misa.lagu-gereja.com        
 
Minggu, 26 Mei 2024
HARI RAYA TRITUNGGAL MAHAKUDUS
Ul. 4:32-34,39-40; Mzm. 33:4-5,6,9,18-19,20,22; Rm. 8:14-17;
Matius 28:16-20
BcO Efesus 1:1-14 atau 1Kor 2:1-16
Warna Liturgi Putih

Baca Juga:


Matius 28:16-20
Perintah untuk memberitakan Injil
28:16 Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. 28:17 Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. 28:18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. 28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 28:20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Penjelasan:





*  Amanat untuk Para Rasul (28:16-20)
Penginjil yang satu ini melewatkan beberapa penampakan lain oleh Kristus yang dicatat oleh Lukas dan Yohanes, dan langsung menceritakan penampakan ini, yang paling khidmat dari antara semua penampakkan-Nya, karena penampakan tersebut telah dijanjikan berulang-ulang kali dan ditentukan sebelum saat kematian-Nya tiba, serta setelah kebangkitan-Nya terjadi.

Perhatikan:
I. Bagaimana para murid menghadiri penampakan-Nya itu sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelumnya (ay. 16). Mereka berangkat ke Galilea, menempuh perjalanan yang jauh untuk melihat Kristus lagi, tetapi hal itu tidaklah sia-sia. Meskipun mereka telah beberapa kali melihat Dia di Yerusalem, mereka tetap berangkat ke Galilea untuk bertemu lagi dengan-Nya di sana:

. Sebab Dia telah menyuruh mereka berbuat demikian. Sepertinya, mereka tidak perlu sampai pergi ke Galilea untuk bertemu dengan seseorang yang sebetulnya bisa mereka temui di Yerusalem, terutama karena mereka harus segera kembali ke Yerusalem sebelum kenaikan-Nya tiba. Akan tetapi, mereka telah belajar untuk taat kepada perintah Kristus dan tidak berkeberatan melaksanakannya. Perhatikan, orang yang ingin memelihara persekutuan dengan Kristus harus menjumpai Dia di tempat yang telah Ia tetapkan. Mereka yang telah menemui Dia dalam satu ibadah, harus terus menjumpai Dia dalam ibadah yang lain. Mereka yang telah melihat-Nya di Yerusalem, juga harus tetap berangkat ke Galilea.

. Sebab penampakan tersebut dilakukan di tengah orang banyak dan merupakan pertemuan umum. Mereka memang telah melihat Dia dengan mata kepala mereka sendiri dan telah bercakap-cakap dengan-Nya secara pribadi, namun bukan berarti mereka kini tidak lagi harus menghadiri pertemuan besar itu, saat banyak orang akan berkumpul di sana untuk melihat Dia. Perhatikan, persekutuan pribadi dengan Tuhan tidak boleh mengurangi kehadiran kita dalam penyembahan kelompok, bila kita memang memiliki kesempatan untuk menghadirinya, sebab Allah mencintai pintu-pintu gerbang Sion, sehingga kita pun harus demikian. Tempatnya adalah di sebuah gunung di Galilea, mungkin gunung yang sama di mana Dia dulu pernah berubah rupa. Di sanalah mereka bertemu secara pribadi, yang mungkin dimaksudkan untuk menggambarkan kemuliaan yang hendak dimasuki-Nya, serta persiapan keberangkatan-Nya ke sorga.


II. Bagaimana reaksi mereka terhadap penampakan Kristus (ay. 17).
Inilah saatnya Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus (1Kor. 15:6). Sebagian orang mengira bahwa pertama-tama orang-orang itu melihat-Nya dari kejauhan, yaitu di atas sana, ephthÄ” epanō -- Dia tampak di atas sana, oleh lima ratus saudara (begitulah mereka mengartikannya), sehingga wajar saja kalau ada yang ragu-ragu, sampai Dia datang mendekat (ay. 18) dan mereka pun menjadi yakin.

Di sini diceritakan:

. Bahwa mereka lalu menyembah Dia. Banyak di antara mereka yang berbuat demikian, bahkan sepertinya semua yang ada di sana ikut menyembah-Nya. Mereka memberikan penghormatan kepada-Nya sebagai Allah, yang ditandai dengan ungkapan pemujaan mereka kepada-Nya. Perhatikan, semua orang yang memandang Tuhan Yesus dengan mata iman harus menyembah-Nya.

