|
Minggu, 5 Pebruari 2017 (Matius 5:13-16)Khotbah Katolik Minggu, 5 Pebruari 2017 - Matius 5:13-16. BcO 1 Korintus 1:1-17 - Hari Minggu Biasa VHari Minggu Biasa V Yes. 58:7-10; Mzm. 112:4-5,6-7,8a,9; 1Kor. 2:1-5; Mat. 5:13-16. BcO 1Kor 1:1-17 warna liturgi Hijau Matius 5:13-16 5:13 "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. 5:14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. 5:15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. 5:16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." Penjelasan: * Garam Dunia dan Terang Dunia (5:13-16) Belum lama ini Kristus memanggil murid-murid-Nya dan memberitahukan bahwa mereka akan menjadi penjala manusia. Di sini Ia lebih lanjut menyampaikan apa yang menjadi rancangan-Nya bagi mereka -- garam dunia, dan terang dunia, agar mereka benar-benar menjadi seperti yang diharapkan-Nya itu. I. Kamu adalah garam dunia. Kata-kata ini akan mendorong dan menyokong mereka saat mengalami penderitaan, agar, sekalipun diperlakukan hina, mereka harus tetap menjadi berkat bagi dunia, lebih-lebih ketika sedang di tengah-tengah penderitaan. Para nabi yang ada sebelum mereka adalah garam bagi tanah Kanaan, tetapi para rasul adalah garam bagi seluruh bumi, sebab mereka harus pergi ke seluruh dunia untuk memberitakan Injil. Tampaknya mereka berkecil hati karena jumlah mereka begitu sedikit dan lemah. Apa yang mampu mereka lakukan di kawasan yang begitu luas seperti seluruh muka bumi ini? Tidak ada, jika mereka harus bekerja dengan menggunakan kekuatan senjata dan pedang semata. Namun, dengan bekerja tanpa suara seperti garam, maka segenggam garam itu akan menyebarkan rasanya ke mana-mana, menjangkau daerah yang luas, dan bekerja tanpa terasa dan tanpa penolakan seperti bekerjanya ragi (13:33). Pengajaran Injil itu seperti garam, yang menembus, cepat dan sangat kuat (Ibr. 4:12). Ia menjangkau hati (Kis. 2:37). Ia membersihkan, mengharumkan, dan mengawetkan supaya tidak busuk. Kita membaca mengenai keharuman pengenalan akan Kristus (2Kor. 2:14), sebab selain pengenalan akan Kristus, pengetahuan lainnya hanyalah hambar saja rasanya. Perjanjian yang kekal disebut perjanjian garam (Bil. 18:19), dan Injil itu sendiri adalah Injil yang kekal. Garam merupakan syarat dalam semua korban persembahan (Im. 2:13), juga dalam Bait Suci Yehezkiel (Yeh. 43:24). Sekarang, setelah belajar sendiri tentang pengajaran Injil dan diutus untuk mengajarkannya kepada orang lain, murid-murid Kristus menjadi seperti garam. Perhatikanlah, orang-orang Kristen, terutama para pelayan Tuhan, adalah garam dunia. . Jika mereka berlaku seperti seharusnya, mereka seperti garam yang baik, putih bersih, halus, dan dihancurkan menjadi butir-butir, namun sangat berguna dan diperlukan. Pliny berkata, Sine sale, vita humana non potest degere -- Tanpa garam, hidup manusia tidak dapat dipertahankan. Lihatlah dalam hal ini: (1) Seperti apa mereka seharusnya dalam diri mereka -- diasinkan dengan Injil, dengan garam anugerah. Segala pikiran dan perasaan, perkataan serta perbuatan, semuanya harus diasinkan dengan anugerah (Kol. 4:6). Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu, sebab jikalau tidak, kamu tidak akan dapat menyebarkannya ke orang lain (Mrk. 9:50). (2) Seperti apa mereka seharusnya bagi orang lain. Mereka bukan saja harus menjadi baik, tetapi juga berbuat baik. Mereka harus bisa membuat diri mereka diterima dalam pikiran orang-orang, bukan untuk melayani minat duniawi diri sendiri, tetapi agar orang-orang lain itu bisa diubahkan sesuai dengan rasa dan selera Injil. (3) Betapa mereka menjadi berkat yang luar biasa bagi dunia. Umat manusia, yang tinggal dalam kebodohan