misa.lagu-gereja.com
 
Minggu, 8 September 2024
Hari Minggu
Biasa XXIII
Yes. 35:4-7a; Mzm. 146:7,8-9a,9bc-10; Yak. 2:1-5; 
Markus 7:31-37
BcO 2 Petrus 1:1-11
MT/BPI Edisi Baru: 108, 953 Lama: 832, 953
Saran Nyanyian: PS 337, 364, 365, 366, 367, 368, 369, 370, 371, 372, 373, 544, 549
Warna Liturgi Hijau

Baca Juga:


Markus 7:31-37
Yesus menyembuhkan seorang tuli
7:31 Kemudian Yesus meninggalkan pula daerah Tirus dan dengan melalui Sidon pergi ke danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis. 7:32 Di situ orang membawa kepada-Nya seorang yang tuli dan yang gagap dan memohon kepada-Nya, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas orang itu. 7:33 Dan sesudah Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian, Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu. 7:34 Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya: "Efata!", artinya: Terbukalah! 7:35 Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. 7:36 Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceriterakannya kepada siapapun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya. 7:37 Mereka takjub dan tercengang dan berkata: "Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata."

Penjelasan:

* Penyembuhan Seorang yang Tuli (7:31-37)

    Yesus Tuhan kita jarang tinggal berlama-lama di suatu tempat, karena Dia tahu di mana Dia harus bekerja dan perubahan-perubahan apa yang sedang terjadi dalam pekerjaan-Nya itu. Setelah menyembuhkan anak perempuan dari wanita Kanaan itu, selesai sudah apa yang harus dilakukan-Nya di tempat itu, dan oleh karenanya Dia segera meninggalkan wilayah itu dan kembali ke danau Galilea, karena di sekitar tempat ini Ia biasa tinggal. Namun, Dia tidak langsung pergi ke sana, melainkan mengambil arah memutar melewati tengah-tengah daerah pesisir Dekapolis, yang sebagian besar terletak di seberang Sungai Yordan. Berbagai perjalanan yang begitu jauh seperti ini ditempuh oleh Tuhan Yesus ketika berkeliling melakukan perbuatan baik.

    Dalam ayat-ayat ini kita melihat kisah penyembuhan yang diadakan Kristus, yang tidak dicatat oleh para penulis Injil lain. Kisah ini mengenai penyembuhan terhadap seorang yang tuli dan gagap.

    I. Masalah ini menyedihkan (ay. 32). Ada orang-orang yang membawa kepada Yesus seseorang yang tuli. Menurut sebagian orang, dia tuli sejak lahir, dan tentu saja juga bisu. Menurut yang lain lagi, bahwa karena suatu kelainan atau malapetaka, dia menjadi tuli, atau setidaknya susah mendengar. Dia mempunyai kelainan dalam berbicara. Orang itu mogilalos, menurut sebagian orang dia sama sekali bisu, sedangkan menurut yang lain lagi, dia dapat berbicara, hanya saja dengan sangat susah payah sehingga hampir tidak bisa dimengerti oleh orang-orang yang mendengarnya. Lidahnya kaku sehingga benar-benar tidak mampu bercakap-cakap, dan tidak dapat menikmati kesenangan dan keuntungan dari bercakap-cakap. Dia tidak pernah merasakan kepuasan dalam mendengar orang lain berbicara ataupun dalam mengutarakan pikirannya sendiri. Melihat hal ini, marilah kita mengambil waktu sejenak untuk mengucap syukur kepada Allah karena telah menjaga indra pendengaran kita, terutama sehingga kita bisa mendengar firman Allah, dan indra pengucapan kita, terutama sehingga kita bisa mengucapkan puji-pujian bagi Allah. Marilah kita juga berbelas kasihan kepada orang yang tuli atau bisu dan memperlakukan mereka dengan sangat lemah lembut. Mereka yang membawa orang malang ini kepada Kristus memohon kepada-Nya supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas orang itu, seperti cara yang dulu dipakai para nabi ketika memberkati orang dalam nama Tuhan. Tidak dikatakan bahwa mereka memohon kepada Kristus untuk menyembuhkan orang itu, melainkan untuk meletakkan tangan-Nya atas orang itu, untuk memperhatikan masalahnya, dan menunjukkan kuasa-Nya terhadap orang itu sesuai dengan yang dikehendaki-Nya.