. Tetapi beberapa orang ragu-ragu, yaitu beberapa di antara mereka yang saat itu hadir di sana juga. Perhatikan, masih saja ada yang ragu-ragu di antara mereka yang bahkan sedang menyembah-Nya di sana. Iman orang yang tulus hati bisa saja sangat lemah dan mudah goyah. Mereka ragu-ragu, edistasan -- terombang-ambing, seperti sebuah timbangan yang berayun-ayun dan susah untuk menentukan sisi mana yang lebih berat. Tetapi, keragu-raguan itu kemudian sirna, dan iman mereka bertumbuh menjadi keyakinan teguh. Keragu-raguan para murid sebelum menjadi percaya justru menambah kehormatan kepada Kristus, sebab dengan demikian mereka tidak bisa dituduh sebagai orang yang terlalu lekas percaya dan mudah dipengaruhi. Sebaliknya, mereka bertanya-tanya terlebih dahulu, lalu membuktikan semuanya, dan memegang teguh kebenaran yang mereka temukan.


III. Apa yang Yesus Kristus katakan kepada mereka (ay. 18-20),
Yesus datang dan berkata kepada mereka. Sekalipun ada beberapa orang yang merasa ragu, Dia tidak lantas menolak mereka, sebab buluh yang terkulai tidak dipatahkan-Nya. Dia tidak berdiri jauh-jauh, melainkan datang mendekat, dan memberi mereka bukti yang kuat mengenai kebangkitan-Nya, seakan-akan Dia membalikkan sisi timbangan yang tadi masih berayun-ayun itu sehingga kini iman mereka menjadi lebih besar daripada keragu-raguan mereka. Dia datang dan berkata-kata kepada mereka secara akrab, layaknya seorang teman, sehingga mereka pun dipuaskan dengan amanat yang hendak diberikan-Nya itu. Dia yang mendekat kepada Allah untuk berbicara bagi kita, kini mendekat kepada kita supaya Dia dapat menyampaikan apa yang Allah ingin katakan kepada kita. Kini Kristus telah menyerahkan hak dan kuasa untuk menjalankan amanat agung Kerajaan-Nya di dunia ini kepada para rasul, dan Dia mengutus mereka ke mana-mana sebagai duta-duta besar-Nya dengan hak penuh dari Dia.

Ada dua hal yang dapat kita amati dalam kata-kata awal amanat agung Yesus ini:

. Amanat yang diterima Tuhan Yesus sendiri dari Bapa. Dia hendak memberi kuasa kepada para rasul-Nya. Karena itu, untuk menjawab sekiranya ada yang bertanya, dengan kuasa apa Dia melakukan hal itu, serta siapa yang memberikan kuasa tersebut, maka Dia memberi tahu kita, Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Pernyataan yang sungguh hebat, yang tidak bisa dikatakan oleh siapa pun juga kecuali Dia. Dengan begitu Ia menyatakan kekuasaan-Nya atas seluruh alam semesta dan dunia ini sebagai Sang Pengantara, yang merupakan dasar yang sangat agung dalam agama Kristen. Dia memiliki segala kuasa.

Perhatikan:
(1) Dari mana Dia mendapatkan kuasa ini. 
Dia tidak mengarang-ngarangnya sendiri atau merampasnya dari seseorang. Kuasa itu diberikan kepada-Nya. Dia berhak atas kuasa tersebut, dan berhak menggunakannya, karena kuasa tersebut telah dikaruniakan oleh Sang Sumber Hayat dan sekaligus Sumber dari segala kuasa. Aku telah melantik raja-Ku (Mzm. 2:6), dan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud (Luk. 1:32). Sebagai Allah yang setara dengan Bapa, segala kuasa sedari dulu memang adalah milik-Nya, tetapi sebagai Sang Pengantara, yaitu Allah yang menjadi manusia, segala kuasa diberikan kepada-Nya sebagai upah dari pekerjaan yang telah Ia tuntaskan (Allah meninggikan Dia karena Dia telah merendahkan diri-Nya). Selain itu, juga untuk menyempurnakan rancangan Allah bagi-Nya. Kepada-Nya telah diberikan kuasa atas segala yang hidup, sehingga Ia dapat memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah diberikan kepada-Nya (Yoh. 17:2). Dengan demikian, Ia dapat terus mengerjakan dan menuntaskan karya keselamatan bagi kita. Pada saat Ia bangkit, kuasa itu diberikan kepada-Nya dengan cara yang lebih nyata (Kis. 13:3). Sebelumnya, Ia memang telah memiliki kuasa, yaitu kuasa untuk mengampuni dosa (9:6), tetapi kini segala kuasa diberikan kepada-Nya. Kini Dia dinobatkan sebagai Raja (Luk. 19:12), yang akan duduk di sebelah kanan (Mzm. 110:1). Kini Dia dapat memiliki kuasa itu setelah membayar lunas harganya, dan kuasa itu telah menjadi milik-Nya untuk selamanya.

