal ini berkaitan dengan pekerjaan mereka yang lama, agar mereka tidak menjadi sombong karena kehormatan yang baru ditetapkan bagi mereka itu, dan karena itu biarlah mereka tetap menjadi penjala, agar mereka tidak takut pada pekerjaan baru yang diberikan kepada mereka itu, sebab mereka sudah terbiasa menjala, dan masih melakukannya. Memang, sudah menjadi kebiasaan bagi Kristus untuk berbicara mengenai hal-hal rohani dan sorgawi dengan menggunakan kiasan-kiasan demikian, seperti yang dilakukan-Nya sekarang. Kiasan-kiasan ini berasal dari hal-hal biasa yang umum terjadi, dan Yesus menangkap dan memakainya. Daud dipanggil dari tugas memberi makan domba-domba kepada tugas memberi makan umat Israel milik Allah. Ketika menjadi raja, ia sekaligus seorang gembala juga. Perhatikanlah: (1) Para hamba Tuhan adalah penjala manusia, bukan untuk membinasakan, melainkan untuk menyelamatkan mereka, dengan jalan membawa mereka kepada kehidupan yang lain. Mereka harus menjala, bukan menghukum, bukan mencari kekayaan, kehormatan, dan kedudukan tinggi, ataupun untuk mendapatkan mereka bagi keuntungan diri sendiri, melainkan bagi jiwa-jiwa, untuk dibawa kepada Kristus. Mereka berjaga-jaga atas jiwamu (Ibr. 13:17), sebab bukan harta yang dicari, melainkan kamu sendiri (2Kor. 12:14). (2) Yesus Kristus-lah yang membuat mereka demikian, kamu akan Kujadikan penjala manusia. Dia-lah yang membuat mereka memenuhi syarat untuk melakukan pekerjaan ini. Ia memanggil mereka, memberikan kuasa serta tugas kepada mereka untuk menjala jiwa-jiwa, dan hikmat untuk memenangkan jiwa. Hamba-hamba Tuhan yang dijadikan penjala ikan oleh Kristus akan memperoleh penghiburan dalam pekerjaan mereka. . Apa yang harus mereka lakukan untuk mengikuti ajakan, "Ikutlah Aku." Mereka harus memisahkan diri agar bisa selalu menyertai-Nya; mereka harus mengikuti teladan-Nya untuk menjadi rendah hati, dan mengikuti Dia sebagai Pemimpin mereka. Perhatikanlah: (1) Orang-orang yang dipekerjakan Kristus untuk melayani-Nya harus dibentuk supaya cocok dan memenuhi syarat bagi pelayanan itu. (2) Orang-orang yang akan memberitakan tentang Kristus, harus terlebih dulu belajar tentang dan dari Kristus. Bagaimana kita bisa berharap membawa orang lain mengenal Kristus, bila kita sendiri tidak mengenal-Nya dengan baik? (3) Orang-orang yang ingin mengenal Kristus harus bertekun dan senantiasa hadir bersama-Nya. Para rasul dipersiapkan untuk pekerjaan mereka dengan cara senantiasa datang berkumpul selama Tuhan Yesus bersama-sama dengan mereka (Kis. 1:21). Tidak ada pembelajaran apa pun yang bisa dibandingkan dengan apa yang didapatkan selama mengikuti Kristus. Yosua, dengan melayani Musa, menjadi cocok untuk menggantikannya. (4) Orang-orang yang hendak menjala manusia harus mengikuti Kristus dalam pekerjaan itu, dan melakukannya seperti Kristus, dengan ketekunan, kesetiaan, dan kelembutan. Kristus merupakan teladan terbesar bagi para pengkhotbah, dan sudah sepatutnya mereka semua menjadi teman-teman sekerja. V. Keberhasilan dari panggilan itu. Petrus dan Andreas segera meninggalkan jalanya (ay. 20); Yakobus dan Yohanes segera meninggalkan perahu serta ayahnya (ay. 22); dan mereka semua lalu mengikuti Dia. Perhatikanlah, orang-orang yang ingin mengikuti Kristus dengan benar harus meninggalkan segalanya dan mengikuti Dia. Setiap orang Kristen harus meninggalkan semua yang dicintainya, melepaskan segala sesuatu, harus membenci bapa dan ibunya (Luk. 14:26), harus lebih mengasihi Kristus daripada mereka, dan siap mengurangi perhatian terhadap mereka agar bisa menaruh perhatian penuh kepada Kristus. Mereka yang mengabdikan diri dalam pekerjaan pelayanan harus, dalam cara yang khusus, berusaha untuk melepaskan diri dari semua persoalan kehidupan ini, agar mereka bisa memberi diri sepenuhnya kepada pekerjaan ini, yang menuntut manusia seutuhnya. Sekarang, perhatikanlah: . Tindakan ini