II. Penyembuhan yang dilakukan-Nya sangat khidmat, dan beberapa kejadian yang menyertai peristiwa ini bersifat tidak biasa.

. Kristus memisahkan dia dari orang banyak (ay. 33). Biasanya, Dia mengadakan mujizat secara terbuka di hadapan semua orang untuk menunjukkan bahwa mujizat itu bisa bertahan ketika diperiksa dan diselidiki dengan cara yang paling ketat sekalipun. Akan tetapi, di sini Ia mengadakan mujizat secara pribadi, untuk menunjukkan bahwa Ia tidak mencari kemuliaan untuk diri-Nya sendiri, dan untuk mengajar kita agar menghindari segala hal yang berbau pamer. Marilah kita belajar dari Kristus untuk bersikap rendah hati dan untuk berbuat kebaikan ketika tidak ada orang lain yang bisa melihat kecuali Dia yang mahamelihat.

. Kristus menggunakan lebih banyak tindakan daripada biasanya dalam melakukan penyembuhan ini. (1.) Dia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, seolah-olah Dia mau mencolok kedua telinga itu dan mengeluarkan apa yang menyumbatnya. (2.) Dia meludahi jari-Nya sendiri, lalu meraba lidah orang itu seolah-olah Dia mau melembabkan mulut orang itu, dan dengan demikian melepaskan sesuatu yang mengikat lidahnya. Hal-hal tersebut bukanlah penyebab yang berperan dalam menyembuhkan orang itu, melainkan hanya tanda yang memperlihatkan Kristus sedang melepaskan kuasa yang ada dalam diri-Nya sewaktu menyembuhkan dia, dan tanda ini dilakukan-Nya untuk mendorong iman orang itu dan iman orang-orang yang membawanya. Tindakan ini semuanya berasal dari diri-Nya sendiri, karena jari-jari-Nya sendiri yang Ia masukkan ke telinga orang itu, dan ludah-Nya sendiri yang Ia usapkan ke lidah orang itu. Jadi Dia sendirilah yang menyembuhkan orang itu.

. Dia menengadah ke langit, untuk menaikkan pujian kepada Bapa-Nya yang telah melakukan mujizat ini. Yesus selalu ingin memberikan segala pujian kepada Bapa-Nya dan melakukan kehendak-Nya, dan, sebagai Pengantara, bertindak dalam kebergantungan pada-Nya, serta dengan mata yang tertuju kepada-Nya. Dengan demikian, Kristus menunjukkan bahwa dengan kuasa ilahilah, yaitu kuasa yang Ia miliki sebagai Tuhan dari sorga dan yang dibawa-Nya bersama-Nya dari sana, Dia melakukan penyembuhan ini. Karena, telinga yang mendengar dan mata yang melihat, Tuhanlah yang menciptakannya, dan Dia bahkan dapat menciptakan kembali keduanya. Dengan cara ini Kristus juga menyuruh si orang sakit yang dapat melihat, walaupun tidak dapat mendengar, untuk memandang ke langit supaya dia boleh mendapat kelepasan. Musa dengan lidahnya yang gagap diperintah untuk melihat dengan cara itu pula, "Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni TUHAN?" (Kel. 4:11).

