misa.lagu-gereja.com        
 
Minggu, 31 Maret 2024
HARI RAYA PASKAH KEBANGKITAN TUHAN
Bacaan: Kis. 10:34a,37-43; Mzm. 118:1-2,16ab-17,22-23; Kol. 3:1-4; atau; 1Kor. 5:6b-8; 
Yohanes 20:1-9.
MT/BPI Edisi Baru: 033, 959 Lama: 821, 959
Saran Nyanyian: PS 516, 521, 523, 524, 525, 526, 527
Madah Sekuensia PS 518

Baca Juga:


Kisah Para Rasul 10:34a,37-43
Bahasa Kupang:
34Ais Petrus omong, bilang, “Sakarang, baru beta tau, bilang, Tuhan Allah tu, batúl-batúl lia samua orang sama rata. Dia sonde bapili muka, kalo ini orang Yahudi, deng yang laen bukan orang Yahudi.
37Bosong ju su dengar apa yang su jadi di anteru propinsi Yudea. Itu carita mulai dari Yohanis kasi tau orang, bilang, dong musti barenti dari dong pung sala-sala dong. Deng dong ju musti dapa sarani, ko bekin tanda, bilang, dong su babae deng Tuhan. 38Ais Tuhan Allah kasi Dia pung Roh yang Barisi sang Yesus, itu orang Nasaret. Tuhan ju kasi Dia pung kuasa sang Yesus. Abis, Yesus pi maso-kaluar kampong-kampong, ko bekin hal bae kasi orang dong. Deng Dia tolong orang yang setan dong pung bos bésar ada bekin susa sang dong. Dia bekin bagitu, tagal Tuhan Allah ada sama-sama deng Dia tarús. 39Ko botong ni, yang lia deng mata biji sandiri, apa yang Dia su bekin di kota Yerusalem deng di orang Yahudi pung tana anteru.
Biar bagitu ju, ma orang masi paku kasi tagantong sang dia di kayu palang sampe mati. 40Dia mati batúl-batúl, ma dia pung lusa ju, Tuhan Allah kasi idop kambali sang Dia. Ais Dia kasi tunju Dia pung diri, ko orang dapa tau, bilang, Dia batúl-batúl su idop kambali. 41Ma sonde samua orang dapa lia sang Dia, cuma botong sa. Waktu Dia su idop kambali tu, botong biasa makan-minum sama-sama deng Dia. Tuhan Allah ju tunju sang botong ko pi kasi tau Yesus pung Carita Bae tu sang banya orang di mana-mana.
42Jadi, Tuhan yang suru botong ko pi kasi tau taráng-taráng so'al itu Orang yang Dia su tunju memang dari dolu, andia Yesus tu. Deng Tuhan ju angka sang Yesus ko jadi Tukang Putus Parkara yang bilang, sapa yang nanti bisa idop tarús deng Tuhan Allah, deng sapa yang sonde. Yesus tu, yang putus parkara kasi orang yang su mati deng orang yang masi idop dong. 43Dari dolu kala, Tuhan Allah pung jubir samua ju tunju sang ini Yesus, bilang, samua orang yang parcaya sang Dia, nanti Tuhan Allah tarima sang dong, deng Tuhan nanti hapus buang dong pung sala-sala dong.”
Orang yang bukan Yahudi dong tarima Tuhan Allah pung Roh yang Barisi
44Waktu Petrus masi ba'omong bagitu ju, takuju sa Tuhan pung Roh yang Barisi datang maso pi di itu orang samua yang ada dengar sang dia. 45Di situ ju ada Petrus pung tamán orang Yahudi dong yang datang sama-sama deng dia dari kota Yope, pi di Kornelis pung ruma di kota Kaisarea tu. Waktu dong lia itu orang banya tarima Tuhan pung Roh tu, dong taheran-heran, tagal dong baru lia Tuhan kasi Dia pung Roh sang orang bukan Yahudi. 46Dong dengar itu orang-orang di Kornelis pung ruma dong ba'omong pake bahasa macam-macam, deng dong puji-puji sang Tuhan Allah.
Ais Petrus omong, bilang, 47“Bosong lia sandiri sa! Ini orang dong su tarima Tuhan pung Roh sama ke kotong ju. Jadi sakarang, mari ko kotong sarani sang dong suda. Sonde ada yang bisa larang lai.” 