menggambarkan bagaimana kuasa Tuhan Yesus dapat mendorong kita untuk bersandar pada kecukupan anugerah-Nya. Betapa kuat dan berpengaruhnya perkataan Kristus! Ia berfirman, dan itu terjadi. Kuasa yang sama juga menyertai perkataan Kristus ini, "Ikutlah Aku." Begitu pula dengan perkataan, "Lazarus, marilah keluar." Inilah kuasa yang membuat orang merelakan diri (Mzm. 110:3). . Kesiapan diri untuk dibentuk seperti yang diperlihatkan oleh murid-murid memberi kita teladan yang baik tentang ketaatan kepada perintah Kristus. Perhatikanlah, sungguh merupakan suatu sifat yang baik jika semua pelayan Kristus setia untuk datang saat dipanggil dan mengikuti Guru mereka ke mana pun Ia memimpin mereka. Mereka tidak mengeluh soal tugas baru mereka, hubungan dengan keluarga mereka, kesukaran-kesukaran yang mereka hadapi dalam panggilan mereka, atau mengenai apakah mereka cocok atau tidak untuk tugas yang baru itu. Namun, karena dipanggil, mereka taat, dan sama seperti Abraham, berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang dia tujui. Yang mereka ketahui hanyalah bahwa mereka tahu dengan pasti Siapa yang mereka ikuti. Yakobus dan Yohanes meninggalkan ayahnya. Tidak dikatakan apa yang selanjutnya terjadi dengan sang ayah. Salome, ibu mereka, menjadi pengikut setia Kristus. Tidak diragukan lagi bahwa ayah mereka juga seorang percaya, namun panggilan untuk mengikut Kristus diberikan kepada anak-anak mereka yang muda itu. Masa muda adalah masa untuk belajar dan bekerja. Imam-imam juga melayani di usia emas mereka. BcO 1 Korintus 1:17-2:5 1:17 Sebab Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, tetapi untuk memberitakan Injil; dan itupun bukan dengan hikmat perkataan, supaya salib Kristus jangan menjadi sia-sia. Hikmat Allah dan hikmat manusia 1:18 Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. 1:19 Karena ada tertulis: "Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan." 1:20 Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan? 1:21 Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil. 1:22 Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, 1:23 tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, 1:24 tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah. 1:25 Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia. 1:26 Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang. 1:27 Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, 1:28 dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, 1:29 supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah. 1:30 Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita. 1:31 Karena itu seperti ada tertulis: "Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan." 2:1 Demikianlah pula, ketika aku datang kepadamu, saudara-saudara, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu. 2:2 Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. 2:3 Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar. 2:4 Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, 2:5 supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah. Penjelasan: * Keberhasilan Injil; Ciri-ciri Injil (1 Korintus 1:17-31) Di sini kita membaca perihal: I. Cara Rasul Paulus memberitakan Injil dan salib Kristus: Bukan dengan hikmat perkataan (ay. 17), dan kata-kata hikmat yang meyakinkan (2:4), bukan dengan kefasihan berbicara yang berbunga-bunga atau dengan kecermatan bahasa filsafat, yang dengan itu orang-orang Yunani membanggakan diri mereka, dan yang tampaknya menjadi kebanggan khas dari beberapa pemimpin kelompok di dalam jemaat yang sangat memusuhi rasul ini. Ia tidak memberitakan Injil dengan cara ini, supaya salib Kristus jangan sampai menjadi sia-sia, supaya jangan sampai keberhasilan Injil dianggap berasal dari kehebatan seni bicara dan tidak datang dari kebenaran, tidak dari pengajaran yang jelas mengenai Yesus yang disalibkan, tetapi dari