|
Senin, 25 Maret 2024 Renungan Katolik Senin, 25 Maret 2024 - Yohanes 12:1-11 - BcO Yeremia 26:1-15 - HARI SENIN DALAM PEKAN SUCI#tag: Murnikah pelayananmu seperti Maria? Senin, 25 Maret 2024 HARI SENIN DALAM PEKAN SUCI Yes 42:1-7; Mzm 27:1.2.3.13-14; Yohanes 12:1-11 BcO Yeremia 26:1-15 Warna Liturgi Ungu Yohanes 12:1-11 Yesus diurapi di Betania 12:1 Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. 12:2 Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus. 12:3 Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu. 12:4 Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata: 12:5 "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?" 12:6 Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. 12:7 Maka kata Yesus: "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. 12:8 Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu." Persepakatan untuk membunuh Lazarus 12:9 Sejumlah besar orang Yahudi mendengar, bahwa Yesus ada di sana dan mereka datang bukan hanya karena Yesus, melainkan juga untuk melihat Lazarus, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati. 12:10 Lalu imam-imam kepala bermupakat untuk membunuh Lazarus juga, 12:11 sebab karena dia banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus. Penjelasan: * Murnikah pelayananmu seperti Maria? Pada masa itu tidak semua orang dapat menggunakan minyak wangi apalagi membelinya. Selain mahal, biasanya minyak itu hanya digunakan untuk mengurapi kepala raja. Namun Maria menggunakannya untuk membasuh kaki Yesus. Perbuatan Maria ini tentunya menimbulkan pertanyaan banyak orang yang hadir saat itu, terutama Yudas Iskariot. Yudas lebih mempertimbangkan keuntungan yang akan didapat bila minyak narwastu itu dijual demi kepentingan orang miskin. Murnikah keinginan Yudas? Sayang sekali, sebab motivasinya hanyalah untuk menumpuk keuntungan. Pelayanan Yudas lebih tertuju kepada kepentingan diri sendiri. Pelayanan yang tertuju kepada Tuhan. Maria memahami bahwa perbuatannya ini pasti mengundang pertentangan. Namun tujuannya hanya satu yaitu melayani Yesus. Maria tidak mempedulikan reaksi negatif Yudas terhadap perbuatannya, dia tetap melayani Yesus. Maria dan Yudas sama-sama melayani Tuhan. Pelayanan yang satu tertuju kepada Tuhan, yang satu tertuju kepada dirinya sendiri. Bagaimana dengan pelayanan kita? Doa: Murnikanlah pelayanan kami Tuhan, agar tertuju hanya untuk kemuliaan-Mu. * Maria Mengurapi Kaki Kristus; Kemunafikan Yudas; Kemarahan Imam-imam Kepala (12:1-11) Dalam ayat-ayat di atas diceritakan mengenai: I. Kunjungan bersahabat yang dilakukan Tuhan Yesus terhadap kawan-kawan-Nya di Betania (ay. 1). Enam hari sebelum Paskah, Dia keluar dari wilayah-Nya untuk mampir ke Betania, sebuah kota yang menurut perhitungan para ahli, begitu dekat letaknya dengan Yerusalem sampai rasanya tidak ada bedanya bagi Dia untuk berada dalam lingkaran kematian. Dia singgah di sana, di rumah kawan-Nya Lazarus, yang baru saja dibangkitkan-Nya dari kematian. Kedatangan-Nya ke Betania dapat dianggap: . Sebagai pengantar untuk hari Paskah yang hendak Ia rayakan. Paskah ini dijadikan acuan waktu dalam menggambarkan waktu kedatangan-Nya, yaitu enam hari sebelum Paskah. Sebelum hari Paskah tiba, orang-orang saleh memang biasanya meluangkan waktu untuk mempersiapkan diri mereka dalam menyambut hari yang penuh khidmat itu. Demikian pula yang diperbuat Tuhan Yesus supaya Ia dapat menggenapkan seluruh kehendak Allah. Melalui teladan-Nya itu, Ia telah mengajari kita supaya mempersiapkan diri untuk menyambut Paskah Injil dengan khidmat. Marilah kita dengarkan suara yang berseru-seru, Persiapkanlah jalan bagi Tuhan. . Sebagai tanda kesukarelaan-Nya untuk menampakkan diri di hadapan murka para musuh-Nya. Kini ketika saat-Nya telah tiba, Ia mendekat ke dalam jangkauan mereka dan menyerahkan diri-Nya kepada mereka secara sukarela, meskipun Dia telah membuktikan bahwa Ia bisa saja meloloskan diri dengan mudah dari semua jebakan mereka. Perhatikan: (1) Tuhan kita Yesus menanggung penderitaan-Nya secara sukarela. Nyawa-Nya tidaklah direnggut dengan paksa dari Dia, melainkan diserahkan-Nya sendiri. Sungguh, Aku datang. Sebagaimana kekuatan para penganiaya-Nya tidak mampu mengalahkan Dia, begitu pula kelicikan mereka tidaklah mampu mengecoh-Nya. Dia mati karena dia bersedia untuk mati. (2) Memang ada saatnya kita diperbolehkan untuk berusaha melindungi dan menyelamatkan diri, tetapi ada saatnya pula kita dipanggil untuk mempertaruhkan nyawa kita demi kepentingan Allah, sebagaimana Rasul Paulus, ketika ia pergi sebagai tawanan Roh ke Yerusalem. . Sebagai pernyataan kebaikan hati-Nya terhadap kawan-kawan-Nya di Betania, yang begitu Ia sayangi. Juga, karena sebentar lagi Ia akan dipisahkan dari mereka. Kunjungan itu merupakan kunjungan perpisahan. Dia datang untuk berpamitan dengan mereka, dan untuk memberikan kata-kata penghiburan