Bahasa Indonesia:
10:34 Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: "Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. 10:37 Kamu tahu tentang segala sesuatu yang terjadi di seluruh tanah Yudea, mulai dari Galilea, sesudah baptisan yang diberitakan oleh Yohanes, 10:38 yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia. 10:39 Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu yang diperbuat-Nya di tanah Yudea maupun di Yerusalem; dan mereka telah membunuh Dia dan menggantung Dia pada kayu salib. 10:40 Yesus itu telah dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga, dan Allah berkenan, bahwa Ia menampakkan diri, 10:41 bukan kepada seluruh bangsa, tetapi kepada saksi-saksi, yang sebelumnya telah ditunjuk oleh Allah, yaitu kepada kami yang telah makan dan minum bersama-sama dengan Dia, setelah Ia bangkit dari antara orang mati. 10:42 Dan Ia telah menugaskan kami memberitakan kepada seluruh bangsa dan bersaksi, bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati. 10:43 Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya."

Penjelasan:


* Petrus Berkhotbah di Rumah Kornelius ( Kis 10:34-43)
Di perikop ini kita dapati khotbah Petrus kepada Kornelius dan teman-temannya. Maksudnya, ringkasan dari khotbahnya, sebab cukup beralasan bagi kita untuk berpikir bahwa melalui banyak kata lain ia bersaksi dan menasihati perihal inti khotbahnya. Ia mengutarakan apa yang ada di hatinya dengan penuh khidmat dan wibawa, namun juga dengan bebas dan berlimpah, seperti kelihatan melalui kalimat, Lalu mulailah Petrus berbicara (ay. Kis 10:34). Paulus berkata, Hai orang Korintus! Kami telah berbicara terus terang kepada kamu (2Kor. 6:11). “Kamu akan mendapati kami mudah dimengerti, asalkan kami mendapati dirimu ingin tahu.” Sampai saat itu, mulut para rasul tertutup bagi orang-orang bukan-Yahudi yang tidak disunat. Tidak ada yang hendak mereka katakan kepada orang-orang itu. Namun, sekarang Allah membuat mereka dapat berbicara lagi, Seperti yang diperbuat-Nya terhadap Yehezkiel. Khotbah Petrus yang luar biasa ini sangat sesuai bagi keadaan mereka, karena ini adalah khotbah yang baru.

I. Karena mereka adalah orang-orang bukan-Yahudi, 
yang memerlukan khotbahnya. Meskipun kabar Injil masih baru bagi mereka, ia menjelaskan bahwa karena mereka tertarik kepada Injil Kristus yang hendak diberitakannya, maka mereka berhak menerima manfaat dari Injil itu, setara dengan orang-orang Yahudi. Hal ini perlu dijernihkan, sebab bila tidak, bagaimana ia dapat berkhotbah atau mereka dapat mendengar dengan tenang? Karena itu, ia menetapkan hal ini sebagai asas yang tidak dapat diragukan, bahwa Allah tidak membeda-bedakan orang. Ia tidak memandang bulu dalam menjalankan penghakiman, demikianlah ungkapan Ibrani, suatu hal yang tidak boleh dilakukan para hakim (Ul. 1:17; 16:19; Ams. 24:23), dan yang membuat mereka dipersalahkan apabila melakukannya (Mzm. 82:2). Sering dikatakan perihal Allah bahwa Ia tidak membeda-bedakan orang (Ul. 10:17; 2Taw. 9:7; Ayb. 34:19; Rm. 2:11; Kol. 3:25; 1Ptr. 1:17). Ia tidak mengadili dengan berpihak kepada seseorang demi keuntungan lahiriah yang tidak ada hubungannya dengan perkara itu. Allah tidak pernah membelokkan penghakiman berdasarkan pendapat atau penilaian pribadi, ataupun membiarkan orang fasik melakukan kejahatan hanya karena penampilannya baik. Tidak juga karena pencapaian, kebangsaan, silsilah, hubungan, kekayaan, atau kehormatannya di dunia ini. Allah, sebagai pelindung, menyatakan perkenan-Nya melalui wewenang dan kedaulatan-Nya (Ul. 7:7-8; 9:5-6; Mat. 20:10). Sebagai hakim, Ia tidak mengadili melalui semua hal pribadi tadi. Sebaliknya, setiap orang dari bangsa mana pun, dan di bawah kelompok gereja apa pun, yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya (ay. Kis 10:35). 