        . Kristus menarik nafas panjang; bukan seolah-olah Dia merasa kesulitan dalam melakukan mujizat ini atau kesulitan mendapatkan kuasa dari Bapa-Nya untuk melakukan mujizat tersebut, melainkan karena Dia mau mengungkapkan rasa iba-Nya atas kesengsaraan hidup manusia dan simpati-Nya terhadap orang-orang yang menderita di dalam penderitaan mereka, seperti seorang yang turut merasakan kelemahan-kelemahan kita. Sementara khusus untuk orang ini, Kristus menarik nafas panjang, bukan karena Dia enggan melakukan kebaikan ini untuk orang tersebut, atau Dia melakukannya dengan setengah hati, melainkan karena Kristus sadar akan banyaknya godaan dan bahaya terjatuh ke dalam dosa, yakni dosa-dosa lidah, yang akan dihadapi orang ini nanti setelah kemampuan bicaranya dipulihkan, di mana sebelumnya dia bebas dari dosa-dosa lidah tersebut. Lebih baik dia tetap berlidah kaku, kecuali dia mendapat anugerah untuk menahan mulutnya dengan kekang (Mzm. 39:1).

. Kristus berkata, "Efata!", artinya, "Terbukalah!" Ini sama sekali bukan seperti mantra atau sihir, seperti yang diucapkan dengan berbisik-bisik dan komat-kamit (Yes. 8:19) oleh orang-orang yang memiliki roh-roh penjaga. Kristus berkata-kata sebagai seorang yang mempunyai wewenang, dan kuasa terjadi bersama perkataan-Nya itu. Terbukalah, berlaku untuk kedua indra yang perlu disembuhkan itu, "Biarlah telinga terbuka, biarlah bibir terbuka, biarlah dia mendengar dan berbicara dengan bebas, dan biarlah belenggunya terlepas!" Dan akibat dari perkataan itu langsung terlihat (ay. 35), Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, dan semuanya menjadi baik. Berbahagialah orang yang, segera setelah pendengaran dan penglihatannya dipulihkan, berada begitu dekat dengan Tuhan Yesus sehingga bisa bercakap-cakap dengan-Nya.

        Perhatikanlah, penyembuhan ini merupakan:

            (1) Suatu bukti bahwa Kristus adalah Mesias, karena sudah dinubuatkan bahwa oleh kuasa-Nya telinga orang-orang tuli akan dibuka dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai (Yes. 35:5-6).
            (2) Penyembuhan tersebut merupakan contoh seperti apa Injil-Nya bekerja di dalam pikiran manusia. Perintah agung dari Injil dan anugerah Kristus kepada orang berdosa yang malang adalah Efata -- Terbukalah. Grotius menerapkan artinya begini, bahwa hambatan-hambatan dalam pikiran disingkirkan oleh Roh Kristus, seperti halnya hambatan-hambatan jasmani dilepaskan oleh perkataan yang diucapkan bersama kuasa-Nya. Dia membuka hati, seperti Dia membuka hati Lidya, dan dengan demikian sekaligus membuka telinga untuk mendengar firman Allah, dan membuka mulut untuk berdoa dan memberikan pujian kepada-Nya.