(2) Di mana Dia memiliki kuasa itu, yaitu di sorga dan di bumi, di seluruh alam semesta. 
Kristus adalah Penguasa dunia satu-satunya, Dia adalah Tuhan dari semua orang (Kis. 10:36). Dia memiliki segala kuasa di sorga. Dia memiliki kuasa dan memerintah para malaikat, dan mereka semua adalah hamba-hamba-Nya (Ef. 1:20-21). Dia memiliki kuasa untuk mengantarai doa-doa kita dengan Bapa karena Dia telah menunaikan tugas penebusan-Nya. Dia bersyafaat tidak seperti seorang pemohon, melainkan sebagai seorang yang berkuasa; Bapa, Aku mau supaya ... Dia juga memiliki segala kuasa di bumi. Setelah berhasil menyenangkan hati Allah dengan menjadi korban penebusan, Ia kini berkuasa atas manusia melalui perannya sebagai seorang Pendamai. Dia adalah Sang Penguasa dan Pemerintah tertinggi atas segala perkara dan atas semua orang. Oleh Dia, raja-raja memerintah. Semua jiwa adalah milik-Nya, dan di hadapan-Nya setiap hati dan segenap lutut harus bertelut, dan setiap lidah harus mengaku bahwa Dialah Tuhan. Semua ini dikatakan Tuhan Yesus kepada para murid-Nya, bukan saja untuk memuaskan keingintahuan mereka mengenai kuasa yang Dia telah memberikan kepada mereka dan menyuruh mereka melaksanakan amanat-Nya, tetapi juga untuk menghapus aib kayu salib. Mereka tidak perlu merasa malu lagi bahwa Kristus pernah disalibkan, setelah menyaksikan sendiri bagaimana Dia kini begitu dipermuliakan.

. Amanat yang diberikan-Nya kepada orang-orang yang dia utus: Karena itu pergilah.

Amanat ini diberikan:
(1) Terutama kepada para rasul yang merupakan pelayan utama dalam Kerajaan Kristus, 
yaitu para arsitek yang membangun dasar gereja. Mereka yang telah mengikut Yesus dalam penuaian jiwa-jiwa baru itu kini duduk di atas takhta (Luk. 22:30). Pergilah. Kata itu bukan saja merupakan perintah seperti dalam kalimat, Pergilah bekerja, anakku, tetapi juga mengandung penguatan di dalamnya, Pergilah dan jangan gentar, bukankah Aku telah mengutusmu? Pergi dan kerjakanlah ini sebagai pekerjaanmu. Mereka tidak boleh hanya tinggal di satu tempat dan menyuruh bangsa-bangsa untuk berkumpul di sana dan mendengarkan mereka, tetapi merekalah yang justru harus pergi untuk mengantarkan kabar Injil sampai ke pintu rumah bangsa-bangsa. Pergilah kamu. Selama ini mereka sangat menyukai kehadiran Kristus secara fisik, bergantung pada hal itu serta mendasarkan segenap sukacita dan harapan mereka pada hal tersebut, tetapi kini Kristus hendak melepaskan mereka dari ketergantungan terhadap kehadiran jasmani-Nya dan mengutus mereka untuk pergi ke luar wilayah mereka dan mengerjakan tugas lain. Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, untuk mengajari mereka terbang (Ul. 32:11), begitulah Kristus menggoyangbangkitkan para murid-Nya, untuk menyebar mereka ke seluruh penjuru dunia.