Jelasnya, artinya adalah ini,
1. Allah tidak pernah dan tidak akan pernah membenarkan serta menyelamatkan orang Yahudi yang hidup dan mati dalam keadaan tidak mau bertobat, walau dia keturunan Abraham dan orang Ibrani asli sekalipun, serta memiliki kehormatan dan manfaat yang berkaitan dengan penyunatan. Dia membalas dan akan membalas mereka yang taat kepada kelaliman. Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi, yang dengan hak-hak istimewa dan pengakuan mereka bukannya terhindar dari penghukuman Allah, tetapi justru memperparah kesalahan dan penghukuman mereka (Rm. 2:3, 8-9, 17). Allah telah memilih bangsa Yahudi melebihi bangsa-bangsa lain dengan memberikan kehormatan menjadi anggota umat-Nya di bumi ini. Namun ini tidaklah berarti bahwa Ia lalu akan menerima setiap orang yang memiliki kehormatan tersebut, jika mereka membiarkan diri melakukan tindakan tidak berakhlak yang bertolak belakang dengan pengakuan mereka. Terutama tindakan penganiayaan yang sekarang merupakan dosa bangsa Yahudi secara menyeluruh, melebihi dosa-dosa lainnya.

2. Allah tidak pernah dan tidak akan pernah membuang atau menolak orang bukan-Yahudi yang tulus, yang meskipun tidak memiliki hak istimewa dan manfaat yang dimiliki orang Yahudi, namun, seperti Kornelius, takut akan Allah dan menyembah Dia, serta mengamalkan kebenaran, yaitu bersikap adil dan murah hati kepada semua orang. Juga, yang menjalani hidup sesuai dengan terang yang dimilikinya, baik dalam beribadah secara tulus maupun dalam perilaku sehari-hari. Apa pun kebangsaannya, sejauh apa pun hubungan silsilahnya dengan keturunan Abraham, sehina apa pun dia, bahkan seburuk apa pun namanya, hal itu tidak akan membuat Dia berprasangka terhadap orang itu. Allah menilai orang dari hati mereka, bukan dari kebangsaan atau silsilah mereka. Selain itu, di mana pun Ia mendapatkan orang yang tulus, orang itu akan mendapati Allah yang tulus pula (Mzm. 18:26). Amatilah, takut akan Allah dan mengamalkan kebenaran harus berjalan seiring. Karena sama seperti kebenaran terhadap manusia merupakan suatu perbuatan dari agama yang benar, demikian pula agama atau ibadah terhadap Allah merupakan perbuatan dari kebenaran yang berlaku di mana saja. Kesalehan dan ketulusan harus berjalan bersama-sama, dan masing-masing tidak dapat dijadikan dalih atas tiadanya yang lain. Namun, hal-hal ini sangatlah penting, sehingga tidak perlu diragukan lagi bahwa Allah akan menerimanya. Ini tidak berarti bahwa sejak kejatuhannya, manusia dapat memperoleh perkenan Allah selain melalui pengantaraan Yesus Kristus dan kasih karunia Allah melalui Dia. Sebaliknya, orang-orang yang tidak mengenal Dia dan oleh sebab itu tidak dapat menghormati Dia dengan jelas, masih bisa menerima anugerah Allah demi kepentingannya, dengan takut akan Allah dan mengamalkan kebenaran. Di mana pun Allah memberikan anugerah-Nya kepada manusia untuk dapat melakukannya, seperti yang dilakukan-Nya terhadap Kornelius, Ia akan menerima karya tangan-Nya sendiri itu melalui Kristus. 

Sekarang,
(1) Sebelum Petrus memahaminya pun, hal ini benar sejak dulu, bahwa Allah tidak membedakan orang. Ini merupakan aturan penghakiman yang telah ditetapkan sejak awal: apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak bebuat baik, dosa dan hukuman atasnya sudah mengintip di depan pintu (Kej. 4:7). Pada hari penghakiman yang agung itu Allah tidak akan menanyakan kebangsaan orang, tetapi siapa mereka, apa yang telah mereka lakukan, dan bagaimana mereka memperlakukan Dia dan sesama mereka. Dan, jika tabiat pribadi orang tidak mendapatkan manfaat ataupun kerugian berdasarkan perbedaan besar yang ada di antara orang Yahudi dan orang bukan-Yahudi, terlebih lagi tabiat mereka juga tidak akan membuat mereka beruntung atau rugi kalau hanya berdasarkan apakah mereka melakukan suatu upacara tertentu yang ada di kalangan orang Kristen, seperti misalnya mengenai hal makanan dan hari (Rm. 14). Yang pasti, Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Orang yang melayani Kristus di dalam hal-hal ini disambut dengan baik oleh Allah dan sudah seharusnya diterima oleh manusia. Sebab beranikah kita menolak orang-orang yang tidak ditolak oleh Allah?