supaya mereka siap dalam menghadapi hari pencobaan yang kini tengah mendekat. Perhatikan, meskipun Kristus pergi dari umat-Nya untuk sementara waktu, Ia akan menunjukkan kepada mereka bahwa Ia pergi dalam kasih, bukan dalam kemarahan. Di sini, Betania digambarkan sebagai tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. Mujizat yang dilakukan di sana membuat tempat itu menjadi masyhur dan dihormati orang-orang. Kristus datang ke sana untuk melihat seberapa jauh orang-orang sudah membuat kemajuan setelah menyaksikan mujizat tersebut. Sebab, di mana saja Kristus melakukan mujizat dan memperlihatkan tanda-tanda kebaikan-Nya, Ia akan selalu terus memperhatikan tempat itu, untuk melihat apakah tujuan pekerjaan-Nya di sana telah tercapai. Di mana pun Ia menabur secara berkelimpahan, Ia akan selalu mengawasi apakah benih-benih itu kemudian tumbuh dan muncul kembali atau tidak. II. Sambutan baik yang ditunjukkan oleh kawan-kawan-Nya di sana: Di situ diadakan perjamuan untuk Dia (ay. 2), sebuah perjamuan besar, sebuah pesta. Patut dipertanyakan apakah perjamuan itu sama dengan yang dicatat dalam Matius 26:6 dan seterusnya, yaitu yang diadakan di rumah Simon. Kebanyakan penafsir Injil mengira demikian, sebab inti cerita dan banyak keadaan dari kedua kisah itu bersesuaian. Akan tetapi, pesta itu dikatakan berlangsung dua hari sebelum Paskah, sedangkan yang ini dilakukan enam hari sebelumnya. Lagi pula, tidak mungkin kalau Marta melayani di tempat yang bukan rumahnya sendiri. Karena itulah, saya cenderung setuju dengan pendapat Dr. Lightfoot, yaitu bahwa kedua pesta itu berbeda: yang dicatat dalam Matius terjadi pada hari ketiga di minggu Paskah, sedangkan yang diceritakan di sini terjadi pada hari ketujuh di minggu sebelumnya, yang merupakan hari Sabat orang Yahudi, semalam sebelum Ia masuk ke Yerusalem dengan menunggang keledai. Yang pertama disebutkan tadi diadakan di rumah Simon, sedangkan yang kini diceritakan diselenggarakan di rumah Lazarus. Kedua perjamuan ini adalah penyambutan bagi Kristus yang dilakukan dengan paling khidmat dan terang-terangan, dan mungkin saja Maria menunjukkan rasa hormatnya di kedua kesempatan itu. Minyak narwastu yang tersisa setelah ia memakai setengah katinya (ay. 3) untuk mengurapi Yesus dalam kesempatan pertama, dia habiskan semuanya pada kali kedua ini, seperti yang dicatat dalam Markus 14:3. Marilah kita menyimak kisah penyambutan ini. . Mereka mengadakan perjamuan malam bagi Dia, sebab bagi mereka, makan malam adalah hidangan yang terbaik. Mereka mengadakan perjamuan tersebut sebagai tanda penghormatan dan rasa syukur mereka, sebab pesta biasanya diadakan sebagai tanda persahabatan. Juga, supaya mereka memperoleh kesempatan untuk bisa leluasa bercengkerama dengan-Nya, sebab pesta biasanya diadakan demi kebersamaan. Secara tidak langsung mungkin untuk menunjuk ke perjamuan-perjamuan yang diadakan untuk menyambut-Nya sewaktu Dia menjelma menjadi manusia, Kristus berjanji bahwa Ia akan makan bersama-sama dengan orang-orang yang mau membukakan pintu hati mereka bagi-Nya (Why. 3:20). . Marta melayani. Ia sendirilah yang menunggui meja, sebagai tanda penghormatan yang besar kepada Sang Guru. Meskipun Marta adalah seorang yang terpandang, dia tidak segan-segan melayani, ketika Kristus duduk makan. Kita pun harus begitu. Saat kita harus merendahkan diri demi kemuliaan Kristus, hendaknya kita tidak menganggap bentuk pelayanan apa pun sebagai sebuah hal yang remeh atau terlalu rendah untuk dilakukan. Sebelumnya, Kristus telah menegur Marta karena terlalu sibuk melayani. Akan tetapi, teguran itu tidak membuatnya berhenti melayani, sebagaimana beberapa orang tertentu yang cepat sekali marah dan tidak mau lagi melakukan hal yang sama setelah mereka ditegur mengenai hal itu. Tidak begitu dengan Marta. Dia tetap saja melayani, namun bukan di tempat yang jauh-jauh, melainkan di sekitar tempat di mana ia masih bisa mendengar perkataan Kristus yang penuh rahmat, sebagaimana pelayan-pelayan Salomo yang menurut Ratu Syeba, amat beruntung karena mereka dapat terus berdekatan dengan Salomo untuk mendengarkan hikmatnya. Lebih baik menjadi seorang pelayan di meja Kristus daripada menjadi seorang tamu di meja raja. . Lazarus merupakan salah seorang yang turut makan. Hal itu membuktikan kebenaran dalam kebangkitannya, sebagaimana yang didapati dalam kebangkitan Kristus sendiri, yaitu ada orang-orang yang telah makan dan minum bersama-sama dengan Dia (Kis. 10:41). Lazarus tidak mengasingkan diri ke padang gurun setelah ia dibangkitkan, dan bukannya seakan-akan karena sudah mengunjungi dunia lain, maka dia harus jadi pertapa sesudah kebangkitannya itu. Tidak begitu. Dia tetap saja bergaul dengan orang-orang, seperti yang dilakukan orang lainnya. Dia turut makan, sebagai tugu peringatan akan mujizat yang telah dibuat Kristus. Orang-orang yang telah dibangkitkan oleh Kristus ke dalam kehidupan rohani akan diberikan tempat bersama-sama dengan Dia (Ef. 2:5-6). III. Penghormatan khusus yang ditunjukkan Maria terhadap-Nya, lebih dari yang lainnya, yaitu dengan mengurapi kaki Kristus dengan minyak yang harum (ay. 3). Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, yang selama ini mungkin sengaja ia simpan untuk keperluannya sendiri. Akan tetapi, kematian dan kebangkitan kakak lelakinya membuatnya tidak lagi mementingkan pemakaian barang-barang seperti itu bagi dirinya sendiri, dan dengan minyak inilah dia mengurapi kaki Yesus. Lalu, untuk lebih menyembah Kristus dan merendahkan dirinya sendiri, ia pun menyeka kaki Yesus dengan rambutnya. Tindakannya itu disaksikan oleh semua orang yang hadir di sana pada saat itu, sebab bau minyak semerbak di seluruh rumah itu (Ams. 27:16). . Jelas sekali Maria memaksudkan hal ini sebagai tanda kasihnya terhadap Kristus, yang telah menunjukkan kasih-Nya terhadap dia dan keluarganya. Karena itulah, dia pun rela memberikan apa yang ia miliki. Nah, melalui tindakannya itu, Maria menunjukkan bahwa kasihnya terhadap Kristus itu merupakan (1) Kasih yang murah hati. Demi melayani Kristus dengan sebaik-baiknya, Maria rela mengorbankan hartanya, bahkan begitu tulus mencari-cari kesempatan untuk melakukan hal itu, padahal kebanyakan orang justru lebih sering menghindar dari perbuatan tersebut. Jika dia memiliki sesuatu yang lebih berharga dari benda-benda lainnya, maka pastilah ia akan menyerahkannya demi menghormati Kristus. Perhatikan, orang-orang yang benar-benar mengasihi Kristus lebih dari dunia ini pasti bersedia menyerahkan segala yang terbaik dari yang mereka miliki bagi Dia. (2) Kasih yang rendah hati. Maria tidak hanya mencurahkan minyak narwastu miliknya itu bagi Kristus, tetapi juga menuangkan minyak itu dengan tangannya sendiri, padahal dia bisa saja menyuruh salah seorang pelayannya untuk melakukan itu. Bukan itu saja, dia juga tidak mengurapi kepala Kristus, seperti yang lazim dilakukan, melainkan kaki-Nya. Kasih yang sejati tidak akan segan memberikan atau melakukan apa pun, untuk menghormati Kristus. Bila teringat akan apa yang telah dilakukan dan dikorbankan oleh Kristus bagi kita, maka kita amatlah tidak tahu berterima kasih jika menganggap sebuah tindakan terlalu susah untuk dilakukan, atau terlalu hina untuk dikerjakan, sementara kita tahu bahwa dengan tindakan itu Kristus dapat dipermuliakan. (3) Kasih yang memercayai. Ada iman di balik kasih yang ditunjukkan Maria itu, yaitu iman bahwa Yesus adalah Mesias, Sang Kristus, Yang Diurapi, yang, sebagai Imam dan Raja, juga diurapi sebagaimana Harun dan Daud. Perhatikan, Yang Diurapi Allah harus menjadi Yang Diurapi bagi kita. Bukankah Allah telah mengurapi-Nya dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutu-Nya? Marilah kita juga mengurapi-Nya dengan kasih sayang yang melebihi rasa kasih kita terhadap hal-hal lainnya. Dengan mengakui Kristus sebagai Raja kita, kita juga harus mengikuti rencana Allah, mengangkat Dia yang telah Allah urapi sebagai Pemimpin kita (Hos. 1:11). . Bau minyak yang semerbak di seluruh rumah itu menunjukkan pada kita, (1) Bahwa orang-orang yang menyambut Kristus dalam hati dan rumah mereka membawa bau yang amat harum masuk ke dalam hati dan rumah mereka itu. Kehadiran Kristus membawa serta wangi-wangian yang menyukakan hati. (2) Penghormatan yang diberikan kepada Kristus merupakan penghiburan bagi semua kawan dan pengikut-Nya. Penghormatan itu adalah persembahan yang berupa bau yang manis bagi Alah dan orang-orang saleh. IV. Ketidaksenangan Yudas terhadap pemujaan atau tanda penghormatan Maria terhadap Kristus tersebut (ay. 4-5). Perhatikanlah di sini: . Orang yang bersungut-sungut atas tindakan Maria tadi adalah Yudas, seorang dari murid-murid Yesus. Akan tetapi, itu bukan sifat seluruh murid-Nya. Ia hanyalah salah seorang dari bilangan mereka. Memang tidak aneh bila orang-orang yang paling jahat menyamar di balik pengakuan iman mereka yang terbaik. Banyak orang berpura-pura mengaku mengenal Kristus, padahal mereka sama sekali tidak mengasihi-Nya. Yudas adalah seorang rasul, seorang pengkhotbah Injil, tetapi ia malah berkeberatan dan mencela perbuatan yang menunjukkan kasih sayang dan pengabdian yang tulus seperti yang dilakukan Maria tadi. Perhatikan, menyedihkan sekali jika kehidupan agama dan semangat yang kudus malah dicerca dan ditolak oleh orang-orang yang justru seharusnya mendorong dan menyokong semuanya itu. Tetapi, dia memang orang yang akan segera menyerahkan Kristus. Perhatikan, kasih yang telah mendingin terhadap Kristus dan kebencian tersembunyi terhadap kesalehan yang tulus, bila muncul dalam diri penganut agama, maka ini menjadi pertanda buruk akan terjadinya kemurtadan. Orang-orang munafik yang biasanya tidak mudah tergelincir karena godaan-godaan duniawi, justru lebih