dan kejahatan, bagaikan sebuah tumpukan besar sampah yang menjijikkan dan siap membusuk. Namun, Kristus mengutus murid-murid-Nya, agar melalui kehidupan dan pengajaran mereka, mereka menggarami tumpukan itu dengan pengetahuan dan anugerah, supaya bisa diubahkan menjadi layak di hadapan Allah, para malaikat, dan semua yang menyukai hal-hal sorgawi. (4) Bagaimana mereka akan digunakan. Mereka tidak boleh ada dalam suatu tumpukan, tidak boleh terus-menerus bersama-sama di Yerusalem, melainkan harus menyebar seperti garam yang ditabur di atas daging, sebutir di sini dan sebutir di sana. Mereka harus menjadi seperti orang-orang Lewi yang tersebar di seluruh Israel, supaya di mana pun mereka tinggal, mereka dapat meneruskan keharuman Injil itu. Menurut pendapat sebagian orang, anggapan bahwa garam yang jatuh ke atas kita merupakan suatu pertanda buruk adalah suatu anggapan yang bodoh. Justru sebaliknya, yang menjadi pertanda buruk adalah kalau garam itu jatuh dari kita. . Jika tidak, mereka menjadi seperti garam yang telah menjadi tawar. Bila Anda, yang seharusnya mengasinkan orang lain, telah menjadi hambar, kosong dalam kehidupan rohani, tidak ada sukacita dan semangat; bila seorang Kristen, lebih-lebih seorang hamba Tuhan menjadi seperti ini, maka keadaannya ini teramat menyedihkan, sebab: (1) Ia tidak dapat diperbaiki lagi: Dengan apakah ia diasinkan? Garam adalah obat bagi makanan yang tawar, tetapi tidak ada obat bagi garam yang tawar. Kekristenan akan memberikan keharuman bagi manusia, tetapi bila kehidupan Kekristenan seseorang tetap datar dan bodoh, tidak penuh dengan anugerah serta tawar, maka tidak ada pengajaran atau sarana apa pun lagi yang dapat diterapkan untuk membuatnya harum kembali. Jika Kekristenan tidak dapat melakukannya, tidak ada yang dapat. (2) Ia tidak berfaedah lagi, tidak ada lagi gunanya. Apa lagi yang dapat diperbuat dengannya selain menimbulkan lebih banyak kesusahan daripada kebaikan? Orang Kristen yang tanpa anugerah adalah seperti orang yang tidak berakal. Orang yang jahat adalah makhluk yang paling buruk. Orang Kristen yang jahat adalah manusia paling buruk, sedangkan hamba Tuhan yang jahat adalah orang Kristen yang paling buruk. (3) Ia pasti akan binasa dan ditolak. Ia akan dibuang -- diusir dari jemaat dan persekutuan orang beriman, karena menjadi noda dan beban bagi mereka. Ia akan diinjak orang. Biarlah orang-orang yang telah menghina Allah dan yang telah membuat diri mereka tidak berguna lagi selain untuk diinjak-injak ini mendapat malu dan ditolak, supaya dengan demikian biarlah Allah tetap dimuliakan. II. Kamu adalah terang dunia (ay. 14). Hal ini juga memperlihatkan bahwa murid-murid itu berguna, seperti pada perintah sebelumnya (Sole et sale nihil utilius -- Tidak ada yang lebih berguna daripada matahari dan garam), hanya saja yang ini lebih mulia. Semua orang Kristen adalah terang di dalam Tuhan (Ef. 5:8), dan harus bercahaya seperti bintang-bintang (Flp. 2:15), namun melayani dengan cara yang istimewa. Kristus menyebut diri-Nya terang dunia (Yoh. 8:12), sedangkan murid-murid-Nya adalah teman-teman sekerja dan menerima sebagian kehormatan-Nya. Sesungguhnya terang itu manis dan disambut kehadirannya. Terang pada hari pertama penciptaan dunia seperti itu, ketika dari dalam gelap terbit terang. Begitu pula halnya dengan terang fajar setiap hari. Demikian halnya juga dengan Injil, dan orang-orang yang menyebarkannya kepada semua orang yang mau mendengar. Dunia diam dalam kegelapan, dan Kristus membangunkan murid-murid-Nya untuk bersinar di dalamnya, dan supaya dapat melakukannya, mereka meminjam dan mendapatkan terang itu dari-Nya. Persamaan ini dijelaskan melalui dua hal: . Sebagai terang dunia, mereka tampak jelas dan mencolok mata, dan banyak mata tertuju kepada mereka. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Murid-murid Kristus, terutama mereka yang berani dan bersemangat dalam pelayanan, akan menjadi luar biasa dan dipandang sebagai mercusuar. Mereka menjadi tanda (Yes. 7:18), merupakan suatu lambang (Za. 3:8). Semua orang yang berada di dekat mereka akan memandang mereka. Sebagian mengagumi, memuji, bersukacita bersama mereka, dan berusaha meneladani mereka; yang lain lagi iri hati, membenci, mencela, dan berusaha menjatuhkan mereka. Oleh sebab itu, mereka harus memperhatikan dengan saksama bagaimana mereka hidup, karena banyaklah orang yang sedang mengamati mereka. Mereka menjadi tontonan bagi dunia, dan harus waspada dengan setiap hal yang tampak jahat, karena orang sangat mengamati mereka untuk hal-hal ini. Sebelum dipanggil Kristus, murid-murid-Nya adalah orang-orang yang tidak dikenal, tetapi karakter yang ditaruh-Nya ke atas mereka telah menaikkan martabat mereka. Sebagai pemberita Injil, mereka menjadi tokoh, dan meskipun oleh karenanya mereka dicela sebagian orang, namun mereka juga dihormati oleh yang lainnya, didudukkan di atas takhta, dan dijadikan hakim (Luk. 22:30). Sebab, Kristus menghormati orang-orang yang menghormati-Nya. . Sebagai terang dunia, mereka dimaksudkan untuk menerangi dan membawa terang kepada orang lain (ay. 15). Oleh sebab itu: (1) Mereka akan dijadikan terang. Kristus telah menyalakan pelita-pelita ini, yang tidak akan ditaruh di bawah gantang, tidak selalu dibatasi di kota-kota Galilea seperti sekarang, atau hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel, tetapi mereka akan diutus ke seluruh muka bumi. Jemaat merupakan kaki dian, kaki dian emas, tempat pelita-pelita ini diletakkan, agar cahayanya dapat menerangi sekelilingnya. Injil adalah sebuah terang yang luar biasa kuat dan membawa bukti yang sangat banyak mengenai dirinya sendiri, sehingga seperti kota yang terletak di atas gunung, terang itu tidak mungkin tersembunyi. Tidak bisa tidak, terang itu pasti tampak sebagai terang yang berasal dari Allah bagi orang-orang yang rela membuka mata untuk terang itu. Injil akan menerangi semua orang yang ada di dalam rumah, menerangi semua orang yang bersedia mendekat dan datang ke tempat terang itu berada. Orang-orang yang tidak menerima terang itu harus bertanggung jawab atas diri mereka sendiri. Mereka tidak akan berada di dalam rumah bersama terang itu. Orang-orang demikian tidak akan mau mencari tahu dengan tekun dan adil, melainkan hanya berprasangka buruk terhadap terang itu. (2) Mereka harus bercahaya seperti terang: [1] Melalui pemberitaan firman (khotbah) yang baik. Pengetahuan yang mereka miliki harus mereka sampaikan demi kebaikan orang lain. Bukan untuk diletakkan di bawah gantang, melainkan untuk disebarkan. Talenta tidak boleh dibungkus dalam saputangan, melainkan dikembangkan. Murid-murid Kristus tidak boleh meringkuk dan mengunci diri di balik dalih merenung, kerendahan hati, atau menjaga diri, sebaliknya, karena sudah menerima karunia, mereka juga harus melayani seorang akan yang lain (Luk. 12:3). [2] Melalui cara hidup yang baik. Mereka harus menjadi pelita yang menyala dan yang bercahaya (Yoh. 5:35), harus membuktikan dalam seluruh tutur kata mereka, bahwa mereka benar-benar pengikut Kristus (Yak. 3:13). Mereka harus menjadi pemberi nasihat, pengarahan, dorongan, dan penghiburan bagi orang lain (Ayb. 29:11). Lihatlah di sini, Pertama, bagaimana terang kita harus bercahaya -- dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik yang dapat