. Kristus menyuruh orang-orang itu agar merahasiakan peristiwa penyembuhan itu, tetapi mereka justru menyiarkannya ke mana-mana.
            (1) Karena kerendahan hati-Nyalah Dia berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceriterakannya kepada siapa pun juga (ay. 36). Kebanyakan orang akan memberitahukan kebaikan mereka sendiri, atau setidaknya ingin orang lain memberitakannya. Tetapi Kristus, walaupun Dia sendiri tidak terancam bahaya menjadi sombong karenanya, dan sadar bahwa kitalah yang terancam, mau berbuat seperti itu supaya Dia bisa memberikan teladan kepada kita mengenai penyangkalan diri, dalam hal-hal apa saja, terutama dalam hal pujian dan penghormatan. Kita harus memiliki rasa senang untuk berbuat baik, tetapi jangan supaya dikenal orang.
            (2) Karena rasa gairah, mereka sendiri menyiarkan peristiwa itu, sebelum Kristus melakukannya, walaupun Dia sudah melarang mereka untuk berbuat demikian. Akan tetapi, maksud mereka sebenarnya baik, dan oleh sebab itu hal tersebut harus lebih dianggap sebagai tindakan gegabah daripada ketidakpatuhan (ay. 36). Mereka yang memberitahukannya dan mereka yang mendengarnya takjub dan tercengang tak terhingga, hyperperissōs -- tidak bisa diukur. Mereka luar biasa terpengaruh oleh peristiwa itu, setiap orang berkata, yang merupakan pendapat bersama, bahwa, "Ia menjadikan segala-galanya baik" (ay. 37). Jadi, bila ada orang membenci dan menganiaya Kristus sebagai penjahat, maka mereka ini siap untuk bersaksi bagi Dia, bukan saja bahwa Dia tidak pernah melakukan kejahatan, melainkan juga bahwa Dia sudah luar biasa banyak berbuat kebaikan, dan Dia melakukannya dengan baik, sederhana, rendah hati, dan penuh pengabdian, dan semuanya ini cuma-cuma, tanpa uang dan tanpa imbalan, yang membuat perbuatan baik-Nya itu semakin bersinar-sinar. Dia menjadikan baik yang tuli mendengar maupun yang bisu berkata-kata, dan ini baik, baik bagi mereka, dan baik juga bagi kerabat mereka, yang selama ini telah menjadi beban bagi mereka. Oleh sebab itu, orang-orang yang mengatakan hal-hal jahat tentang diri-Nya tidak bisa dimaafkan.


BcO 2 Petrus 1:1-11
Salam
1:1 Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus, kepada mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman oleh karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. 1:2 Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita.
Panggilan dan pilihan Allah
1:3 Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. 1:4 Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia. 1:5 Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, 1:6 dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, 1:7 dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang. 1:8 Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita. 1:9 Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan. 1:10 Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung. 1:11 Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.


Penjelasan:


* Pengenalan akan Kristus

Pengenalan akan Kristus. Menjelang akhir hidupnya, Petrus menyempatkan diri menulis surat kepada jemaat Tuhan. Tujuan-nya adalah memberikan kekuatan sekaligus mengingatkan status rohani mereka sebagai orang-orang yang telah mengenal Kristus. Saat itu jemaat Tuhan sedang berada dalam bahaya yang serius dan nyata, yaitu berkembangnya banyak ajaran palsu yang jahat. Para pengajar tersebut mengatakan diri kristen, tetapi cara hidup mereka bertentangan dengan hal-hal yang diajarkan Yesus. Untuk meneguhkan iman percaya mereka kepada Kristus, Petrus memaparkan ulang keadaan dirinya ketika ia belum mengenal Kristus dan sesudah ia menerima dan mengenal Kristus. Simon Petrus, adalah dirinya ketika hidup di luar Kristus dan belum mengenal Kristus. Petrus adalah orang Yahudi yang setia pada Perjanjian Lama. Hamba Yesus Kristus, adalah status Petrus sejak hidup di dalam Kristus dan mengenal Kristus. Pada tahapan ini tubuh, jiwa, dan pikirannya menjadi milik Kristus. Karena itu Petrus harus taat dan tunduk pada perintah Allah. Rasul Yesus Kristus, menunjukkan bahwa dirinya diberi kuasa untuk menyaksikan kasih karunia Allah yang melimpah melalui pemberitaan firman Tuhan kepada setiap orang.

Pemaparan diri Petrus ini sebenarnya merupakan peng-identifikasian jemaat Tuhan masa itu dan masa sekarang. Jemaat yang semula tidak mengenal dan beriman kepada Kristus menjadi kenal dan beriman karena kasih karunia Allah. Melalui pengenalan akan Kristus, Allah menganugerahkan kuasa Illahi yang dikerjakan-Nya di dalam kita dan menyediakan bagi kita janji-janji-Nya yang besar.