mudah jatuh oleh karena godaan-godaan yang lebih besar daripada itu. . Kedok yang dipakai Yudas untuk menutupi ketidaksenangannya itu (ay. 5): "Mengapa minyak narwastu ini, yang seharusnya dipakai untuk perbuatan saleh, tidak dijual saja seharga tiga ratus dinar" (yaitu setara dengan gaji seorang pekerja selama 300 hari), "dan uangnya diberikan kepada orang miskin?" (1) Di sini terdapat kebusukan yang begitu terselubung rapi, sebab Iblis pun dapat menyamar sebagai malaikat terang. (2) Di sini juga terdapat hikmat duniawi yang mencela semangat saleh sebagai kesembronoan dan keborosan. Orang-orang yang suka meninggikan diri sendiri dengan nilai-nilai duniawi mereka dan merendahkan kesalehan orang lain, berarti memiliki roh Yudas dalam diri mereka, lebih besar daripada yang mereka kira. (3) Di sini, rasa amal terhadap orang miskin dijadikan alasan untuk menentang kesalehan yang ditujukan kepada Kristus dan dijadikan kedok untuk menyembunyikan ketamakan. Banyak orang mencari-cari alasan untuk tidak memberikan sedekah dengan berpura-pura sedang mengumpulkan harta mereka dulu untuk bersedekah nanti. Padahal, awan-awan saja rela mencurahkan butir-butir hujan yang terkandung di dalamnya sampai habis. Yudas bertanya, Mengapa uangnya tidak diberikan kepada orang-orang miskin saja? Jawabannya mudah saja, sebab minyak narwastu itu lebih layak dicurahkan bagi Tuhan Yesus. Perhatikan, kita tidak boleh gegabah menghakimi tindakan orang lain sebagai tindakan yang tidak layak diterima hanya karena mereka melakukannya dengan cara yang berbeda dan bukan dengan cara yang kita setujui. Kalau kita melakukan demikian, ini seolah-olah setiap perbuatan yang tidak sesuai dengan perasaan dan ukuran kita itu memang buruk dan tidak layak. Orang-orang yang sombong memang cenderung menganggap remeh orang lain yang tidak menghiraukan saran mereka. . Kemunafikan Yudas tercium dan terbongkar di sini (ay. 6). Inilah pendapat sang penulis Injil yang diilhami oleh Dia yang menyelidiki hati manusia: Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, seperti yang pura-pura ia lakukan, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. (1) Keberatan Yudas itu tidak didasari oleh kepeduliannya untuk beramal: Bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin. Dia tidak memiliki belas kasihan terhadap mereka, sama sekali tidak peduli kepada mereka: baginya, orang-orang miskin hanyalah sekedar alat untuk mendapatkan keinginannya, dengan cara berpura-pura memperhatikan mereka. Begitu pulalah, beberapa orang berjuang keras demi kekuasaan gereja, sementara yang lainnya demi mempertahankan kemurnian gereja, padahal boleh jadi hal itu terjadi bukan karena mereka memperhatikan nasib gereja. Mereka tidak peduli kepentingan gereja mau tenggelam atau hanyut. Mereka hanya memperalat semua itu demi keuntungan diri sendiri. Simeon dan Lewi berpura-pura mengagungkan sunat, tetapi bukan karena mereka memperhatikan meterai kovenan, sebagaimana Yehu tidak memperhatikan Tuhan semesta alam saat ia berkata, lihat bagaimana giatku untuk Tuhan. (2) Keberatan Yudas itu justru muncul karena ketamakannya. Kenyataannya adalah, dia lebih menginginkan minyak narwastu yang dipersembahkan untuk Guru-nya itu supaya dijual saja, lalu uangnya dapat dimasukkan ke dalam kas yang ia pegang, dan setelah itu ia tahu apa yang akan dilakukannya. Perhatikanlah: - Yudas adalah bendahara dalam rumah tangga Kristus, sehingga beberapa orang beranggapan bahwa karena itulah dia dipanggil Iskariot, yang berarti si pemegang kas (secara harfiah: pembawa kantong). Pertama, lihatlah bagaimana keadaan Yesus dan para murid-Nya dalam menjalani kehidupan mereka saat itu. Begitu sederhananya hidup mereka. Mereka tidak memiliki peternakan ataupun harta benda, lumbung ataupun gudang, melainkan hanya sebuah kantong, atau, seperti yang diartikan sebagian orang, sebuah kotak atau peti. Mereka menggunakannya sebagai tempat untuk menyimpan uang dalam jumlah yang secukupnya saja untuk kepentingan mereka, dan bila ada kelebihan, memberikannya kepada orang-orang miskin. Benda itulah yang mereka bawa-bawa ke mana pun mereka pergi. Omnia mea mecum porto -- Aku membawa seluruh hartaku bersamaku. Kantong ini diisi dari pemberian-pemberian orang-orang saleh, dan Sang Guru beserta para murid-Nya memiliki semuanya bersama-sama. Biarlah hal ini mengurangi penghargaan kita akan kekayaan duniawi dan mematikan diri kita terhadap hal-hal atau tata cara lahiriah, dan membuat kita rela untuk hidup dengan sederhana ataupun menderita, bila hal ini memang menjadi bagian kita, sebab Guru kita pun mengalaminya juga. Demi kita, dia rela jadi miskin. Kedua, lihatlah siapa yang menjadi bendahara bagi uang mereka yang jumlahnya sedikit itu. Yudas, dialah orang yang memegang uang kas itu. Tugasnya adalah menerima dan mengeluarkan uang, dan kita tidak mendapati bahwa dia memberikan