(2) Amanat itu juga diberikan untuk para penerus mereka, yaitu para pelayan Injil Tuhan, 
yang berkewajiban menyalurkan Injil dari masa ke masa, sampai akhir zaman, sebagaimana tugas rasul-rasul pertama untuk menyampaikan Injil kepada bangsa-bangsa, sampai ke pelosok dunia. Janji dalam Perjanjian Lama mengenai pelayanan Injil harus terus digenapi (Yes. 59:21), dan hal ini harus benar-benar dipahami, sebab jika tidak, bagaimana mungkin Kristus dapat selalu bersama-sama mereka sampai kepada akhir zaman? Pada waktu Kristus naik ke sorga, janji ini tidak hanya diberikan-Nya kepada rasul-rasul dan nabi-nabi, melainkan juga kepada pemberita-pemberita Injil, gembala-gembala dan pengajar-pengajar (Ef. 4:11).

Perhatikanlah kini:
- Sejauh mana amanat itu harus dijalankan, yaitu kepada semua bangsa. Pergilah dan jadikanlah semua bangsa murid-Ku. Hal ini bukan berarti mereka harus pergi bersama-sama ke setiap tempat, tetapi berbagi tugas dan berpencar sedemikian rupa sehingga terang Injil dapat memancar ke berbagai tempat dengan cara yang terbaik. Berikut adalah alasan yang menjelaskan mengapa Kristus menghendaki amanat-Nya ini dijalankan demikian, yaitu:

Pertama,
karena kovenan atau perjanjian yang khusus dibuat dengan bangsa Yahudi kini harus dibatalkan dan dihapuskan. Perkataan Yesus itu telah merubuhkan benteng pemisah yang telah sekian lama menghalangi bangsa bukan-Yahudi untuk masuk sebagai anggota jemaat di dunia ini. Dulu ketika pertama kali diutus, para rasul dilarang untuk pergi kepada orang-orang bukan-Yahudi. Tetapi kini mereka diutus ke segala bangsa.

Kedua,
keselamatan melalui Kristus harus ditawarkan kepada semua orang, sehingga tidak ada seorang pun yang terkecuali, selain mereka yang memang menolak keselamatan itu karena kedegilan dan kebebalan mereka sendiri. Keselamatan yang harus mereka beritakan adalah keselamatan yang terbuka bagi semua orang. Siapa saja yang mau, biarlah ia datang dan mengambil keuntungan dari pengampunan yang ditawarkan itu, sebab kini tidak ada lagi perbedaan antara orang Yahudi atau orang Yunani dalam Kristus Yesus.

Ketiga,
Kekristenan harus dimasukkan dalam undang-undang nasional, supaya kerajaan-kerajaan di dunia ini dapat terhitung sebagai Kerajaan-Kerajaan Kristus juga, dan raja-raja mereka bisa berperan sebagai ayah yang memelihara jemaat.

- Maksud utama amanat tersebut, yaitu untuk menjadikan semua bangsa sebagai murid Kristus. MathĔteusate -- "Terima mereka sebagai murid-murid. Lakukan semampumu untuk menjadikan semua bangsa menjadi bangsa-bangsa Kristen," dan bukannya, "Pergilah ke semua bangsa, dan umumkan penghukuman-penghukuman dari Allah atas mereka seperti yang dilakukan Yunus terhadap orang-orang di Niniwe atau seperti nabi-nabi lainnya di zaman Perjanjian Lama" (meskipun mereka memang layak menerima semua itu oleh karena kejahatan mereka), melainkan, "Pergilah dan jadikanlah mereka murid-Ku." Kristus Sang Pengantara sedang mendirikan Kerajaan-Nya di dunia ini dan membuat bangsa-bangsa menjadi warga Kerajaan-Nya. Dia sedang membangun sebuah sekolah dan mengundang bangsa-bangsa untuk menjadi sarjana-sarjana-Nya. Dia sedang mengerahkan pasukan-Nya untuk berperang melawan kuasa kegelapan dan menaruh nama setiap bangsa di bawah panji-Nya. Pekerjaan yang harus dilakukan para rasul itu adalah untuk menancapkan ajaran agama Kristen di segala tempat, yang merupakan suatu pekerjaan yang mulia, bahkan prestasi para pahlawan dunia ini tidak ada apa-apanya dibanding pekerjaan tersebut. Para pahlawan di dunia ini menaklukkan bangsa-bangsa untuk kepentingan mereka sendiri, sehingga bangsa-bangsa itu menderita. Tetapi, para rasul menaklukkan mereka untuk Kristus, dan membuat mereka bahagia.

- Petunjuk-petunjuk yang Ia berikan kepada mereka untuk melaksanakan amanat-Nya.