Bila kita memahami landasan hidup Kristen yang dipaparkan di atas, hanya ada dua pilihan dalam hidup kita. Pertama, memilih untuk terus mengenal dan aktif menjalin persekutuan dengan-Nya, dan dikaruniai kemampuan untuk memancarkan kodrat Illahi dalam kehidupan setiap hari. Kedua, memilih untuk pasif bersekutu dengan Allah tapi terlibat aktif dalam kegiatan nafsu duniawi. Pilihan yang paling tepat adalah pilihan yang dari saat ke saat membawa kita pada pertumbuhan yang sehat terhadap pengenalan dan iman kepada Yesus Kristus.

Renungkan: Melalui pengenalan akan Kristus, Kristen dimampukan untuk terus maju dan bertumbuh. Sebab itu mustahil bagi Kristen memiliki kodrat Illahi dan menerima kuasa-Nya tanpa mengenal-Nya.

* Iman, Janji, Anugerah

Judul: Bertumbuhlah!
Kita memiliki Kristus ketika kita memercayai Allah. Namun iman tidak berhenti sampai di situ. Kita harus bertumbuh menjadi semakin serupa dengan Yesus karena Dia telah tinggal di dalam diri kita. Jangan lagi kita hidup seperti saat kita belum mengenal Kristus.

Sayangnya tidak setiap orang yang telah lahir baru mengalami hal itu. Memang ada orang yang bertumbuh dalam pengetahuan yang benar akan Kristus dan memiliki kehidupan yang berbuah. Namun ada juga yang malah menjadi batu sandungan. Orang-orang seperti ini kelihatannya tak pernah beranjak dari pengalaman ketika mereka pertama kali bertemu dengan Kristus. Mereka tak pernah bertumbuh dan tentu saja tidak berbuah. Oleh karena itu, Petrus menasihati orang-orang yang sudah lahir baru untuk bertumbuh. Orang beriman harus berusaha mengembangkan kualitas dan citra Kristus di dalam dirinya. Sebab itu, seharusnya tidak ada istilah 'jalan di tempat' dalam perjalanan iman seorang percaya. Orang beriman harus menghasilkan kebajikan, pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan, kesalehan, kasih terhadap saudara-saudara seiman, dan kasih terhadap semua orang (ayat 5-7). Itulah bukti iman. Jika semua itu ada di dalam diri kita dan bertumbuh, niscaya hidup kita akan berbuah (ayat 8) dan kita tidak akan tersandung (ayat 10).

Orang yang tak peduli dan tidak bergumul untuk menghasilkan buah roh berarti ia buta. Ketika ia melihat ke depan, semua janji Allah terlihat kabur. Ketika ia melihat ke belakang, pengampunan yang semula membawa kesukaan seolah terlupakan. Kebutaan untuk melihat kuasa Allah di masa lalu dan sekarang, akan merintangi kuasa ajaib itu bekerja di dalam diri kita. Akhirnya kebutaan itu menenggelamkan kita. Kiranya hal semacam itu tidak terjadi pada diri kita.

Saat kita beriman kepada Kristus, itu berarti kita masuk ke dalam gelanggang pertandingan iman. Meski berat, jangan pernah mundur! Ingatlah bahwa bagi kita tersedia kuasa Ilahi yang memampukan kita untuk melakukan kebenaran.


___



Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2024
Lagu Anak(1)




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik September 2024 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan September
Santo-Santa 17 September - Santo Robertus Bellarminus, Uskup dan Pujangga Gereja

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Renungan Katolik Minggu, 15 September 2024 - Markus 8:27-35 - BcO Ester 1:1-3.9-16.19 - Hari Minggu Biasa XXIV 2024

PREV:
Renungan Katolik Kamis, 5 September 2024 - Lukas 5:1-11 - BcO 2 Timotius 2:1-21





Arsip Renungan Katolik 2024..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)