laporan belanja yang dia lakukan. Yudas ditunjuk untuk melakukan tugas itu, karena: . Dia yang terendah dan terkecil di antara semua murid lainnya. Bukan Petrus atau Yohanes yang dijadikan bendahara (sekalipun jabatan itu memerlukan kepercayaan dan mendatangkan keuntungan), melainkan Yudas, yang terendah di antara mereka. Perhatikan, pekerjaan-pekerjaan duniawi itu menyimpang dari dan juga mengganggu pelayanan Injil (1Kor. 6:4). Para pelayan utama dalam kerajaan Kristus menolak untuk mengurusi hal-hal yang berkenaan dengan pendapatan (Kis. 6:2). . Atau, bisa juga karena dia memang menginginkan jabatan itu. Hatinya terpaut dengan pekerjaan menangani uang, dan karena itu kas itu diserahkan kepadanya (1) Sebagai sebuah kebaikan untuk menyenangkan hatinya, dan dengan begitu mewajibkannya untuk bersikap setia terhadap Guru-nya. Biasanya, rakyat membenci pemerintah karena keinginan mereka diabaikan. Tetapi Yudas tidak memiliki alasan untuk mengeluh seperti itu. Kantong dia pilih, dan kantong pula yang didapatnya. Atau juga, (2) Sebagai penghakiman atasnya, untuk menghukumnya atas kejahatannya yang tersembunyi. Apa yang dipercayakan ke dalam tangannya akan menjadi jebakan yang menjeratnya. Perhatikan, kecenderungan kuat untuk melakukan sebuah dosa, yang bersumber dari dalam diri sendiri, sering dihukum dengan godaan-godaan kuat dari luar untuk melakukan dosa itu. Tidak ada alasan yang kuat bagi kita untuk menggemari uang atau membangga-banggakannya, sebab sehebat-hebatnya diri kita, kita ini hanyalah bendahara atasnya saja. Saat itu, yang menjadi pemegang uang kas adalah Yudas, seorang dengan sifat yang jahat, yang dilahirkan untuk digantung (maaf atas ungkapan ini). Orang bebal akan dibinasakan oleh kelalaiannya [diterjemahkan dari TB, Ams. 1:32; KJV: kemakmuran orang bebal membinasakan mereka -- pen.]. - Sebagai orang yang dipercaya memegang uang kas, Yudas adalah seorang pencuri, artinya, dia memiliki sifat yang suka mencuri. Kecintaan terhadap uang sudah dianggap sebagai pencurian, sebagaimana kemarahan dan balas dendam dianggap sebagai pembunuhan. Atau mungkin, dia benar-benar telah menyalahgunakan uang Gurunya itu dan memakai apa yang seharusnya dimiliki bersama untuk kepentingannya sendiri. Malah, menurut dugaan sebagian orang, saat itu pun dia sedang berusaha mengisi kantongnya sendiri, lalu kabur dan meninggalkan Gurunya, sebab ia sudah sering mendengar-Nya berkata-kata mengenai banyak masalah yang akan segera melanda, yang sama sekali tidak ingin ia hadapi. Perhatikan, orang-orang yang dipercaya mengelola uang untuk kepentingan umum harus memiliki prinsip keadilan dan kejujuran yang teguh, supaya tangan mereka tidak ternoda. Ada sebagian orang yang iseng mencurangi pemerintah, gereja, atau negara, dan jika kecurangan tadi melibatkan pencurian, maka dosa pencurian dan hukuman bagi pencurinya itu tidak bisa lagi dipandang sebelah mata. Merampok masyarakat merupakan dosa besar, karena kepentingan masyarakat lebih utama daripada perseorangan. Setelah mengkhianati kepercayaan yang diberikan kepadanya, tidak lama kemudian Yudas mengkhianati Gurunya sendiri. V. Pembelaan Kristus terhadap tindakan Maria itu (ay. 7-8): Biarkanlah dia. Di sini Ia menegaskan penerimaan-Nya terhadap kebaikan Maria (meskipun Kristus telah mematikan diri terhadap segala kesenangan lahiriah, namun, oleh karena itu adalah tanda maksud baik dari Maria, maka Dia pun memperlihatkan kesenangan hati-Nya terhadap maksud baiknya itu). Ia tidak ingin Maria diganggu oleh karena tindakannya itu: Maafkanlah dia, begitulah kalimat Yesus tadi dapat diartikan. "Maklumilah dia kali ini saja. Jika ini suatu kekeliruan, maka ini adalah kekeliruan yang terjadi karena kasihnya." Perhatikan, Kristus tidak akan membiarkan seorang pun mencela atau membuat tawar hati orang yang bermaksud menyenangkan hati-Nya dengan tulus, meskipun tindakan mereka itu mungkin tidak begitu bijaksana (Rm. 14:3). Meskipun kita tidak akan melakukan apa yang mereka lakukan, biarkanlah mereka. Untuk membenarkan Maria: . Kristus mengemukakan alasan bagus dari tindakan Maria tadi, yang tidak disadari oleh orang-orang yang mencelanya: dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. Atau, Dia melakukannya untuk memperingati pengurapan jasad-Ku, begitulah pendapat Dr. Hammond. "Engkau tentunya tidak segan-segan membiarkan minyak dipakai untuk mengurapi mayat teman-temanmu, atau mengusulkan supaya minyaknya dijual saja dan diberikan kepada orang-orang miskin. Nah, pengurapan ini dimaksudkan untuk tujuan seperti itu, atau setidaknya bisa diartikan demikian, sebab hari penguburan-Ku sudah hampir tiba, dan sekarang dia telah mengurapi tubuh yang sudah seperti mayat." Perhatikan: (1) Tuhan kita Yesus banyak dan sering memikirkan kematian dan penguburan diri-Nya sendiri. Kta pun sebaiknya begitu. (2) Rancangan ilahi sering kali memberikan