kefasihan berbicara yang hebat dari orang-orang yang menyebarkannya, sehingga dengan demikian kehormatan salib menjadi berkurang atau pudar. Paulus telah mendidik dirinya sendiri di bawah pimpinan Gamaliel dalam pengajaran bangsa Yahudi, namun di dalam pemberitaan salib Kristus ia mengesampingkan semua pengajarannya itu. Ia memberitakan Yesus yang disalibkan dengan bahasa yang jelas, memberitahukan kepada banyak orang bahwa Yesus yang disalibkan di Yerusalem adalah Anak Allah dan Juruselamat manusia, dan bahwa semua orang yang ingin diselamatkan harus bertobat dari dosa-dosa mereka, dan percaya kepada-Nya, serta tunduk kepada pemerintahan dan hukum-hukum-Nya. Kebenaran ini tidak membutuhkan hiasan buatan, ia terbit dengan keagungan terbesarnya dalam terangnya sendiri dan menang di dalam dunia ini oleh kekuasaan ilahinya dan pekerjaan Roh, tanpa bantuan manusia apa pun. Pemberitaan yang jelas mengenai Yesus yang disalibkan lebih kuat dari pada semua kefasihan berbicara dan filsafat dunia kafir ini. II. Pengaruh pemberitaan Injil ini berbeda-beda: Bagi mereka yang akan binasa, pemberitaan tentang salib adalah suatu kebodohan, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah (ay. 18). Untuk orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah (ay. 23-24). 1. Kristus yang disalibkan menjadi suatu batu sandungan untuk orang-orang Yahudi. Mereka tidak dapat menerima hal itu. Mereka memiliki kebanggaan bahwa Mesias mereka yang ditunggu-tunggu haruslah seorang raja seperti layaknya seorang raja di dunia ini. Itulah sebabnya mereka tidak akan pernah mengakui orang yang penampilannya begitu hina di dalam kehidupannya dan mengalami kematian yang begitu terkutuk sebagai Penyelamat dan Raja mereka. Mereka memandang rendah dan menganggap Dia benar-benar orang buruk, karena Ia digantung di atas kayu salib, dan juga karena Ia tidak memuaskan hati mereka dengan sebuah tanda yang sesuai dengan keinginan mereka, walaupun kuasa ilahi-Nya tampak di dalam berbagai mujizat yang tidak terhitung jumlahnya. Orang-orang Yahudi menghendaki tanda (ay. 22, dan Mat. 12:38). 2. Kristus yang disalibkan menjadi suatu kebodohan bagi orang-orang bukan Yahudi. Mereka menertawakan kisah Juruselamat yang disalibkan, dan memandang rendah cara rasul-rasul menceritakan hal itu. Mereka mencari hikmat. Mereka adalah orang-orang yang cerdas dan berpengetahuan. Orang-orang yang telah mengembangkan seni dan ilmu pengetahuan, serta telah berabad-abad lamanya sangat mahir dalam ilmu pengetahuan dan pembelajaran. Tidak ada suatu apa pun di dalam pengajaran tentang salib yang begitu jelas itu yang cocok dengan selera mereka, atau menyenangkan rasa bangga mereka. Juga tidak dapat memuaskan rasa ingin tahu dan sifat suka berbantah mereka. Itulah sebabnya mereka menyambut pengajaran itu dengan caci maki dan penghinaan. Apa gunanya berharap diselamatkan oleh orang yang tidak dapat menyelamatkan diri-Nya sendiri! Dan mana mungkin kita harus percaya kepada orang yang dihukum dan disalibkan sebagai seorang penjahat, seorang yang dilahirkan dalam kehinaan dan memiliki kehidupan yang miskin, serta meninggal karena kematian yang begitu keji dan hina! Inilah yang tidak dapat diterima oleh keangkuhan nalar dan pengetahuan manusia. Bagi orang-orang Yunani, bodohlah untuk menerima ajaran seperti itu dan menghargai orang yang demikian. Karena itu, pantaslah untuk membiarkan saja orang-orang Yunani itu binasa di dalam kesombongan dan ketegaran mereka. Perhatikanlah, sangat adil bagi Allah untuk membiarkan mereka tetap ada di dalam kekerasan hati mereka, yang dengan angkuh telah menghina hikmat dan kasih karunia ilahi sedemikian rupa. 3. Kepada orang-orang yang dipanggil dan diselamatkan, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah. Orang-orang yang dipanggil dan dikuduskan, yaitu mereka yang mau menerima Injil dan diterangi oleh Roh Allah, lebih