dilihat dan diakui orang. Perbuatan-perbuatan yang demikian merupakan kabar baik bagi mereka yang tidak mengalaminya, dan membuat mereka berpikir yang baik mengenai Kekristenan. Kita harus melakukan perbuatan baik supaya dapat dilihat untuk menjadi kebaikan bagi orang lain, dan bukan supaya dapat dilihat untuk mendatangkan pujian bagi diri kita. Kita diminta untuk berdoa di tempat tersembunyi, dan apa yang ada di antara Allah dan jiwa kita haruslah disimpan bagi diri kita sendiri. Namun, apa yang memang terbuka dan tampak jelas dengan sendirinya oleh orang lain, harus kita usahakan agar sesuai dengan pengakuan iman kita dan layak dipuji (Flp. 4:8). Orang-orang di sekitar kita bukan saja harus mendengar perkataan baik kita, melainkan juga harus dapat melihat perbuatan baik kita, supaya dengan demikian mereka dapat diyakinkan bahwa agama bukanlah sekadar nama saja, dan bahwa bukan saja kita mengakuinya, tetapi juga tinggal di bawah kuasanya. Kedua, untuk tujuan apa terang kita harus bercahaya -- "Supaya orang-orang yang melihat perbuatanmu yang baik dapat dibawa, bukan untuk memuliakan kamu (yang menjadi tujuan orang Farisi sehingga justru merusak seluruh usaha mereka), tetapi untuk memuliakan Bapamu yang di sorga." Perhatikanlah, kemuliaan Allah adalah hal terbesar yang harus menjadi tujuan kita dalam semua hal yang kita lakukan dalam ibadah kita (1Ptr. 4:11). Seluruh arah tindakan kita harus berpusat pada hal ini. Kita bukan saja harus berupaya keras untuk memuliakan Allah, namun juga melakukan apa saja untuk membawa orang lain memuliakan Dia. Orang dapat melihat perbuatan baik kita dan memuliakan Allah, jika kita melengkapinya: . Dengan sesuatu yang pantas dipuji. "Biarlah mereka melihat perbuatanmu yang baik, agar mereka dapat melihat kuasa anugerah Allah di dalam dirimu, dan bersyukur kepada-Nya untuk hal itu, serta memuliakan Dia yang telah memberikan kuasa sedemikan itu kepada manusia." . Dengan alasan kesalehan. "Biarlah mereka melihat perbuatanmu yang baik, agar mereka dapat diyakinkan tentang kebenaran dan keunggulan agama Kristen dan digerakkan oleh suatu keinginan kudus untuk meneladani perbuatan baikmu itu, sehingga dengan demikian mereka juga dapat memuliakan Allah." Perhatikanlah, tutur kata yang kudus, bersahaja, dan patut diteladani dari orang-orang kudus dapat sangat berpengaruh terhadap pertobatan orang berdosa. Tutur kata yang demikian juga dapat menarik orang-orang yang tidak mengenal agama Kristen untuk belajar mengetahui apa agama Kristen itu. Teladan mampu mengajar orang. Dengan cara ini, orang-orang yang berprasangka buruk terhadap Kekristenan dapat dibuat jatuh cinta dengannya. Jadi, memang ada manfaat yang dapat memenangkan jiwa orang dalam tutur kata yang saleh. BcO 1 Korintus 1:1-17 Allah menciptakan langit dan bumi serta isinya 1:1 Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. 1:2 Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. 1:3 Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi. 1:4 Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. 1:5 Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama. 1:6 Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air." 1:7 Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. 1:8 Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua. 1:9 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian. 1:10 Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 1:11 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian. 1:12 Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 1:13 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga. 1:14 Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, 1:15 dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan jadilah demikian. 