kesempatan yang begitu baik bagi orang-orang Kristen yang taat, demikian pula Roh anugerah sering kali menyentuh hati mereka sedemikian dalamnya sampai-sampai mereka tidak tahan untuk mengungkapkan sukacita kudus yang bahkan jauh lebih mengena dan lebih menakjubkan dari yang bisa mereka bayangkan sebelumnya. (3) Anugerah Kristus selalu memberi pujian kepada perkataan saleh dan tindakan dari orang-orang benar. Anugerah itu bukan saja menjadikan sesuatu yang terbaik dari kekeliruan itu, tetapi juga membuat yang baik menjadi paling baik. . Kristus mengemukakan sebuah jawaban yang memuaskan untuk menanggapi keberatan yang diajukan Yudas tadi (ay. 8). (1) Sudah diatur dalam kerajaan Sang Pemelihara bahwa orang-orang miskin selalu ada pada kita, yaitu mereka yang layak menerima derma (Ul. 15:11). Orang-orang yang demikian ini akan selalu ada selama kebodohan dan kesukaran masih ada di dunia yang bobrok ini. (2) Kerajaan anugerah sudah mengatur bahwa Gereja tidak akan selalu memiliki hadirat Yesus Kristus secara lahiriah: "Aku tidak akan selalu ada pada kamu, melainkan hanya sesaat saja." Perhatikan, saat dua kewajiban datang secara bersamaan, kita membutuhkan hikmat untuk mengetahui yang mana yang harus didahulukan, dan semua itu tergantung dari keadaan di sekeliling kita. Kesempatan harus dimanfaatkan, dan yang harus didahulukan adalah kesempatan yang kelihatannya tidak akan berlangsung lama, serta cepat sekali melayang pergi. Kewajiban yang dapat dilakukan kapan saja harus ditunda demi untuk menuntaskan kewajiban lainnya yang hanya dapat dilakukan saat ini juga. VI. Perhatian khalayak umum terhadap keberadaan Kristus pada perjamuan di Betania tersebut (ay. 9): Sejumlah besar orang Yahudi mendengar, bahwa Yesus ada di sana, sebab Ia menjadi buah bibir di seluruh kota, sehingga mereka datang berbondong-bondong ke sana. Lebih-lebih karena sebelumnya Ia tampak menarik diri, dan kini tampil lagi bagaikan mentari yang kembali muncul dari balik awan kelam. . Mereka datang untuk melihat Kristus, yang nama-Nya sangat dipermuliakan dan diagungkan oleh karena mujizat yang Ia lakukan saat membangkitkan Lazarus beberapa waktu sebelumnya. Mereka datang bukan untuk mendengarkan-Nya, tetapi sekadar ingin memuaskan rasa penasaran mereka saja dengan melihat-Nya di Betania, karena mereka khawatir bahwa Ia tidak akan menampakkan diri lagi di depan umum pada hari Paskah itu, seperti yang dulu sering Ia lakukan. Mereka tidak datang untuk menangkap atau memata-matai-Nya, meskipun pemerintah sudah menyatakan-Nya sebagai buronan, melainkan untuk melihat-Nya dan menunjukkan rasa hormat mereka kepada-Nya. Perhatikan, Kristus tetap akan dipermuliakan melalui kasih yang ditunjukkan oleh sebagian orang, sekalipun musuh-musuh-Nya terus berusaha untuk memfitnah-Nya. Setiap kali orang banyak mengetahui keberadaan Kristus, mereka akan datang kepada-Nya. Perhatikan, di mana ada seorang raja, di sana ada pula singgasana. Di mana pun Kristus berada, bangsa-bangsa akan datang kepada-Nya (Luk. 17:37). . Mereka datang untuk melihat sebuah pemandangan yang pastinya sangat menarik untuk disaksikan, yaitu melihat Lazarus dan Kristus bersama-sama. Beberapa datang untuk meneguhkan iman mereka terhadap Kristus, mungkin supaya dapat mendengarkan kisah itu langsung dari mulut Lazarus. Beberapa lainnya datang semata-mata untuk memuaskan rasa penasaran mereka, supaya mereka dapat berkoar-koar bahwa mereka telah melihat seorang manusia yang telah mati dan hidup kembali. Demikianlah Lazarus hanya menjadi semacam tontonan di hari raya itu, bagi mereka yang senang menghabiskan waktu mereka dengan bergunjing dan mendengarkan hal-hal baru, seperti orang-orang Atena. Mungkin juga beberapa orang datang untuk menanyai Lazarus mengenai keadaan orang mati, untuk mendengar berita dari dunia lain. Bahkan kita sendiri pun mungkin rela membuang-buang waktu sejam untuk bercakap-cakap dengan Lazarus. Akan tetapi, jika ada orang datang dengan tujuan seperti itu, Lazarus mungkin hanya bungkam dan tidak menceritakan perjalanannya itu kepada mereka. Setidaknya, Alkitab tidak mengatakan apa-apa mengenai itu, dan kita tidak seharusnya berkeinginan untuk mengetahui lebih jauh dari apa yang telah tertulis. Tetapi Tuhan kita Yesus ada di sana, dan Ia yang lebih layak ditanyai dibandingkan dengan Lazarus. Jika kita tidak mau mendengarkan Musa dan para nabi lain, serta Kristus dan para rasul, jika kita tidak mengindahkan apa yang mereka katakan kepada kita mengenai dunia yang lain itu, kita juga tidak akan menjadi yakin sekalipun Lazarus telah bangkit dari antara orang mati. Kita sudah memiliki nubuatan yang lebih meyakinkan. VII. Angkara murka para imam kepala melihat kemajuan pesat yang dicapai oleh Tuhan kita Yesus, dan rencana mereka untuk menghancurkannya (ay. 10-11): Mereka bermufakat (atau bersekongkol) mencari cara untuk membunuh Lazarus