dapat melihat berbagai pengungkapan hikmat Allah dan kekuatan Allah yang mulia di dalam ajaran mengenai Kristus yang disalibkan dari pada di dalam semua pekerjaan-Nya yang lain. Perhatikanlah, orang-orang yang diselamatkan, diperdamaikan dengan ajaran tentang salib itu, dan dibawa mengalami sendiri segala rahasia tentang Kristus yang disalibkan. III. Di sini kita membaca perihal kemenangan salib atas hikmat manusia sesuai dengan nubuat dari zaman dahulu kala (Yes. 29:14): Aku akan membinasakan hikmat orang-orang yang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Ku-lenyapkan. Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Bukanlah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan? (ay. 19-20). Semua pengetahuan dunia yang dihargai tinggi itu dikacaukan, diguncang, dan dipudarkan oleh pewahyuan Kristen dan kemenangan gilang-gemilang dari salib. Para politikus dan ahli-ahli filsafat kafir, ahli-ahli Taurat dan rabi-rabi Yahudi, para pencari rahasia alam yang penuh rasa ingin tahu, semuanya bertanya-tanya dan tercengang-cengang. Pewahyuan ini sama sekali tak terjangkau oleh para negarawan dan ahli-ahli filsafat, dan segala ahli hebat yang berlagak menguasai pengetahuan, baik itu orang Yahudi maupun Yunani atau bangsa-bangsa lainnya. Ketika Allah hendak menyelamatkan dunia ini, Ia merancangnya dengan jalan-Nya sendiri. Dan ada alasan yang baik mengapa begitu, oleh karenadunia tidak mengenal Allah oleh hikmatnya (ay. 21). Segala ilmu pengetahuan yang dibangga-banggakan dunia kafir ini tidak dan tidak mampu membawa dunia ini kepada Allah. Tak peduli dengan segala hikmat yang mereka miliki, ketidaktahuan tetap ada, ketidakadilan masih berlimpah-limpah. Manusia menjadi sombong oleh pengetahuan mereka yang semu, dan malah menjadi semakin terasingkan dari Allah. Dan itulah sebabnya Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil. Oleh kebodohan pemberitaan Injil, maksudnya bukan benar-benar bodoh dalam arti yang sebenarnya, tetapi ini hanya ungkapan kasarnya saja. 1. Hal yang diberitakan merupakan kebodohan menurut pandangan orang berhikmat dari dunia ini. Kita hidup melalui orang yang sudah mati, kita diberkati oleh orang yang dikutuk, kita dibenarkan oleh orang yang diri-Nya sendiri dihukum, semuanya merupakan kebodohan dan tidak sejalan dengan orang yang telah dibutakan oleh kesombongan diri dan terpaut dengan segala prasangkanya sendiri serta dengan segala temuan akal dan filsafat yang mereka bangga-banggakan. 2. Cara pemberitaan Injil juga tampak bodoh bagi mereka. Pada masa Kristus, tidak ada orang yang terkenal karena berhikmat atau fasih berbicara ditugaskan untuk mendirikan jemaat atau memberitakan Injil. Yang dipanggil adalah beberapa nelayan sederhana, dan diutus untuk melaksanakan pekerjaan ini. Orang-orang ini diutus untuk menjadikan bangsa-bangsa sebagai murid Tuhan. Bejana-bejana ini dipilih untuk menyampaikan harta karun pengetahuan yang menyelamatkan kepada dunia. Pada pandangan pertama, tidak ada dalam diri mereka yang tampak cukup agung atau mulia yang datang dari Allah. Alhasil, orang-orang yang mengaku-ngaku diri berpengetahuan dan berhikmat pun memandang rendah ajaran itu, semata-mata karena memandang orang-orang yang menyampaikannya. Akan tetapi, yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia (ay. 25). Cara-cara pimpinan ilahi yang cenderung dicela oleh orang-orang sombong sebagai tidak berhikmat dan lemah, justru sebenarnya memiliki lebih banyak hikmat yang benar, kukuh, dan berhasil di dalamnya, dibandingkan dengan semua pengetahuan dan hikmat yang ada di antara manusia: “Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil, menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang (ay. 26 dan seterusnya). Kamu sudah melihat bagaimana keadaan Kekristenan, tidak banyak orang yang terpelajar, berkuasa, atau keturunan orang terhormat, yang dipanggil.” Ada