(2) Bagaimanapun, sekarang hal itu sudah menjadi lebih jelas daripada sebelumnya. Kebenaran yang agung ini telah tersamar oleh kovenan yang khusus dibuat hanya dengan orang Israel, dan oleh perbedaan-perbedaan yang dikhususkan bagi mereka. Hukum Taurat menjadi tembok pemisah di antara orang Yahudi dengan bangsa-bangsa lain. Memang benar bahwa Allah memilih bangsa itu (Rm. 3:1-2; 9:4), namun orang-orang tertentu di antara mereka lalu menyimpulkan bahwa mereka pasti akan selalu diterima oleh Allah meskipun mereka hidup sesuka hati. Juga, mereka yakin tidak satu pun orang bukan-Yahudi akan disambut oleh Allah. Allah telah banyak berfirman melalui para nabi guna mencegah dan memperbaiki anggapan yang salah ini. Namun, sekarang Ia akhirnya melakukan hal itu hingga membuahkan hasil, dengan cara mengakhiri kovenan yang khusus dibuat bagi orang Israel itu, dengan membatalkan hukum Taurat, sehingga dengan demikian membebaskan masalah itu dan menempatkan baik orang Yahudi dan orang bukan-Yahudi pada tingkatan yang sama di hadapan Allah. Di sini Petrus memahaminya dengan membandingkan kedua penglihatan yang diterima olehnya dan oleh Kornelius. Sekarang di dalam Kristus Yesus, jelaslah bahwa hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti (Gal. 5:6; Kol. 3:11).


II. Mereka adalah orang-orang bukan-Yahudi yang bermukim di kawasan yang masih termasuk wilayah Israel. 
Oleh sebab itu Petrus mengarahkan mereka kepada hal yang tidak bisa tidak sudah mereka ketahui perihal kehidupan, pengajaran, khotbah, mujizat, kematian, dan penderitaan Yesus Tuhan kita. Sebab inilah bahan-bahan pembicaraan yang tersebar sampai ke setiap sudut negeri itu (ay. Kis 10:37 dst.). Pekerjaan para hamba Tuhan sungguh dapat terbantu apabila mereka menangani orang-orang yang sudah mengenal hal-hal tentang Allah. Hal-hal yang sudah diketahui itu dapat mereka gunakan untuk menarik pikiran orang-orang itu dan membangun pekerjaan mereka di atasnya.

1. Mereka mengenal firman secara umum saja, yakni Injil, yang Ia suruh sampaikan kepada orang-orang Israel, yaitu firman yang kamu tahu (ay. Kis 10:36-37). Walaupun orang-orang bukan Yahudi tidak diperbolehkan mendengarnya (Kristus dan murid-murid-Nya diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel), mereka tidak bisa tidak sudah mendengarnya. Semua hal itu ramai diperbincangkan orang baik di kota maupun di pedesaan. Di keempat Injil kerap diberitahukan kepada kita bagaimana ketika Kristus masih hidup di bumi, ketenaran-Nya tersebar sampai ke seluruh kawasan di Kanaan. Sama halnya dengan ketenaran Injil-Nya yang sampai ke seluruh muka bumi (Rm. 10:18). Firman itu, firman ilahi, firman yang penuh kuasa dan kasih karunia itu, sudah kamu tahu.

(1) Apa yang menjadi inti firman ini. Dengan firman ini, Allah memberitakan kabar baik melalui Yesus Kristus, begitulah yang seharusnya diartikan ” euangelizomenos eirÄ”nÄ”v. Allah sendirilah yang mempermaklumkan damai sejahtera, yang sesungguhnya pantas mempermaklumkan perang. Ia membiarkan umat manusia tahu bahwa Ia bersedia berdamai dengan mereka melalui Yesus Kristus. Di dalam Kristus Ia mendamaikan dunia dengan diri-Nya.