1:16 Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang. 1:17 Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi, Penjelasan: * Keagungan penciptaan terlihat dengan nyata pada sabda pembukanya, "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi" (ayat 1). Semua yang ada di bawah kolong langit ini merupakan karya ilmiah dan karya seni Allah yang tiada duanya. Dari ketiadaan, kekosongan, dan ketiadaan bentuk, Allah mencipta, mengisi, dan mengatur alam semesta ini. Seperti seorang maestro karya seni memandang karya-karyanya itu dengan perasaan senang dan puas, demikianlah Sang Pencipta memandang karya akbar-Nya dan mengomentarinya sebagai baik (ayat 4, 10, 12). Betapa brilian pikiran penciptaan yang ada di benak Ilahi, sungguh tidak dapat disamai oleh pikiran-pikiran manusia yang pernah menjejak dan mengukir sejarah dunia ini. Karena semua pikiran manusia hanya meneruskan dan mengembangkan dari fondasi yang Allah sudah letakkan. Pada tiga hari pertama Allah menciptakan dan mengatur wadah untuk kehidupan. Di hari pertama, Allah menciptakan terang untuk menjadi wadah waktu bagi kehidupan: yaitu siang dan malam. Tanpa terang, tiada kehidupan. Hari kedua dan hari ketiga merupakan pengaturan yang begitu rapih dan sistematis dari dunia ciptaan ini. Pemisahan air di langit dari air yang di bawah langit menciptakan ruangan untuk makhluk udara dan makhluk air. Sedangkan daratan dengan berbagai tumbuhan di dalamnya diciptakan dan diatur agar menjadi tempat yang indah dan asri bagi penghuninya, berbagai makhluk hidup darat, dan terutama manusia. Tuhan menciptakan semuanya ini, bersama dengan ciptaan-ciptaan yang lain di tiga hari berikutnya sebagai konteks bagi manusia mengembangkan diri dan melayani Tuhan serta sesama. Tugas manusia sebagai ciptaan tertinggi adalah memelihara dan menjaga keasrian dan keharmonisan ciptaan. Manusia bertanggung jawab untuk turut serta menggumuli bahkan mencari jalan keluar bagi penyelesaian masalah seperti pemanasan global, kerusakan ekosistim, dan pembaruan paru-paru dunia. * Di mana tempat mereka sebenarnya? Bagi bangsa-bangsa lain tetangga-tetangga Israel, nas ini merupakan hujatan dan penghinaan terhadap martabat bangsa. Banyak benda dan makhluk yang disebutkan nas ini yang adalah dewa/dewi mereka. Matahari bagi orang Mesir adalah dewa Ra, sementara bulan adalah dewa Seth. Demikian juga "binatang- binatang laut yang besar" (ayat 21). Dagon (dag adalah kata Ibrani untuk ikan) adalah dewa kebanggaan bangsa Filistin. Termasuk juga monster-monster mengerikan dan ditakuti, yang setara dengan para dewa seperti Lewiatan bagi orang Palestina, Tiamat bagi Babel. Masih banyak contoh lain. Tetapi, dalam nas ini semua yang disebutkan sebagai makhluk-makhluk ciptaan Allah, dan masing-masing mempunyai tempatnya sendiri-sendiri dalam ciptaan. Terhadap benda-benda penerang di langit bahkan ada catatan khusus: mereka berfungsi sebagai "pelayan", yaitu menjadi penerang dan penanda masa waktu (ayat 14), bukan untuk dilayani dan disembah sebagai dewa. Semua ini diciptakan Allah untuk berada dalam suatu tatanan yang diciptakan-Nya, yang disebutnya sebagai "baik" adanya (ayat 18,25). Nas ini tidak hanya mengajarkan doktrin penciptaan kepada umat Israel, tetapi menjadi peneguhan dan peringatan bagi Israel ketika hidup di antara begitu banyak pandangan tentang dunia dan makna kehidupan. Di hadapan begitu banyak pilihan dewa-dewi, umat Israel diingatkan bahwa semua yang disembah oleh bangsa- bangsa tersebut hanyalah ciptaan Allah. Penyembahan itu hanya layak diberikan kepada Allah yang telah membebaskan mereka. Label: Matius 5:13-16