juga, sebab karena dialah (yaitu karena apa yang telah diperbuat baginya, dan bukan karena apa yang telah ia katakan atau perbuat), banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus. Perhatikanlah di sini: . Betapa sia-sianya segala usaha yang telah mereka tempuh untuk melawan Kristus sejauh itu. Mereka telah mengupayakan segala cara untuk memisahkan orang-orang dari-Nya dan menghasut mereka supaya melawan Dia. Namun, tetap saja banyak orang Yahudi, yang merupakan tetangga mereka sendiri, bawahan mereka, pengagum mereka, malah begitu terpukau dengan bukti kuat dari mujizat-mujizat Kristus sampai meninggalkan kepentingan para imam dan tidak lagi memihak mereka. Orang-orang itu tidak lagi patuh terhadap kekuasaan mereka yang semena-mena, tetapi percaya kepada Yesus. Dan semuanya ini terjadi oleh karena Lazarus. Kebangkitan Lazarus menghidupkan kembali iman mereka dan meyakinkan mereka bahwa Yesus adalah sungguh-sungguh Mesias yang memiliki kehidupan dalam diri-Nya sendiri, dan berkuasa memberikan kehidupan itu. Mujizat tersebut meneguhkan kepercayaan mereka terhadap mujizat-mujizat-Nya yang lain, yang telah mereka dengar diperbuat-Nya di Galilea. Jika membangkitkan orang mati saja Ia sanggup, adakah hal lain yang mustahil Ia lakukan? . Betapa konyol dan tidak masuk akalnya kesepakatan yang mereka buat itu, yaitu bahwa Lazarus harus dibunuh. Inilah contoh dari luapan amarah yang begitu keji. Mereka bagaikan lembu hutan kena jaring, murka dan buas serta membabi-buta. Hal itu menandakan bahwa mereka tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun. Sebab: (1) Jika saja mereka takut akan Allah, tidak mungkin mereka hendak melakukan tindakan yang menentang-Nya seperti itu. Allah menghendaki supaya Lazarus hidup kembali melalui sebuah mujizat, tetapi mereka justru menginginkan dia mati melalui sebuah kejahatan. Mereka berseru, Enyahkan orang ini! Ia tidak layak hidup!, padahal Allah baru saja mengirimnya kembali ke atas muka bumi ini dan dengan begitu menunjukkan bahwa dia memang layak hidup. Jadi, tindakan mereka itu tidak lain dari menentang Allah. Mereka ingin membunuh Lazarus dan menantang kuasa ilahi untuk membangkitkannya lagi, seolah-olah mereka mampu bersaing dengan Allah dan sanggup berseteru dengan Raja di atas segala raja. Siapa yang empunya kunci maut dan kuburan, Allah ataukah mereka? O cæca malitia! Christus qui suscitare potuit mortuum, non possit occisum -- Kefasikan yang buta mengira Kristus, yang sanggup membangkitkan orang yang telah mati secara alamiah, tidak sanggup membangkitkan orang yang mati dibunuh! (Agustinus dalam loc). Lazarus menjadi sasaran kebencian mereka yang menyala-nyala itu, karena Allah telah meninggikannya melalui tanda kasih-Nya yang istimewa, seolah-olah mereka kini tersinggung karena kematian dan neraka sudah mencemari komplotan mereka, sehingga mereka pun bertekad untuk menindak keras semua orang yang meninggalkan kelompok mereka. Rasanya wajar jika orang kini berpikir bahwa seharusnya mereka justru sepakat untuk mencari cara supaya dapat bergaul akrab dengan Lazarus dan keluarganya, supaya melalui pengantaraan keluarga itu, mereka dapat diperdamaikan dengan Kristus yang telah mereka aniaya. Tetapi, ilah zaman ini telah membutakan pikiran mereka. (2) Jika saja mereka menghormati manusia, mereka tidak akan bertindak tidak adil sedemikian terhadap Lazarus, seorang yang tidak bersalah dan tidak bisa dikenai tuduhan kejahatan apa pun. Jadi, belenggu apa lagi yang bisa cukup kuat untuk mengikat orang-orang seperti ini, yang begitu mudahnya memutuskan tali keadilan, sekalipun begitu kudus, dan melanggar hukum umum yang bahkan alam sendiri pun telah mengajarkannya? Namun, mereka berpikir bahwa kekuasaan mereka yang semena-mena dan pandangan-pandangan takhayul yang mereka miliki sudah cukup bagi mereka, seperti yang terjadi dalam gereja tertentu, dan ini bukan saja disalahgunakan untuk membenarkan, melainkan juga untuk mentahbiskan dan mengagungkan para bajingan busuk. BcO Yeremia 26:1-15 Yeremia mau dibunuh, karena menubuatkan kemusnahan Bait Suci Nabi Uria dihukum mati 26:1 Pada permulaan pemerintahan Yoyakim, anak Yosia raja Yehuda, datanglah firman ini dari TUHAN, bunyinya: 26:2 Beginilah firman TUHAN: "Berdirilah di pelataran rumah TUHAN dan katakanlah kepada penduduk segala kota Yehuda, yang datang untuk sujud di rumah TUHAN, segala firman yang Kuperintahkan untuk kaukatakan kepada mereka. Janganlah kaukurangi sepatah katapun! 26:3 Mungkin mereka mau mendengarkan dan masing-masing mau berbalik dari tingkah langkahnya yang jahat, sehingga Aku menyesal akan malapetaka yang Kurancangkan itu terhadap mereka oleh karena perbuatan-perbuatan mereka yang jahat. 