banyak keburukan dan kelemahan yang tampak pada tampilan luar agama kita. Sebab, (1) Hanya sedikit orang-orang hebat dalam hal-hal tadi yang dipanggil untuk melakukan pekerjaan pelayanan. Allah tidak memilih ahli filsafat, ahli pidato, negarawan, dan orang kaya, orang berkuasa, atau orang penting di dunia ini untuk memberitakan Injil kasih karunia dan damai sejahtera itu. Bukan orang yang bijak menurut ukuran manusia, walaupun orang cenderung menganggap bahwa kehebatan karena hikmat dan pengetahuan akan banyak berperan bagi keberhasilan Injil. Bukan orang yang berkuasa dan mulia, meskipun orang cenderung membayangkan bahwa kemegahan dan kekuasaan duniawi akan membuka jalan supaya Injil dapat diterima di dalam dunia ini. Tetapi Allah tidak melihat seperti manusia. Ia telah memilih hal-hal yang bodoh, hal-hal yang lemah, hal-hal yang hina dan tercela dari dunia ini, orang-orang yang asalnya hina, dari kalangan rendah, tidak memiliki pendidikan yang tinggi, untuk menjadi pemberita Injil dan pendiri jemaat. Sebab rancangan-Nya bukanlah rancangan kita, dan jalan-Nya bukanlah jalan kita. Ia adalah hakim yang lebih baik dari pada kita, untuk menilai alat-alat dan ukuran apa yang terbaik untuk melayani tujuan-tujuan kemuliaan-Nya. (2) Hanya sedikit orang-orang hebat dan terkenal yang dipanggil menjadi Kristen. Sama seperti guru-gurunya yang miskin dan hina, begitulah juga pada umumnya dengan orang-orang yang bertobat dan percaya kepada Kristus. Hanya ada sedikit orang-orang berhikmat, berkuasa, dan terhormat yang memeluk ajaran salib. Orang-orang Kristen pertama, baik di kalangan Yahudi maupun Yunani, merupakan orang-orang yang lemah, bodoh, dan hina. Orang-orang sederhana dalam hal kemampuan akal budi, dan berkedudukan rendah dalam hal keadaan lahiriah. Namun, betapa mulianya pemahaman mereka tentang hikmat ilahi di dalam keseluruhan rancangan Injil, dan keberhasilannya dalam keadaan seperti ini! IV. Kita membaca bagaimana segala sesuatu dibuat berguna. 1. Untuk menaklukkan kesombongan dan kesia-siaan manusia. Allah telah memilih apa yang bodoh bagi dunia, untuk memalukan orang-orang yang berhikmat. Orang-orang yang tidak terpelajar mengalahkan mereka yang paling terpelajar. Dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat. Orang-orang yang berasal dari kalangan dan keadaan yang hina mengalahkan dan menang atas semua kekuatan dan kekuasaan raja-raja dunia ini. Apa yang tidak terpandang dan apa yang hina bagi dunia, yaitu hal-hal yang sangat tidak dihargai orang atau yang ada di dalam kehinaan yang amat sangat, yang tidak dihargai dan dihormati orang dengan sangat. Bahkan apa yang tidak berarti untuk meniadakan apa yang berarti, yaitu pertobatan orang-orang bukan Yahudi (yang paling dipandang rendah dan jijik oleh orang Yahudi) membuka jalan untuk menghapuskan hukum dasar yang begitu mereka banggakan serta yang di atasnya mereka menyombongkan diri sedemikian rupa untuk memandang rendah seluruh isi dunia lainnya. Sudah menjadi hal yang lazim bagi orang-orang Yahudi untuk mengatai orang-orang bukan Yahudi sebagai sesuatu yang tidak berarti. Begitulah, di dalam kitab apokrifa Ester 14:11, dikatakan bahwa Ester memanjatkan doa supaya Allah tidak menyerahkan tongkat kerajaan-Nya kepada orang-orang yang tidak berarti. Begitu juga, Esdras, di dalam salah satu kitab apokrifa yang dinamai menurut namanya, yaitu 2 Esdras 6:56-57, berdoa kepada Allah mengenai para penyembah berhala yang dianggap sebagai orang-orang yang tidak berarti. Tampaknya Rasul Paulus menggunakan bahasa umum yang biasa digunakan oleh orang-orang Yahudi ini dalam pandangannya ketika ia menyebut Abraham sebagai bapa banyak bangsa, di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah ... dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada (Rm. 4:17). Injil itu cocok untuk menjatuhkan kesombongan orang Yahudi maupun orang Yunani, untuk