Pertama,
mereka harus menerima murid-murid melalui upacara baptisan kudus. "Pergilah ke segala bangsa, beritakan Injil kepada mereka, lakukan mujizat di antara mereka dan yakinkan mereka untuk masuk dengan sukarela dengan membawa serta anak-anak mereka ke dalam gereja Kristus, dan terimalah mereka dan keluarga mereka sebagai bagian dari gereja Kristus dengan membaptis mereka dengan air," baik dengan cara membenamkan mereka ke dalam air, ataupun dengan mencurahkan atau memercikkan air kepada mereka, yang kelihatannya lebih cocok dilakukan, sebab cara ini telah banyak diungkapkan, seperti dalam Yesaya 44:3, Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu, dan Titus 3:5-6, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita, serta Yehezkiel 36:25, Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, dan juga Yesaya 52:15, Demikianlah Ia akan membuat tercengang banyak bangsa (KJV: "Demikianlah Ia akan memercikkan banyak bangsa"), yang kelihatannya merupakan nubuat mengenai amanat untuk membaptis bangsa-bangsa.

Kedua,
baptisan ini harus dilakukan dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Artinya:

. Oleh kuasa dari sorga, dan bukan kuasa manusia, sebab para pelayan-Nya bertindak dengan kuasa yang berasal dari tiga pribadi ke-Allah-an, dan ketiganya berperan serta dalam penciptaan dan juga penebusan kita. Ketiganya menjalankan tugas di bawah meterai sorgawi yang menunjukkan keagungan tugas tersebut, yang sekalipun menurut pandangan mata jasmani, sebagaimana Dia yang telah membentuknya, tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada.

. Menyerukan nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Segala hal dikuduskan melalui doa, dan terutama melalui air baptisan. Doa yang diimani mengandung hadirat Allah di dalam pelaksanaannya, dan hal itu merupakan keindahan dan semaraknya, sumber hidup dan kekuatannya. Tetapi,

. Hal itu dilakukan dalam nama (eis to onoma) Bapa, Anak dan Roh Kudus. Hal ini dijadikan intisari dari dasar-dasar pertama agama Kristen dan perjanjian baru, dan berdasarkan itulah pengakuan iman yang mula-mula disusun. Dengan memberi diri dibaptis, maka dengan khidmat kita mengakui:

(1) Persetujuan kita terhadap penyataan yang berupa firman Allah yang menyingkapkan mengenai Allah yang adalah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Kita mengakui kepercayaan kita bahwa Allah itu ada, dan hanya ada satu Allah, bahwa dalam diri Allah ada Bapa yang memperanakkan, Anak yang diperanakkan, dan Roh Kudus dari keduanya. Kita dibaptis bukan dalam berbagai nama, tetapi dalam nama Bapa, Anak, dan Roh, yang dengan jelas menekankan bahwa ketiganya adalah satu, dan nama mereka juga satu. Disebutkannya tiga pribadi secara terpisah dalam Tritunggal, baik dalam baptisan Kristen maupun dalam pemberkatan Kristen (2Kor. 13:13) merupakan bukti menyeluruh dari doktrin Tritunggal, sehingga kemurniannya selalu dilestarikan dan dijaga di dalam gereja sepanjang masa, sebab tidak ada satu hal pun yang lebih besar dan hebat dalam perkumpulan Kristen dibanding kedua hal tersebut.

(2) Persetujuan kita terhadap hubungan kovenan atau perjanjian dengan Allah, Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Baptisan adalah sebuah sakramen, yaitu, sebuah sumpah; super sacramentum dicere, yang artinya mengatakan di bawah sumpah. Baptisan adalah sebuah sumpah untuk meninggalkan sesuatu, yang melaluinya kita melepaskan dunia dan kedagingan sebagai musuh Allah dalam menduduki takhta hati kita. Baptisan juga merupakan sumpah setia, yang melaluinya kita berserah dan memberikan diri kita menjadi milik Allah, yaitu segenap diri kita, jiwa, raga dan roh, untuk dikuasai oleh kehendak-Nya, dan dibuat bahagia dalam anugerah-Nya. Kita menjadi umat-Nya, sehingga kita berbakti kepada-Nya. Oleh karena itulah baptisan diterapkan pada pribadi seseorang, karena yang didedikasikan kepada Allah adalah seorang manusia.