Daftar Label dari Kategori Khotbah Katolik 2017 Lukas 10:13-16(1) Lukas 10:17-24(1) Lukas 10:25-37(1) Lukas 11:27-28(1) Lukas 14:1,7-11(1) Lukas 18:1-8(1) Lukas 1:39-56(1) Lukas 20:27-40(1) Lukas 24:13-35(1) Lukas 2:22-40(1) Lukas 6:12-19(1) Lukas 6:43-49(1) Lukas 7:1-10(1) Lukas 8:16-18(1) Lukas 8:4-15(1) Lukas 9:43b-45(1) Markus 13:33-37(1) Matius 10:17-22(1) Matius 10:26-33(1) Matius 10:37-42(1) Matius 13:1-23(1) Matius 13:24-43(1) Matius 16:13-20(1) Matius 17:1-9(2) Matius 18:1-5,10(1) Matius 1:1-25(1) Matius 20:1-16a(1) Matius 21:28-32(1) Matius 21:33-43(1) Matius 25:31-46(1) Matius 4:1-11(1) Matius 4:12-23(1) Matius 5:13-16(1) Matius 5:17-37(1) Matius 5:38-48(1) Matius 6:24-34(1) Matius. 5:1-12(1) Yohanes 10:1-10(1) Yohanes 11:1-45(1) Yohanes 14:1-12(1) Yohanes 14:15-21(1) Yohanes 1:1-18(1) Yohanes 1:29-34(1) Yohanes 20:19-23(1) Yohanes 3:16-18(1) Yohanes 4:5-42(1) Yohanes 9:1-41(1) Pembuatan Tata Ibadah: Pembuatan Tata Ibadah Katolik, Lagu Perkawinan Katolik, Kalender Liturgi Katolik 2016, Khotbah Katolik 2016, | Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman) MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL - PASKAH - KENAIKAN - PENTAKOSTA - BIASA NEXT: Khotbah Katolik Minggu, 12 Pebruari 2017 - Matius 5:17-37. BcO 1 Kor 6:12-20 - Hari Minggu Biasa VI PREV: Khotbah Katolik Minggu, 29 Januari 2017 - Matius. 5:1-12a. BcO Roma 11:25-36 Hari Minggu Biasa IV All Garis Besar 18 Maret 2024 Yesus membuka pintu Allah - Paus Benediktus XVI 18 Maret 2024 Puasa mengangkat pikiran kepada Allah - St. Fransiskus dari Sales Kamis, 28 Maret 2024 UPACARA PENCUCIAN ALTAR DI BASILIKA SANTO PETRUS PADA KAMIS PUTIH Kamis, 12 Oktober 2023 Panduan Dalam Memakai Rosario |
Links:
lagu-gereja.com,
bible.,
perkantas,
gbi,
GKII,
gkj,
hkbp,
MISA,
gmim,
toraja,
gmit,
gkp,
gkps,
gbkp,
Hillsong,
PlanetShakers,
JPCC Worship,
Symphony Worship,
Bethany Nginden,
Christian Song,
Lagu Rohani,
ORIENTAL WORSHIP,
Lagu Persekutuan
Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia 01 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Pusat 1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta02 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Barat 03 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Timur 04 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Utara 05 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Selatan 06 Jadwal Misa Gereja di Tangerang 07 Jadwal Misa Gereja di Bekasi - Karawang 08 Jadwal Misa Gereja di Bandung 10 Jadwal Misa Gereja di Bogor - Depok 16 Jadwal Misa Gereja di Makassar 18 Jadwal Misa Gereja di Medan 21 Jadwal Misa Gereja di Palembang 2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya 3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar 4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung 5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan 6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3) April - Sakramen Maha Kudus (6) Bulan Katekese Liturgi(5) Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4) Bulan Oktober - Bulan Rosario(1) Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4) Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4) Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5) Ibadah(1) Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5) Juli - Darah Mulia(2) Juni - Hati Kudus Yesus(10) Maret - Pesta St. Yosep(3) Mei - Bulan Maria(8) Penutup Bulan Rosario(1) Peringatan Arwah(2) Rabu Abu(1) SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7) |
popular pages | Register | Login | e-mail: admin@lagu-gereja.com © 2012 . All Rights Reserved. |