(2) Kepada siapa firman itu diberikan. Yaitu, pertama-tama kepada orang Israel. Penawaran pertama diberikan kepada mereka. Hanya inilah yang didengar bangsa-bangsa lain, yang bisa saja merasa iri karena semua manfaat yang mereka peroleh dari Injil. Rasa iri mereka bisa lebih daripada rasa iri akan hukum Taurat. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa: “TUHAN telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!” (Mzm. 126:2).

2. Orang-orang bukan-Yahudi itu mengetahui beberapa hal berkaitan dengan firman Injil yang diberikan kepada orang Israel.
(1) Mereka tahu tentang baptisan pertobatan yang dikhotbahkan Yohanes sebagai pendahuluan bagi Injil, dan di dalamnyalah Injil pertama diberitakan (Mrk. 1:1). Mereka tahu betapa luar biasanya Yohanes Pembaptis, dan pengaruh langsung yang ditimbulkan khotbahnya dalam mempersiapkan jalan di hadapan Tuhan. Mereka tahu betapa banyaknya orang yang datang berbondong-bondong menerima baptisannya. Mereka tahu apa tujuan pekerjaannya, dan apa yang dilakukannya.
(2) Orang-orang bukan-Yahudi itu tahu bahwa segera sesudah baptisan Yohanes, Injil Kristus, firman perihal damai sejahtera itu diberitakan di seluruh tanah Yudea, dan bahwa semua itu dimulai dari Galilea. Kedua belas rasul, ketujuh puluh murid, dan Kristus, Guru kita sendiri, memberitakan kabar baik itu ke seluruh pelosok negeri. Dengan demikian kita dapat menduga bahwa tidak ada kota atau desa di seluruh tanah Kanaan yang belum pernah mendengar Injil diberitakan.
(3) Mereka tahu bahwa Yesus dari Nazaret berjalan berkeliling sambil berbuat baik ketika Ia masih hidup di bumi. Mereka juga tahu betapa Ia sangat berguna bagi bangsa itu, baik bagi jiwa maupun tubuh manusia. Bagaimana Ia giat berbuat baik bagi semua orang dan tidak pernah menyakiti siapa pun. Ia tidak bermalas-malas saja, tetapi terus bekerja. Tidak mementingkan diri sendiri, tetapi berbuat baik. Ia tidak membatasi diri pada satu tempat saja atau menunggu sampai orang datang kepada-Nya meminta pertolongan. Sebaliknya, Ia mendatangi mereka, berjalan dari satu tempat ke tempat lain dan ke mana pun Ia pergi, Ia selalu berbuat baik. Dengan ini Ia menunjukkan bahwa Dia diutus oleh Allah yang baik dan berbuat baik, berbuat baik karena Dia memang baik, dan yang dengan demikian bukan tidak menyatakan diri-Nya kepada dunia dengan berbagai-bagai kebajikan (14:17). Di dalam hal inilah Ia menjadi teladan bagi kita perihal ketekunan yang tidak kenal lelah dalam melayani Allah dan angkatan kita. Kita datang ke dunia ini supaya dapat berbuat baik semampu kita, dan di dalamnya, seperti Kristus, kita harus senantiasa berada dan melakukan banyak perbuatan baik.
(4) Mereka terutama lebih tahu bahwa Ia menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, dan melepaskan mereka dari kekuatannya yang menindih mereka. Melalui hal ini tampaklah bahwa Ia tidak saja diutus oleh Allah sebagai bentuk kebaikan terhadap manusia, tetapi diutus untuk membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis, sebab begitulah, Ia meraih banyak kemenangan atas Iblis itu.
(5) Mereka tahu bahwa orang-orang Yahudi telah membunuh Dia. Mereka telah membunuh Dia dengan menggantung Dia pada kayu salib. Ketika berkhotbah kepada orang-orang Yahudi, Petrus mengatakan yang kamu gantungkan. Namun, sekarang ketika ia berkhotbah kepada orang-orang bukan-Yahudi, ia berkata bahwa mereka membunuh Dia. Mereka, yang kepadanya Ia telah berbuat dan merancang begitu banyak hal baik. Semua ini sudah mereka ketahui. Namun, supaya mereka jangan menyangka bahwa ini hanya sekadar laporan yang seperti biasa sering dibesar-besarkan melebihi kenyataan, Petrus atas nama diri sendiri dan juga rasul-rasul lainnya, menegaskannya (ay. Kis 10:39), Kami adalah saksi, saksi mata, dari segala sesuatu yang diperbuat-Nya. Juga saksi telinga dari pengajaran yang disampaikan-Nya, baik di tanah Yudea maupun di Yerusalem, baik di kota maupun di desa.