memalukan ilmu dan pengetahuan orang Yunani yang dibangga-banggakan itu, serta merendahkan hukum dasar yang olehnya orang-orang Yahudi telah menyombongkan diri mereka sendiri dan memandang rendah semua orang lain di dunia ini, supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah (ay. 29), supaya tidak ada alasan untuk menyombongkan diri. Hanya hikmat ilahi sendiri yang memiliki cara penebusan, dan hanya kasih karunia sendiri yang mengungkapkan serta memasyhurkannya. Dan keduanya tak terjangkau oleh manusia. Meskipun menghadapi banyak perlawanan yang datang dari dunia ilmu pengetahuan atau kekuasaan manusia, pengajaran dan pengungkapan ini tetap unggul. Betapa berhasilnya Allah menutup kemuliaan dan memalukan kesombongan manusia di dalam semua hal. Ketetapan Injil merupakan keberhasilan bagi orang yang rendah hati. Tetapi, 2. Secara mengagumkan Injil ini dipakai untuk memuliakan Allah. Terdapat banyak kuasa dan kemuliaan di dalam hakikat dan kehidupan Kekristenan. Meskipun para pelayan Tuhan itu miskin dan tidak terpelajar, dan para petobat berasal dari kalangan yang paling rendah, namun tangan Tuhan menyertai para pemberita Injil itu, dan dengan kuat menggenggam hati orang-orang yang mendengarkan. Dan Yesus Kristus telah menjadi begitu agung dan mulia bagi para pemberita Injil dan orang-orang Kristen. Semua yang kita miliki berasal dari Allah sebagai sumber, dan di dalam dan melalui Kristus sebagai saluran yang menyampaikannya kepada kita. Oleh Allah, Yesus Kristus telah menjadi hikmat, kebenaran, pengudusan, dan penebusan bagi kita (ay. 30), yaitu semua yang kita butuhkan atau dapat kita inginkan. Dengan semua pengetahuan yang kita agung-agungkan, kita adalah orang-orang yang bodoh, dungu, dan buta dalam perkara-perkara Allah, tetapi Kristus telah dijadikan hikmat bagi kita. Kita adalah orang-orang yang bersalah, jahat di hadapan keadilan, dan Ia dijadikan sebagai kebenaran, pendamaian dan korban persembahan. Kita telah menjadi bejat dan rusak, dan Ia dijadikan sebagai pengudusan bagi kita, menjadi mata air kehidupan rohaniah kita. Dari Dia yang adalah Kepala, semuanya itu diturunkan kepada kita, yaitu seluruh anggota tubuh rohaniah-Nya, oleh Roh KudusNya. Kita dipersatukan, dan Ia dijadikan penebusan bagi kita, menjadi Juruselamat dan Penebus kita. Amatilah, ketika Kristus menjadi kebenaran bagi setiap jiwa, Ia juga menguduskan. Ia tidak pernah membebaskan orang dari kesalahan dosa tanpa melepaskannya dari kuasa dosa. Dan Ia menjadi kebenaran dan pengudusan, supaya pada akhirnya Ia menjadi penebusan yang sempurna, supaya dapat membebaskan jiwa dari dosa yang merajalela serta membebaskan tubuh dari ikatan kubur. Dan, apa yang dirancang di dalam semuanya itu adalah supaya segala yang hidup dapat bermegah di dalam Tuhan (ay. 31). Perhatikan baik-baik, sudah menjadi kehendak Allah bahwa semua ungkapan pengagungan kita haruslah di dalam Tuhan. Karena keselamatan kita hanya melalui Kristus, maka pengagungan kita itu pun memang harus pula di dalam Dia. Manusia direndahkan, dan Allah dimuliakan serta diagungkan, oleh seluruh rancangan Injil itu. * Pelayanan Rasul Paulus (1 Korintus 2:1-5) Di dalam ayat-ayat ini, Rasul Paulus melanjutkan maksudnya dan mengingatkan orang-orang Korintus bagaimana dirinya bersikap ketika pertama kali memberitakan Injil di antara mereka. I. Paulus menyampaikan kepada kita inti pembicaraannya (ay. 2) yaitu bahwa ia telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara mereka selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. Ia tidak mau menunjukkan pengetahuan apa pun selain tentang ini. Ia juga tidak mau memberitakan apa-apa, atau mencari tahu tentang apa pun, selain tentang Yesus Kristus, serta Dia yang disalibkan. Perhatikan, Kristus, baik dari segi pribadi-Nya maupun kedudukan-Nya, merupakan keseluruhan dan intisari Injil, patut menjadi pokok pemberitaan