26:4 Jadi katakanlah kepada mereka: Beginilah firman TUHAN: Jika kamu tidak mau mendengarkan Aku, tidak mau mengikuti Taurat-Ku yang telah Kubentangkan di hadapanmu, 26:5 dan tidak mau mendengarkan perkataan hamba-hamba-Ku, para nabi, yang terus-menerus Kuutus kepadamu, -- tetapi kamu tidak mau mendengarkan -- 26:6 maka Aku akan membuat rumah ini sama seperti Silo, dan kota ini menjadi kutuk bagi segala bangsa di bumi." 26:7 Para imam, para nabi dan seluruh rakyat mendengar Yeremia mengucapkan perkataan-perkataan itu dalam rumah TUHAN. 26:8 Lalu sesudah Yeremia selesai mengatakan segala apa yang diperintahkan TUHAN untuk dikatakan kepada seluruh rakyat itu, maka para imam, para nabi dan seluruh rakyat itu menangkap dia serta berkata: "Engkau harus mati! 26:9 Mengapa engkau bernubuat demi nama TUHAN dengan berkata: Rumah ini akan sama seperti Silo, dan kota ini akan menjadi reruntuhan, sehingga tidak ada lagi penduduknya?" Dan seluruh rakyat berkumpul mengerumuni Yeremia di rumah TUHAN. 26:10 Ketika para pemuka Yehuda mendengar tentang hal ini, pergilah mereka dari istana raja ke rumah TUHAN, lalu duduk di pintu gerbang baru di rumah TUHAN. 26:11 Kemudian berkatalah para imam dan para nabi itu kepada para pemuka dan kepada seluruh rakyat itu, katanya: "Orang ini patut mendapat hukuman mati, sebab ia telah bernubuat tentang kota ini, seperti yang kamu dengar dengan telingamu sendiri." 26:12 Tetapi Yeremia berkata kepada segala pemuka dan kepada seluruh rakyat itu, katanya: "Tuhanlah yang telah mengutus aku supaya bernubuat tentang rumah dan kota ini untuk menyampaikan segala perkataan yang telah kamu dengar itu. 26:13 Oleh sebab itu, perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu, dan dengarkanlah suara TUHAN, Allahmu, sehingga TUHAN menyesal akan malapetaka yang diancamkan-Nya atas kamu. 26:14 Tetapi aku ini, sesungguhnya, aku ada di tanganmu, perbuatlah kepadaku apa yang baik dan benar di matamu. 26:15 Hanya ketahuilah sungguh-sungguh, bahwa jika kamu membunuh aku, maka kamu mendatangkan darah orang yang tak bersalah atas kamu dan atas kota ini dan penduduknya, sebab TUHAN benar-benar mengutus aku kepadamu untuk menyampaikan segala perkataan ini kepadamu." ___
Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2024 Lagu Anak(1) Pembuatan Tata Ibadah: Pembuatan Tata Ibadah Katolik, Lagu Perkawinan Katolik, Kalender Liturgi Katolik 2016, Khotbah Katolik 2016, | Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman) MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL - PASKAH - KENAIKAN - PENTAKOSTA - BIASA NEXT: Renungan Katolik Selasa, 26 Maret 2024 - Yohanes 13:21-33.36-38 - BcO Yeremia 8:13-9:8 - HARI SELASA DALAM PEKAN SUCI PREV: Renungan Katolik Minggu, 24 Maret 2024 - Markus 14:1-15,47 - BcO Yeremia 22:1-8; 23:1-8 - HARI MINGGU PALMA MENGENANGKAN SENGSARA TUHAN 18 Maret 2024 Yesus membuka pintu Allah - Paus Benediktus XVI 18 Maret 2024 Puasa mengangkat pikiran kepada Allah - St. Fransiskus dari Sales Kamis, 28 Maret 2024 UPACARA PENCUCIAN ALTAR DI BASILIKA SANTO PETRUS PADA KAMIS PUTIH Kamis, 12 Oktober 2023 Panduan Dalam Memakai Rosario |
Links:
lagu-gereja.com,
bible.,
perkantas,
gbi,
GKII,
gkj,
hkbp,
MISA,
gmim,
toraja,
gmit,
gkp,
gkps,
gbkp,
Hillsong,
PlanetShakers,
JPCC Worship,
Symphony Worship,
Bethany Nginden,
Christian Song,
Lagu Rohani,
ORIENTAL WORSHIP,
Lagu Persekutuan
Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia 01 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Pusat 1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta02 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Barat 03 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Timur 04 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Utara 05 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Selatan 06 Jadwal Misa Gereja di Tangerang 07 Jadwal Misa Gereja di Bekasi - Karawang 08 Jadwal Misa Gereja di Bandung 10 Jadwal Misa Gereja di Bogor - Depok 16 Jadwal Misa Gereja di Makassar 18 Jadwal Misa Gereja di Medan 21 Jadwal Misa Gereja di Palembang 2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya 3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar 4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung 5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan 6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3) April - Sakramen Maha Kudus (6) Bulan Katekese Liturgi(5) Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4) Bulan Oktober - Bulan Rosario(1) Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4) Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4) Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5) Ibadah(1) Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5) Juli - Darah Mulia(2) Juni - Hati Kudus Yesus(10) Maret - Pesta St. Yosep(3) Mei - Bulan Maria(8) Penutup Bulan Rosario(1) Peringatan Arwah(2) Rabu Abu(1) SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7) |
popular pages | Register | Login | e-mail: admin@lagu-gereja.com © 2012 . All Rights Reserved. |