- Baptisan dalam nama Bapa, artinya mempercayai Dia sebagai Bapa dari Tuhan kita Yesus Kristus (karena hal itulah yang terutama dimaksudkan di sini), oleh peranakan yang kekal, dan Bapa kita, sebagai Pencipta, Pemelihara, dan Pelindung kita, dan kepada-Nyalah kita berserah sebagai pemilik yang memiliki diri kita secara mutlak, yang mengatur dan menggerakkan kita, serta sebagai Pemimpin tertinggi kita yang memerintah kita sebagai utusan-utusan-Nya yang merdeka melalui hukum-Nya, dan juga sebagai sumber kebaikan utama dan tujuan tertinggi kita.

- Dalam nama Anak, Tuhan Yesus Kristus, Anak Allah, yang berkaitan dengan Bapa. Baptisan merupakan sebuah cara istimewa yang dilakukan dalam nama Tuhan Yesus (Kis. 8:16; 19:5). Dalam upacara baptisan kita mengaku, seperti halnya Petrus, bahwa Engkau adalah Kristus, Anak Allah yang hidup (16:16), dan setuju, seperti halnya Tomas, Ya Tuhanku dan Allahku (Yoh. 20:28). Kita mengakui Kristus sebagai Nabi, Imam, dan Raja kita, serta memberi diri kita untuk diajar, diselamatkan, dan diperintah oleh-Nya.

- Dalam nama Roh Kudus, artinya kita mempercayai Roh Kudus sebagai salah satu pribadi Allah dan karya-Nya dalam melaksanakan penebusan kita. Kita menyerahkan diri kita dalam tuntunan dan karya-Nya sebagai Roh yang menguduskan, mengajar, membimbing, dan menghibur kita.

Ketiga,
mereka yang telah dibaptis dan termasuk salah satu murid Kristus, harus diajari (ay. 20), ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Hal ini menyiratkan dua hal.

. Tugas para murid, yaitu semua orang Kristen yang telah dibaptis. Mereka harus memperhatikan dan melaksanakan segala sesuatu yang telah diperintahkan Kristus. Untuk itu, mereka harus tunduk kepada ajaran siapa pun yang telah Dia utus. Keterlibatan kita dalam sebuah gereja adalah untuk mencapai sesuatu yang lebih dalam. Saat Kristus telah menjadikan kita murid-Nya, bukan berarti Dia telah selesai berurusan dengan kita. Dia justru sedang membentuk pasukan yang dapat Dia latih untuk melayani-Nya.

Jadi, semua orang yang telah dibaptis, wajib:
                            (1) Menjadikan perintah Kristus sebagai pegangan mereka. Ada hukum iman, dan dikatakan bahwa kita ada di bawah hukum Kristus. Kita terikat oleh baptisan, dan harus taat.
                            (2) Memperhatikan apa yang telah diperintahkan Kristus. Ketaatan kepada perintah Kristus memerlukan pengamatan yang tekun. Kita bisa saja melewatkan banyak hal jika kita lalai dalam bertekun, dan dalam segenap ketaatan kita, kita harus memusatkan perhatian kepada perintah itu dan melakukan segala sesuatu seakan-akan kita melakukannya untuk Tuhan.
                            (3) Memperhatikan segala sesuatu yang telah Dia perintahkan tanpa pengecualian, yaitu seluruh kewajiban moral dan segala tata aturan yang telah dilembagakan atau ditetapkan. Ketaatan kita kepada hukum Kristus tidak bisa dikatakan tulus jika tidak mencakup seluruh hukum-Nya. Kita harus benar-benar melakukan seluruh kehendak-Nya.
                            (4) Membatasi diri hanya pada perintah-perintah Kristus, dengan tidak menambahi atau mengurangi sesuatu dari perintah-perintah-Nya.
                            (5) Mempelajari dan mengenal kewajiban mereka menurut hukum Kristus, dari mereka yang telah Dia urapi untuk menjadi pengajar di sekolah-Nya, karena untuk itulah kita diizinkan masuk dan belajar di sana.
                        . Tugas para rasul dan pelayan Kristus, yaitu untuk menyampaikan perintah-perintah Kristus, dan menjelaskannya kepada para murid, dan menekankan pentingnya ketaatan terhadap perintah-perintah itu serta membantu mereka menerapkan perintah-perintah Kristus dalam perkara-perkara tertentu. Mereka tidak boleh mengajarkan ketentuan-ketentuan mereka sendiri kepada murid-murid, melainkan mengajarkan ketetapan-ketetapan Allah yang harus senantiasa ditaati. Orang-orang Kristen harus dilatih untuk mengetahui ketetapan-ketetapan-Nya itu. Karena itu, suatu pelayanan tetap harus dibentuk di dalam gereja, untuk membangun tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kedewasaan penuh (Ef. 4:11-13). Para pewaris sorga harus selalu ada di dalam pengawasan para pengajar dan pemimpin sampai mereka dewasa.