3. Mereka memang tahu, atau boleh jadi tahu melalui semua hal ini, 
bahwa Petrus mendapat penugasan dari sorga untuk berkhotbah dan bertindak seperti yang diperbuatnya itu. Hal ini tetap dikumandangkannya dalam semua tutur katanya dan ia mengambil setiap kesempatan untuk mengisyaratkannya kepada mereka. Ia memberi tahu mereka,
(1) Bahwa Yesus ini adalah Tuhan dari semua orang. Bukan sekadar sebagai Allah di atas segala sesuatu, yang terpuji sampai selama-lamanya, melainkan juga sebagai Pengantara. Segala kuasa di sorga dan di bumi telah diberikan kepada-Nya dan semua penghakiman diserahkan kepada-Nya. Dialah Tuhan para malaikat. Mereka semua adalah hamba-hamba-Nya yang rendah hati. Dia adalah Tuhan atas semua kuasa kegelapan, sebab Ia telah menang atas mereka. Dialah raja atas semua bangsa dan berkuasa atas segala makhluk. Dia adalah raja atas semua orang kudus. Semua anak Allah adalah murid, umat, dan prajurit-Nya.

(2) Bahwa Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa. Ia diberi wewenang dan kemampuan untuk melakukan apa yang dilakukan-Nya itu melalui pengurapan ilahi. Karena itulah Ia disebut Kristus ” Mesias, Yang diurapi. Roh Kudus turun ke atas-Nya saat Ia dibaptis, dan Ia pun penuh dengan kuat kuasa, baik dalam memberitakan kabar baik maupun dalam mengadakan mujizat, yang merupakan meterai dari suatu pengutusan ilahi.

(3) Bahwa Allah menyertai Dia (ay. Kis 10:38). Semua pekerjaan-Nya dikerjakan di dalam Allah. Allah tidak saja mengutus Dia, tetapi juga senantiasa menyertai, mengakui, mendampingi, dan mendukung-Nya dalam seluruh pelayanan dan penderitaan-Nya. Perhatikanlah, Allah akan menyertai orang-orang yang diurapi-Nya. Ia sendirilah yang akan menyertai mereka yang kepadanya Ia telah memberikan Roh-Nya.


III. Karena mereka tidak mendapatkan penjelasan yang pasti tentang Yesus, 
Petrus menceritakan kepada mereka perihal kebangkitan-Nya dari antara orang mati berikut bukti-buktinya, supaya mereka tidak menyangka bahwa ketika Ia dibunuh, itulah akhir riwayat-Nya. Boleh jadi mereka mendengar ada orang-orang di Kaisarea yang membicarakan perihal kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Namun, berita itu langsung dibungkam dengan fitnah yang disebarkan orang Yahudi, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya. Oleh karena itu Petrus menegaskan hal-hal berikut ini sebagai dukungan utama atas perkataan damai sejahtera yang diberitakan oleh Yesus Kristus.

1. Tidak terbantahkan lagi bahwa kuasa yang membuat-Nya bangkit dari antara orang mati bersifat ilahi (ay. Kis 10:40). Yesus itu telah dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga, yang tidak saja menumbangkan semua fitnah dan tuduhan yang ditimpakan kepada-Nya oleh manusia, tetapi juga membuktikan bahwa Allah menerima penebusan-Nya atas dosa manusia melalui darah-Nya di atas salib. Ia tidak melarikan diri dari penjara, tetapi dibebaskan dengan sah. Ia dibangkitkan Allah.