utama dari seorang pelayan Injil. Tugas seorang pelayan Injil adalah mengibarkan panji salib, dan mengundang orang banyak untuk berhimpun di bawah panji tersebut. Siapa saja yang mendengar Paulus berkhotbah, akan mendapati bahwa dia terus-menerus mendengungkan bahwa dirinya tidak mengetahui apa-apa selain Kristus, dan Dia yang disalibkan. Sekalipun Paulus tahu tentang banyak hal yang lain, hanya pengetahuan inilah yang diperlihatkannya. Ia menunjukkan bahwa ia hanya peduli dengan pemberitaan hal tersebut di antara para pendengarnya. II. Cara Paulus memberitakan Kristus juga dapat dilihat di sini, 1. Secara negatif. Ia tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat (ay. 1). Perkataan maupun pemberitaannya tidak disampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan (ay. 4). Dia tidak berniat tampil seperti ahli pidato ulung atau filsuf yang bijak. Dia juga tidak mau dipengaruhi dengan pikiran mereka, yang penuh dengan kata-kata yang berbunga-bunga, dan suka memamerkan kehebatan bernalar dan pengetahuan serta keterampilan yang luar biasa. Dia tidak berusaha memukau telinga orang dengan susunan kalimat yang indah dan ungkapan-ungkapan yang elok, atau menyukakan hati dan memuaskan khayalan pendengarnya dengan berbagai gagasan yang tinggi dan muluk-muluk. Demikian pula khotbah ataupun hikmat yang diajarkannya tidak dibumbui dengan kepandaian manusia. Padahal kedua hal itu telah dipelajarinya di sekolah. Hikmat ilahi tidak perlu ditambah-tambahi dengan hiasan-hiasan manusia seperti itu. 2. Secara positif. Dia datang untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada mereka (ay. 1). Ia memberitakan suatu pewahyuan ilahi, dan menyampaikan bukti yang cukup untuk men dasarinya, yaitu kecocokannya dengan berbagai nubuatan zaman dahulu, dan berbagai mukjizat yang terjadi saat itu. Dan hanya itu yang disampaikannya. Hiasan kata-kata, keterampilan bernalar dan pernyataan yang dalam tidak dapat membuat sesuatu yang dinyatakan dengan kesaksian yang sekuat itu menjadi lebih berbobot. Dia juga telah datang kepada mereka dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar. Karena itu, perkataan maupun pemberitaannya disampaikan dengan keyakinan akan kekuatan Roh (ay. 3-4). Orang-orang di dalam jemaat Korintus yang memusuhinya berbicara tentang dirinya dengan menghina. Kata mereka, bila berhadapan muka sikapnya lemah dan perkataan-perkataannya tidak berarti (2Kor. 10:10). Mungkin dia seorang yang bertubuh kecil dan bersuara pelan. Namun, meskipun tidak fasih berbicara, jelaslah bahwa dia bukan seorang pembicara yang dapat diremehkan. Orang-orang di Listra menganggap Paulus adalah Hermes, dewa Merkuri dari orang kafir, yang turun ke tengah-tengah mereka dalam wujud manusia, karena ia yang berbicara (Kis. 14:12). Dia juga tidak kurang berani atau kurang teguh dalam melaksanakan pekerjaannya. Sebaliknya, ia tiada digentarkan sedikit pun oleh lawannya. Walau begitu, Paulus tidak suka menyombong. Ia tidak meninggikan diri dengan congkak, seperti orang-orang yang menentang dia. Paulus melakukan tugasnya dengan sangat rendah hati, penuh perhatian dan kepedulian. Paulus bersikap sangat merendah di tengah jemaatnya. Ia tidak menjadi sombong dengan segala kehormatan dan kuasa yang dianugerahkan kepadanya, tetapi justru berusaha supaya tetap setia dan waspada, agar jangan sampai ia menyalahgunakan kepercayaannya. Perhatikan, tidak ada seorang pun yang tahu seperti apa rasa takut dan gentar yang dialami oleh para pelayan yang setia, yang menyala-nyala terhadap jiwa-jiwa dengan gairah yang ilahi. Rasa takut dan gentar ini disebabkan mereka mengerti benar bahwa mereka lemah. Mereka tahu betapa tidak mampunya mereka, dan karena itu merasa takut. Namun, meskipun Paulus bersikap rendah hati dan penuh perhatian, ia berbicara dengan penuh kuasa, dengan keyakinan akan kekuatan Roh. Paulus memberitakan kebenaran