. Inilah jaminan yang Ia berikan kepada mereka, yaitu kehadiran Roh-Nya yang akan menyertai mereka dalam menjalankan amanat itu: Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman. Janji besar yang tak ternilai ini diawali dengan kata ketahuilah, untuk menguatkan iman mereka dan menarik perhatian mereka. "Perhatikanlah janji ini baik-baik, supaya kamu bisa yakin teguh dan bisa bertahan."

Ada dua salam perpisahan yang disampaikan Tuhan kita Yesus kepada gereja-Nya, dan perkataan selamat berpisah-Nya sangatlah membesarkan hati, salah satunya tertulis di sini. Sewaktu menutup percakapan pribadi-Nya dengan mereka, Ia mengucapkan kalimat perpisahan ini, "Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman; Aku meninggalkan kamu, tetapi Aku akan selalu bersama kamu." Ucapan perpisahan lainnya adalah saat Ia menutup firman Allah melalui pena murid yang dikasihi-Nya, "Ya, Aku datang segera! Aku meninggalkanmu hanya sesaat saja, tetapi sesaat saja pula Aku akan bersamamu lagi" (Why. 22:20). Dengan kalimat perpisahan seperti itu Dia menunjukkan bahwa Dia tidak berpisah dengan mereka dalam amarah, melainkan dalam kasih, dan Dia menghendaki supaya kita tetap menjaga persekutuan kita dengan-Nya dan setia menantikan-Nya.

Hanya ada satu kata saja yang masih tersisa di sini, yang tidak boleh dilewatkan, yaitu kata Amin, yang tidak dimaksudkan hanya sebagai sebuah kata penutup yang tidak ada artinya seperti kata tamat pada akhir sebuah buku, tetapi ada artinya tersendiri, yaitu,

. Kata tersebut menandakan peneguhan Kristus atas janji-Nya ini: Ketahuilah, Aku menyertai kamu. Itu adalah Amin-Nya sendiri, yang di dalam diri-Nya semua janji adalah ya dan amin, "Sesungguhnya Aku menyertai dan akan menyertai kamu. Akulah Sang Amin, Saksi yang setia, dan aku menjamin hal itu bagimu." Atau,

. Kata itu menegaskan persetujuan jemaat akan hal yang dijanjikan itu dalam kerinduan, doa dan pengharapan mereka. Itu merupakan kata Amin sang penginjil -- jadilah seperti itu, Tuhan yang terkasih. Kata amin kita terhadap semua janji Kristus membuat janji-janji tersebut menjadi doa. Bukankah Kristus telah berjanji untuk selalu menyertai para hamba-Nya, dalam firman dan persekutuan umat-Nya, saat dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Nya, dan hal ini bahkan akan terus berlangsung sampai akhir zaman? Marilah kita mengatakan Amin dengan segenap hati terhadap janji-Nya itu. Percayalah bahwa hal itu akan terjadi, dan berdoalah supaya hal itu terjadi. Tuhan, ingatlah kata-kata yang telah Engkau janjikan kepada hamba-hambaMu ini, yang telah memberi kami pengharapan.


BcO Efesus 1:1-14

Salam
1:1 Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah, kepada orang-orang kudus di Efesus, orang-orang percaya dalam Kristus Yesus. 1:2 Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.
Kekayaan orang-orang yang terpilih
1:3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. 1:4 Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. 1:5 Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, 1:6 supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya. 1:7 Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, 1:8 yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian. 1:9 Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus 1:10 sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi. 1:11 Aku katakan "di dalam Kristus", karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan -- kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya -- 1:12 supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya. 1:13 Di dalam Dia kamu juga -- karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu -- di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. 1:14 Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.



___



Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2024
Lagu Anak(1)




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Renungan Katolik Senin, 27 Mei 2024 - Markus 10:17-27 - BcO 2 Korintus 8:1-24 - Hari Biasa

PREV:
Renungan Katolik Sabtu, 25 Mei 2024 - Markus 10:13-16 & 2 Korintus 6:1--7:1





Arsip Renungan Katolik 2024..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)