2. Bukti-bukti kebangkitan-Nya tidak terbantahkan dan tampak jelas, sebab Allah berkenan, bahwa Ia menampakkan diri. Ia membuat-Nya terlihat - edōken auton emphanÄ” genesthai, supaya terlihat dengan mata. Jadi, Ia pun menampakkan diri sedemikian rupa hingga orang tidak dapat membantah bahwa Dia memang Kristus, bukan orang lain. Penampakan diri-Nya itu menunjukkan bahwa Ia benar-benar telah bangkit. Ia memang tidak menampakkan diri di depan umum (penampakan-Nya tidak dalam arti ini), tetapi jelas-jelas terbukti. Bukan kepada seluruh bangsa, yang menjadi saksi atas kematian-Nya. Melalui mujizat-mujizat, Ia memberi bukti bahwa Ia diutus oleh Allah. Namun, mereka menolak bukti-bukti itu. Dengan menolak semua bukti itu, mereka telah kehilangan perkenan untuk menjadi saksi mata atas bukti yang agung tentang kebangkitan-Nya itu. Orang-orang yang memalsukan kenyataan dan mereka-reka dusta bahwa Ia telah dicuri, dibiarkan tertipu hingga mempercayainya dan tidak dibiarkan percaya bahwa Dia telah menampakkan diri kepada semua orang. Alangkah berbahagianya orang-orang yang tidak melihat, namun percaya - Nee ille se in vulgus edixit, ne impii errore, liberarentur: ut et fides non præmio mediocri destinato difficultate constaret - Ia tidak menampakkan diri kepada banyak orang, supaya orang-orang yang tidak saleh di antara mereka tidak dengan segera terbebas dari kesalahan mereka, dan supaya iman, yakni pahala yang begitu berlimpah, harus didapatkan dengan susah payah (Tertullian Apologetic 11). Namun, meskipun tidak semua orang melihat Dia, cukup banyak yang melihat-Nya hingga dapat membuktikan kebenaran kebangkitan-Nya. Pernyataan pembuat surat wasiat mengenai keinginan terakhirnya tidak perlu dilakukan di hadapan semua orang. Sudah cukup apabila hal itu dilakukan di hadapan sejumlah saksi yang dapat dipercaya. Demikianlah kebangkitan Kristus telah dibuktikan di hadapan cukup banyak saksi.

(1) Orang-orang itu tidak kebetulan saja menjadi saksi, tetapi yang sebelumnya telah ditunjuk oleh Allah untuk menyaksikan sendiri hal itu, supaya dengan pembelajaran yang mereka dapatkan dari Tuhan Yesus dan pergaulan mereka yang akrab dengan-Nya sebelum itu, mereka dapat lebih diyakinkan bahwa yang mereka lihat itu adalah benar-benar Dia.

(2) Mereka tidak sekadar tiba-tiba dan sebentar saja melihat Dia, tetapi sangat lama bergaul dengan-Nya: mereka telah makan dan minum bersama-sama dengan Dia, setelah Ia bangkit dari antara orang mati. Ini mengandung maksud juga bahwa mereka sungguh melihat Dia makan dan minum, menyaksikan mereka sendiri makan bersama Dia di Danau Tiberias, dan juga kedua murid yang makan malam dengan Dia di Emaus. Semua ini membuktikan bahwa Dia punya tubuh jasmani yang asli dan benar-benar nyata. Tetapi, ini belumlah semuanya. Mereka bisa melihat Dia tanpa rasa takut dan terkaget-kaget, karena kalau ini terjadi, itu berarti mereka bukanlah saksi yang memenuhi syarat. Sebaliknya, ini menandakan bahwa mereka melihat Dia begitu seringnya dan bercakap-cakap dengan Dia dengan akrab, sehingga mereka makan dan minum bersama Dia. Hal ini disampaikan sebagai bukti tentang pemandangan jelas yang dialami para pemuka Israel perihal kemuliaan Allah (Kel. 24:11), bahwa mereka memandang Allah, lalu makan dan minum.


IV. Petrus mengakhiri dengan kesimpulan atas semua yang dikatakannya tadi, 
yakni bahwa oleh sebab itu hal yang harus mereka semua lakukan adalah percaya kepada Yesus. Ia telah diutus kemari untuk mengatakan kepada Kornelius apa yang harus dilakukannya, dan itulah maksudnya. Ia berkata bahwa doa-doa dan sedekah yang diberikannya itu adalah perbuatan yang sangat baik, tetapi ia masih kekurangan satu hal, yakni ia harus percaya kepada Kristus. 

Amatilah,
1. Mengapa Kornelius harus percaya kepada-Nya. Iman punya kaitan dengan kesaksian, dan iman orang Kristen dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dibangun di atas dasar kesaksian yang diberikan oleh mereka.