tentang Kristus apa adanya, dengan kata-kata yang sederhana. Paulus menjabarkan ajaran tersebut sebagaimana Roh menyampaikannya, dan membiarkan supaya Roh, melalui pekerjaan-Nya secara lahiriah dalam rupa tanda-tanda dan mujizat, dan melalui pengaruh-Nya secara batiniah terhadap hati manusia, menunjukkan kebenaran ajaran itu, dan membuat ajaran itu diterima. III. Di sini Paulus menyebutkan apa tujuannya memberitakan Kristus yang disalibkan dengan cara demikian: Supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah (ay. 5). Tujuannya adalah supaya mereka tidak ditarik oleh berbagai dorongan manusia, atau dimenangkan oleh penjelasan manusia, supaya jangan orang mengatakan bahwa mereka menjadi Kristen karena pidato yang fasih atau pikiran manusia. Sebaliknya, bila tidak ada hal lain lagi yang diberitakan selain Kristus yang disalibkan itu saja, dengan jelas apa adanya, maka keberhasilannya pastilah diperoleh bukan karena hikmat manusia, melainkan karena pekerjaan dan bukti ilahi. Injil diberitakan sedemikian rupa seperti ini supaya Allah dapat tampak dan dimuliakan dalam segala sesuatu.
Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2023 Pembuatan Tata Ibadah: Pembuatan Tata Ibadah Katolik, Lagu Perkawinan Katolik, Kalender Liturgi Katolik 2016, Khotbah Katolik 2016, | Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman) MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL - PASKAH - KENAIKAN - PENTAKOSTA - BIASA NEXT: Renungan Katolik Jumat, 1 Desember 2023 - Lukas 21:29-33 BcO Yehezkiel 40:1-4; 43:1-12; 44:6-9 - Peringatan Wajib B. Dionisius dan Redemptus PREV: Renungan Katolik Rabu, 29 Nopember 2022 - Lukas 21:12-19 - BcO Yehezkiel 37:15-28 - Hari biasa 18 Maret 2024 Yesus membuka pintu Allah - Paus Benediktus XVI 18 Maret 2024 Puasa mengangkat pikiran kepada Allah - St. Fransiskus dari Sales Kamis, 28 Maret 2024 UPACARA PENCUCIAN ALTAR DI BASILIKA SANTO PETRUS PADA KAMIS PUTIH Kamis, 12 Oktober 2023 Panduan Dalam Memakai Rosario |
Links:
lagu-gereja.com,
bible.,
perkantas,
gbi,
GKII,
gkj,
hkbp,
MISA,
gmim,
toraja,
gmit,
gkp,
gkps,
gbkp,
Hillsong,
PlanetShakers,
JPCC Worship,
Symphony Worship,
Bethany Nginden,
Christian Song,
Lagu Rohani,
ORIENTAL WORSHIP,
Lagu Persekutuan
Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia 01 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Pusat 1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta02 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Barat 03 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Timur 04 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Utara 05 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Selatan 06 Jadwal Misa Gereja di Tangerang 07 Jadwal Misa Gereja di Bekasi - Karawang 08 Jadwal Misa Gereja di Bandung 10 Jadwal Misa Gereja di Bogor - Depok 16 Jadwal Misa Gereja di Makassar 18 Jadwal Misa Gereja di Medan 21 Jadwal Misa Gereja di Palembang 2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya 3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar 4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung 5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan 6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3) April - Sakramen Maha Kudus (6) Bulan Katekese Liturgi(5) Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4) Bulan Oktober - Bulan Rosario(1) Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4) Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4) Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5) Ibadah(1) Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5) Juli - Darah Mulia(2) Juni - Hati Kudus Yesus(10) Maret - Pesta St. Yosep(3) Mei - Bulan Maria(8) Penutup Bulan Rosario(1) Peringatan Arwah(2) Rabu Abu(1) SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7) |
popular pages | Register | Login | e-mail: admin@lagu-gereja.com © 2012 . All Rights Reserved. |