(1) Oleh para rasul. Sebagai kepala rombongan, Petrus berbicara atas nama yang lain, bahwa Allah menugaskan mereka dan menyuruh mereka memberitakan kepada seluruh bangsa dan bersaksi tentang Kristus. Jadi kesaksian mereka tidak saja dapat dipercaya, tetapi juga sah dan boleh kita andalkan. Kesaksian mereka adalah kesaksian Allah, dan mereka adalah saksi-saksi-Nya bagi dunia ini. Mereka tidak sekadar menyampaikannya sebagai berita biasa, tetapi juga menyaksikannya sebagai suatu catatan yang dengannya manusia akan dihakimi.

(2) Oleh para nabi dari Perjanjian Lama yang jauh sebelum itu telah bersaksi, bukan saja perihal penderitaan-Nya, melainkan juga tentang maksud dan tujuannya yang sangat menguatkan kesaksian para rasul tentang hal-hal itu (ay. Kis 10:43): Tentang Dialah semua nabi bersaksi. Kita mempunyai alasan untuk berpikir bahwa Kornelius dan teman-temannya tidaklah asing tentang tulisan-tulisan para nabi. Dari mulut kedua kelompok saksi yang sangat saling bersesuaian inilah perkataan itu diteguhkan.

2. Apa yang harus mereka percayai menyangkut diri-Nya.
(1) Bahwa kita semua bertanggung jawab kepada Kristus sebagai Hakim kita. Hal inilah yang harus disaksikan para rasul kepada dunia, bahwa Yesus ini ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati (ay. Kis 10:42). Ia diberi kuasa untuk menentukan syarat-syarat keselamatan, dan dengan peraturan itulah kita harus dihakimi. Ia diberi kuasa untuk memberikan hukum kepada orang-orang hidup dan orang-orang mati, baik orang Yahudi maupun bukan-Yahudi. Ia juga ditunjuk untuk menentukan kekekalan semua anak manusia pada hari penghakiman yang agung itu, semua orang yang didapati masih hidup dan yang akan dibangkitkan dari antara orang mati. Allah telah meyakinkan kita mengenai hal ini, dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati (17:31). Jadi sangatlah penting bagi setiap kita untuk mempercayai hal ini dan mencari perkenan-Nya serta menjadikan Dia sahabat kita.
(2) Bahwa jika kita percaya kepada-Nya, kita semua akan dibenarkan oleh Dia sebagai kebenaran kita (ay. Kis 10:43). Saat berbicara tentang kematian Kristus, para nabi menyaksikan bahwa oleh karena nama-Nya, demi kepentingan-Nya, dan atas tanggungan-Nya, barangsiapa percaya kepada-Nya, baik orang Yahudi maupun orang bukan-Yahudi, akan mendapat pengampunan dosa. Inilah hal teramat besar yang kita butuhkan, karena tanpa itu kita akan binasa. Hal inilah yang sangat dirindukan hati nurani yang sudah insaf. Hal inilah yang dijanjikan orang-orang Yahudi duniawi kepada diri sendiri dengan menjalankan upacara persembahan korban dan penyucian, bahkan yang dijanjikan orang-orang kafir dengan upacara pendamaian mereka, tetapi yang semuanya hanyalah upaya yang sia-sia belaka. Pengampunan dosa hanya bisa diperoleh melalui nama Kristus, dan hanya bagi mereka yang percaya dalam namaNya. Mereka yang berbuat demikian boleh meyakininya. Dosa-dosa mereka akan diampuni, dan tidak akan ada lagi penghukuman karenanya. Pengampunan dosa meletakkan dasar bagi semua perkenan dan berkat yang lain, karena ia menyingkirkan hal-hal yang menjadi penghalangnya. Jika dosa diampuni, semuanya akan baik-baik saja dan berakhir dengan baik sampai selama-lamanya.


___



Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2024
Lagu Anak(1)




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Renungan Katolik Senin, 1 April 2024 - Matius 28:8-15 - BcO Kisah Para Rasul 1:1-26 - HARI SENIN DLM OKTAF PASKAH

PREV:
Renungan Katolik Sabtu, 30 Maret 2024 - Sungguh Yesus Bangkit - Markus 16:1-7 - Ep.Roma 6:3-11 - BcO Ibrani 4:1-16 - Pagi: HARI SABTU SUCI.- Malam: VIGILI PASKAH





Arsip Renungan Katolik 2024..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)